Semua Bab Sang Desainer: Bab 91 - Bab 100
120 Bab
Bab 91
Setelah memastikan Felliska tertidur setelah ia pijat, Veti pun mematikan televisi dan keluar dari kamar utama yang ditempati Felliska dan Davin. Tiba-tiba ponselnya berdering, tertera nama "ibu" di layar ponsel Veti. Veti pun berjalan ke kamarnya dan mengangkatnya."Iya, halo, Ibu?""Halo, Vet. Kamu punya uang? Ibu harus membayar arisan tapi uangnya udah habis.""Lho, bukannya seminggu yang lalu aku udah kirim dua juta? Kenapa ibu boros banget?""Dua juta mana cukup, Vet. Ibu juga harus biayain sekolah adikmu, belanja makanan dan pakaian, bayar listrik, dan lain-lain. Kamu pikir semua itu murah?"Veti menarik nafas panjang. "Tapi Veti belum ada uang jadi gak bisa kirim," ujar Veti pelan."Ya kamu mintalah sama majikanmu itu. Kamu 'kan sudah jadi wanita simpanannya. Keperawananmu itu mahal, harusnya kamu meminta sesuatu yang berharga kepada majikanmu itu. Jangan bilang kamu mencintainya? Ingat rencana awal kita, kamu hanya akan membuatmu jatuh dalam pesonamu lalu kamu kuras hartanya!"
Baca selengkapnya
Bab 92
Karina melihat pria sinting itu yang sedang dipapah beberapa orang turun dari kapal lalu dimasukkan ke dalam mobil. "Dia sudah mendapatkan karmanya, semoga setelah ini ia dapat menggunakan tangannya dengan baik dan benar," ujar Elard."Kenapa sumpahmu menjadi nyata? Kalau begitu aku ingin disumpahi kaya olehmu," lontar Karina.Elard tertawa. "Kamu ada-ada aja." Elard mengacak-acak rambut Karina.Karina yang diperlakukan seperti itu merasa seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di perutnya. Ia memeluk lengan Elard lalu bersama-sama turun dari kapal."Ayo kita pulang, Elard! Aku lelah," keluh Karina."Kita istirahat sebentar di restoran, ya? Sekalian isi perut karena aku tahu kamu pasti lapar," sahut Elard lembut.Karina mengangguk lalu mereka bergandengan menuju sebuah restoran di dekat pantai. Tiba-tiba, Elard mengeluarkan sebuah outer dari tas selempangnya. "Aku sengaja membawa ini untukmu," ucap Elard sambil menyerahkan outer tersebut kepada Karina.Karina menerimanya sambil terkek
Baca selengkapnya
Bab 93
Pagi-pagi buta Elard sudah duduk manis di ruang makan rumah Karina. Ia menikmati pisang goreng buatan Kasih sambil mengobrol ringan. Ia bahkan sudah datang sebelum Karina bangun.Kasih melirik jam dinding. "Udah jam setengah enam tapi Karina belum kunjung bangun. Elard, coba kamu bangunkan Karina di kamarnya!""Siap, Bu." Elard langsung melaksanakan perintah Kasih tanpa pikir panjang. Ini adalah pertama kalinya ia akan memasuki kamar Karina.Saat sampai di depan pintu kamar yang bertuliskan "Faradina", Elard pun membuka pintu tersebut yang tidak dikunci. Kesan pertama yang Elard dapat saat melihat kamar Karina adalah kamar itu sungguh aesthetic tapi sedikit berantakan.Dinding berwarna sage green dengan penataan barang dan furniture yang rapi. Ada belakang dipan kasur ada dinding yang menutupi sepertiga panjang kamar dengan satu perempat celah yang cukup di masuki satu orang. Saat Elard menengok ke celah tersebut dapat ia lihat bahwa ruangan itu menjadi tempat kerja Karina.Sebenarnya
Baca selengkapnya
Bab 94
Matahari terus bergulir naik. Para mahasiswa berbondong-bondong keluar dari kelas saat waktu pelajaran sudah habis, tak terkecuali Karina. Ia bergegas menuruni tnagga menuju parkiran.Saat menuruni tangga yang terletak di halaman kampus, Karina melihat Elard melambaikan tangan ke arahnya. Karina pun refleks membalas lambaian tangan pula. Elard melirik Karina sekilas lalu menatap seseorang di belakang Karina."Ellyn, habis ini kita ke mall, ya?" ucap Elard."Siap, aku bakal bantu kamu mendapatkannya," sahut Ellyn.Karina merasa hatinya terkikir. Ia mengira Elard melambaikan tangan kepadanya, tapi rupanya Elard melambaikan tangan kepada Ellyn. Padahal tanpa Karina sadari, Elard melambaikan tangan kepada keduanya.Tatapan Elard beralih kepada Karina. "Aku antar kamu kerja, ya? Ellyn ikut karena nanti kami mau ke mall. Karena Ellyn gak biasa duduk di jok belakang, dia duduk di sampingku dan kamu duduk di belakang, ya?"Karina mengeluarkan tatapan dinginnya. "Kalian pergi aja berdua. Aku b
Baca selengkapnya
Bab 95
"Fel, kamu kenapa?" Agatha bertanya khawatir seraya mengguncang bahu Felliska.Bertepatan dengan itu, Aurel datang ke taman menghampiri mereka dengan kursi rodanya yang didorong oleh Rara. "Katanya ibunya Karina kecelakaan karena ditabrak mobil saat mau menyebrang di depan supermarket yang bersebelahan dengan mall xxx," ujar Aurel.Tubuh Fellkska semakin membeku. Ingatannya tentang kejadian tadi kembali terputar di otaknya. Felliska meremas tangannya sendiri saat ingatan itu terus berputar."Bukan, aku aku gak salah!" Felliska tiba-tiba berteriak yang mengejutkan semua orang.Agatha segera menyerahkan Tania kepada Aurel. Agatha mengusap bahu Felliska dan memaksanya untuk menatapnya. "Kamu kenapa, Fel?*"Gak apa-apa, aku cuma gak enak badan aja," kilah Felliska."Ya sudah, kamu istirahat aja dulu di kamarmu dan Davin yang dulu. Kamar itu tetap milik kalian sampai kapanpun. Suruh aja Veti mijat kamu biat kamu rileks," ujar Agatha.Felliska mengangguk pelan. Ia beranjak pergi meninggalka
Baca selengkapnya
Bab 96
"Permisi," ucap Elard ketika memasuki ruang IGD.Terlihat Karina yang hampir duduk di kursi di samping brankar. Matanya hampir terpejam namun seketika ia membuka matanya lebar-lebar saat melihat Elard datang. Entah kenapa Karina merasa kecewa dan tak suka ketika melihat Elard datang bersama Ellyn. Namun Karina segers menepis pikiran itu, punya hak apa dia untuk tidak suka saat Elard bersama Ellyn?Karina pun berdiri dan melempar senyum kepada mereka. Elard mengkode Ellyn lalu Ellyn menyerahkan paper bag di tangannya kepada Karina. "Buat kamu, Elard yang susah-susah buat untuk kamu."Karina menerimanya. "Terima kasih banyak, seharusnya kalian tidak usah repot-repot.""Kami sama sekali tidak merasa direpotkan. Aku turut prihatin atas apa yang sudah Ibu alami. Semoga beliau cepat sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasanya," tutur Elard."Terima kasih untuk doanya. Dan terima kasih juga untuk kalian yang mau menyempatkan diri datang ke sini," sahut Karina."Kami akan sering-sering kes
Baca selengkapnya
Bab 97
"Bagaimana hasilnya, dokter?" Karina bertanya penuh harap saat melihat seorang dokter keluar dari ruangan Kasih.Dokter itu menghela nafas panjang dengan tatapan bersalah. "Maaf, Ibu Kasih dinyatakan meninggal dunia lima menit yang lalu."Semua yang mendengar itu syok. Bahkan Karina sampai luruh ke lantai dengan jantung yang berdegup kencang. Ia menggelengkan kepalanya, berusaha menepis ucapan sang dokter."Anda pasti bohong! Ibu saya itu wanita kuat. Aku sangat yakin beliau bisa bertahan. Anda jangan mengarang cerita," hardik Karina seraya bangkit dan menatal dokter itu nyalang.Dokter tersebut malah memberi tatapan iba kepada Karina. Tentu ia tahu bagaimana rasanya mendengar orang yang kita sayangin meninggal dunia. Ia sudah bertahun-tahun bekerja menjadi seorang dokter, kejadian seperti ini bukan pertama kalinya baginya."Maaf, kami sudah mengeragkan seluruh kemampuan kami. Ini sudah menjadi takdir Yang Maha Kuasa. Saya tahu ini tidak mudah diterima, tapi seperti inilah kenyataanny
Baca selengkapnya
Bab 98
Kedatangan Karina bersama tim kepolisian membuat keluarga Adam dan para pekerja bertanya-tanya. Lain halnya dengan Felliska yang sudah panas dingin. Veti pun tak kalah panik, ia mengira perbuatan Felliska sudah diketahui oleh polisi."Permisi, benar ini dengan kediaman keluarga Adam?" tanya seorang polisi.Agatha mengangguk. "Benar, saya adalah Agatha Adam.""Kami kesini karena ingin memberitahukan bahwa tahanan atas nama Marta telah meninggal dunia karena kecelakaan. Ia ditabrak dan terlindas oleh truk yang langsung membuatnya meninggal di tempat. Berdasarkan keterangan Nona Karina selaku rekan kerja Marta dahulu, Marta adalah teman dekat Veti. Kami kesini ingin menemui Nona Veti untuk dimintai keterangan tentang keluarga Marta."Rasa cemas dan panik luar biasa yang dirasakan Felliska berangsur-angsur pudar. Ia sungguh selamat kali ini. Veti yang semula menunduk kini langsung mengangkat kepalanya dan menatap seorang polisi yang tadi bicara dengan waut wajah tidak percaya."B-bagaiman
Baca selengkapnya
Bab 99
Agatha, Veti, dan Andrew mendatangi rumah Karina. Davin dan Felliska tidak bisa ikut karena Davin harus menemani Felliska yang habis pingsan. Aurel juga tidak bisa ikut karena kondisinya masih sakit akibat terjatuh ke danau. Veti ikut untuk menemani Agatha.Karina menyambut mereka dengan ramah. "Silahkan masuk."Mereka pun duduk di sofa ruang tamu ditemani Karina. Sedangkan Suri pergi ke dapur untuk membuatkan minuman. Sedari tadi, Veti terus mengamati rumah Karina. Ia tertawa remeh dalam hati saat melihat rumah Karina begitu sederhana."Ternyata miskin juga si Karina," cibirnya dalam hati.Tak lama kemudian, Suri menghidangkan milk tea hangat di atas meja. Ia pun lalu duduk di sofa single untuk ikut nimbrung. Tiba-tiba Agatha menyerahkan sebuah amplop yang lumayan tebal untuk Karina."Ini dari kami untuk kamu. Saya mewakili sekeluarga turut berduka cita atas meninggalnya ibu kamu. Semoga beliau tenang di alam sana. Saya sekalian ingin meminta maaf jika dari saya atau keluarga saya pe
Baca selengkapnya
Bab 100
"Kenapa tidak mengabari Ayah kalau mau kemari, Nak?" Prapto bertanya saat Felliska memasuki ruang kerjanya."Ini gawat, Ayah! Aku sudah melakukan sebuah kesalahan besar," seru Felliska panik seraya menjatuhkan di di sofa dengan kasar.Prapto melepas kacamata kerjanya dan menutup laptopnya. Ia bangkit dari kursi kerjanya lalu menghampiri Felliska yang masih memasang wajah panik. Prapto pun duduk di sisinya dan mengelus rambutnya."Ceritakan, sayang. Ayah akan bantu semua masalah kamu. Ayah punya kuasa dimana-mana," ujar Prapto santai."Tapi ini beda, Ayah. Aku menabrak orang sampai meninggal. Dan orang itu adalah keluarga dari baby sitter anaknya Kak Aurel," jelas Felliska yang membuat Prapto terdiam."Apa kasus itu sampai diusut polisi?" tanya Prapto setelah beberapa saat terdiam."Iya, Ayah. Dan sekarang sedang dalam proses penyelidikan. Aku takut ketangkap, Ayah. Aku tidak mau sampai ketahuan. Ini pertama kalinya aku berurusan dengan hukum," ujar Felliska yang mulai terisak.Prapto
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status