Semua Bab Sang Desainer: Bab 71 - Bab 80
120 Bab
Bab 71
Setelah menghabiskan malam pertama, keesokan harinya Davin dan Felliska langsung pulang ke mansion keluarga Adam untuk mengemasi pakaian dan barang-barang Davin. Mereka akan pindah ke rumah baru yang dihadiahkan oleh Prapto sesuai janjinya yang akan memberikan rumah mewah dan anak perusahaannya kepada Davin jika Davin mau menikah dengan Felliska. Mobil mewah Davin pun terparkir di halaman mansion keluarga Adam lalu mereka berdua turun dari mobil.Mereka pun memasuki mansion keluarga Adam. Agatha dan Aurel yang melihat kondisi Felliska penuh luka pun memekik kaget. "Ya ampun, Felliska. Kenapa kamu bisa seperti ini?" Agatha bertanya dengan nada panik dan terkejut sambil memindai tubuh Felliska."Ada orang iseng dan iri yang menabur duri mawar di atas kasur tempat aku dan Davin akan bermalam setelah pesta pernikahan. Tapi untungnya aku udah gak apa-apa," jawab Felliska."Kalau Mami tahu siapa orang itu bakal Mami ulek-ulek jadi sambal," ujar Agatha yang membuat Veti meneguk ludahnya send
Baca selengkapnya
Bab 72
"Tuan Davin, mau aku bantu?" Veti bertanya gugup dengan posisi berdiri di ambang pintu kamar Davin.Terlihat Davin sedang mengemasi pakaiannya. Karena tidak kunjung mendapat jawaban, Veti pun kembali berucap, "Ya sudah, aku bantu saja, ya?"Veti mendekat lalu melipat pakaian-pakaian yang berantakan di atas kasur. Kemungkinan Davin mengambil pakaian yang digantung di dalam lemari lalu menggeletakkannya begitu saja di atas kasur. Sementara Veti melipat pakaian dan menatanya di koper, Davin pun menata barang-barang pribadinya yaitu dompet, dokumen pribadi seperti akta kelahiran dan KTP, dokumen-dokumen pekerjaan, dan laptop.Dua puluh menit kemudian, semuanya sudah selesai ditata. Davin pun menyerahkan koper dan tasnya kepada anak buahnya. Davin memang memiliki tiga anak buah yang dipekerjakan Prapto untuknya.Saat Davin hendak pergi, Veti mencekal tangannya. "Maaf kalau aku lancang. Aku hanya ingin meminta maaf kepadamu. Maaf kemarin aku telah kurang ajar merusak malam pertama kalian. A
Baca selengkapnya
Bab 73
"Jadi sudah sepakat ini temanya persegi dan hitam?" tanya Karen sambil melihat buku catatannya."Iya, tambahin juga balon warna hitam putih di sisi panggung. Jangan lupa pola perseginya berwarna putih, jadinya bagus. Temanya persegi, hitam, dan putih," sahut Aurel."Oke, udah deal, ya?"Aurel mengangguk singkat."Dari dulu dia emang suka persegi sama warna hitam putih. Bahkan waktu sekolah dulu koleksi tasnya 'kan banyak tapi warnanya hitam putih semua," celetuk Rey.Karen tersenyum kecut. "Kayaknya kamu tahu banyak hal tentang Aurel, ya.""Iya, hampir semuanya tentang dia aku tahu," ucap Rey sambil melirik Aurel.Aurel hanya diam saja sambil melihat layar ponselnya. Jika dulu ia akan berbunga-bunga dan tersenyum saat Rey mengatakan hal romantis semacam tadi, kini ia bahkan terlihat tidak tertarik untuk masuk ke obrolan. Rey pun merasa kecewa dan seketika murung.Karen yang sadar akan perubahan Rey pun berkata, "Eh, aku kemarin pergi ke Zlair butik untuk lihat-lihat model-model gaun r
Baca selengkapnya
Bab 74
Karina menekan tombol flash saat selesai buang hajat. Ia pun membersihkan diri dan membenarkan pakaiannya, tak lupa ia mengambil ponselnya yang berada di atas rak dan memasukkannya ke dalam sakunya. Tangan Karina yang terulur untuk membuka pintu mengambang di udara.Ia mendengar suara cekikikan beberapa wanita."Rasain, setelah sekian lama kembali bekerja di sini baru satu hari udah ku bikin kena masalah dia." Rupanya itu adalah suara Marta."Kamu memang hebat, tapi kamu mainnya kurang rapi aja. Besok-besok kita harus bikin dia ketar-ketir kena banyak masalah terus kapok bekerja di sini." Sahutan itu adalah Veti.Karina mengernyit. Apa maksud pembicaraan Marta dan Veti? Sepertinya ini penting, maka dari itu Karina mengambil ponselnya dari dalam saku lalu menghidupkan rekaman suara."Ini 'kan baru permulaan, gak apa-apa lah main-main dulu," ucap Marta."Iya. Aku salut sama kamu udah berhasil bikin hubungan Nona Aurel dan Tuan Andrew renggang. Aku juga ingin membuat hubungan Tuan Davin
Baca selengkapnya
Bab 75
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Langit dan Karina sampai di sebuah mall pusat kota. Mall tersebut terlihat sangat ramai. Mereka berdua pun keluar dari mobil.Langit melirik Karina sekilas lalu berjalan memasuki mall. "Sebaiknya kita ke store mana, Karina?" Langit bertanya yang tidak kunjung mendapat jawaban."Kar?" Langit menoleh lalu celingak-celinguk ke kanan kirinya dan tidak mendapati Karina di sisinya."Kar? Karina!" Langit berseru memanggil nama Karina.Akhirnya ia menemukan Karina yang terjebak di antar kerumunan. Karina nampak ingin keluar dari kerumunan tersebut tapi sulit. Langit pun bergegas menghampiri Karina.Ia memegang tangan Karina dan menariknya. Karena desakan dan senggolan dari orang lain, Langit terhuyung ke belakang saat menarik tangan Karina. Untungnya di belakang Langit terdapat tembok jadi ia tidak jauh melainkan menghantam tembok.Namun sayangnya Karina juga ikut terhuyung. Wajahnya menghantam dada Langit. Seketika Karina mengaduh.Karina berusaha
Baca selengkapnya
Bab 76
Wajah Elard tampak tak biasa seperti karena menampilkan sorot wajah kebencian. Entah apa yang membuat Elard terlihat tidak suka. Karina yang bingung pun hanya bisa menampilkan senyum kaku karena mendapatkan sorot mata tajam dari Elard."Kenapa kamu tidak mengabariku kalau kamu akan datang kemari?" tanya Karina."Biasanya juga aku kesini tanpa memberi kabar."Karina mendudukkan dirinya di kursi yang terhalang meja dengan kursi yang diduduki Elard. "Tapi kalau kamu mengabariku terlebih dahulu pasti kamu tidak akan menungguku.""Kamu tidak suka dengan kedatanganku kemari? Lagipula aku sudah bertanya lewat pesan apakah kamu ada di rumah atau tidak. Berpuluh-puluh menit aku menunggu jawaban tapi kamu tidak kunjung membalas pesanku. Akhirnya aku memutuskan untuk datang kesini dan ternyata kamu sedang jalan-jalan bersama mantanmu."Karina mengernyit bingung saat mendengar perkataan Elard. Nada bicara pria itu seperti sedang menahan kekesalan. "Kamu salah paham. Aku hanya menemaninya membeli
Baca selengkapnya
Bab 77
Beberapa menit kemudian, Karina dan Davin sampai di kediaman keluarga Adam. Mereka keluar dari mobil dan berpapasan dengan Aurel yang sepertinya hendak pergi."Lama banget pulangnya, aku udah telat tahu!" gerutu Aurel."Maaf, tadi motorku mogok," balas Karina seraya mengambil alih Tania dari gendongan Aurel.Aurel mendekatkan wajahnya ke telinga Karina lalu berbisik, "Aku harap kamu sadar diri dengan tidak mendekati adikku."Karina mengerutkan dahinya. Beberapa menit kemudian ia tersenyum dan berucap, "Rahasia kamu masih aman. Namun sebenarnya aku tidak tega melihat Tuan Andrew tersingkirkan padahal dia sangat baik. Aku sadar diri dengan tidak mendekati Davin, begitu pula dengan Tuan Andrew."Aurel sontak melotot. Ia mengepalkan tangannya. Tanpa sepatah kata pun, ia berlalu dan memasuki mobil dengan membanting pintunya. Karina tersenyum, ia lalu melangkahkan kakinya memasuki mansion."Apa yang kamu bicarakan dengan kakakku?" tanya Davin sambil menyamakan langkah kakinya dengan Karina.
Baca selengkapnya
Bab 78
Setelah selesai dengan jadwal syuting yang padat, Aurel pun merebahkan dirinya di karpet sambil memejamkan mata. Dirinya sungguh lelah karena sibuk syuting selama tiga jam. Badannya sudah basah oleh keringat.Tiba-tiba ada sesuatu yang dingin menyentuh pipinya. Aurel membuka mata, rupanya ada Rey di sebelahnya yang sedang menyodorkan minuman dingin. Aurel menerimanya, kebetulan ia juga merasa sangat haus.Aurel bangkit dari tidurnya lalu meneguk minuman dingin yang tadi diberikan Rey. Setelah tenggorokannya terasa segar, ia kembali merebahkan dirinya. Rey yang mengerti bahwa Aurel kecapekan lalu memijat tangan dan kakinya.Aurel diam menikmati pijatan Rey. Rey yang melihatnya pun tersenyum. Setidaknya Aurel tidak terlalu bersikap cuek seperti sebelumnya.Setelah memejamkan mata dan menikmati pijatan selama sepuluh menit, Aurel pun mendudukkan dirinya. Ia memejamkan matanya bukan karena mengantuk, tapi hanya ingin mengistirahatkan tubuh dan pikirannya."Masih capek?" tanya Rey yang men
Baca selengkapnya
Bab 79
Beberapa menit kemudian, mereka pun sampai di kantor Zair butik. Mereka pun keluar dari mobil dan melangkah memasuki kantor. Tiba-tiba, Ellyn mendekati Karina dan merangkul pundaknya."Kamu bisa menganggapku teman. Ayo kita berteman!" Ellyn berseru.Karina hanya tersenyum tipis. Jujur, ia tidak semudah itu akrab dengan orang baru apalagi awal pertemuan mereka buruk bagi Karina. Karina juga merasa risih saat Ellyn tiba-tiba merangkul pundaknya.Di teras kantor, Zaiz sedang bercengkrama dengan rekan kerjanya. Ia bersiul saat melihat Karina datang. "Wah, ada bidadari turun di kantor. Tapi kenapa ada jurig yang merabgkul bidadari," celetuknya.Ellyn langsung melepas sandalnya dan melepaskannya ke arah Zaiz. *Mulutnya minta di cium megalodon.""Dicium Karina aja," balas Zaiz sambil tertawa terbahak-bahak.Bertepatan dengan itu, Elard muncul di teras. "Iz, bisa gak kamu gak usah ganggu Karina?""Ciee cemburu," goda Zaiz sambil menaikturunkan alisnya.Elard mendengus lalu menarik tangan Kari
Baca selengkapnya
Bab 80
Pukul tiga sore, semua pekerjaan Karina telah selesai. Ia kini sedang bermain bersama Vai di taman. Vai tampak membawa keranjang rotan yang ia isi dengan berbagai bunga.Di taman memang terdapat berbagai macam bunga yang tumbuh. Semua itu di tanam langsung oleh Aland. Aland memang suka menanam, maka tak heran kalau di rumahnya saja terdapat berbagai macam tanaman yang mempercantik rumah."Nanti Ayah marah tidak kalau Vai metik bunga?" tanya Karina."Enggak, Ayah bakal biarin aku metik bunga-bunga yang aku suka. Ayah Aland 'kan baik," jawab Vai."Bunga-bunga ini mau aku taburkan di makam Ayah Bunda," lanjut Vai.Karina terdiam, dirinya merasa sedih sekaligus kagum dengan ketegaran Vai selama ini. Kehilangan orang tua tentu saja membuatnya sedih, tapi itu tidak mengurangi semangat Vai. Bahkan Karina yang kehilangan ayahnya sempat kehilangan arah.Namun Karina yakin, dibalik itu semua ada hikmah yang bisa diambil.Vai menatap keranjangnya yang sudah penuh bunga. "Ini sudah cukup.""Ayo,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status