All Chapters of Pembalasan Pelayan Kaya Raya: Chapter 171 - Chapter 180
186 Chapters
Orang yang Merusak Pintu Apartemenmu
“Apa ada info lanjut dari serangan kemarin, Damian?”Luca yang tengah beristirahat di teras lantai 2 kediamannya itu pun meletakkan gelas berisi minuman keras di atas meja bulat.Tapi gelengan Damian membuatnya mengambil lagi gelas itu dan menenggak hingga habis.“Shadow mencoba menembus data mereka, tapi tidak berhasil, Tuan. Sepertinya mereka memiliki orang selevel dengan Shadow.” Damian menambahkan penjelasan mengenai usaha apa yang sudah mereka lakukan sejauh ini.“Ha! Generasi muda!” rutuk Luca yang terlihat kesal dan tak sabaran. Ia kemudian memerintahkan, “Segera cari tahu siapa mereka, Damian! Aku tak suka berlama-lama ada di titik buta!”“Baik, Tuan.”Sepeninggalan Damian, Luca pun langsung menghubungi seseorang. Ketika ponselnya sudah terhubung dengan orang itu, Luca langsung bicara tanpa menyapa, “Kau punya utang denganku. Aku minta kau melunasinya sekarang.”*** Sementara itu Visha yang berada di kantor hari ini pun cukup tidak fokus dengan pekerjaan
Read more
Perlawanan Visha
“Ha! Siapa sangka pelakunya muncul sendiri, hm? Apa yang kau mau, hingga menerobos kantorku seperti ini?!”Visha menantang mereka tanpa takut. Ia sepertinya lupa kalau dirinya tengah hamil. Namun ketakutan Visha memang tak muncul menghadapi pria yang mengaku bernama Gale tersebut.Entah apa yang terjadi. Mungkin saja, ini yang disebut bawaan bayi.Namun sikap Visha itu membuat Gale kembali tertawa seperti maniak. Melihat Visha yang tangguh benar-benar membuat Gale lupa akan tujuan awalnya.Ia jadi menginginkan wanita yang belum setahun menjadi istri sah Javier, untuk berada di sisinya. Memimpin klan miliknya.“Aaah ... bagaimana ini?” rengek Gale sambil menatap Visha dengan pandangan penuh hasrat. Langkahnya semakin mendekat ke arah Visha yang berdiri dekat meja kerja.Dipandang dengan cara demikian, Visha pun mulai berpikir untuk membentengi diri. Dia tidak bodoh, sehingga tidak tahu arti pandangan itu. Dengan cepat ia menarik laci mejanya dan mengambil senjata yang diberikan Javier
Read more
Penyesalan
“Baik, Dok.” Javier pun beranjak dari kursinya setelah pamit pada dokter psikolog yang berdiskusi dengannya tadi.Ia mengikuti Dorothy menuju ke ruang kerja dokter itu, sementara Visha sedang dipindahkan dari UGD menuju ke kamar perawatan. Luca dan Dante bersama dengan sang istri saat ini.Hatinya tak karuan karena ia pernah melihat adegan seperti ini di salah satu drama televisi. Dokter akan memberitahu berita buruk dan—“Jav! Kau kenapa bengong?!” protes Dorothy kesal, karena merasa pria itu mengabaikan ucapannya barusan.Netra Javier mengerjap bingung. Ia sama sekali tidak mendengar apa saja yang sudah dikatakan oleh Dokter Dorothy sementara pikirannya malah melayang teringat cerita Madoka setelah pria cantik itu menonton sinetron.“Maaf ... aku tidak fokus.” Javier terkekeh sambil menggaruk kepala belakang yang tiba-tiba terasa gatal. Ia tidak mungkin mengatakan dengan jujur kalau ia tengah mengingat plot cerita sinetron yang pernah didengarnya itu.Dorothy pun hanya menghela napa
Read more
Kenapa Tidak Takut?
"... aku mencurigai Ernesto.”Sepeninggalan Luca, kata-kata pria tua tadi terus terngiang di kepala Javier. Ia tidak menyangka Luca akan mengatakan hal yang tidak masuk akal.Kalau dulu, mungkin Javier tidak menganggap aneh jika Luca mengatakan hal demikian.‘Tetapi, setelah hampir sepuluh tahun Nana hidup berdampingan dengan Tuan Muda Ernesto, tidak ada hal yang membuatku curiga,’ nilai Javier dalam hati. Tentu saja. Justru yang terjadi adalah Ernesto yang selalu mengkhawatirkan kondisi Visha. Saat terjadi sesuatu pada Visha, Ernesto langsung menyuruh Javier kembali dan menyelamatkan sang kakak.‘Mungkin Bos Luc—ah, maksudku ayah mertuaku itu hanya bersiaga.’ Mencoba positif, Javier berharap apa yang dicurigai Luca tidak menjadi kenyataan.Luca memang tidak menjelaskan dengan rinci apa yang membuatnya memandang Ernesto sebagai musuh dalam selimut. Jadi, Javier juga tak bisa ikut menilai.‘Begitupun, aku harus tetap siaga. Kurasa tujuan Ayah mengatakan itu padaku adalah untuk aku ti
Read more
Penunggang Tak Kasat Mata
“Takut? Benar. Aku sama sekali tidak mearasakan takut.”Visha menatap Javier dalam-dalam. Ia mempertanyakan pertanyaan Javier dalam hati, ‘Kenapa memangnya kalau aku tidak merasa takut? Aneh kah, kalau aku merasa takut?’Bahkan raut wajah Javier yang ditampakkannya seperti orang yang sedang melihat hantu. Kaget dan panik.Begitupun, Visha menambahkan, “Aku ingat benar, yang kuinginkan saat itu adalah merobek wajah meringis Gale yang mengejekku.”Javier tak juga berkomentar. Akhirnya Visha bertanya setelah ia menghela napas, “Apa aku aneh menurutmu, Jav? Kau tahu, kau terlihat panik ....”Menyadari kuatnya respon lewat raut wajah sendiri, Javier pun segera memasang wajah senyum walau dipaksakan.Sebagai balasan untuk kejujuran Visha, Javier pun mengungkapkan penilaiannya, “Aku hanya merasa, responmu sangat tidak biasa, Nana. Bahkan aku mungkin masih ada ketakutan saat melihat musuh dalam jumlah yang banyak.”Visha terdiam sesaat, mencoba mencerna lalu membandingkan dirinya dengan apa y
Read more
Keegoisan Ernesto
Keesokan paginya di kediaman Cavallo.Luca mengetuk permukaan meja kerjanya tak berhenti, sementara telinganya sibuk mendengarkan rekaman pembicaraan kemarin dengan Louis.‘Apa Ern akan menjadi rendah sampai menggunakan cara kotor seperti ini? Atau aku yang terlalu negatif merespon kelakuannya?’ batin Luca dengan penuh pertanyaan.Masih larut dalam pertimbangannya, Luca dikejutkan dengan ketukan pelan di pintu ruang kerjanya yang memang dalam keadaan terbuka.Damian membungkuk sedikit sambil memberitahu, “Tuan, Tuan muda Ernesto sudah datang.”“Mm!” Luca berdehem seraya melepas penyelia suara di telinganya, lalu mengatur napasnya untuk menahan emosi yang tidak diperlukan.Tak lama setelahnya, Ernesto muncul dengan raut wajah santai. “Papa! Tumben sekali Papa memanggilku seperti ini. Ada apa, Pa?”Luca menatap Ernesto, seolah menilai penampilannya, padahal ia tengah menimbang dari mana ia akan membuka percakapan ini.“Aku mengunjungi Baltimore,” ujar Luca akhirnya memutuskan untuk lang
Read more
Mundur dari Klan
“Aku pergi dulu, Ayah.”Javier langsung pamit setelah mereka tiba di teras kediaman Cavallo. Ia tidak mau berlama-lama meninggalkan Visha dan Dante di luar pengawasannya.Namun, Luca menepuk pundak Javier, mencoba menahan menantunya itu. Ia berujar, “Jav ... kuharap kau tidak menyetujui apapun yang diputuskan Ern—“Ucapan Luca menggantung, karena Javier sudah langsung menggelengkan kepalanya. “Dia seorang pemimpin, Ayah. Tidak mungkin aku tidak mengikuti perintahnya.”Dan sebelum Luca bisa menangkis ucapan Javier, menantunya itu menambahkan, “Cavallo akan baik-baik saja. Pasti.”Tak lagi ingin melanjutkan percakapan tersebut, Javier pun langsung masuk ke dalam mobil dan berlalu dari hadapan Luca.Damian sendiri juga berpikir kalau Luca tidak bisa menyalahkan Javier. Semua ini adalah karena kebodohan Ernesto.“Damian, apa keputusanku malah membawa Cavallo pada kepunahan?” tanya Luca sambil menatap mobil yang sudah membawa Javier jauh dari jangkauannya.Sekretaris Luca itu membetulkan l
Read more
Bukan Papaku
“Ada apa?”Belum juga Javier membuka pintu ruang kerja Visha, sang istri ternyata sudah lebih dulu mempertanyakan percakapan telepon barusan.Padahal Javier masih butuh waktu untuk mengatur kata-katanya agar Visha tidak langsung marah karena Dante berkelahi.“Nana ... kau sudah selesai bekerja?” tanya Dante sambil mendorong Navisha kembali ke dalam dan mendudukkan sang istri di sofa.Yang didorong pun menurut saja. Ia duduk sementara manik matanya mengikuti tubuh Javier yang bergerak menyusulnya duduk di sisi kanan.Alih-alih menjawab pertanyaan Javier, Visha malah balik bertanya, “Kudengar kau seperti panik. Siapa tadi, Jav?”Javier masih butuh waktu lebih untuk memutuskan dari sisi mana ia akan mulai menjelaskan apa yang terjadi pada Dante.Kalau ia mulai dengan kalimat bahwa Dante dirundung di sekolah, jelas Visha akan mengamuk dan segera menuju ke sekolah.Namun, kalau dijelaskan bahwa Dante berkelahi, ia pasti akan marah pada Dante.‘Ugh! Sejak kapan membuat kalimat saja sulit bu
Read more
Amarah Sang Kakek
“Well ... apa kau sudah siap untuk minta maaf pada temanmu? Dante?”Dante menelan ludah. Tidak siap untuk melakukan apa yang ditanyakan sang ayah. Javier sedikit was-was menantikan jawaban dari Dante. Ia cukup takut kalau-kalau putranya itu menolak dan memilih untuk mengabaikan saja masalah ini.“Ehem! Si—siap!” seru Dante dengan terbata.Kini mereka sudah berada di depan ruang kepala sekolah untuk membicarakan mengenai perkelahian Dante dengan temannya kemarin.Javier terkekeh pelan sementara buku jarinya mulai menghantam lembut pintu ruang kepala sekolah yang masih tertutup rapat.“Masuk!” Seruan dari dalam terdengar samar, sebagai izin untuk Javier menggeser terbuka pintu itu.“Selamat pagi, Mr. Moses,” sapa Javier dan Dante hampir berbarengan.Mendengar sapaan itu, pria tua bernama Moses itu pun segera berdiri dan membalasnya, “Ah ... selamat pagi, Tuan Javier, Dante. Ayo duduk dulu.”Masing-masing mereka pun mengambil posisi duduk berhadapan. Dante duduk di samping Javier dengan
Read more
Konsekuensi
"Saya sudah katakan pada Anda, bahwa Dante adalah keluarga Cavallo. Tapi Anda tidak menggubrisnya." Moses mengingatkan pria yang meneleponnya sambil mengamuk.Setelah kedatangan Javier yang sia-sia kemarin, hari ini ayah Simon—Richard Countesc, menghubungi sang kepala sekolah dan mengamuk.Richard menebak kalau orang yang sudah mengganggu bisnisnya pastilah orangtua Dante. Karena dalam pesan yang diterimanya, mereka menginginkan permintaan maaf dari Simon."Brengsek! Padahal Javier itu tidak ada urusannya dengan anak itu! Dari berita yang kudengar, anak itu hasil pemerkosaan! Tch! Keluarga berantakan!" raung Richard yang masih tidak paham dengan posisinya.Lagi, Moses menghela napas panjang. Ia tahu bahwa Richard adalah donatur terbesar di sekolah tersebut, tapi kalau selalu keras kepala seperti ini, tidak mungkin sang kepala sekolah mau pasang badan.Moses pun akhirnya berkata, "Tuan Richard, sebaiknya Anda selesaikan dengan baik-baik. Mau bagaimanapun masa lalu Dante, tidak akan per
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status