Semua Bab Pembalasan Pelayan Kaya Raya: Bab 131 - Bab 140
186 Bab
Rencana Balasan Raffael
“Ma, kau baik-baik saja?” Raffael bertanya dengan raut wajah panik dan khawatir. Ia tengah menemani Gregorry saat Asisten Rumah Tangganya menelepon dan memberitahu kalau sang ibu pingsan di apartemen yang baru saja ia belikan untuknya. Karena kondisi, Raffael akhirnya menjual rumah mewahnya untuk membeli apartemen yang sedang turun harga. Dan lagi, ia berpikir kalau sang ayah sudah meminta ibunya untuk membersihkan kediaman Adinata, untuk menyambut kepulangannya. Febriella yang terbaring lemas di tempat tidur meneteskan air mata ketika melihat wajah kusut putranya. “Bagaimana kabar ayahmu, Nak?” tanya Febriella dengan bibir gemetar, menahan isakannya. “Tenang saja, Ma. Yang penting Mama sehat dulu. Papa sudah memanggil Om Radjiv untuk mendampinginya.” Mendengar itu, Febriella pun terlihat lebih tenang. “Mama mau kembali ke rumah saja, Raffa. Kalau Papamu tidak berencana menceraikan Mama, Mama akan menunggu sampai ia bebas.” Raffael setuju. “Yang penting Mama sehat dulu. Oke?”
Baca selengkapnya
Reuni Kecil Raffael dan Visha
“Hm?”Kerutan di dahi Visha pun muncul, karena ia yakin, tidak ada yang mengikutinya. Kalau Javier mengikuti, pasti memanggilnya dengan sebutan ‘Nona’.Dan ketika Visha menoleh ke arah sumber suara, ia terkejut mendapati Raffael berdiri di sana sambil menatapnya dengan pandangan menilai.“Selamat siang, Tuan Raffael. Saya tidak tahu Anda sedang berada di restoran ini. Apa ada yang anda butuhkan?” tanya Visha sambil mendorong pintu kamar mandi itu tetapi menunda langkahnya.“Visha, Sayang. Jangan seperti orang asing. Kita kenal lebih dalam dari hanya sekedar—”“Calon pembunuh dan korban?” sindir Visha memotong ucapan Raffael yang benar-benar membuatnya muak.Visha tidak habis pikir, dengan dasar apa Raffael masih memanggilnya dengan sebutan intim seperti itu.‘Sayang?! Cuih! Persetan!’ rutuk Visha dalam hati.Wanita itu menambahkan, sebelum Raffael menyela ucapannya, “Sudah baik aku tidak menyerahkan bukti-bukti kejahatan Anda pada kepolisian, jangan memaksa saya melakukannya.”Tapi te
Baca selengkapnya
Dia Milikmu!
"Aku dan Javier kenapa?" tanya Visha dengan nada tenang, namun tatapannya mengancam Madoka dengan konsekuensi atas keberaniannya mencampuri urusan sang majikan.Melihat respon Visha, Madoka pun meringis. Ia tidak jadi melanjutkan pertanyaannya itu. Karena Madoka tak mengambil kesempatan untuk melanjutkan ucapannya—apapun resiko yang akan ditanggungnya, Visha memilih untuk memberikan pertanyaan, "Ke mana kau bawa Raffael itu?""Sepertinya anak buah Bos Luca yang mengintai daerah ini memberitahu Bos. Jadi, ia menyuruh 2 anak buah kesayangannya, yang biasa membereskan orang-orang seperti itu." Madoka menjelaskan sambil mengikuti Visha di belakang. Ia tetap siaga, mengamati kalau-kalau ada orang lain yang terlihat mencurigakan.Visha mengangguk. Ia tahu, urusan Raffael ini tidak akan selesai sampai Luca puas. Tentu saja. Luca tidak mungkin membiarkannya bernapas lega di bumi ini. Tiba di ruang makan mereka, makanan Dante sudah habis. Anak laki-laki itu pun langsung meminta Visha untuk
Baca selengkapnya
Pembalasan Terakhir
"Ha?" Luca terkejut mendengar jawaban Raffael. bukan isi jawabannya, melainkan keberaniannya mengatakan kalimat itu."Iuven ... apa kau dengar bajingan ini mengatakan apa?" Luca terkekeh lalu menoleh pada Iuven yang sejak tadi juga tertawa sambil menggelengkan kepala.Iuven mencoba menjawab di sela tawanya, "Kurasa keberaniannya itu akan sirna kalau tahu kau siapa, Tuan Luca.""Aku tidak peduli siapa kau! Cepat lepapskan aku, atau kau akan menyesal sudah menggangguku!"Secepat kilat, sebuah pisau tajam sudah bertengger di samping leher Raffael, siap menebas nyawanya.Javier sudah di sana menggeram rendah, membuat Luca terpukau dengan kecepatannya. Bahkan Iuvn bertepuk tangan, rindu juga ia melihat aksi Javier."Hati-hati dengan lidahmu, Tuan Raffael. Kau tidak tahu kapan 'itu' akan membunuhmu.' Luca menekankan kata 'itu' merujuk pada lidah dan juga pisau yang ada di samping lehernya."Jai, kau bilang kalau Visha, yang notabene adalah putriku, memegang posisi sebagai calon istrimu? Ba
Baca selengkapnya
Mengurus Perusahaan Baru
“Iuven?” tanya Javier tak percaya dengan cerita Visha.Sambil keluar dari gedung bandara, majikan perempuannya itu baru saja menjelaskan bahwa Luca akan meminta Iuven untuk memegang kendali atas Perusahaan Adinata Group.Mereka baru saja mengantar Luca sampai Bandara dan sekarang akan bergerak menuju ke perusahaan, yang baru saja dibeli Visha beberapa hari lalu.Visha menoleh menatap Javier untuk mengetahui kenapa bodyguardnya itu terkaget-kaget mendengar nama itu. “Yes. Nama yang aneh ya, sampai kau kaget begitu, Jav?”Menyadari kalau dirinya hampir saja kelepasan, Javier terkekeh canggung. Tidak ada yang tidak tahu siapa Iuven, kalau mereka bekerja di dunia mafia.Tak hanya soal siapa itu Iuven, Javier kaget karena ternyata itulah yang terjadi setelah subuh tadi Luca bertemu Iuven.Dan kejadian subuh tadi sama sekali tidak boleh diketahui oleh Visha.“Apa dia juga seorang mafia?” tanya Visha yang tak kunjung mendapat kejelasan apakah Javier mengenal pria bernama Iuven itu atau tidak
Baca selengkapnya
Tips Kencan Untuk Javier
"Nah, tidak perlu, Lev. Aku akan mewawancarai mereka setelah 3 bulan percobaan." Mendengar keputusan sang atasan, Leviant pun hanya bisa menyetujuinya. Ia tahu, Visha sudah cukup berpengalaman dengan tugas sebagai CEO, secara dirinya adalah CEO Viensha Ltd di Italia."Kalau begitu, saya akan memberitahu mereka, Nona." Leviant pun pamit, meninggalkan Visha dan Javier berdua di ruangan tersebut."Apa benar tak masalah?" tanya Javier yang sepertinya kurang setuju Visha menerima ketiga calon sekretaris itu begitu saja."Nah, mereka pilihan Damian. Aku tak ingin mencap buruk sebelum tahu kinerja mereka." Visha menyandarkan punggungnya, melepas penat sesaat.Sementara itu Javier terkekeh sambil menempatkan posisinya duduk di salah satu sofa yang ada di ruangan itu."Jadi, apa kau sudah mencap buruk tiga pelamar itu, setelah mendengar penilaian Lev?"Cengiran kekanakan pun menghiasi wajah Visha, lalu ia berkomentar, "Seperti itulah. Nah ... kesampingkan itu, Jav. Kau masih utang 2 perminta
Baca selengkapnya
Kencan Pertama
“Jangan berpikir macam-macam, Lev!” tegur Javier bahkan sebelum pria muda yang baru saja ditunjuk sebagai kepala sekretaris itu melanjutkan ucapannya.Leviant pun berdecak, “Tsk! Mana berani aku berpikir macam-macam. Aku hanya ingin bertanya, seperti apa cara kerja Nona Navisha di kantor. Hal ini baru buatku, Jav.”Mendengar pertanyaan Leviant, Javier pun terkekeh. “Tak ada yang perlu kau takutkan, Lev. Dia bukan wanita penuh intrik. Apa yang dia katakan ya sesuai dengan maksudnya. Tidak ada yang ia tutupi. Santai saja bekerja dengannya. Tanyakan apa yang tidak kau mengerti ketimbang menjadi orang sok tahu.”“I see. Baiklah. Akan kuingat baik-baik saranmu, Jav. Lalu apa yang sedang kau lakukan di sini? Kau … terlihat kalut.” Leviant memberanikan diri bertanya.Tapi Javier hanya mengangkat tangannya, memberi isyarat bahwa dia tidak akan pernah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya itu.Alih-alih membahas dirinya, Javier berkata pada Leviant, “Jadi, sebaiknya kau beritahu Visha mengena
Baca selengkapnya
Didekati Duda
“Tadinya memang tidak ada rencana ke tempat ini, Nona. Karena kau terlihat stress, kurasa pemandangan seperti ini bisa menenangkan. Iya, kan?”Visha terkekeh mendengar ucapan Javier. Dia selalu menjadi orang pertama yang memikirkan kebahagiaan Visha, selain Luca. Kenyataan itu menghangatkan hati Visha.Javier sedikit tegang ketika Visha menghampirinya dan duduk di sampingnya. “Aku mau masuk ke sana. Ayo?” tanya Visha meminta pertimbangan dari Javier, karena ia tidak tahu ke mana tempat kencan mereka selanjutnya.“Hm? Kurasa tak apa, Nona.” Javier memutuskan.‘Kurasa makan malamnya akan kuminta diatur di tepian pantai saja. Supaya lebih mudah,’ lanjut Javier dalam hatinya.Kalau soal memudahkan dan menyenangkan atasannya, Javier memang nomor satu. Yang kurang darinya hanyalah rasa cinta. Saat ini, semua rencana kencan yang diatur oleh Javier, semata ia lakukan dengan pemikiran seperti sedang menjalankan tugas.Visha pun segera beranjak menuju ke arah pantai, tapi ia berbalik sejenak la
Baca selengkapnya
Perasaan Yang Tak Pantas
"Nona!" Javier terkejut mendapati atasannya itu pulang dalam keadaan mabuk.Yang lebih mengejutkan adalah Visha pulang digendong oleh seorang pria. "Siapa kau?!" Javier mengepalkan tangannya. Marah bercampur rasa sesal ia rasakan memuncak di kepalanya melihat pria lain menyentuh tubuh nonanya. Ia menyesal sudah mengikuti perintah Visha untuk tidak ikut menemaninya."Ah ... maafkan saya. Saya hanya mencoba mengenal Bu Navisha, karena anak kami satu kelas. Saya mengajaknya untuk berbincang santai, ternyata Bu Visha tidak tahan alkohol." Pria itu menjelaskan dengan buru-buru. Ia terlihat cukup takut menghadapi Javier yang terlihat seolah ingin membunuhnya.Ketika Javier sudah memproses semua ucapan pria itu, ia pun langsung meminta tubuh Visha dari gendongan pria asing itu dan berterima kasih dengan ketus."Ka—kalau begitu, saya pa—pamit pulang dulu. Se—selamat malam."Javier yang masih belum bisa mengendalikan amarahnya, hanya bergumam saja menjawab pamitan pria itu.Setelah pintu di
Baca selengkapnya
Secarik Perpisahan
"Ah ... ya. Bagaimana dengan jawaban dari pertanyaanku waktu itu, Navisha?" Suara Matthew terdengar jelas oleh Javier yang baru saja akan memasuki ruang tengah. Spontan langkahnya pun terhenti.Selain penasaran dengan 'pertanyaan apa yang diajukan Matthew pada Visha', Javier tidak suka kenyataan bahwa pria itu sudah memanggil nonanya dengan nama saja.Javier tidak bisa melihat wajah Visha yang kini panik karena ditodong tiba-tiba oleh Matthew setelah mereka selesai menikmati bebek peking."Uhm ... pe—pertanyaan soal hubungan kita?" tanya Visha, mengkonfirmasi.Ia tidak mau dicap terlalu pede dan malah salah jawaban.Memang, beberapa hari yang lalu Matthew sempat bertanya kalau sekiranya Visha punya bayangan hidup bersama dirinya dan juga putranya.Saat itu, Visha yang mengira kalau Matthew hanya bertanya saja, tidak menjawab dengan serius. "Yes. Maksudku, kau tahu kan, aku siap kalau memang kau mau menikahiku, Navisha." Matthew terlihat meraih salah satu tangan Visha yang jaraknya p
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
19
DMCA.com Protection Status