Semua Bab Pembalasan Pelayan Kaya Raya: Bab 71 - Bab 80
186 Bab
Papa untuk Acara Keluarga
“Papa?!”Visha terlihat panik mendengar pertanyaan Dante. Selama ini yang menjadi Papa adalah Javier. Lalu beberapa hari lalu Visha meminta Dante untuk berhenti memanggil Javier dengan sebutan ‘Papa’.Jadi, semua kembali ke kondisi awal. Di mana Dante tidak punya ‘Papa’.‘Aku bisa gila!’ keluh Visha dalam hati.“Mh-hm. Uncle Javier tidak bisa lagi kupanggil Papa. Aku harus cari kemana Papaku?” tanya Dante dengan penuh semangat.“Madoka, kau jangan tertawa saja. Apa ada yang bisa bikin robot Papa?” tanya Visha yang sudah kehilangan akal.“Saya rasa hanya Javier yang cocok memerankan tokoh ‘Papa’, Nona Visha,” ujar Madoka menyarankan dengan cengiran lebar menghiasi wajahnya.“Diamlah, Madoka. Apa yang kau bicarakan dengan Javier, hm?” tanya Visha yang bisa menebak kalau kemungkinan besar kedua rekan sekerja itu sempat membicarakan sesuatu terkait dirinya.“Well … hanya curhatan lelaki, Nona. Tidak ada yang penting.”Madoka menggerakkan jemarinya di lengkung bibir, seolah ia mengunci mul
Baca selengkapnya
Membentak Sang CEO
“Wha—”“Ha! Ha! Ha!” Tawa Madoka pun pecah. Lucas tak lagi bersusah payah menyembunyikan kekehannya yang berujung pada ledakan tawa ramai.Sementara, Javier panik mendapat pertanyaan dari Dante yang mendadak. Ia buru-buru mencari Visha di tempat duduknya, tapi ternyata wanita itu tidak ada di sana.‘Pantas saja, anak ini bisa ke meja kami. Di mana Nona Visha?!’ batin Javier mengeluh.“Kenapa Uncle Madoka tertawa? Aku tak mau kalau Uncle Madoka yang jadi Papaku. Kecuali Uncle memotong rambut,” keluh Dante sambil mengangkat bahu.Menggemaskan.“Aw! Tuan muda punya standar yang sangat tinggi, eh? Madoka tidak mau potong rambut. Ini mahkota Madoka.” Madoka langsung mengambil rambut panjangnya dan mendekap bagian yang bisa terjangkau, seolah rambutnya adalah anak kucing kesayangan.Dante terkekeh melihat kelakuan Madoka. Detik kemudian, pandangannya kembali lagi pada Javier yang masih tidak tahu harus menjawab apa.“Jadi … apa Uncle bisa datang?”“Erm … itu … akan kubicarakan dengan Nona V
Baca selengkapnya
Keputusan dan Teguran
“Mama!” Ernesto menegur sang mama sambil berbisik.Seolah tersadar kalau ia sudah berbuat hal yang tak semestinya, Bianca tersentak, lalu mencicit, “Maafkan aku—”“Tidak ada yang bilang bahwa aku tidak akan memberi Ernesto kesempatan,” potong Luca pelan.Bianca pun langsung mengangguk beberapa kali, yang memberi isyarat bahwa wanita itu paham bahwa tuduhannya terhadap Luca, salah besar.Luca menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, “Seperti yang juga kau tahu, bahwa kesempatan yang dibutuhkan Ernesto bukanlah kesempatan menjadi CEO secara langsung. Ia harus belajar dari bawah, untuk memahami bagaimana sebuah bisnis berdiri dan dijalankan.”Tak memberi Bianca kesempatan bicara, Luca menambahkan, “Dan sudah kutegaskan pada Ernesto, hal ini berlaku sama atas kursi kepemimpinan organisasi keluarga Cavallo. Aku akan memberikannya kepada yang layak. Bahkan jika tidak ada yang kunilai layak menanggung tampuk pemerintahan atas klan Cavallo, aku akan memberikannya pada Javier—orang yang
Baca selengkapnya
Persiapan Pergantian CEO
“Javier? Jadi papa? Ha! Ha! Ha!” Luca tertawa tak habis-habis.Baru saat Ernesto masuk ke ruang rapat itu, Luca mulai meredakan tawanya.Pria tua itu mengetuk ujung hidung Dante dengan telunjuknya sambil berkata, “Maafkan Granpa, Dante. Kita bicara lagi setelah ini, boleh? Dante main dengan Madoka dulu.”“Oke!” seru Dante sambil beranjak turun dari atas meja dengan melompat.Ia kemudian menambahkan, “Mama bilang akan bicara serius dengan Grandpa. Dante akan main dengan Uncle Madoka dan Papa Javier. Bye, Grandpa! Bye, Uncle Ernesto!”Dante pun segera keluar and disambut oleh Madoka.Sementara di dalam ruang rapat yang sudah tertutup rapat, Ernesto terlihat kaget dan bingung. “Apa maksudnya ‘Papa Javier’?” tanya Ernesto sambil terkekeh.“Nah, bicarakan itu setalah ini, Ern. Dengarkan Papa, terkait pergantian CEO, akan ada rapat pemegang saham lagi bulan depan. Persiapkan diri kalian.” Luca langsung masuk pada inti pembicaraan, di mana wajah kedua bersaudara itu mulai serius.“Ayah, tapi
Baca selengkapnya
Gendong Istrimu!
Acara keluarga di sekolah pun dimulai.Visha sudah siap dengan kamera di tangannya, sementara Javier dengan penuh semangat menjalankan perannya sebagai 'Papa'."Ayo! Dante! Kamu pasti menang!" seru Javier yang tidak peduli pada Visha yang menatapnya dengan terpesona.Bukan hanya terpesona dengan penampilan pria itu, tapi juga pada totalitasnya, ketika mengerjakan sebuah tugas.'Baginya, ini hanya tugas. Tapi bagi Dante, ini adalah kebahagiaannya,' ungkap Visha dalam hati.Diam-diam Visha bersyukur karena sang ayah tidak jadi datang sekarang.Luca bermaksud untuk datang di awal acara, tapi apa daya, pria tua itu malah harus menghadiri pertemuan dengan klien penting yang tak bisa dibatalkan.Demikianpun sebagai gantinya, Luca masih berharap bisa datang sebelum acara berakhir.Kegiatan awal adalah perlombaan-perlombaan yang dilakukan oleh para murid. Jadi, untuk orangtua bisa menjadi pendukung anak-anak mereka di pinggir lapangan."Papa Javier! Aku menang!" seru Dante, sambil berlari me
Baca selengkapnya
Bad Mood
'Hah?! Tapi aku belum punya istri! Aku harus gendong siapa?' tanya Javier dalam hatinya. Detik berikutnya, Javier baru ingat kalau ia sedang menjabat sebagai papa dari anak majikannya.'Aku adalah Papa Dante ... berarti aku ... harus menggendong Nona Visha?! Apa sekolah ini sudah gila?!' raung Javier sambil berbalik dan berlari ke arah Visha seperti banteng yang melihat kain merah di hadapannya. Di seberang lapangan, Visha yang melihat Javier berlari cepat ke arahnya, mulai panik.Visha tidak tahu apa yang sedang dilakukan Javier, karena wajahnya terlalu serius, sehingg visha tidak bisa membaca raut wajahnya.Tiba di depan Visha, Javier pun berkata dengan napas tersengal, "Maaf, Nona. Percaya saja pada saya."Kerutan di dahi Visha mulai muncul. Namun, wanita itu tidak sempat bertanya, karena Javier sudah mengangkat dan membopongnya dalam dekapan erat. "Javier?! Apa yang kau lakukan?!" pekik Visha dengan nada tertahan.Alih-alih menjawab pertanyaan Visha, Javier meminta pada wanita
Baca selengkapnya
Javier dan Madoka Ditarik
"Aku akan menarik Javier dan Madoka, sementara waktu," ujar Luca tiba-tiba.Mereka baru saja duduk di sofa ruang tamu apartemen Visha untuk membicarakan sesuatu.Namun, Visha tak pernah menduga kalau 'sesuatu' yang dimaksud adalah untuk meminjam bodyguardnya.Netra hulat Visha semakin bulat karen kaget."Apa ada kejadian yang mendesak, sampai harus Javier dan Madoka yang turun?" tanya Visha, seolah ingin mempertanyakan, 'Di mana ratusan pengikut Cavallo yang lain?!'Luca menganggguk sebagai jawaban.Ia kemudian menjelaskan, "Ada beberapa klan yang membuat rusuh dengan menggunakan nama Javier dan Madoka. Lawan mereka setara dengan Javier."Setelah terdiam lama, Visha pun akhirnya mengangguk. "Mm. baiklah, Yah. Aku mengerti."Luca menatap Visha dengan sedikit gugup, sambil menambahkan, "Dan lagi ... Visha. Jangan terlalu dekat dengan Javier. Banyak rekan Ayah yang menyangka bahwa kalian ... punya hubungan khusus."Kini Visha mengerutkan keningnya lalu mendengus geli. "Serius? Dia itu b
Baca selengkapnya
Terhasut
"Tidak ... apanya, Nona?" tanya Javier.Ia merasa apa yang akan diputuskan Visha, tidak akan disetujuinya.Netra Javier kini meruncing, sementara kulit di dahinya berkumpul membentuk kerutan, seolah menuntut penjelasan lanjutan dari jawaban Visha yang hanya sepotong tadi.Visha pun melanjutkan, "Aku akan menempatkan mereka berdua—Nigel dan Kahlun, untuk Dante saja. Aku tak ingin putraku kenapa-napa.""Tapi nona sendiri—""Aku sudah bisa bela diri. Lagipula, ada Lucas juga. Kurasa cukup. Tidak akan ada yang terjadi," potong Visha.Keputusan Visha semakin membuat Javier tak ingin menyetujui perintah dari Luca.Javier mengepalkan tangannya. Sebenarnya ia sudah tahu alasan lain di balik penarikannya dari posisi bodyguard. Nigel sudah memberitahu Javier, bahwa selain alasan kalau mereka harus mengurus pengacau itu, Luca sepertinya keberatan dengan kedekatan Javier terhadap Dante dan Visha. Ia merasa tidak mungkin memberitahu Visha mengenai hal itu. Javier tidak tahu kalau sebenarnya Vi
Baca selengkapnya
Respon Dante
Keesokan harinya, di kediaman Visha."Hm? Kau siapa?" Dante yang baru saja terbangun, terkejut melihat seorang pria bertubuh kekar, berjaga dengan kaku di samping ambang pintu kamarnya."Selamat pagi, Tuan muda Dante. Perkenalkan saya Kahlun, yang akan menemani Tuan muda mulai hari ini." Kahlun menunduk sambil meletakkan tangan kanan di atas dadanya.Dante mengusap-usap kedua matanya yang masih kesulitan untuk melek sambil bertanya pelan, "Uncle Madoka? Di mana?"Dante bahkan tidak menggubris perkenalan Kahlun. Pikirannya sibuk bertanya-tanya, kenapa pria cantik yang biasanya sudah duduk di samping tempat tidurnya itu, hari ini tidak terlihat."Ah ... senior Madoka sedang menjalankan tugas untuk beberapa hari ke depan—""Di mana Uncle Madoka?" tanya Dante lagi yang tidak paham dengan ucapan Kahlun. Netranya mulai tertutup dengan air mata ketika ia sadar kalau Madoka benar-benar tidak ada. Mata berair Dante membuat Kahlun panik. Ia mencoba menjelaskan, namun isakan Dante yang mulai
Baca selengkapnya
Ajakan Bianca
Dante bangun pagi-pagi, seperti biasanya.Walau masih dalam suasana liburan—seperti janjinya seminggu yang lalu, ia tetap bangun pagi supaya bisa mengantar sang mama ke kantor."Selamat pagi, Mama!" seru Dante dengan nada ceria.Anak laki-laki itu selalu merasa lega, setiap kali ia menemukan wanita muda yang cantik itu duduk di meja makan, sambil mengutak atik ponselnya.Mendengar sapaan putranya, Visha langsung meletakkan ponselnya dan berbalik. Ia membuka lebar kedua tangannya, untuk menyambut Dante."Dante! Pagi, Sayang. Ayo sarapan?" ajak Visha sambil mengangkat putranya ke atas pangkuan.Dante mengangguk sambil berceloteh panjang lebar soal mimpinya semalam, sementara Sonya sibuk menghidangkan sarapan mereka di atas meja makan.“Jam berapa kau bertemu dengan teman-temanmu, Nak?" tanya Visha, sementara mereka menikmati makan pagi berdua."Jam 10,” jawab Dante riang. Ia kemudian bertanya, “Apa aku boleh menunggu di kantor Mama dulu? Apa ada Papa Javier di sana?”Visha mengangguk. “
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
19
DMCA.com Protection Status