Semua Bab Pembalasan Pelayan Kaya Raya: Bab 61 - Bab 70
186 Bab
Mengorek Kebenaran dari Claire
"Ah!" Napas Visha tersengal ketika Javier melepaskan bibirnya. Terkejut karena ketukan pintu yang sepertinya dilakukan oleh Eugene."Nona, kau harus mandi dan makan malam." Javier segera bangkit dari lantai dan segera pergi ke teras kamar Visha. Visha pun masih berusaha menenangkan jantungnya yang berisik, ditambah dengan napas yang masih tak teratur.Tok! Tok!"Nona Visha ...," panggil Eugene sekali lagi.Visha menatap pintu kamarnya, lalu berjalan mendekati untuk membuka pintu.Ia pun berkata, "Ah ... maaf Eugene. Aku malah tertidur. Apa kau bisa sampaikan pada Dante untuk makan lebih dulu saja dengan Ayah?""Astaga! Nona terlihat lelah memang. Apa mau kubuatkan susu hangat?" tanya Eugene menawarkan.Tapi Visha menggeleng. "Tak perlu. Aku akan mandi saja dan menyusul ke ruang makan.""Baik, Nona."Visha kembali menutup pintu itu dan sedikit berlari menuju teras kamarnya. Ia berharap Javier masih di sana. Tetapi sayang, Javier sepertinya tidak memikirkan hal yang sama dengan Visha.
Baca selengkapnya
Tebakan Javier Salah
"A—apa maksud Nona Navisha? Sa—saya ... saya tidak—""Tenang dulu. Saya punya bukti Anda menguping pembicaraan antara saya dengan Tuan Vonzastin." Visha memotong kegugupan Claire.Ia sudah bisa melihat bahwa Claire mulai terpojok."Saya hanya ingin tahu, apakah Tuan Vonci yang meminta Anda? Kalau benar, saya ingin protes. Saya merasa tidak dipercaya—""Tidak! Jangan!" Claire memekik, memotong ucapan Visha.Kini Claire terlihat semakin panik. Visha pura-pura mengerutkan dahinya, tidak mengerti dengan arti kalimat yang barusan diserukan Claire."Tidak apa? Jangan apa?" tanya Visha sambil memiringkan kepalanya."Bi—bisakah kita bicara di ruang tertutup, Nona Navisha?"Visha pura-pura menolaknya, "Tidak, Claire—" "Sebagai sesama perempuan ... tolong ... bolehkah Anda mendengarkan saya?" Claire menunduk sedalam-dalamnya, menunggu Visha memberinya kesempatan.Helaan napas panjang terdengar dari bibir Visha. Ia pun merapikan tablet-nya dan meminta salah satu staf restoran memindahkan makana
Baca selengkapnya
Rencana Berbelok!
Beberapa hari setelah pembicaraannya dengan Claire, Visha kembali bertemu dengan Vonzastin.Sesuai janji pria itu, ia sudah membawakan dokumen kerjasama yang ditanda tangani Svonzeus—ayahnya."Aku tidak menyangka, sebenarnya Ayah sudah menandatangani dokumen ini saat aku membicarakan tentang kita, Visha."Visha tertegun sepersekian detik. "Benarkah?""Yes, ayah titip salam untukmu. Katanya, kau memang paling cocok memegang perusahaan mebel itu dibandingkan adikmu," celoteh Vonza dengan nada bangga.Visha jadi berkonflik dalam batinnya. Ia tidak menyangka kalau Svonzeus benar-benar menginginkan dirinya menjadi pendamping sang anak.Svonzeus mungkin tipe yang haus pujian dan penghargaan publik. Tapi sepertinya, Visha mendapatkan sesuatu yang tidak pernah pria tua itu tunjukkan pada dunia luar.Bahwa cintanya untuk keluarga, tidak tergoyahkan. Svonzeus tidak sedang berencana untuk menyingkirkan anaknya dari liga pertarungan memperebutkan calon istrinya.'Tapi, sepertinya Tuan muda yang s
Baca selengkapnya
Peringatan dari Ernesto
"Nona, mau makan di mobil saja?" tanya Javier.Mereka akhirnya pergi ke restoran yang menjadi favorit Visha. Entah karena enak atau karena letaknya yang bersebelahan dengan sekolah Dante."Yes. Belikan untuk Madoka sekalian, Jav. Kita makan di kantin sekolah boleh tidak ya?" Visha ingin mengamati lagi, suasana sekolah Dante. Ia tidak ingin kejadian Dante saat itu terulang lagi. Terlebih, ketika ia benar-benar clueless, kalau yang seperti itu bisa terjadi di sekolah mewah tersebut."Tentu saja, Nona. Tidak ada yang bisa melarang Cavallo, apalagi hanya untuk sekedar duduk makan." Javier terkekeh sambil berlalu menuju ke restoran favorit Visha.Sementara menunggu Javier kembali, Visha mendapat panggilan telepon dari Ernesto. kebetulan juga karena Lucas sedang berada di luar mobil, Visha segera menerima telepon itu."Ernesto? Ada apa?" tanya Visha dengan nada sedikit khawatir. Karena jarang sekali adik laki-lakinya itu menghubungi seperti ini. Sejak sang ayah menyatakan bahwa mereka
Baca selengkapnya
Mulai Bersiaga
Baru saja Visha akan bertanya apa maksud kalimat Ernesto, tapi pria muda itu langsung pamit dengan terburu-buru, "Mama datang. Bye, Kak!"Tut! Tut! Tut!Sambungan telepon mereka sudah terputus, padahal Visha masih menempelkan ponsel itu di telinganya. Rasa hatinya tak nyaman mengetahui semua itu, tapi ia tidak bisa memaksa seseorang menyukainya, bukan?Bersamaan dengan Visha yang menurunkan ponselnya, Javier mengetuk jendela mobil. Visha sedikit terkejut, karena pikirannya sedang sibuk mencerna pembicaraan dengan Ernesto, baru saja.Diturunkannya jendela mobil itu, lalu berkata, "Masuklah, Jav. Aku sudah selesai menelepon."Suara lemas Visha membuat Javier bertanya-tanya dalam hatinya, tapi ia mengangguk saja dan masuk ke mobil, sesuai perintah sang majikan.Pizza kesukaan Visha sudah ada di sampingnya. Semerbak wanginya memenuhi mobil, tapi Visha tak kunjung mengambil bagiannya, secuil pun.Sampai mereka tiba di kantin pun, Visha tak juga memakan makanan favoritnya itu. Tak tahan de
Baca selengkapnya
Rencana Menjauh
"Ah ... ya." Visha menerima perintah dari ayahnya tersebut. Kemudian ia menambahkan, "Jav, minta Madoka menemani Dante selama aku menemui Ayah.""Baik, Nona."Setibanya mereka di rumah, Visha mengecup pipi Dante dan memintanya untuk lebih dulu ke kamar. "Kau mandi dulu, oke? Mama mau bicara dengan kakekmu."Dengan menurut, Dante mengangguk lalu berjalan menuju kamar mereka, bersama dengan Madoka. Sementara Javier menemani Visha ke ruang kerja Luca."Jav, apa Ayah memberitahumu apa yang ingin beliau bicarakan? Apa kau sudah memberitahu soal percakapanku dengan Ernesto?" tanya Visha saat mereka hampir tiba di depan ruang kerja Luca."Kemungkinan soal kontrak kerjasama dengan Svonzeus, Nona. Perihal ucapan Tuan Muda Ernesto, saya tidak berhak memberitahu Bos."Visha mengangguk paham. Ia lega karena Javier selalu bisa membedakan mana yang perlu dan tidak perlu diberitahukan pada sang ayah.Wanita itu segera mengetuk pintu ruang kerja Luca dan masuk setelah mendengar suara ayahnya memberi
Baca selengkapnya
Rencana Bianca
"Heh!" Visha terkekeh mendengar janji dari Javier. Ia sudah bisa membayangkan bagaimana ramai apartemennya nanti."Aku serahkan keramaian itu padamu, Jav. Istirahatlah." Visha masih terkekeh-kekeh ketika menutup pintu kamarnya. Entah kenapa, karena ucapan Javier barusan, pilihan untuk pindah dari kediaman utama Cavallo terlihat mulai menyenangkan.'Mungkin memang sudah waktunya aku hidup sendiri.'Malam itu, Visha mencoba bicara pada Dante mengenai kemungkinan mereka pindah ke rumah baru. "Apa rumahnya sebesar ini?" tanya Dante dengan wajah penasaran. "Sepertinya tidak. Karena itu apartemen, bukan rumah." Visha menjelaskan. Ia kemudian mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan gambaran seperti apa apartemen itu."Whoa! Apartemen ternyata keren!" seru Dante dengan penuh semangat. Visha mengangguk, lalu menambahkan, "Tapi di sana, hanya ada Mama dan Dante. Granpa dan Grandma tidak akan ada di sana. Juga Uncle Ernesto. Apa tidak masalah?"Visha cukup merasa gugup menantikan jawaban pu
Baca selengkapnya
Bola Panas Itu Berpindah
"Fyuh!" Ernesto menghembuskan napas lega, setelah sang ibu keluar dari ruangannya. Pria muda itu kembali melemparkan tubuhnya ke atas tempat tidur empuk yang nyaman.Ia memang mengatakan akan memikirkan bagaimana caranya untuk mengambil kembali kursi CEO yang sudah dimenangkan oleh Visha, tapi semua itu hanyalah tipuan Ernesto.Sedikitpun, tidak ada keinginan di dirinya, untuk melakukan rencana Bianca. Ia tidak mau menjadi musuh sang ayah, dengan mengganggu anak perempuannya—Navisha.Dan lagi, tujuan utama hidup Ernesto adalah menjadi pemimpin organisasi Cavallo, bukan hanya menjadi CEO perusahaan mebel Viensha Ltd.Bukannya Ernesto meremehkan perusahaan itu. Ia hanya merasa tidak layak ada di perusahaan yang memang sengaja didirikan oleh sang ayah untuk mengenang istri pertama yang sangat dicintainya.Sebagai seorang pria, Ernesto paham akan rasa itu.Setelah menunggu beberapa saat, Ernesto baru bergerak dari pembaringannya dan menelepon Luca. Dalam satu kali nada panggilan, Luca m
Baca selengkapnya
Balas Dendam Terindah
"Apa aku akan bebas dari kurungan ini?" tanya Ernesto.Tapi tatapan Luca berubah menyalak pada sang putra. "Kau meminta lebih dari porsimu, Ernesto."Ernesto langsung menunduk. Tak lagi berani menatap pria yang digadang-gadang sebagai pemimpin organisasi mafia yang tak ada lawannya."Maaf, Papa. Seperti ini sudah cukup buat Ernesto."Bagaimana pun, Ernesto merasa lega karena akhirnya, bola panas sudah tidak berada ditangannya.Tanggung jawab untuk menjaga Visha dari Bianca sudah berpindah ke tangan Luca.Luca langsung berdiri dari sofa pendek itu dan berjalan menuju ke arah pintu. Namun, ia sempat berpesan, "Ern, jangan harap aku memberikan kursi organsisasi Cavallo secara cuma-cuma untukmu!"Mendengar itu, Ernesto pun langsung berdiri. Wajahnya pucat. Ingin protes, tapi ia baru saja membuat Luca kesal.Luca pun menambahkan, "Aku masih akan duduk di sana, sampai kau layak. Namun, kalau sampai waktunya kau tidak juga sanggup mengambilnya dariku, aku akan memberikan posisi itu pada kak
Baca selengkapnya
Membenahi Diri
Setelah bicara dengan Claire, Visha segera dibawa oleh sekretaris Svonzeus itu ke ruang kerja sang pemilik perusahaan Vonci Corporation.Hari ini mereka akan langsung datang ke pabrik Vonci dan Visha bisa melihat sendiri seperti apa kegiatan produksi mereka.Dari hotel, mereka sama-sama berangkat menuju area pergudangan baru, di mana pabrik Vonci Corporation beroperasi.“Saya sudah tidak sabar bekerja sama dengan Anda, Tuan Vonci,” ungkap Visha dengan senyum lebar yang sangat menyenangkan, membuat Vonci merasa kalau semua jerih payah dalam hidupnya terbayarkan dengan kepuasan pelanggan maupun rekan kerjanya.Ia tergelak. “Terima kasih, Nona Visha. Saya rasa Kerjasama ini akan sama-sama menguntungkan.”Mereka baru saja tiba di pabrik dan sedang berjalan menyusuri koridor dari lobi ke ruang produksi. Lalu Visha mengambil kesempatan berkata, “Maafkan saya, Tuan Vonci. Saya tidak bisa menerima tawaran Anda perihal menikahi Tuan Vonzastin.”Senyum di wajah Svonzeus tidak lenyap. Pria tua i
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
19
DMCA.com Protection Status