Semua Bab Pembalasan Pelayan Kaya Raya: Bab 51 - Bab 60
186 Bab
Mengunjungi Madoka
“Nona akan mengunjungi Madoka lagi?” tanya Javier.Visha yang tengah melamun, mengangguk tanpa menoleh pada Javier.Sudah hampir 1 minggu, Madoka masih belum sadar dari komanya. Sementara Dante yang mengetahui hal itu, merasa sangat bersalah.Dan sekarang mereka sedang berdiskusi di meja tamu yang ada di dalam kamar Visha, sementara Dante sedang mandi.“Bagaimana caranya membuat Dante tidak merasa bersalah, Javier?”Pertanyaan Visha yang tiba-tiba itu membuat Javier ikut berpikir. Sejak Dante keluar dari rumah sakit dan kembali ke sekolah, Visha memintanya menjadi bodyguard Dante ketimbang dirinya.Visha merasa, ia seorang diri masih bisa mempertahankan diri kalau memang ada yang mengganggunya. Tapi tidak dengan Dante. Anak laki-laki itu lebih membutuhkan Dante ketimbangan dirinya.“Boleh saya bicara dengan Dante nanti, Nona? Saya akan coba lakukan sesuatu.” Hanya itu yang bisa Javier berikan sebagai jawaban untuk saat ini.Kali ini Visha menoleh dan tersenyum ke arah Javier. “Kalau b
Baca selengkapnya
Dream Catcher
Sementara itu di kediaman Cavallo.Javier yang menerima pesan itu, semakin berpikir keras, bagaimana supaya Dante tidak mengalami self-blaming setelah ia mengunjungi Madoka.Saat ini, Dante tengah bermain dengan Javier. Pria itu terkejut, ketika tiba-tiba anak laki-laki itu bertanya, “Kapan Uncle Madoka akan pulang dari rumah sakit?”“Hm ….” Javier mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan itu.Ia menganggap ini sebagai kesempatan untuk sekalian memberitahu Dante, bahwa kondisi Madoka saat ini bukanlah kesalahannya.Tapi belum juga sempat menjawab, Dante menambah pertanyaan baru, “Apa sakitnya parah? Apa tidak akan pulang?”“Nah, tidak, tidak. Sepertinya Madoka … belum ingin bangun dari tidurnya.”Tiba-tiba, Javier teringat akan kenangan masa kecilnya. Mengenai film kartun superhero yang selalu membasmi mimpi buruk.Ia pun segera menambahkan, “Kau tahu, Tuan Muda. Madoka melawan semua musuh yang mengganggu bukan? Kali ini dia juga sedang melawan mereka di alam mim
Baca selengkapnya
Strategi
“Tapi … Grandpa tidak memperbolehkannya,” ujar Dante dengan suara pelan.Di satu sisi ia tidak mau membuat sang kakek marah padanya, tapi di sisi lain ia sangat ingin mengirim dream catcher itu pada Madoka.Javier tersenyum. Kemudian ia bertanya, “Apa Tuan Muda tetap ingin membuatnya?”Dante pun mengangguk. Ia sangat ingin membantu Madoka yang sudah melindunginya malam itu.“Kalau begitu, ayo kita buat, Tuan muda,” ajak Javier sambil menepuk pundak anak laki-laki itu.“Benarkah?! Kita akan tetap membuatnya?” tanya Dante dengan raut wajah yang sudah berubah menjadi raut bahagia.“Tentu saja. Tidak ada yang bisa menolong Madoka selain Tuan muda.” Javier meyakinkan Dante.Merekapun akhirnya memaksa Eugene untuk pulang ke rumahnya dan mencari barang-barang yang mereka butuhkan.Segera, Dante dan Javier sibuk membuat dream catcher di dalam kamar Visha. Mereka membuat 3 dream catcher, sampai-sampai Dante terlelap di pangkuan Javier.Malam itu, Dante melaporkan apa yang sudah ia bicarakan de
Baca selengkapnya
Penawaran Lain
“Eh?!” Claire memekik.Ia sedikit kaget karena dikatai ‘gila’ oleh tamunya. Tapi Claire malah mendengar atasannya yang tertawa seperti orang gila, dari penerima suara di telinganya.Claire menangkap itu sebagai sebuah tanda untuknya melanjutkan pembicaraan dengan Visha.‘Kemungkinan besar Tuan Vonci ingin mengecek seperti apa wanita yang bernama Navisha ini,’ pikir Claire sambil berpura-pura membersihkan tenggorokannya.“Ba—bagaimana maksudnya, Nona Navisha?” tanya Claire memintanya menjelaskan kalimatnya tadi.Visha tersenyum sambil melanjutkan, “Aku dan mendiang ibuku bukan orang yang sama, walau darahnya mengalir dalam tubuhku. Dan aku mencari tahu setiap perusahaan yang beliau inginkan. 2 tahun ini aku mengamati Vonci Corporation dan aku sangat berharap Vonci bisa bekerja sama dengan Viensha.”Walaupun demikian dikatakan Visha, sebenarnya semua itu hanyalah bualan belaka. Ia hanya mengamati bagaimana sifat Svonzeus yang sebenarnya dan membuat peta berpikir seperti apa ia harus mer
Baca selengkapnya
Kacau!
“Penawaranku ini bersifat terbuka. Maksudku, kau tidak perlu merasa tertekan karena ini.” Svonzeus mulai bersikap misterius.“Ah … Anda membuat saya penasaran, Tuan Svonzeus,” timpal Visha yang sudah melatih respon ini selama satu minggu.Svonzeus pun tergelak mendapati Visha yang penasaran. Ia merasa di atas angin, karena bisa membuat Visha penasaran. Baginya, itu berarti ada kesempatan 50 persen Visha akan menyukai penawarannya ini.“Baiklah. Dengar, Nak. Aku punya anak laki-laki yang sangat tampan. Tapi sulit sekali menyuruhnya segera menikah. Padahal aku sudah akan segera menurunkan bisnisku ini untuknya. Bagaimana kalau kau jadi menantuku saja, hm?”Netra Visha membulat, kaget. Menambah manis wajah cantiknya. Svonzeus pun semakin ingin menjadikan Visha sebagai istri dari anak laki-lakinya.Dengan kecerdasan Visha yang sebenarnya sudah ia akui, ia yakin, kerajaan Vonci miliknya akan bisa berlayar tanpa kendala.“Ah … saya tidak yakin, putra Tuan Svonzeus akan menyukai saya—”“Nons
Baca selengkapnya
Kamar Kosong
“Kau tidak salah baca situasi, kan, Lucas?!” tegur Javier pada Lucas. Ia sedikit kurang percaya pada anak buah termudanya itu.“Ugh! Ini tidak perlu membaca situasi. Sejak selesai meeting dengan Svonzeus itu, Nona terus saja mengoceh mau makan enak. Lalu begitu sampai di dalam mobil, beliau berteriak-teriak, mengata-ngatai Svonzeus sebagai ‘pria tua sialan’,” jelas Lucas dengan cepat.Mendengar cerita Lucas, Javier jadi semakin ingin tahu, apa yang sebenarnya dilakukan Svonzeus pada Visha, hingga bisa membuatnya mengamuk sendiri di mobil.Baru saja Javier ingin melanjutkan pertanyaan yang sudah ada di kerongkongannya, ia terpaksa menelannya lagi, karena tiba-tiba pintu mobil terbuka.Visha keluar dengan mengenakan kacamata hitam. “Javier … kau di sini?!” serunya sambil memeluk pria kekar itu.Javier pun segera meminta Lucas untuk ganti berjaga di depan gerbang sekolah, sementara ia akan menemani Visha di restoran.Setelah duduk di restoran, Javier menunggu Visha untuk membahas mengena
Baca selengkapnya
Vonzastin
“Mama, ada apa?” tanya Dante yang bingung karena tiba-tiba para paman dan juga mamanya terlihat panik.“Nah, gak apa-apa, sayang. Tunggu Javier mengurus sesuatu di luar kamar.”Dante pun turun dari gendongan Visha dan langsung berlari ke tempat tidur di mana Madoka biasanya terbaring.Anak laki-laki itu mengamati sekitar tempat tidur, mencari sesuatu. Lalu Visha menghampirinya dan bertanya, “Apa yang sedang kau cari, Nak?”“Paku. Atau apa ya, Mama? Dante mau menggantung ini.” Dante mengangkat 3 buah dream catcher yang dibuatnya bersama dengan Javier.Karena Visha tahu ceritanya dengan jelas, ia pun segera mencari sesuatu untuk menggantung benda tesebut.Setelah tergantung sempurna, Dante tersenyum puas. Anak laki-laki itu berkata dengan penuh percaya diri, “Dengan ini, Uncle Madoka pasti bisa mengalahkan musuh-musuh di dalam mimpinya.”Visha tersenyum haru. Namun melihat tempat tidur yang kosong itu, Visha berpikir bahwa dream catcher itu akan menjadi sebuah persembahan dari Dante unt
Baca selengkapnya
Terjebak
“Selamat datang, Tuan Vonzastin.”Visha segera bangkit dari kursinya dan menyapa Vonzastin dengan penuh hormat, seolah dia adalah raja.Vonzastin mengangguk sambil menempatkan dirinya di kursi yang letaknya di seberang Visha duduk. Visha pun mengikuti gerakan pria itu duduk, setelahnya.Dan segera, pandangan mata mereka bertemu. Visha melemparkan senyum termanisnya, sementara Vonzastin terlihat seperti sedang menilai wanita di hadapannya.“Saya tidak menyangka anak Tuan Luca secantik ini. Maafkan saya, sudah membuat Nona cantik menunggu terlalu lama.” Pria itu membungkuk hingga ujung hidungnya hampir menyentuh piring kosong di atas meja.Dengan tergesa Visha pun meminta Vonzastin mengangkat kepalanya sambil menjawab, “Tidak apa-apa. Saya terlalu bersemangat dan malah datang terlalu cepat.”“Senang, tidak membuat Nona sakit hati. Mari kita nikmati makanan ini.”Visha mengangguk. Sebelumnya, Javier sudah mengirimkan anak buah untuk mengecek dapur restoran. Untuk memastikan Vonzastin tid
Baca selengkapnya
Maukah Kau Menciumku, Jav?
“Kalau begitu, saya setuju. Tapi saya harus mendapatkan tanda tangan di atas kontrak kerja sama itu sebelum acara pernikahan. Saya tidak mau kalau ternyata semua ini hanya kebohongan.” Visha memberi syarat.Vonzastin nampak mempertimbangkan permintaan Visha tersebut.Supaya lebih meyakinkan, Visha pun menambahkan dengan raut wajah yang dibuat sangat sedih, “Saya sudah bersedia menikah bahkan dengan masa depan diceraikan. Kalau saya meminta hal seperti ini saja, saya rasa adil.”Melihat dirinya membuat sedih seorang wanita cantik, Vonzastin pun langsung menjawab, “Baiklah, baiklah. Kalau begitu, mulai hari ini kau bisa memanggilku dengan sebutan Vonza. Supaya Ayah percaya.”“Mm. Vonza.”Visha mau tak mau meladeni ciuman pria itu. Ia sengaja menutupi telinganya, supaya tidak terdengar oleh Javier.Setelah selesai dari acara makan malam itu, Visha pun masuk ke dalam mobil yang dikendarai oleh Javier. Dan ini pertama kalinya Visha bertemu dengan Shadow.Pria itu muncul karena merasa sanga
Baca selengkapnya
Ciuman Pertama
“Ha?!” Mulut Javier ternganga mendengar pertanyaan Visha. “Nona, jangan bercanda seperti itu. Apa anda sedang menguji iman—”“Hapus memori menjijikkan yang diberikan Vonza padaku tadi, Jav!” potong Visha dengan nada tinggi.Mendengar itu Javier semakin bingung. Tapi setelah melihat air mata Visha dan ingatan saat Visha terus saja berkumur di mobil, membuatnya mengepalkan tangan. Marah.“Apa dia menyentuh Nona?!” tanya Javier yang sudah tidak lagi berbicara tenang.“Jangan buat aku menjawabnya, Javier. Kalau kau mau menolongku, tolong aku. Kalau tidak kau bisa biarkan saja aku!” raung Visha kesal.Sejujurnya Visha merasa menyesal dan malu karena meminta Javier untuk menciumnya. Tapi ia hanya ingin membuang memori menjijikkan itu dan menggantinya dengan ciuman yang ia izinkan.Dan kini, ia lebih berharap kalau Javier mengatakan apa yang ingin dikatakan pria itu tadi, sebelum Visha memotong ucapannya.Javier pun berbalik menuju pintu kamar Visha. Wanita itu pun tak mungkin memaksa Javier
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
19
DMCA.com Protection Status