All Chapters of JODOH-JODOH DARI TUHAN: Chapter 11 - Chapter 20
119 Chapters
Bab 11
POV ALYAKeseruan terjadi di pagi hari saat kami hendak pergi ke Masjid, semua orang sibuk dengan urusan masing-masing. Rumah mertuaku sangat ramai dengan keluarga besar, jauh berbeda dengan rumah Abah jika lebaran. Paling hanya ada aku, Abah dan Umi, ditambah kak Ayana sudah menikah, kakakku itu akan datang ke rumah di siang hari saat urusannya dengan keluarga suaminya selesai. Saling lempar candaan sepertinya lumrah di rumah ini, keceriaan Fitriana itu sepertinya warisan dari Bapak mertua. Lalu kelembutan Kak Harun dan Mbak Mayang warisan dari Emak. Kalau Mas Bayu, sepertinya suka bercanda juga seperti Bapak. Saat aku makan sepiring berdua dengan Kak Harun, Bapak dengan santai menggoda Emak di hadapan kami tanpa canggung. Ah, kenapa harus canggung, mereka halal melakukan apa saja, lagipula itu bisa menjadi contoh untuk kami anak-anak dan menantunya.Rumah yang selalu sepi akan seperti kuburan, rumah yang selalu ramai dengan pertengkaran seperti pasar, maka jadikanlah rumah tempat
Read more
Bab 12 Kisah Mantan
Aku terkapar tak berdaya di dalam kamar. Meskipun rumah ini sederhana, tapi berisi banyak kamar. Sepertinya Bapak paham dengan anjuran untuk memisahkan anak-anaknya setelah beranjak dewasa. Semua anaknya memiliki kamar masing-masing. Perutku sakit selain karena banyak makan tape ternyata aku juga datang bulan, jadilah dobel sakitnya. Tadi aku sampai harus dipapah oleh Kak Harun saat pulang ke rumah. Jika tidak kasian karena melewati jalan yang naik turun sudah pasti aku minta gendong saja. Emak sampai ikutan panik melihatku pulang berdua dengan Kak Harun terlebih dahulu dalam keadaan tidak sehat. Wanita itu dengan telaten langsung membaluri perutku dengan minyak kayu putih dan mengusapnya pelan-pelan. "Udah tahu gak bisa makan tape masih aja makan tiap di rumah orang disodori makanan itu," omel Kak Harun lagi. Sejak tadi lelakiku itu terus saja mengomeli diriku sambil menemani dan mengusap perutku. "Mantanmu itu yang salah," gerutku pelan.Bukan tanpa sebab aku menyalakan wanita
Read more
Wanita Itu Lagi
POV Alya"Setahun lalu, dia pisah sama suaminya," sahut Fitriana.Perkataan Fitriana tentu saja membuat hatiku gamang. Ternyata wanita itu sudah tidak bersuami, pantas saja dia mendekati suamiku. Apa wanita itu masih menyimpan rasa pada Kak Harun? "Kira-kira kenapa dia pisah dengan suaminya?" Aku bertanya dengan penasaran. Ah entah kenapa aku jadi ingin tahu kehidupan pribadi orang lain. Apa karena dia masa lalu suamiku. "Nggak tahulah Mbak, kami gak ingin tahu apapun yang berhubungan dengan keluarga mereka," sahut Fitriana menjelaskan. "Apa aku perlu mencari tahu?" Sambungnya bertanya. "Nggak perlu, jangan!" "Tenang Mbak, gak usah mengkhawatirkan wanita itu. Aku yang akan menjadi pawangnya kalau dia berani dekat-dekat dengan Mas Harun," ucap Fitriana dengan percaya diri."Kamu berani mencegahnya mendekati Kak Harun?" Tanyaku. "Berani, aku gak takut sama semua orang."Gadis ini memang kelihatan lincah dan berani dalam segala hal. Namun sopan santun tetap melekat dalam dirinya,
Read more
Curhatan Seorang Wanita
Wanita itu langsung masuk begitu mendapatkan jawaban salam. "Mbak Alya ya," sapa wanita itu sambil mendekatiku. Aku mengangguk sambil tersenyum. Aku tidak mengenalnya, bagaimana bisa wanita ini mengenalku."Kamu udah kenal sama Mbak Dewi, Yang?" Tanya kak Harun padaku. "Enggak, belum kenal. Alya baru ketemu sekarang," jawabku apa adanya."Mbak Alya memang gak kenal aku, tapi aku tahu Mbak Alya karena lihat videonya di media sosial milik Fitriana," tutur wanita bernama Dewi ini menjelaskan. "Wih, udah punya fans aja," goda Kak Harun."Apaan sih, Kak." Aku memberengut tidak suka ."Tadi pagi pas kesini, kalian lagi keliling kampung jadi gak ketemu. Makanya sekarang ke sini lagi," terang Mbak Dewi."Mau cari siapa Mbak? Mbak Mayang, atau Emak," Aku bertanya. Kusebut wanita-wanita yang berusia di atasku, yang berada di rumah ini. "Mau cari Mbak Alya. Pengen ngobrol-ngobrol, Mbak," jawabannya sambil tersenyum.Wanita ini pengen ngobrol denganku, mau ngobrolin apa. Padahal kami saja be
Read more
Bab 15 Fitriana Mengungkap Rahasia
POV Alya"Mau lihat nggak?" Tanya Fitriana lagi. "Apa perlu kita upload ke media sosial dengan caption, Calon pelakor kena mental." Sambungnya dengan antusias. "Lihat dong, Fit," sahut Mbak Dewi. "Eh ada Mbak Dewi, lagi ngapain, Mbak?" Adik iparku balik bertanya. Fitriana baru sadar ada orang lain selain aku di tempat ini setelah ditegur karena sibuk dengan ponsel pintar yang ada dalam genggamannya."Bisa konsultasi,' jawab Mbak Dewi"Biasanya orang-orang kalau konsultasi sama Mas Hamid, udah beda lagi sekarang?" Tanya Fitriana."Beda yang dikonsultasikan," jawab Mbak Dewi, terkekeh. "Udah dapat solusi?" Lagi, adik iparku itu bertanya. "Udah, nanti diposting di media sosial kamu," terang Mbak DewiFitriana menatapku, seperti meminta penjelasan. "Nanti aku ceritain." Aku berkata pada Fitriana. "Jadi mana video-nya?" Tanya Mbak Dewi lagi. Fitriana menjawab dengan senyuman, "Koleksi pribadi, Mbak." Mbak Dewi mencebikkan bibirnya mendengar perkataan Fitriana sepertinya wanita it
Read more
Bab 16 Berduaan Dengan Wanita Lain
POV AlyaMasih seperti hari pertama lebaran, hari ke dua pun di rumah ini tetap sibuk. Pagi-pagi membuat sarapan, lalu sarapan bersama. Pokonya suasana selalu ramai dan menyenangkan. Hari ini, kami akan silaturahmi ke keluarga jauh, ada adik dan kakak dari pihak Emak, adik dan kakak dari Bapak. Lalu pergi ke rumah orangtuanya emak dan Bapak atau bagi kami, mereka adalah nenek dan kakek. Begitu yang aku dengar dari adik iparku, Fitriana. Kami hanya akan berangkat tiga keluarga plus Fitriana, Bapak dan Emak tidak ikut. Katanya di hari kedua lebaran masih banyak tamu yang akan datang, jadi ke-dua mertuaku itu tetap menjaga rumah. Setelah sarapan, semua orang bersiap-siap. Aku dan Kak Harun menaiki mobil kami sendiri, ditambah Fitriana bersama kami. Sedangkan Ustadz Hamid dan Mbak Mayang ditambah keluarga Mas Bayu, naik mobil Ustadz Hamid. Jika mau menggunakan mobil satu saja memang tidak akan muat. Kami berkendara beriringan depan belakang. Mobil yang dikendarai Kak Harun ada di bela
Read more
Bab 17 Wanita Yang Dicinta
POV AlyaAku terus melangkahkan kaki menuju ruang depan, saat sampai di ruang tamu dan sedikit lagi sudah keluar ke teras, Fitriana meraih tanganku dan menariknya hingga tubuhku ikut tertarik juga. "Sstt ...." Gadis itu meletakkan jari telunjuknya di bibirnya. "Jangan dilabrak, Mbak. Biarin saja, kita menguping saja pembicaraan mereka," ucap Fitriana. Aku tidak mengerti dengan perkataannya, menguping bagaimana maksudnya? "Ayo!" Ajaknya seraya menarik tanganku.Aku mengikuti langkah kaki nya menuju kursi yang ada di dekat jendela yang memisahkan ruangan dalam rumah dengan teras. Saat malam begini, orang yang di dalam bisa melihat bagian luar dengan jelas tapi dari luar tidak bisa melihat bagian dalam sama sekali. "Kita intip dan dengarkan pembicaraan mereka dari sini," bisik adik iparku itu. Aku duduk mengikuti Fitriana yang sudah duduk di kursi terlebih dahulu. Di luar sana tampak Kak Harun dan Yuli duduk berdua, mereka dipisahkan oleh meja kecil. Tempat itu adalah tempat yang s
Read more
Bab 18
POV ALYAHari kelima lebaran suasana sudah mulai biasa. Sejak hari ke empat tidak ada lagi tamu yang datang ke rumah, kalaupun ada paling saudara jauh Bapak dan Emak yang memang belum datang, satu dua orang. Pagi ini, aku dan Fitriana pergi ke warung yang selain menjual sembako juga menjual sayur-sayuran dan lauk pauk mentah. Aku menyebutnya warung, tapi Fitriana menyebutnya toko. Dia bilang, kalau di desa ini, warung itu yang jualan makanan matang, misal warung soto, warung pecel dan lain-lain.Saat kami hampir tiba di tempat tujuan, terlihat banyak ibu-ibu yang sudah berkerumun di luar warung, eh toko tersebut. Kalau aku bilang warung nanti disalahin sama adik iparku itu. "Ngapain mereka, Ana?" Tanyaku pada adik iparku itu penasaran. "Belanjalah, Mbak. Masa arisan," sahut gadis itu melucu. "Tapi kok berkerumun gitu?" Lagi, aku bertanya dengan penasaran. "Ya kan milih-milih sayuran dan lauk yang dimau. Kalau pagi gini masih banyak jenis yang bisa dipilih, makanya pada datang pag
Read more
Bab 19 Perkelahian dan Hukuman
Bugh ... bugh ... bugh! Secepat kilat, Fitriana meraih seikat kangkung dan memukuli tubuh Yuli dengan sayuran tersebut. Aku yang berpikir hendak melakukannya, tapi adik iparku yang mengeksekusinya. "Astaghfirullah ...." Aku memekik. Kaget dengan apa yang dilakukan oleh Fitriana. Segera kutahan tangan gadis itu agar berhenti memukuli wanita bernama Yuli itu. Bagaimana bisa Fitriana sekalap itu, hingga kangkung yang tadinya penuh daun, rontok menyisakan batang dan beberapa helai daun saja. Semua orang berhenti dengan aktifitas memilih belanjaan dan fokus dengan Fitriana dan Yuli."Sudah, Ana," ucapku sambil tetap menahan tangan gadis itu. "Kesal aku Mbak, gak bisa banget jaga mulut," seru Fitriana dengan nada marah. "Jangan pernah mengejek Mbak Alya," sambungnya masih dengan nada jengkel. Hatiku bahagia mendengar ucapannya, tapi juga khawatir dengan kejadian barusan. "Bulek, itu kangkungnya yang rusak dihitung sekalian ya. Cepat," pintaku pada pemilik toko. Aku harus segera memb
Read more
Bab 20
"Jangan lakukan itu, kasian Fitriana. Apa Kakak begitu peduli dengan wanita bernama Yuli itu, hingga memberikan banyak hukuman pada kami?" Aku bertanya tanpa melepas pelukanku."Kak ...." Aku merengek saat tubuh tegap dalam pelukanku tidak merespon ucapkanku. Hanya helaan nafas yang aku dengar, apa dia benar-benar marah karena ini berurusan dengan wanita itu padahal dia bilang kemarin kalau dia hanya mencintai istrinya, yaitu aku. Lalu kenapa Kak Harun sekarang peduli pada wanita itu. Lelaki dalam pelukanku itu lantas meraih tangan dan mengurai pelukannya. Pelan ditariknya tanganku dan diajak ke dalam kamar. Mungkin dia tidak ingin obrolan kami didengar oleh adiknya. "Ini bukan tentang wanita itu, ini bukan tentang Yuli. Tapi tentang Fitriana, adikku. Dia selalu dimanja karena anak bungsu, aku tidak mau dia makin diluar kendali. Apalagi kamu ikutan membelanya, Yang," tutur Kak Harun begitu kami sudah berada di kamar berdua. Pria yang sudah menjadi suamiku itu berdiri tepat di hada
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status