Semua Bab JODOH-JODOH DARI TUHAN: Bab 31 - Bab 40
119 Bab
Ekstra Part 2
POV ALYAAku bergelung dalam selimut sambil memeluk erat tubuh pria yang sudah menjadi suamiku, Kak Harun. Matahari sudah bersinar terang, terlihat jelas dari balik jendela kamar. Tadi setelah salat subuh, kami memutuskan untuk tidur lagi setelah aku dipaksa minum susu ibu hamil oleh Kak Harun. Hari libur, sering kali membuat kami enggan beranjak dari tempat tidur. Apa lagi di usia kehamilanku yang masih muda, baru dua bulan. Jika sedang rajin aku akan memasak, jika tidak ya beli. Meskipun tidak bisa memasak dengan baik, tapi aku bisa memasak dengan lezat. Sekarang ini semua serba mudah, banyak bumbu jadi yang dibuat oleh pabrik. Mau bikin soto, sop, sayur asam, oseng kangkung, ikan goreng, ayam goreng, semua ada bumbu jadinya. Bahkan di tukang sayur, ada juga bumbu hand made yang masih fresh, seandainya tidak suka bumbu pabrikan. Ada bumbu rendang, opor ayam, ayam goreng. Jadi kalaupun gak bisa bedain bumbu-bumbu dapur tetap bisa masak dengan nikmat. Cara memasak tinggal lihat tuto
Baca selengkapnya
Buku 2 Mengejar Jodoh 1
Di antara hiruk-pikuk pengunjung bazar buku, berjalan seorang lelaki berusia dua puluhan dengan tergesa. Matanya tidak fokus ke jalanan yang dia lewat hingga tidak sengaja menubruk tubuh pengunjung wanita.Buku dalam genggaman wanita jatuh berserakan di lantai. "Maaf, saya buru-buru," ucap lelaki dengan pakaian super rapi meminta maaf pada lawannya yang tidak sengaja ditabrak karena berjalan dengan tergesa. Wanita itu bergegas memunguti beberapa buku yang masih terbungkus rapi dalam plastik, buku-buku baru yang hendak dibeli olehnya. "Tidak apa-apa," sahutnya seraya menerima buku yang di sodorkan lelaki itu padanya. Meskipun lelaki itu mengatakan buru-buru tapi dia tetap membantu sang wanita memunguti buku tersebut. Mata mereka bersirobok. "Kamu?" gumam wanita itu pelan. "Ya Allah, May. Mimpi apa kamu bisa bertemu lagi dengan pria ini. Setelah sekian lama tidak bertemu, bahkan mencarinya bagaikan mencari jarum diatas tumpukkan jerami," ucap Mayang dalam hati. ***Setahun lalu,
Baca selengkapnya
MJ Bab 2
"Kemana saja sih, May," tanya Afifah sambil menyerahkan kantong plastik yang berisi novel-novel milik Mayang, tentunya sudah dibayar terlebih dahulu menggunakannya uang Afifah. "Menemui takdirku," sahut Mayang dengan senyum mengembang.Afifah mengerutkan keningnya, bingung dengan maksud ucapan sahabatnya. "Maksudmu, kamu menemui pria yang dulu suka kamu lihat di toko buku?" tanya Laily. Mereka sebenarnya adalah tiga sahabat yang bertemu sejak masa mengenyam pendidikan Madrasah Aliyah, Mayang, Afifah dan Laily. Namun saat kuliah, Laily memutuskan untuk tidak berkuliah. Gadis itu memilih untuk membantu orang tuanya mencari nafkah. Makanya Mayang lebih banyak menghabiskan waktu dengan Afifah dibanding dengan Laily yang sibuk di tempat jualan orang tuanya."Tepat sekali!" seru Mayang sambil menjentikkan jarinya. "Tanpa kuliah pun, analisamu selaku tepat," sambung Mayang dengan wajah makin sumringah. Afifah dan Laily kompak menggelengkan kepalanya. Mayang kumat lagi, sepertinya mereka
Baca selengkapnya
MJ Bab 3
Senyum Mayang mengembang sempurna, ingin rasanya dia berguling-guling di atas kasur lantainya. Pria di ujung telepon itu menyambut namanya. Nama yang terdengar merdu di pendengaran Mayang, Furqon yang artinya pembeda. Mudah-mudahan laki-laki itu benar-benar beda dengan yang lain. Soleh, dan bisa menjadi imam yang baik untuk dirinya. Belum apa-apa hayalan gadis itu sudah melantur kemana-mana."Berarti ini jodoh, kan, Ya Allah," batin Mayang, sedikit memaksakan kehendaknya. "Oh, Kak Furqon. Kuliah di Institut Agama Islam Negeri, juga? tanya Mayang dengan menyebutkan kampusnya.Modus memberitahu dimana dia sedang mengenyam pendidikan. Tidak perlu menyebut nama institusi tersebut dengan lengkap, di kota ini hanya ada satu saja. Pertanyaan ini masih masuk akal menurut Mayang, karena diawal dia mengatakan tentang proposal untuk KKN. Lagi-lagi secara tidak langsung, Mayang menyalahkan Afifah salah memberinya nomor telepon."Fakultas apa?" Sambungnya masih dengan suara yang lembut. Padahal
Baca selengkapnya
MJ Bab 4
Suasana di gedung fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan mulai sepi, sebagai mahasiswa sudah pulang, hari sudah mulai senja, Matahari semakin tergelincir. Mayang dan Afifah masih asyik duduk di depan gedung fakultas. Bangunan dengan tiga lantai yang menjulang megah itu adalah gedung dimana keduanya menuntut ilmu. Mayang dan Afifah memang lebih senang menghabiskan waktu dengan berada di kampus daripada di kos-kosan. Di kampus tempat luas dan suasana lebih ramai. Mereka akan kembali pulang saat hampir Maghrib. Mayang dengan semangat empat lima bercerita tentang Furqon, gadis itu mengatakan jika dia saat ini bisa berhubungan dengan pria itu melalui smartphone. Tentu saja dia tidak menceritakan bagaimana kekonyolan malam itu dengan berpura-pura salah sambung.Afifah mendengarkan cerita temannya dengan seksama, berusaha menjadi pendengar yang baik meskipun hatinya kurang setuju dengan yang dilakukan oleh Mayang saat ini. "Belum pada pulang?" Sapa seorang laki-laki menghentikan keseruan m
Baca selengkapnya
MJ Bab 5
Afifah terus saja merepet meskipun mereka sudah kembali berdua saja di kamar kost mereka. Tidak jauh berbeda dengan Afifah, Mayang pun melakukan hal yang sama, terus mengomel pada Afifah karena perkataan yang diucapkan gadis itu pada Syahid untuk mengakhiri perdebatan mereka. "Kalau aku jadi kamu, lebih baik aku terima ajakan nikah seseorang yang sudah siap menikah dan siap memberi nafkah, daripada sibuk mengejar orang yang tidak tahu bakalan didapatkan atau enggak," omel Afifah tanpa henti. "Memangnya Kak Syahid ngajak nikah," sela Mayang dengan nada kesal. "Dari ucapannya udah jelas, May. Kan dia emang udah mandiri, punya usaha sendiri, tempat fotocopy dan penjilidan di belakang kampus itu punya dia. Saat orang lain masih sibuk kuliah dan bersenang-senang, dia sudah sibuk kuliah sambil cari uang. Dia juga pintar dan baik hati." Afifah mengabsen segala kelebihan dari pria yang baru saja mereka temui tadi di kantin. "Enggak, dia hanya bertanya aku siap atau tidak," sanggah Mayang.
Baca selengkapnya
MJ Bab 6
Afifah memarkirkan motornya di halaman masjid, pada akhirnya gadis itu tidak mau membiarkan sahabatnya datang sendirian menemui pria bernama Furqon itu. Sebuah masjid megah dengan dua lantai. Lantai ke dua langsung dihubungkan oleh tangga menuju halaman masjid. Mayang janjian dengan Furqon untuk bertemu di masjid agung kota selepas ashar. Awalnya Mayang diajak bertemu di sebuah tempat makan, tapi gadis itu menolaknya. Senekat-nekatnya dirinya, tetap sungkan jika harus makan bersama orang lain yang belum terlalu dekat dengannya. Saat bersama Syahid kala makan di kantin, itu karena terpaksa sudah berada di tempat tersebut. [Kak, aku sudah di parkiran] Mayang mengirim pesan pada Furqon. Mata gadis itu menatap layar ponselnya menunggu balasan dari laki-laki yang janjian dengannya. [Tunggu, sebentar lagi aku keluar] Tak lama setelah pesan terbaca, Furqon membalasnya. "Mana orangnya?" Tanya Afifah setelah selesai memarkirkan motornya. "Sebentar lagi keluar, tungguin saja di tangga,"
Baca selengkapnya
MJ Bab 8
"Ngapain kalian ada di sini?" Syahid kembali bertanya karena tidak mendapatkan jawaban. "Kakak sendiri ngapain di sini?" Mayang balik bertanya. Gadis itu mulai tidak nyaman dengan keberadaan Syahid yang selalu berada di mana saja dia berada. Sejak obrolan mereka di kantin waktu itu, seakan-akan Syahid selalu mengawasi dirinya. "Kalau mampir ke masjid ya mau salat, Mey. Masa mau belanja," jawab syahid dibarengi dengan candaan."Berarti kami pun sama, Kak. Kami ada di sini juga untuk itu," timpal Mayang. Syahid memperhatikan dengan seksama kedua gadis yang ada di depannya."Kalian habis beli buku?" tanya Syahid saat melihat sebuah paper bag berisi buku-buku yang berada dalam genggaman Mayang."Iya, Kak." Kali ini Afifah yang menjawab."Jika kalian butuh buku-buku lagi, kalian bisa meminjam padaku daripada membelinya. Kakakku punya banyak buku yang sepertinya bisa menjadi referensi saat kita mendapatkan tugas. Aku juga bisa membantu kalian jika kalian mau," tutur Sahid menawarkan ban
Baca selengkapnya
MJ Bab 10
Afifah masuk ke warung milik orang tua Laily dengan kesal dan tanpa salam, kemudian gadis itu membanting tas punggungnya begitu saja di samping meja lesehan.Afifah tentu saja berani melakukan hal tersebut karena di tempat itu hanya ada Laily seorang, jika saja ada kedua orang tuanya ataupun pelanggan, tentu Afifah tidak akan berani melakukannya.Orang tua Laily berjualan mie ayam dan bakso di sebuah lapak pinggir jalan. Sebenarnya jarak warung dan kampusnya cukup jauh, tapi karena rasa kesalnya pada Mayang, membuatnya jauh-jauh datang ke tempat itu. Mendatangi sahabatnya, Laily. Warung ini adalah sebuah bangunan yang cukup luas, menyatu dengan rumah orang tua Laily. Gerobak dagangan berada di teras, sedangkan orang-orang yang makan akan masuk ke bagian dalam bangunan. Para pelanggan akan makan dengan posisi lesehan. Halaman bangunan tersebut cukup luas dengan beberapa pohon mangga di depannya, pepohonan yang rindang itu membuat suasana lebih sejuk. Selain itu halamannya juga digun
Baca selengkapnya
MJ Bab 11
"Kalau bukan Kakak, lalu siapa, Kak?" Mayang mengulang perkataan Syahid yang terpotong. "Bukan siapa-siapa." "Kak!" Seru Mayang, masih berusaha meminta penjelasan. Bagaimanapun juga, tentu saja dia penasaran dengan seseorang di balik perkataan teman kampusnya itu. Kalau bukan dia siapa, Mayang jadi memikirkan semua teman laki-laki yang mungkin dekat dengan Syahid. Apa ada salah satu diantara mereka. Kenapa tidak bicara langsung saja padanya, kenapa harus lewat perantara. "Aku datang ke sini hendak menawarkan bantuan, bukan untuk memberikan penjelasan. Mau gak aku antar, daripada jalan kaki. Udah dua hari ini kamu terlihat jalan kaki, kalian marahan?""Bukan urusan Kakak.""Okelah, bukan urusanku. Jadi mau nggak aku antar. Kamu sok-sokan menolak aku antar tapi malah pacaran.""Aku bilang, aku gak pacaran, Kak.""Lalu apa namanya kalau kamu suka sama seseorang dan berinteraksi dengannya.""Kami hanya berteman.""Okelah, teman. Teman tapi mesra.""Sana pergi kalau mau bikin aku tamba
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status