All Chapters of Di Antara Dua Pilihan : Chapter 91 - Chapter 100
147 Chapters
Part 91 Sarah 2
"Kamu yakin Mbak Sarah bakalan merespon positif?" tanya Aksara sambil menyelipkan rambut di belakang telinga sang istri."Semoga saja. Sudah waktunya Mbak Sarah menemukan kehidupan baru. Move on dari masa lalunya. Enam tahun sudah dia menjadi single parent. Bersama Pak Daniel, mereka bisa saling melengkapi. Fatimah juga punya ayah yang bisa memberinya kasih sayang dan perlindungan. Kalau Pak Daniel mementingkan dirinya sendiri, mungkin ia sudah menikah, Mas. Sekarang dia nggak hanya mencari istri, tapi juga ibu untuk anak-anaknya.""Pak Daniel sering mengajakmu curhat?""Enggak. Baru tadi pagi ngajak ngomong aku mengenai Mbak Sarah. Selama ini kamu komunikasi hanya tentang pekerjaan saja." Marisa diam sejenak, sambil terus menatap wajah berahang kokoh dihadapannya. "Terima kasih karena Mas sudah mempercayaiku selama ini." Senyum Marisa merekah. Aksara mengecup kening istrinya. Bahagia memiliki pendamping seperti Marisa. Yang selalu tersenyum manis saat menyambutnya pulang kerja, meny
Read more
Part 92 Kencan Bawa Pasukan 1
"Fatimah!" seru Chika yang melihat kedatangan gadis kecil berbaju muslimah warna soft pink. Di sebelahnya, Sarah memakai gamis warna abu-abu masih mengandeng erat tangannya."Mbak Chika," balas Fatimah tampak girang. Tadi Bundanya tidak bilang kalau mau diajak bertemu dengan mereka. Makanya Fatimah sangat surprise bertemu dengan Chika dan Marcel.Meskipun Marcel tidak menyapa, tapi dia yang lebih dulu menyalami teman barunya. "Duduk sini!" Marcel menepuk bangku kosong di sebelahnya."Fatimah, salim dulu sama Pak Daniel," perintah Sarah.Daniel mencondongkan tubuhnya saat tangan kecil Fatimah terulur hendak menyalaminya. Chika dan Marcel juga melakukan hal yang sama pada Sarah."Maaf, kalau Pak Daniel kelamaan menunggu. Terjebak macet tadi.""Nggak apa-apa. Kamu naik apa tadi?""Naik taksi.""Oke, kalian mau makan apa? Fatimah mau pizza atau burger?" Daniel memandang Fatimah."Burger saja, Pak Daniel." Fatimah menjawab malu-malu. Biasanya dia tidak pernah mau dikasih apapun oleh orang
Read more
Part 93 Kencan Bawa Pasukan 2
Chika dan Marcel keheranan saat sang papa mengajak mereka ke mushola. Hal yang tidak pernah dilakukan Daniel sama sekali. Selama ini setiap hari Chika ikut salat Mbak Narsih. Marcel kadang mau kadang juga tidak. Padahal guru mengaji tiap sore datang untuk mengajari mereka.Marcel ikut sang papa masuk ke tempat jamaah laki-laki. Sedangkan Sarah membimbing Fatimah dan Chika ke ruang jamaah perempuan. Musholla penuh oleh pengunjung yang hendak salat maghrib. Karena mukena harus bergantian, akhirnya Sarah, Fatimah, dan Chika tidak bisa ikut salat berjamaah. Tapi Daniel dan Marcel bisa ikut. Laki-laki itu sangat beruntung, karena salat sendirian takut salah gerakan pula.Senja itu, Daniel merasakan kesejukan batin setelah mengalami kemarau panjang. Sujud di atas sajadah telah memberikan ketenangan tersendiri baginya.Selesai salat, Daniel mengajak mereka untuk belanja perlengkapan sekolah. Membelikan tas baru, sepatu, dan alat tulis untuk Fatimah. Meski sudah ditolak oleh Sarah, Daniel te
Read more
Part 94 Sebuah Jawaban 1
"Halo, Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam. Maaf, saya gangguin kamu, padahal tadi siang kita sudah ngobrol lama. Karena saya nggak sabar pengen tahu apa keputusan kamu. Mama saya juga barusan telepon untuk bertanya."Sarah mengulum senyum. Sambil melangkah ke dekat jendela kaca di ruang keluarga. Menyibak sedikit gorden dan menatap hujan di luar."Bapak memberikan restunya, Pak Daniel. Saya sudah tanya dan beliau mau ikut saya kalau sudah menikah nanti. Tapi saya tahu, sebenarnya beliau sungkan ikut tinggal di rumah Pak Daniel.""Kenapa harus sungkan. Itu rumah saya pribadi. Hanya ada kita, anak-anak, dan beberapa pekerja di sana. Orang tua saya tinggal terpisah. Tolong yakinkan Bapak.""Insyaallah.""Jadi kamu setuju kalau kita lamaran dan langsung menikah di hari yang sama."Sarah mengangguk. Hening."Kenapa diam. Mbak Sarah, setuju kalau kita lamaran langsung menikah, 'kan?" Daniel mengulang pertanyaan."I-iya, saya setuju," jawab Sarah gugup. Gimana tidak gugup, dia tadi mengang
Read more
Part 95 Sebuah Jawaban 2
"Tentang lingkungan tempat tinggalnya. Sarah benar-benar nggak ingin aku datang ke rumahnya. Apa separah itu warga di sana?""Menurut saya begitu, Pak. Itulah kenapa Mas Aksara sampe ngajak saya pindah dari sana. Padahal dia sangat berat meninggalkan mamanya."Daniel heran dengan jawaban Marisa. Sebab selama ini yang ia tahu, wanita itu dan suaminya sangat baik-baik saja. Pasangan harmonis yang membuatnya iri dan cemburu. Aksara sangat perhatian dan tanggungjawab. Bisa dilihat dari cara laki-laki itu menatap Marisa. Lantas apa yang membuat tentangga nyinyir pada mereka sampai harus memutuskan pindah rumah? Bukankah rumah mamanya Aksara sangat luas dan megah."Memangnya ada apa dengan kalian kalau terus tinggal di sana?"Marisa tersenyum. "Ini masalah pribadi, Pak Daniel. Maaf, saya nggak bisa cerita." Tentu Marisa tidak akan menceritakan mengenai permasalahan mereka. Curhat dengan lawan jenis terkadang tidak mendapatkan jalan penyelesaian, tapi hanya akan menimbulkan permasalahan bar
Read more
Part 96 Pernikahan 1
Sarah menahan napas beberapa saat sebelum menghembuskannya dengan hati berdebar-debar. Tangannya saling bertaut menutupi getarnya. Momen seperti ini pernah ia alami delapan belas tahun yang lalu. Ketika ayah Fatimah menikahinya dalam resepsi yang meriah.Sang kakak ipar, istrinya Dirga yang datang bersama suami dan anaknya dari Kalimantan, segera bangkit untuk membimbing adik iparnya berdiri dan menuju tempat ijab qobul di halaman depan, bawah tenda yang telah dihias indah.Para tamu undangan yang notabene para tetangga sendiri, diam seribu bahasa ketika memandang lelaki gagah dengan setelan jas warna putih melangkah dengan wajah cerah memasuki tenda pernikahan, di apit kedua orang tuanya.Kasak kusuk kekaguman terdengar di tengah kaum perempuan yang menghadiri acara. Tak menyangka, Sarah yang janda, pendiam, tertutup, mendapatkan suami rupawan yang sukses dan terlihat sangat matang.Wanita pendiam itu tiba-tiba saja menikah dengan pria yang membuat dada mereka berdesir karena iri. Su
Read more
Part 97 Pernikahan 2
Para tamu undangan juga mengantri untuk mengambil aneka menu yang tersedia. Daniel yang membayar semuanya. Mempercayakan WO untuk mengurusi mulai dari undangan, tenda, konsumsi, MUA, dan baju pengantin mereka. Di sofa yang ada di teras. Keluarga Sarah dan keluarga Daniel berkumpul. Anak-anak juga ceria sambil makan."Titip adik dan keponakan saya, Mas Daniel. Bimbing mereka dan tegur jika melakukan kesalahan." Dirga bicara sambil memandang Daniel yang duduk berhadapan dengannya. Sedangkan keluarga yang lain bersembang sambil makan."Tentu Mas Dirga.""Saya sudah bicara sama Bapak. Saya akan membawa Bapak pulang ke Kalimantan. Mungkin sebulan atau dua bulan tinggal di sana, karena Bapak bilang maunya ikut saya untuk sementara saja. Bapak nggak tega ninggalin Fatimah." Dirga menoleh pada keponakannya yang sibuk makan bersama saudara barunya.Sarah yang berada di sebelah Daniel menunduk. Sedih. Dia tidak ingin berpisah dari bapaknya. Namun saran Dirga, selagi Sarah masih adaptasi dengan
Read more
Part 98 Pagi Romantis 1
"Mas, sebentar!" Sarah menahan lengan suaminya. Wanita itu menuju jendela kamar, kemudian menarik gorden hingga menutup jendela kaca dengan sempurna. Saat itu mereka menempati kamar lantai dua. Bukan kamar yang pernah ditempati oleh Daniel dan Shela. Tapi satu kamar yang berseberangan dengan kamarnya anak-anak.Kamar yang ditempati Shela dulu dibiarkan kosong. Nanti itu yang akan menjadi kamarnya Chika dan Fatimah. Sementara Marcel akan tidur sendirian. Bocah lelaki itu tidak mau dicampuri lagi oleh saudara perempuannya. "Aku cowok dan sudah besar. Makanya harus tidur sendiri," katanya."Nggak ditutup pun nggak akan ada yang lihat, Bun," ujar Daniel menarik pelan lengan Sarah. Wanita itu manyun sesaat kemudian bisa rileks karena tahu apa yang harus ia lakukan. Melayani lelaki yang kini telah menjadi suaminya. Ayah bagi Fatimah yang terlihat sangat bahagia memilikinya."Aku mencintaimu," bisik Daniel lirih di telinga istrinya. Namun bagai gaung yang membahana merontokkan kisi-kisi ha
Read more
Part 99 Pagi Romantis 2
Malam itu, ketika Daniel, Sarah, dan anak-anak tengah asyik bercanda di depan televisi, Shela datang berkunjung. Membawa kado besar di tangannya.Chika dan Marcel berlari untuk menyalami dan memeluk sang mama."Fatimah, salim sama Tante Shela." Sarah menyuruh putrinya untuk menyalami wanita yang memakai hijab warna tosca. Sudah hampir setahun ini Shela berhijab.Sarah berdiri untuk menyambut tamunya. Sedangkan Daniel tetap duduk di tempat, karena memang sudah terbiasa bertemu mantan istrinya."Ih, cantiknya. Siapa namamu?" Dengan gemas, Shela mengusap rambut Fatimah."Fatimah, Tante.""So sweet." Shela tersenyum manis, meski jujur saja kalau ada rasa cemburu dalam benaknya. Tapi ia sekarang tahu bagaimana menepisnya. Shela mengalihkan perhatian pada Sarah dan Daniel. "Maaf, nggak bisa datang ke pernikahan kalian. Ini ada oleh-oleh dari Jakarta." Sarah mendorong pelan kotak kado ke hadapan Sarah."Terima kasih, Mbak," ucap Sarah sambil tersenyum tulus. Meski dadanya berdebar, nervous
Read more
Part 100 Impian 1
Sedih. Ah setidaknya Aksara mau ngomong terus terang misalnya tidak setuju dengan keinginan sang istri. Ini malah tidur setelah mereka selesai berhubungan.Impian Marisa serasa luruh perlahan, harapan yang ia bangun semenjak dulu ketika mulai menapak di dunia kerja. Bisa menggapai posisi yang terbaik tentunya. Tapi tak mengapa jika suaminya tidak mengizinkan. Sebagai istri harus patuh, kan? Toh, Aksara bertanggungjawab penuh sebagai kepala rumah tangga.Namun setidaknya, ajaklah istrinya bicara. Bukan langsung tidur setelah mereka selesai bercinta. Sepertinya Aksara memang sengaja, sebagai bentuk penolakannya terhadap keinginan sang istri. Sebab selama ini, laki-laki itu tidak pernah langsung tidur. Setidaknya setengah jam masih mengajak Marisa ngobrol. Entah kenapa melihat Aksara tidur dengan tenang begitu, malah membuat Marisa jengkel dan akhirnya menangis dalam diam.Biasanya apapun yang mereka hadapi, Aksara selalu mengajaknya bicara baik-baik. Subhanallah, Marisa baru kali ini m
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status