Semua Bab Tawanan Pria Setengah Dewa: Bab 101 - Bab 110
214 Bab
Tersesat
“Hati – hati, Aceli, nanti jatuh.”Pandora meringis ngilu memperhatikan cara Aceli memanjat besi tangga dengan tergesa – gesa. Gadis kecil itu terlalu semangat untuk memulai kegiatan yang sama selama dua hari ditinggal pamannya yang hanya memejam di atas ranjang. Kadang – kadang Aceli berusaha membangunkan Kingston, tetapi dia lebih sering menyerah saat tidak ada respon apa pun.Walau kali ini. Terakhir sebelum Aceli mulai melupakan kegiatannya. Gadis kecil itu sempat menunjukkan sikap luar biasa manis. Mencium setiap sudut wajah Kingston, terutama bagian bibir dan dagu. Bahkan jari – jari mungil itu tidak lupa memainkan alis tebal yang tumbuh dengan rapi. Lalu beralih pada bulu mata yang tak luput untuk dicabut, hingga berpindah sisi. Tiduran di atas permukaan dada pamannya seperti bayi koala mendekap tubuh sang induk.Hal tidak kalah manis saat lengan Kingston mengusap puncak kepala Aceli. Bergerak tipis – tipis menandakan pria itu sedikit lebih baik dari hari – hari sebelumnya.Pan
Baca selengkapnya
Sesuatu yang Terungkap
“Daddy ke mana, Kakak Panda? Kenapa lama sekali? Dari kemarin daddy tidak bermain denganku.”Aceli menunduk lesu menyeka lembar demi lembar buku bacaan di hadapannya. Dia tidak membaca. Belum sepenuhnya memahami huruf – huruf secara detil sehingga butuh seseorang untuk bercerita untuknya. Tetapi seseorang yang Aceli butuhkan tidak terlihat di mana pun. Pergi sejak Pandora memutuskan tidak mengomentari sekecil hal yang akan berakibat fatal terhadap reaksi Kingston.Beberapa saat lalu, setelah menerima jawaban mengejutkan secara sadar Pandora menyingkirkan lengan Kingston dari pinggulnya. Mengambil langkah sekian jengkal jarak untuk menyorot pria itu lebih serius. Lama perhatiannya tertuju pada wajah yang sebentar – sebentar harus mengerjap sekadar mengembalikan kesadaran.Ada banyak persepsi bergumul di benak Pandora. Namun dia tidak bisa mengatakan kepergian yang secara mutlak tertanam di depan mata ... akan kembali hanya untuk menyenangkan pria yang sedang kacau. Juga tak akan member
Baca selengkapnya
Yang Tertinggal
Seandainya Pandora bisa semudah itu menganggap sesuatu yang sedang dirasakan bukanlah apa – apa. Mungkin dia tak perlu menyembunyikan diri di bawah kain tebal. Meringkuk berusaha untuk terpejam.Atau seandainya dia bisa menulikan telinga, maka satu – satunya suara yang tak ingin diterima adalah rambatan suara Kingston.Ironi. Pandora bahkan tak berdaya untuk keputusasaannya. Tidak bisa membantah gemuruh dada yang begitu gelisah. Pikiran – pikiran kotor mengenai Kingston terus berkecamuk. Seliar itu. Bebas melanglang menguasai seluruh isi kepala.Kingston memang licin dalam hal apa pun. Licin mengubah keadaan seseorang menjadi sangat buruk, sehingga untuk memenangkan perang yang sedang bergolak dalam benaknya. Pandora harus menemukan sesuatu yang lebih berharga.Aceli ....Bibir Pandora melekuk getir saat memperhatikan layar menyala yang menampilkan hasil selfie bersama bocah kecil itu. Sehari lalu ide mengajak Aceli mengabadikan momen bersama melesak begitu saja. Gambar – gambar itu s
Baca selengkapnya
Petanda Buruk
Semua yang sedang bereaksi di dalam tubuh Pandora. Harus dia usahakan tidak meleburkan kesadarannya. Penting bagi Pandora tidak meremehkan gigitan ular berbisa, tetapi dia tak memiliki upaya memikirkan diri sendiri. Langkahnya lebar membawa Aceli secara terdesak. Mereka telah melangkah untuk belasan menit, karena itu nyeri yang tajam segera diikuti peradangan yang semakin parah. Sesak mulai berkabut di rongga dada Pandora. Dia merasa mual dan harus memaksa langkahnya tetap menggerus di tengah hutan. Sesekali Pandora menyeka bagian wajah. Bulir keringat timbul berantakan di bagian kening menunjukkan gejala yang akan disusul demam. Dari tertatih. Pandora mulai terlunta – lunta mengangkat lengan untuk meraba batang pohon di sekitarnya. Kemungkinan besar masih membutuhkan jarak cukup jauh untuk mendapatkan benderang cahaya lampu dari van. Namun dia sudah tak bisa bertahan sebelum itu. Lambat laun kemampuan sekadar berdiri tegak menjadi runtuh. Luruh bersandar di bawah pohon besar. Engap—
Baca selengkapnya
Panggilan Berikat
“Ah ... Hores, berhenti ....” Kuku tangan Avanthe menancap di bahu pria yang menjadi ayah biologis Aceli. Hores menggila saat sedang melumat tubuhnya. Melesakkan kejantanan yang keras untuk menghujam Avanthe lewat percintaan panas. Hores menawarkan sensasi nikmat, namun di saat bersamaan Avanthe menjadi gelisah memikirkan Kingston. Dia mencoba menegahi Hores yang belingsatan menumbukkan diri. Terus merampas bibir Avanthe acapkali ingin melontarkan kalimat menghentikan tindakan menggairahkan. “Hores—“ panggil Avanthe tertahan ketika Hores kembali menggigit bibir bawahnya. “Sebentar, Love, kau bisa bicara setelah aku selesai.” Puncak Gunung Formon menjadi kebiasaan paling sering saat mereka ingin meleburkan hasrat bersama. Hores dengan sengaja meninggalkan rapat penting untuk merujak Avanthe yang begitu dirindukan. Beberapa hari terakhir dia memiliki kesibukan di gerbang neraka dan inilah waktunya menuntaskan hasrat yang memburu hebat. Avanthe memang sangat pandai. Membungkus kejan
Baca selengkapnya
Adil Dalam Benci dan Cinta
Avanthe semakin mengusap wajah Kingston saat pria itu tidak mengatakan apa pun. Kekosongan di manik mata bercorak milik kakaknya luar biasa menghantam perasaan Avanthe ke dalam gelisah. Dia tidak ingin menatap Kingston yang seperti ini. Terlalu buruk terus membayangkan kalau – kalau Kingston tak akan bisa mencegah perasaan terpuruknya jatuh semakin karam. Sikap yang jelas – jelas sedang terungkap antara ratusan tahun lalu ketika Kingston menderita atas kepergian Arcadeaz, nyaris tak jauh berbeda dari apa yang Avanthe hadapi.Hanya saja, untuk kali ini Kingston masih ingin bicara. Bukan sepenuhnya diam. Berlagak seperti patung atau artefak paling menyedihkan. Meski demikian, itu tidak akan bisa membandingkan bagaimana rasa kehilangan, sekali lagi, memberi pengaruh buruk.Kingston mungkin harus menerima kenyataan bahwa kematian Arcadeaz mutlak di tangan Raja Osso, tetapi Pandora … sesuatu yang tak terbayangkan atau gigitan ular berbisa seolah menggambarkan sejarah baru tentang yang teru
Baca selengkapnya
Racun dan Racun
Permintaan Avanthe belum mencapai sebuah kesepakatan, tetapi getaran ponsel Pandora telah menunjukkan kecemasan Chris. Tampilan layar yang terkunci dipenuhi notifikasi pesan masuk secara beruntun. Beberapa pertanyaan sempat terbaca, walau Kingston tidak menunjukkan reaksi apa pun selain mengabaikan rasa cemas Chris yang terungkap dari rentetan pertanyaan yang pria itu kirimkan.Selain akan menjadi hal sulit menjelaskan kondisi Pandora secara tertulis. Ada getaran jauh lebih berbahaya. Getaran yang sama dirasakan Avanthe sehingga perlototan itu jelas menunjukkan bagaimana Avanthe menahan napas menyorot wajah Kingston.“Perang ....”Dia berkata lirih ketika manik matanya bersirobok menginsyaratkan kepada Kingston suatu bahaya sedang mengintai. Hores dan perang. Keduanya bukan bagian dari keinginan Avanthe. Sudah dipastikan perang kali ini akan menjadi sebuah tragedi hingga pertumpahan yang besar.“Aku rasa perang ini sangat berkaitan erat dengan kosongnya energi bola rozilog,” ucap Avan
Baca selengkapnya
Raja VS Pangeran
Aura mencekam dari Raja Vanderox telah menguasai seisi kerajaan Olimpyus. Kemunculannya menyebarkan ketegangan. Angin kematian seakan beradu satu dengan udara dingin membekukan. Tatap mata Raja Vanderox luar biasa keji. Menantang ke depan ketika serangan berlawanan arah lurus mendekat ke arahnya.Ketukan bahaya dari senjata dwisula milik Raja Vanderox seperti kilat yang menyambar. Postur besar dan mencengangkan menombak hingga menebas beberapa penjaga yang tumbang berserak di dalam istana.Keberadaan Pandora sudah tercicip begitu dekat. Hentakan Raja Vanderox tak gentar menimbulkan gejolak buruk yang menggetarkan sampai ke setiap ruangan di istana.Namun hanya ada satu ruang yang didatangi raja dengan hasrat membara. Pintu tertutup segera didobrak kasar. Sang tabib terlonjak nyaris tak mampu mempercayai sebuah pemandangan mengejutkan.Tabib segera mengambil langkah untuk mencegah kemungkinan yang akan terjadi. Melindungi Pandora dari gairah Raja Vanderox yang terungkap jelas saat tata
Baca selengkapnya
Perhatian Khusus
“Kau seharusnya beristirahat, Pangeran. Biar aku saja yang melakukannya.”Avanthe menelan ludah kasar memperhatikan bagaimana Kingston ... sedang tidak baik – baik saja tetap memaksa untuk mengobati Pandora yang telentang dengan kepala menyangga di pangkuan pria tersebut.Wajah yang pucat, hingga setiap gerakan kecil selalu membuat Kingston mendesis tertahan. Jujur, Avanthe merasa tidak tega harus mengamati tiap – tiap ekspresi Kingston yang meskipun hanya diam, pria itu jelas menyeret sikap khawatir Avanthe untuk memenuhi ketakutan yang mendesak – desak di benaknya.“Kau membuatku sangat terkejut saat tiba – tiba masuk dengan kondisimu yang seperti ini.” Ntah mengapa sejak perang berlangsung, Avanthe tidak sanggup menerawang ke depan sekadar memastikan keadaan yang tidak dia campuri. Seakan ada yang membatasi kemampuannya—dan itu salah satu bagian terburuk untuk terus dianalisis, karena sepertinya jawaban yang dicari tidak akan pernah ada.“Kak ....”Sejak awal perhatian Avanthe suda
Baca selengkapnya
Berbagi
Sesuatu yang halus, menusuk – nusuk di permukaan lengan Pandora merupakan salah satu alasan utama matanya mengerjap beberapa kali hingga langit – langit kabin menyeluruh terekam di dalam ingatan.Sedikit bergerak Pandora menyadari Kingston sedang menegadah di sandaran kaki ranjang. Rambut hitam itu yang membangunkan Pandora, yang tanpa pria itu sadari, tetapi kegiatannya masih sama di sana. Memijit kening yang licin dengan mata terpejam. Kadang – kadang sebelah lengan Kingston terangkat bersama sehelai kain hitam untuk dibiarkan membungkus hidung yang mancung.Di sela itu, bulir – bulir keringan terjun dari bagian pelipis, merambat turun melewati tulang pipi. Begitu pula kerongkongan Kingston naik turun seperti sedang menahan sesuatu. Cukup aneh bagi Pandora, karena tidak biasanya Kingston bersikap demikian.Dia meringis menarik diri bangun. Di antara yang lain aroma makanan menjamah indera penciuman Pandora. Tumpukan roti bakar, semangkok bubur, dan susunan buah terhidang di atas mej
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
22
DMCA.com Protection Status