All Chapters of RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU): Chapter 21 - Chapter 30
125 Chapters
RIVAL 21
Part 21“Kita harus menyiapkan cara lain kalau sampai teman-teman sekolahku tahu tentang penyelewengan dana ini,” kata Sela. “Mereka sudah mulai curiga,” lanjutnya lagi.“Alah, bisa apa sih mereka, Mas? Satu kecamatan bahkan di tingkat kabupaten sudah tahu, kamu adalah bendahara terbaik. Laporan yang kamu buat selalu menjadi percontohan untuk teman-teman yang lain. Satu kecamatan cuma kamu yang bisa mengerjakan laporan dengan begitu baik. Lalu, mau pilih siapa coba? Coba guru-guru sana, adakah yang sekiranya bisa membuat laporan? Tidak ada sepertinya, Mas. Pak Darma sudah tua. Pak Ali, katanya sudah punya tugas lain. Bu Santi gaptek. Mbak Asih juga gaptek. Lagipula dia hanya guru honorer yang tidak memenuhi syarat sebagai bendahara. Diah juga bukan PNS. Siapa lagi guru lainnya yang bisa? Tidak ada.”“Hanya ada satu orang yang berpotensi bisa. Dia adalah Diah. Diah itu cerdas. Dia bisa menguasai sesuatu hal hanya dalam waktu yang sebentar. Semoga saja Diah tidak sampai menjadi PNS di s
Read more
RIVAL 22
Part 22Dua minggu sudah Diah menjalani bisnis berjualan baju juga cemilan yang berasal dari aneka keripik dan juga kerupuk. Bisnis kecil yang cukup menguntungkan dia yang tinggal di desa. Kini, ia tidak peduli lagi dengan gaji yang belum diberikan oleh Sela.Mau mengadu? Ia paham bagaimana karakter kepala sekolahnya yang terlalu baik. Baik yang sudah kelewatan. Jika ia melaporkan hal itu, yang terjadi adalah kepala sekolah tersebut memberikan gaji padanya dari uang pribadi."Iya sih, bener juga. Pak Tri pasti akan berkorban pakai uangnya sendiri. Pria itu suka dengan kedamaian. Tidak mau menegur tidak mau mengkritik, pilih jalur aman rogoh kocek pribadi." Mbak Asih berpikiran sama saat aku membicarakan hal ini dengannya."Terus kamu mau membiarkan saja mereka mendzalimi kamu?""Untuk apa aku minta uang itu? Meski hakku, tapi mereka sudah sangat membenciku. Ambar bahkan selalu berusaha menyakiti hatiku dengan berbagai cara. Jika aku meminta uang itu, harga diriku akan semakin diinjak-
Read more
RIVAL 23
Part 23Emosi Ambar tambah memuncak kala sampai di rumah melihat tumpukan aneka cemilan yang tidak laku karena kalah start dari Ambar.Catur yang sedang menyuapi Gendis tidak memandang sang istri. Ia kini ikut berubah dingin sejak tahu istrinya dekat dengan lelaki lain. “Ndis maem, nanti mandi, terus bobok siang ya?” katanya.“Jadi habis Dhuhur gini, Gendis belum mandi, Mas?” bentak Ambar.Catur tidak menjawab. Percuma berdebat dengan Ambar, ia tetap kalah. Sebaik apapun jika sudah benci, maka yang terlihat hanya keburukan saja.“Mas. Kenapa tidak jawab pertanyaanku?” bentak Ambar lagi.“Gendis mau mandi jam berapapun, itu bukan urusan kamu. Yang penting kamu bahagia, di luar bisa bersama laki-laki lain. Pulang sudah tersedia semuanya dan tidak perlu repot. Kalau sedang tidak baik-baik saja, aku dimarahi habis-habisan. Sudah, selesai. Enak ‘kan, meskipun aku ini lelaki rendahan tapi masih bermanfaat untuk dijadikan pelampiasan kamu. Gendis pasti akan aman bersamaku. Kamu pikirkan saja
Read more
RIVAL 24
Part 24Diah mengambil ponsel dan menelpon Sari di hadapan Rizal.“Halo, Assalamualaikum, Bu. Maaf, suami saya memarahi saya habis-habisan dan memaki saya banyak hal sampai saya menangis,” katanya berbohong sambil melotot galak pada suami yang duduk di kursi dengan posisi mematung.“Lhoh, memangnya kenapa sampai dimarahi seperti itu?” tanya Sari pura-pura tidak tahu.“Bu, Bu Sari bilang kalau saya yang melapor ke pengawas? Bu, saya ini orang rendahan. Mana ada saya kenal sama orang besar seperti teman-teman Bu Sari? Bu Sari sudah memfitnah dan membuat saya dimarahi suami saya. Besok saya akan mengatakan hal ini pada pengawas. Dan Bu Sari tahu tidak? Memfitnah orang bisa dipenjara. Ada pasal pencemaran nama baik di sana. Bu Sari mau saya melakukan itu?” kata Diah berapi api.Tangan Sari bergetar memegang ponsel. Ia gugup dan takut serta bingung juga hendak menjawab apa.“Aku itu tadi cuma bilang, apa benar istrimu mengadu ke pengawas,” jawab Sari yang duduk di kursi sambil gemetaran.“
Read more
RIVAL 25
Part 25Sela tanpa kedip melihat deretan pesan yang dikirim istrinya pada Diah. Ia sampai berkali-kali memperbesar layar ponsel. Hatinya merasa panas dengan apa yang terjadi di belakang. Entah pada siapa ia ingin mengungkapkan semua kekesalannya.Diah? Tidak mungkin, karena ia sudah mati kutu di hadapan wanita yang beberapa bulan ini telah dianggap sebagai rivalnya.Meski nama yang disebut dalam pesan itu telah ditutup, tetap saja Sela merasa geram karena hubungannya dengan Ambar ada yang mengusik.Dikondisikan keadaan rumah tangganya ya! Nyeleweng boleh, tapi tidak melibatkan orang lain. Apalagi sampai membuat masalah dengan orang yang tidak ada sangkut pautnya sama sekali.Sela kembali membaca status yang Diah tulis. Ia merasa jika wanita itu telah memulai mengibarkan bendera perang yang sebenarnya. Antara takut, cemas dan malu dirasa Sela.Ia jadi teringat betapa telah mendzalimi guru honorer itu dengan menahan gajinya. Sekarang tidak tahu lagi bagaimana harus bersikap terhadap Dia
Read more
RIVAL 26
Part 26Ambar menjadi gelisah saat mengetahui Sela pergi dari rumahnya. Ingin rasanya segera menyusul dan menghabiskan waktu berdua, tetapi ada Catur yang masih bersama dalam satu rumah. Namun, hatinya merasa bahagia jika keluarga Sela berantakan. Itu bisa menjadi peluang untuknya menyuruh Sela menceraikan Indah. Lalu ia menyuruh Catur mengajukan perceraian dan mereka menikah. Hidup bahagia dan mewah dari uang BOS dua sekolah.Ambar bukannya tidak melakukan penyelewengan. Ia juga banyak memanipulasi keuangan sekolahnya, tetapi jumlahnya tidak sebanyak yang dia ambil dari sekolah Sela, sehingga tidak terlalu disorot oleh teman-teman satu kantor. Lagipula, dalam benak teman-temannya itu sudah mengira kalau Ambar bermewah-mewahan karena uang dari Sela.“Mas, kamu tidak suntuk dan ingin pergi kemana gitu?” tanya Ambar dingin. Hatinya benar-benar sudah membenci Catur. Namun, kali ini dia berusaha bersikap biasa.“Mau kemana orang kayak aku ini? Motor tidak punya, uang apalagi? Hidup hanya
Read more
RIVAL 27
Part 27Diah berangkat sekolah seperti biasa. Setelah mengungkapkan kekesalan dengan marah-marah pada Sela, kini perasaannya sudah lega. Tidak peduli lagi dengan gaji yang belum diberikan.“Kok bawa alpukat?” tanya Asih pada Diah.“Iya. Mau diantar buat Pak Pengawas,” jawab Diah enteng.“Kok tahu kalau kamu punya alpukat?”“Orang penting terkenal dengan pangkat dan jabatannya. Orang cantik terkenal dengan kecantikannya. Petani terkenal dengan hasil panennya. Tukang selingkuh, pasti terkenal dengan perilakunya itu. Padahal aku tidak memberitahu Pak Pengawas kalau aku punya alpukat, ‘kan? Tapi beliau tahu. Itu karena apa? Berita dari mulut ke mulut. Makanya kalau ada yang tahu tentang kita, tidak boleh menuduh sembarang orang. Bisa-bisa dia akan memberitahu segalanya daripada difitnah.” Diah sengaja menyindir Sela.Sela sebenarnya sudah tidak punya muka di hadapan Diah, tetapi ia tidak punya uang untuk memberikan gaji guru honor itu.mendengar Diah akan bertemu dengan pengawas, hatinya p
Read more
RIVAL 28
Part 28“Lhoh kok saya, Pak?” protes Ambar lantang.“Saya sedang mencontohkan. Semoga bukan Bu Ambar begitu ya? Semoga bukan Bu Ambar yang melakukan perundungan di kelas. Semoga itu orang lain,” kata Roni. “Semoga juga bukan Pak Sela yang selalu menghabiskan waktu di sekolah dengan teman perempuan ya? Semoga juga bukan Pak sela yang menahan gaji guru wiyata bakti. Kasihan, mereka ini tulus mengajar dan membantu kita di sekolah. Jangan dizalimi. Allah itu akan mendengar doa-doa orang yang terzalimi lho.”Jika minuman yang di hadapan Sela bisa menghilangkannya seketika, ia pasti akan memilih pindah sementara waktu ke alam jin. Apa yang diucapkan Roni bukan sebuah sindiran lagi. Itu benar-benar peringatan yang diucapkan di hadapan orang banyak. Peserta KKG tentu saja akhirnya paham, siapakah sosok yang sedang diperbincangkan. Namun, timbul pertanyaan siapakah sosok yang anaknya disiksa?Beberapa saat kemudian, mereka tahu dari saling bisik.Ambar bersikap cuek dengan apa yang didengarnya
Read more
RIVAL 29
Part 29“Pantaskah seorang guru berperilaku seperti ini, Ambar?” tanya Catur dengan suara bergetar. “Aku mengizinkanmu, menemani kamu hingga di titik ini,bahkan berkorban banyak uang untuk kepindahan kamu kemari. Juga kehilangan lahan pekerjaanku di pasar, tapi kamu sekarang merendahkanku, Ambar. Kamu telah menginjak-injak harga diriku dengn seenaknya tidur dengan lelaki lain.” Mata Catur merah karena amarah yang dipendam sekian lama.“Kembalikan handuknya!” teriak Ambar yang terpojok duduk di samping kasur busa tanpa sehelai benangpun.“Kenapa minta dikembalikan? Aku suami kamu. Apa kamu malu di hadapanku seperti ini? Dimana urat malumu saat tidur bersama laki-laki yang bukan suami kamu?” bentak Catur.Ambar bak disiram air comberan. Meski yang ada di hadapannya adalah Catur, sang suami. Akan tetapi, dengan bekas merah di beberapa tubuhnya, ia masih memiliki malu.“Dimana kamu melakukannya? Dimana?” bentak Catur sambil menjambak rambut Ambar.“Kamu sudah melakukan kekerasan sama aku,
Read more
RIVAL 30
Part 30Diah merasa bingung dengan foto-foto yang baru saja diterimanya. Muncul pesan lagi yang dikirim oleh nomor Ambar.Ambar: Maaf, Mbak, saya lancang. Saya suami Ambar. Hp nya sudah ada sama saya. Saya melihat semua percakapan yang ada di ponselnya akhirnya saya tahu masalah dia dengan Mbak Diah apa. Saya cuma mau memberi support saja sama Mbak Diah sebagai manta rivalnya bahwa orang yang sudah menghina Mbak Diah selama ini bukanlah orang yang baik.Diah mematikan layar ponsel. Apapun yang menimpa Ambar di belakang sana bukanlah urusannya. Tanpa diberikan foto-foto itu, ia sudah tahu apa yang terjadi. Ia menghapus foto yang tidak layak dilihat anak-anaknya. Namun, tidak dengan pesan yang Catur kirim.Malam itu, dengan tertatih, Ambar membersihkan kamarnya yang berantakan. Sementara kamar lain telah ditempati Catur dan tertutup rapat. Pikirannya kacau. Tuntutan Catur tentang uang yang sudah digunakan, foto yang ia rasa sudah tidak aman, juga luka yang dirasakan akibat penganiayaan
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status