All Chapters of ILMU TUJUH GERBANG DEWA: Chapter 131 - Chapter 140
143 Chapters
Bab 131. Pertarungan Dua Kekuatan Raksasa
“Serang!”Pertapa Sakti Pulau Kayangan memberi perintah kepada sepuluh anak buah utamanya untuk menyerang. Mereka merupakan sepuluh pasukan pilihan yang dibuat oleh sang pertapa. Ia menamai mereka dengan Sepuluh Iblis Pengantar maut.Kesepuluh orang itu menggunakan pakaian serba merah. Mereka semua mengenakan topeng Iblis. Tubuh mereka memancarkan cahaya dan asap berwarna hitam.Para Iblis Pengantar Maut itu langsung mengepung Liong Yun di udara. Luar biasa, ternyata Ilmu meringankan tubuh sepuluh orang itu pun telah melampaui ketinggian ilmu normal manusia. Mereka melayang bagaikan berpijak di tanah. Hanya sesaat mereka menatap Liong Yun dengan ganas, kesepuluh orang itu langsung menyerang mengeroyok sang Pendekar Bayangan Maut.Kesepuluh orang itu berubah wujudnya menjadi sosok hitam pekat. Mereka menyerang Liong Yun dengan gerakan yang sangat cepat. Tenaga sakti yang mereka kerahkan pun bukan main-main.Namun serangan demi serangan yang dilancarkan oleh mereka tak satupun yang ber
Read more
Bab 132. Bersatu Dengan Dewa Naga Iblis
Liong Yun mengerahkan seluruh tenaganya, memancarkan kekuatan merah yang begitu kuat hingga alam pun berguncang. Angin kencang berhembus, pepohonan melengking, dan awan-awan hitam berkumpul di langit, menciptakan suasana yang gelap dan tegang. Cahaya merah yang memancar dari tubuh Liong Yun menjadi semakin terang, seolah memenuhi seluruh medan pertempuran dengan kehangatan yang membara. Setiap orang yang terpapar cahaya itu menjadi sangat sulit bergerak.Orang-orang yang berada di sekitar pertempuran itu, baik dari pihak Liong Yun maupun dari pihak Pertapa Sakti Pulau Kayangan, menjauh dengan cepat. Mereka takut terkena dampak dari kekuatan yang begitu besar ini. Beberapa di antara mereka yang kurang waspada terkena sedikit cipratan energi merah itu, dan tubuh mereka terdiam tak lama kemudian terbakar dan hancur berkeping-keping.Liong Yun, dengan mata yang memancarkan kemarahan melesat maju dengan kecepatan kilat. Gerakannya begitu cepat sehingga sulit bagi mata manusia biasa untuk
Read more
Bab 133. Perjuangan Terakhir, Pil Penguat Jiwa
Bummmm! Sebuah serangan dilancarkan Pertapa Sakti Pulau Kayangan ke arah kanannya. Di tempat itu ada beberapa orang pendekar utama pihak aliran putih yang berlindung. Beruntung serangan yang dilancarkan dapat dihalau oleh Liong Yun. Pemuda itu iu dengan gerakan yang sangat cepat mendahului serangan dan menghadangnya. Serangan itu berhasil ia balikkan ke arah musuh. Meski serangan itu berhasil dihalau oleh Liong Yun, namun pemuda itu pun tak lepas dari bahaya. Ia terlempar kuat hingga puluhan tombak. Tubuhnya terhempas ke tanah. “Huek!!!” mulut Liong Yun menyemburkan darah ketika akan bangkit dari tempat ia terjatuh. “Hahaha… bodoh sekali kau anak muda. Menghadang seranganku dengan ilmumu yang masih mentah itu!” ejek Pertapa Sakti dari Pulau Kayangan. Liong Yun tidak menghiraukan apa yang diucapkan oleh orang tua sakti itu. Ia berpikir keras bagaimana caranya menghadapi lawan yang kini sudah jauh lebih kuat. Dan ia pun membenarkan apa yang diucapkan oleh Pertapa Sakti dari Pulau K
Read more
Bab 134. Akhir Sang Pendekar
Pancaran kekuatan Ilmu Tujuh Gerbang Dewa di tingkat kelima memancar dengan kuat. Cahaya merah berbias kekuatan halilintar keperakan menyebar. Setiap yang terpapar cahaya itu akan terdiam tak lama kemudian lenyap.“Hahaha ku akui kekuatan yang kau miliki itu luar biasa.“Lian Xue… Sekarang!” teriak Liong Yun.Pendekar Bayangan Maut memancarkan kekuatannya ke arah musuh. Mereka mundur, tidak ada yang berani mendekat. “Bedebah!” Pertapa Sakti Dari Pulau Kayangan menghardik marah. Ia baru menyadari apa yang sebenarnya tidak juan Liong Yun. Pemuda itu bukan ingin melawannya melainkan mengulur waktu agar orang-orang dunia persilatan aliran putih bisa meninggalkan tempat itu.Orang tua Sakti itu pun kemudian memerintahkan sepuluh orang kerdil yang wujudnya menyerupai dirinya itu untuk menghabisi orang-orang aliran putih. Sepuluh orang kerdil dengan wujud menyerupai Pertapa Sakti Dari Pulau Kayangan itu menyebar dengan cepat, menerjang ke arah para pendekar aliran putih yang berusaha me
Read more
Bab 135. Biksu Agung Kuil Dewa
“Bagaimana? Apakah benar-benar pendekar Liong sudah tewas?”Majikan Pulau Naga di dampingi Putrinya Lin Lian Xue nampak tidak sabaran. Di dermaga yang menjadi satu-satunya akses masuk ke pulau itu ia berdiri menantikan sebuah perahu kecil yang datang. Belum lagi perahu itu merapat ia sudah melontarkan sebuah pertanyaan.“Salam hormat ketua!” Seorang lelaki berpakaian serba hitam dengan sulaman gambar naga hitam memancar cahaya keemasan di dadanya melompat dari perahu langsung berlutut memberi penghormatan.“Bagaimana, apakah kau mendapatkan informasi yang benar?” tanya Majikan Pulau Naga sekali lagi menegaskan.“Kabar itu ternyata memang benar ketua. Pendekar Liong telah tewas!” jawab orang yang baru datang itu.“Kakak Liong…!”Lin Lian Xue tidak kuasa menanggung kesedihannya. Ia jatuh tersungkur dan pingsan. Beruntung Majikan Pulau Naga langsung menyambut tubuh Putrinya itu sehingga tidak sampai jatuh ke tanah.Majikan pulau Naga sebenarnya cemas dengan keadaan putrinya, namun ia le
Read more
Bab 136. Bayangan Putih Di Markas Kaisar Naga Hitam
Malam harinya biksu Tian Kong dan Majikan Pulau Naga meninggalkan pulau. Mereka menggunakan perahu kecil yang hanya muat berdua untuk tidak menarik perhatian.Mereka naik perahu kecil yang dibuat khusus untuk menyeberangi lautan yang penuh dengan badai dan ancaman bajak laut. Perahu mereka, meskipun kecil, dirancang dengan rapi dengan lambung yang kuat dan layar yang kokoh untuk menghadapi gelombang besar dan angin kencang.Tian Kong duduk dengan tenang di bagian depan perahu, sedangkan Pendekar Senior menjaga keseimbangan dan mengarahkan perahu dengan cekatan. Mereka berlayar melawan gelombang-gelombang yang mengancam, kadang-kadang terjebak dalam badai yang mengerikan. Namun, dengan keahlian dan kerjasama mereka, perahu tetap kokoh dan melaju maju.Di tengah samudera yang luas, dua pendekar legendaris, terus melintasi lautan dengan perahu kecil mereka. Keduanya dikenal sebagai ahli bela diri yang ulung, memiliki keahlian yang tidak tertandingi dalam seni pedang dan ilmu silat yang s
Read more
Bab 137. Pemuda Misterius Super Sakti
Merasa ada orang lain yang juga mengincar jasad Liong Yun, keduanya pun mempercepat langkah mereka. Hingga tiba di sebuah bangunan besar yang dijaga ketat mereka berhenti pada jarak yang cukup jauh.“Aneh sekali!” gumam Biksu Tian Kong. “Bagaimana bisa orang itu tidak mendapat halangan oleh para penjaga. Padahal jelas-jelas ia melewati mereka dengan santai. Apakah mungkin orang itu merupakan anggota sekte Naga Hitam ini juga?” bisiknya kali ini kepada Majikan Pulau Naga. Yang ditanya pun sama dalam keadaan bingung. Keduanya dengan sangat jelas melihat orang berpakaian serba putih itu melewati para penjaga. Sementara para penjaga itu memiliki kemampuan yang jelas bukan kemampuan sembarangan, bahkan kemampuan mereka rata-rata di atas para ketua perguruan ternama di dunia persilatan,“Aku rasa orang itu bukan bagian dari sekte naga hitam ini. Orang itu tidak memiliki tenaga Naga Iblis, ilmu sesat dari ilmu naga langit. Sementara rata-rata orang sekte naga hitam memiliki ilmu tersebut b
Read more
Bab 138. Dewa Obat
Duarrrr!Suara menggelegar terdengar saat sebuah halilintar menghantam air laut. Hampir saja mengenai sesosok berpakaian putih yang berjalan melayang ke arah sebuah pulau yang diliputi kabut hitam tebal.Tidak sekali dua. Ternyata hantaman halilintar itu seperti sengaja mengincar lelaki berpakaian serba putih yang sedang menggendong sesosok tubuh.Jedarrrr!Kali ini halilintar itu tepat mengenai lelaki berpakaian serba putih. Anehnya halilintar itu seperti mengenai pembatas tak nampak. Sosok serba putih itu terus berjalan di atas air tanpa sedikitpun terganggu.“Sungguh hebat perisai alam yang sudah dibuat oleh orang ini, sayang ia berada dalam kesesatan sehingga kelebihan yang dipunyainya sama sekali tidak bermanfaat,” sosok serba putih itu menggumam.Tak lama kemudian sosok berpakaian serba putih itu tiba di sebuah pulau. Pulau yang bertuliskan ‘Pulau Kematian’. Pulau yang menjadi tempat menyelamatkan diri dari orang yang mengincar nyawanya di waktu kecil.Sesaat sosok baru pakaia
Read more
Bab 139. Perjalanan Menuju Kekaisaran Selatan
“Apa maksudmu pendeta busuk?” tanya Dewa Obat dengan suara membentak.Biksu Tian Kong tersenyum. Ia tidak sedikitpun tersinggung oleh celaan Dewa Obat. Ia bahkan menaruh hormat kepada orang yang dipercaya mampu menyembuhkan segala macam penyakit itu.“Mungkin pemuda itu akan hidup lagi!” jawab Biksu Tian Kong."Apa maksudmu? mana mungkin ada kejadian seperti itu. Di dunia ini hanya aku yang bisa menghidupkan orang yang sudah mati selama masih kurang dari 100 hari itupun bila jantungnya masih terjaga tidak membusuk.”Sekali lagi Dewa obat menunjukkan rasa tidak percayanya. ia bahkan menunjukkan rasa gusar menganggap biksu Tian Kong mempermainkannya. ia sendiri tidak percaya ada orang lain yang bisa menghidupkan orang sudah mati kecuali dirinya. “Aku tidak mengada-ada tetua.”Kemudian, Biksu Tian Kong menceritakan bagaimana pertemuannya dengan pemuda misterius yang membawa jasad Liong Yun ketika ia hendak merebutnya di markas sekte Naga Hitam. “Hmmm… Aneh sekali, siapa pemuda itu. Se
Read more
Bab 140. Misteri Sosok Bias Putih
“Salam tetua, Raja Harimau Putih Selatan! maafkan kami bila tanpa sengaja memasuki wilayah tuan. Kami hanya pelancong yang sekedar ingin menikmati alam, tanpa gangguan orang lain.”Yun Gak mencoba berdamai dan memberanikan diri menjawab pertanyaan Raja Harimau Putih Dari Selatan yang nampak kurang senang dengan kemunculan mereka. Namun tentu saja Raja Harimau Putih tidak percaya begitu saja.“Hmmm.. sudah banyak aku mendengar jawaban seperti itu. Bukankah kalian hendak menyelidiki daerah selatan ini? Kalian pasti utusan tua bangka yang menamakan diri sebagai Kaisar Naga Hitam itu!”Yun Gak dan Lian Xue saling pandang. Mereka terlihat sedikit lega. Walau dicurigai sebagai pihak Kaisar Naga Hitam, tapi dengan begitu mereka menyimpulkan bahwa orang yang berada di hadapan mereka bukan musuh.“Tetua, sebelumnya kami mohon maaf karena menyembunyikan identitas kami, semua memang karena kami menghindari orang-orangnya Kaisar Naga Iblis. Kami penghuni Pulau Naga yang ingin menyambangi Kaisar
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status