All Chapters of Sang Dewa Perang Terkuat : Chapter 111 - Chapter 120
306 Chapters
111. Saya Pantas Dihukum!
"Dia membalik serangan Raja Keannu, Jenderal," ucap Steven seraya menelan ludah dengan gugup.Jody Gardner bahkan tak habis pikir dengan apa yang dikatakan oleh Bill. Pria itu menatap orang aneh yang sedang berlutut dengan bingung.Bill kembali berkata. "Yang Mulia, mohon hukum saya atas diri saya yang telah sampai membuat Anda bertindak seperti ini."Mendengar perkataan Bill itu, Monica Wilhelm berkedip-kedip dan hampir saja akan tertawa lagi jika suaminya tidak tiba-tiba berdiri begitu saja."Jenderal Stewart, kurasa kita tidak perlu memperpanjang masalah ini," ucap Keannu yang tak tahu lagi bagaimana membalas tindakan Bill yang tak pernah ia pikirkan itu."Yang Mulia, tapi saya bersalah. Saya pantas dihukum."Keannu pun berkata dengan jengkel, "Apa denganmu? Dari tadi kau minta dihukum?"Bill terdiam. Keannu yang tak ingin kehilangan wibawa pun berkata, "Ini semua bukan salahmu. Sudahlah, tak perlu dibahas lagi.""Apakah ini artinya Anda mengampuni saya, Yang Mulia?" Bill bertanya
Read more
112. Jelaskan Padaku!
Steven pun ikut tersenyum dan berpikir seperti tuannya, "Anda benar, Jenderal.""Biarkan saja mereka berseteru. Kita jadi penonton saja." Jody Gardner terlihat puas."Aku pikir aku akan repot-repot untuk berpikir cara menyingkirkan Bill Stewart dari istana ini, tapi ternyata sungguh di luar dugaan. Aku tak perlu mengotori tanganku," gumam Jody Gardner.Kau sendiri yang memasukkan dia ke dalam istana ini, Yang Mulia Raja. Memang benar, kau juga yang harus mengeluarkannya dari sini. Jody membatin senang.Sementara itu, William Mackenzie memasuki area gedung Perak. Baru saja dia dibukakan pintu oleh penjaga gedung itu, istrinya langsung berdiri dan menatapnya, seakan meminta penjelasan.Bill menoleh ke arah Andrew Reece, "Pergilah dulu, Reece. Tunggu aku di gedung latihan.""Baik, Jenderal," ucap Andrew dan ia membungkuk beberapa detik sebelum meninggalkan gedung itu.Begitu pintu ditutup kembali, Cassandra pun tidak sabar untuk bertanya, "Jelaskan padaku semuanya."Bill menghela napas p
Read more
113. Kau Paham?
Bill pun membalas, "Kau ... hanya terlalu banyak berpikir."Cassandra ingin bertanya lagi tapi Bill kembali berkata, "Istirahatlah. Aku harus ke gedung latihan. Aku akan kembali sore nanti."Cassandra pun mengangguk dan membiarkan suaminya pergi.Di gedung latihan, Bill mendapati sejumlah pengawal yang merupakan anak buahnya yang ikut berperang bersama dengannya kala itu. Andrew Reece berkata, "Apa Anda akan memulai latihan, Jenderal?""Ya," jawab Bill.Semua prajurit langsung saja berdiri dengan tegap, terlihat begitu segar dan tampak begitu siap melakukan latihan hari itu."Apa kalian siap berlatih?" tanya Bill."Siap, Jenderal," jawab seluruh anak buahnya.Bill mengangguk, "Antusias kalian membuatku bangga. Tapi, kali ini aku tak akan meminta kalian untuk berlatih fisik, melainkan strategi."Beberapa orang terlihat agak bingung. Salah satu dari mereka mengangkat tangan, "Kenapa tidak berlatih fisik, Jenderal?"Bill mengulas sebuah senyum tipis, "Aku tahu kalian memang luar biasa k
Read more
114. Berpangku Tangan
Sang bawahan itu pun segera saja membungkukkan badan lalu mulai meminta maaf dengan raut wajah ketakutan dan juga badan setengah gemetar, "Ampun, Yang Mulia. Baiklah, saya akan segera mencari kerajaan-kerajaan yang memiliki masalah dengan kerajaan kita." Keannu seketika menyeringai dan kini wajah bengisnya sudah tak terlihat lagi seperti beberapa saat yang lalu. "Bagus, berapa waktu yang kau perlukan?" "Tiga hari, Yang Mulia." Keannu pun kemudian mengangguk setuju, "Baiklah, tiga hari aku akan bertanya lagi kepadamu. Aku harap kau sudah menemukan kerajaan yang aku maksud." "Baik, Yang Mulia." Sang anak buah pun kemudian undur diri lalu meninggalkan istana raja. Keannu pun tertawa begitu puas karena kali ini dia mungkin memiliki firasat baik jika dia bisa membuat jenderal perang itu kehilangan nyawanya. Sebenarnya pada awalnya dia tidak ingin membunuh William Mackenzie dan malah ingin mempertahankannya di sisinya karena pasti kemampuannya sangat dibutuhkan. Sayangnya, William M
Read more
115. Balas Dendam Raja
Akan tetapi, sebelum Jody Gardner berpikir lebih jauh lagi, kekhawatirannya pun menghilang begitu saja ketika dia melihat Keannu Wellington mulai meminta Penasihat Raja untuk berbicara."Sebenarnya, saya sungguh diliputi kebimbangan yang dalam ketika harus menyampaikan hal ini," ucap Larry mengawali perkataan pentingnya.Pria berusia empat pukuh tahunan itu kemudian terlihat memasang wajah sedih sekaligus bingung, "Tapi. Saya harus mengatakannya."Andrew Reece terlihat menaikkan alisnya dan William Mackenzie yang masih menggunakan identitas sebagai Bill Stewart itu pun seketika memiliki firasat tidak baik semakin dalam."Seperti yang kita ketahui, kerajaan kita berbatasan secara langsung dengan Kerajaan Fleshy di bagian barat. Dan menurut laporan, kerajaan tersebut sering kali bertindak sesuka hati di daerah perbatasan itu," ucap Larry.Andrew Reece mendesah dan menoleh ke arah sang jenderal dengan raut wajah penuh dengan kecemasan."Jadi, terpaksa kita harus menghentikan hal itu agar
Read more
116. Pengakuan Bill
"Dalam empat hari lagi," jawab Bill."Empat hari lagi? Apakah Anda yakin, Jenderal?" ucap Howard terlihat kaget dengan jawaban sang jenderal perang itu.Bill memutar arah pandang dan menatap tanpa gentar pada anak buahnya tersebut, "Tentu saja. Kenapa?""Karena menurut saya, ini terlalu cepat. Anda ... bagaimana kondisi Anda, Jenderal? Apa Anda baik-baik saja?" tanya Howard dengan tatapan penuh kecemasan.Bill pun mengulas sebuah senyum. Dulu, dia tak memiliki orang-orang yang dengan mudah mengungkapkan apa yang ada di dalam kepalanya. Di masa lalunya sebagai William Mackenzie, orang-orang terlalu takut mengomentari setiap keputusan yang dia ambil.Namun, kini semuanya berbanding terbalik. Semua orang yang mengkhawatirkannya tak menutup-nutupi itu darinya. Ah, dia pun sekarang memahami perbedaan dirinya yang dulu dan dirinya yang sekarang."Aku tak kenapa-kenapa. Yang terpenting kalian. Setelah kita membahas masalah strategi ini, kalian akan aku istirahatkan selama satu hari total."
Read more
117. Kembali ke Medan Perang
"Ya," jawab Bill.Cassandra bertanya dengan terbata-bata, "Apakah nenek tahu akan hal ini?""Ya, aku mengungkapkan segalanya kepada nenek," jawab Bill.Cassandra Wood pun mulai tak bisa berpikir. Dia memejamkan mata sejenak lalu mulai lemas. Namun, Bill menahan istrinya tersebut dan wanita cantik itu pun tak jadi limbung."Kenapa kau baru mengatakan hal ini kepadaku sekarang? Kau ...."Cassandra mulai teringat akan perlakuan-perlakuan yang Bill terima serta bagaimana dia memperlakukan suaminya itu. Dia pun sering mengeluarkan kata-kata kasar kepada Bill.Nyatanya pria itu bukanlah pria tak berguna yang selama ini dipikirkan oleh keluarganya. Bill adalah legenda yang begitu dihormati.Namun, sekarang pertanyaan lain pun muncul dalam kepala Cassandra, "Apa orang-orang di istana ini tahu? Maksudku, Jenderal Mackenzie memakai topeng."Dia menunjuk gambar Bill yang begitu besar di sana.Bill menggeleng, "Yang mengetahui identitasku yang sebenarnya hanyalah Andrew Reece, raja dan ratu."Kal
Read more
118. Perisai
Begitu anak panah itu melesat ke atas, petir terlihat semakin menyambar dengan begitu hebatnya. Malahan, hal itu menimbulkan kilatan luar biasa dahsyat sampai-sampai semua pemanah hebat itu mundur ke belakang beberapa langkah.Beberapa dari mereka menoleh kepada Jenderal Perang mereka yang tampak tenang, meminta penjelasan. Andrew Reece pun mewakili mereka dan segera berkata, "Jenderal, itu tak berhasil.""Siapa bilang tak berhasil?" balas Bill tanpa berpaling."Jenderal ...." Andrew Reece menampilkan ekspresi bingung.Bill kemudian maju beberapa langkah dan melihat ke arah depan tatapan menyipit. Semua anak buahnya pun semakin tak memahami apa yang sedang dilakukan oleh sang jenderal. Andrew Reece yang telah begitu dekat dengan jenderal mereka itu saja tak mengerti, apa lagi yang baru beberapa waktu mengenalnya tentu mereka tak bisa memahaminya. Sebab, jika dipikir lebih jauh, segala tindakan jenderal mereka tersebut tak pernah sesuai dugaan.Mereka pun kemudian hanya bisa terdiam
Read more
119. Putra Mahkota yang Tangguh
Jenderal Perang Kerajaan Fleshy memanglah terlihat begitu masih muda, tapi dia tak terlihat takut menghadapi Bill. Dengan begitu tenang dia pun berkata, "Kita bisa bertarung sampai salah satu dari kita mati, tak usah melibatkan prajurit." William Mackenzie pun terkejut begitu mendengarnya, "Kau ...." "Ini bukan perang yang perlu melibatkan mereka." Jenderal Perang muda itu menatap penuh keyakinan. "Kau berniat mengorbankan dirimu untuk mereka?" Bill bertanya. Jenderal perang bernama Hugh Fleshy yang juga merupakan putra mahkota Kerajaan Fleshy itu tersenyum tipis. "Apa kau meremehkan aku, Jenderal? Apa kau berpikir kau akan bisa mengalahkan aku?" balas Hugh santai. "Tentu tidak. Baiklah, bagaimana kita akan bertarung?" tanya Bill. Hugh memutar badan, membelakangi Bill dan menghadap semua prajuritnya yang menatap penuh kebingungan. "Prajurit, aku akan bertarung dengan Jenderal Ans De Lou satu lawan satu. Aku-" "Putra Mahkota, kau ... apa maksudmu?" Gilar Fleshy memotong ucapa
Read more
120. Bentuk Kekhawatiran
Dari luka Hugh, darah menetes tapi tidak terlalu banyak. Gilar terlihat sangat panik saat melihat kakaknya tersebut terluka. Pemuda itu tak mungkin membiarkan kakaknya dihabisi oleh musuh mereka. Dia juga masih ingat akan pesan ayahnya sebelum dia mengikuti kakaknya pergi berperang. "Hugh adalah seorang putra mahkota jadi jika terjadi sesuatu dengannya pasti negara kita akan kacau. Gilar, pastikan putra mahkota tetap selamat." Kata-kata itu terngiang di dalam kepalanya. Gilar yang tidak tahan lagi melihat kakaknya terluka pun hampir saja akan menerobos bagian penjagaan depan tapi Hugh berteriak dengan suara yang teramat sangat kencang, "Berhenti di sana!" "Tidak." "Gilar, berhenti! Jangan mendekat ke sini!" ucap Hugh tegas. "Hugh! Jangan keras kepala!" balas Gilar, kembali akan melangkah. Akan tetapi, kemudian Gilar mendengar kakaknya menggeram marah, "KUBILANG BERHENTI!" Gilar pun seketika berhenti melangkah. Gilar luar biasa sangat kesal dengan kekerasan hati sang kakak ya
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
31
DMCA.com Protection Status