Semua Bab Dominasi sang Pewaris : Bab 151 - Bab 160
204 Bab
Bab 151
Semua orang menjadi tegang. Jika tidak ada yang merasa memesan semua hidangan itu, apa itu berarti mereka yang harus membayar tagihannya?Sungguh, mereka sangat ingin mencicipi kenikmatan steak premium. Akan tetapi, jika untuk itu mereka harus menghabiskan banyak uang, mereka bisa menekan keinginan mereka. Mereka bisa menelan kembali semua ludah yang mencuat dengan sendirinya karena membayangkan kenikmatan rasa steak premium.Namun, di tengah-tengah kegusaran yang melanda hati semua orang, satu kata yang terucap terdengar begitu merdu."Aku."Claire refleks menutup mulutnya yang menganga dengan tangan. Dia menatap Jack dengan mata berkaca-kaca akibat perasaannya yang campur aduk.Jack memang pernah memberikan steak keju premium padanya, tapi itu hanya satu porsi. Dan sekarang, ada puluhan bahkan ratusan porsi steak premium di hadapannya.'Jika ini benar, dengan apa kamu akan membayar ini semua, Jack?' batin Claire sambil menelan ludahnya dengan susah payah.Berbeda dengan Claire yang
Baca selengkapnya
Bab 152
Claire yang semula menunduk sambil terus berusaha untuk menenangkan diri, kini mendongak demi melihat wajah Jack.‘Tuan Muda?’ Kening Claire berkerut.Dalam benak Claire terlintas kenbali percakapan antara dirinya dan Jack di depan pintu tadi. Jack dengan sangat yakin menyebut dirinya sebagai Tuan Muda Roodenburg. Jack bahkan hendak mengoreksi nama yang telah Claire sebutkan pada penjaga pintu. Namun, tidak satu pun dari ucapan Jack yang dia anggap serius. Semua terdengar seperti lelucon yang biasa disampaikan Jack untuk mencairkan suasana.‘Mungkinkah ...’Claire tidak berani meneruskan dugaannya. Dia memegangi dadanya untuk memastikan jantungnya masih tersimpan di sana. Claire tidak berhenti menatap wajah Jack yang tidak terus menyunggingkan senyum, melihat para pelayan melaksanakan perintahnya.Claire bukan satu-satunya orang di ruangan itu yang terkejut atas sikap para pelayan pada Jack. Tapi semua teman-temannya juga sangat kaget. Mereka semua bergeming duduk di kursi masing-mas
Baca selengkapnya
Bab 153
Melihat Mario Braxton memasuki ruangan, Jeremy segera bngkit dari duduknya untuk menyambut. Di belakangnya, Jessie juga turut menghampiri sang manajer.Hal itu berhasil menarik perhatian semua orang. Mereka melihat Jeremy yang membungkuk hormat sebelum berjabat tangan dengan Mario. Walaupun Mario beberapa tahun lebih muda darinya, Jeremy tetap bersikap sopan karena kesuksesan karier yang berhasil diraih oleh pemuda itu.“Siapa pemuda itu? Jeremy terlihat sangat sopan padanya,” komentar Eleanor.“Dia manajer di restoran ini,” jawab Jack.Teman Claire lainnya menanggapi, “Pantas saja Jeremy seperti itu. Sejak dulu sikap Jeremy pada orang lain memang sangat dipengaruhi oleh status, jabatan, dan kekuasaan orang itu. Jika dia berhadapan dengan orang yang dia anggap lemah ataupun miskin, dia pasti mulai kurang ajar. Semakin lemah dan miskin seseorang, semakin buruk juga perlakuan yang akan Jeremy berikan.”Jack hanya tersenyum tanpa berkomentar lebih jauh. Sementara itu, di dekat meja lain
Baca selengkapnya
Bab 154
Jeremy harus menderita rasa sakit yang lebih besar lagi akibat tendangan keras yang diberikan oleh Mario. Semua orang tentu sangat terkejut dengan reaksi yang diberikan oleh Mario. Mereka menjadi sangat penasaran mengapa Mario begitu murka setelah mendengar kesaksian dari orang-orang itu tentang perbuatan Jeremy yang sangat buruk pada Jack."Bangun! Ayo bangun cepat!!" Mario membentak sangat keras. Dia menarik kerah baju Jeremy hingga membuat pria itu berdiri lagi."Tuan Mario, tolong hentikan semua ini. Anda tidak bisa memukuli saya seenaknya, sedangkan saya tidak melakukan kesalahan apa pun.""Ternyata kamu masih berani membela diri. Dengarkan baik-baik. Kamu dan pacarmu telah melakukan kesalahan besar dengan bersikap buruk kepada Tuan Muda Roodenburg.""Apa?" Kata tanya itu hampir mencuat dari mulut semua orang. Mereka sangat terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Mario.Merasa dirinya menjadi korban salah sasaran, Jeremy kemudian membantah, "Tidak, Tuan Mario. Itu sama sekali
Baca selengkapnya
Bab 155
"Tentu tidak, Tuan Muda. Aku sudah insyaf. Aku tidak akan lagi bersikap buruk kepada siapa pun tanpa peduli siapa orang yang aku hadapi. Aku sangat menyesal atas semua kebodohanku. Aku bahkan jijik pada diriku sendiri karena telah berani bersikap sombong. Padahal anda yang memiliki segalanya tetap rendah hati dan tidak meremehkan siapa pun.""Itu karena kamu sudah tahu bahwa Jack adalah Tuan Muda Roodenburg." Eleanor turut berkomentar. Wanita itu sangat tidak rela jika Jeremy bebas begitu saja atas segala kesalahan yang telah dia perbuat. Jeremy pantas mendapatkan hukuman yang sangat berat supaya pria itu mengambil pelajaran berharga. Jika dia terlepas begitu saja tanpa hukuman yang berarti, bisa jadi Jeremy akan mengulangi kesalahannya pada orang lain.Sementara itu, melihat kekasihnya memohon ampun di hadapan Jack Roodenburg, Jessie juga berpikir bahwa dia perlu melakukan hal yang sama untuk menyelamatkan diri. Dia tentu masih sangat ingat bagaimana dirinya menyombongkan diri di ha
Baca selengkapnya
Bab 156
Semua orang menjadi tegang menunggu Jack melanjutkan kalimatnya. Sebelumnya Jack memang sengaja mengambil jeda untuk mendatangkan rasa cemas yang lebih besar di hati Jeremy dan Jessie."Hukuman untuk kalian adalah jangan pernah sekali pun menunjukkan wajah kalian di hadapanku. Jika tidak, aku sendiri yang akan menghajar kalian hingga memohon untuk mati." Sungguh ucapan Jack itu disampaikan dengan nada yang biasa saja, tetapi kalimatnya berhasil membuat semua orang merasa sangat terintimidasi, terutama tentu saja Jeremy dan Jessie.Jeremy dan Jessie saling menatap satu sama lain. Mereka dengan kompak menelan ludah dengan susah payah. Rasanya seperti ada bongkahan batu besar yang tersangkut di tenggorokan mereka.Jujur saja hukuman yang diberikan Jack kepada mereka sangatlah berat. Mereka masih ingin bertemu dan berbicara dengan sang tuan muda dengan baik-baik. Bahkan mereka berharap bisa menjalin hubungan lagi setelah insiden yang sangat memalukan ini.Namun, apakah mereka masih beran
Baca selengkapnya
Bab 157
Jantung Claire berdebar hebat mendengar pertanyaan dari Jack. Dia segera memalingkan wajah untuk menghindar dari tatapan mata sang tuan muda.Jack tersenyum melihat sahabatnya memejamkan mata erat-erat. Namun, dia tidak berpikir untuk membuat Claire berhenti bergeming. Jack membiarkan Claire mengisi ruangan itu dengan keheningan.Tidak dipungkiri, Claire mendapat serangan gugup yang sangat besar. Dia memang sering menghabiskan waktu bersama Jack, menceritakan banyak hal padanya, juga tanpa segan memberikan pelukan hangat. Tapi semua dia lakukan di atas status 'persahabatan'.Bisa dikatakan tidak ada hal yang Claire rahasiakan dari Jack, kecuali satu hal, yakni perasaannya. Dia tidak tahu sejak kapan mencintai Jack, tapi sejak awal dia tidak berani mengharapkan bisa menjadi kekasih sahabatnya itu.Semua sudah lebih dari cukup untuk Claire.Maka, ketika Claire dihadapkan dengan situasi semacam ini, dia tidak tahu harus berjingkrak-jingkrak kegirangan atau melakukan yang lainnya.Sementa
Baca selengkapnya
Bab 158
Di dalam mobilnya yang dikemudikan Jack, Claire tersenyum sambil menatap steak daging kobe premium di pangkuannya. Sebenarnya Jack sudah memintanya untuk meletakkan steak itu di depan, tetapi Claire ingin memegangi steak itu. “Sampai kapan kamu akan menatapnya?”Claire menoleh sesaat pada Jack. Dia tidak mengatakan apa pun dan hanya melemparkan senyum sebagai jawabannya. Sesudah itu, dia kembali menatap oleh-oleh untuk Paman Bob dari tunangannya, Jack Roodenburg.“Bagaimana reaksi Ayah jika tahu bahwa kamu adalah Tuan Muda Roodenburg?”Jack tersenyum hangat. “Tunggu sampai aku memberikan kejutan untuknya besok. Karena satu hal, aku tidak bisa pergi makan malam bersamamu dan Paman Bob. Besok aku akan membuat jamuan di tempat tinggalku, khusus untuk si tukang kayu teladan!”Claire menyerongkan tubuhnya agar bisa lebih leluasa menghadap Jack. Dia baru menyadari satu hal. “Kamu belum mengatakan padaku, di mana sebenarnya kamu tinggal setelah pergi dari kos milik Ross.”“O, kalau begitu,
Baca selengkapnya
Bab 159
Claire menggigit bibirnya sambil berjalan mondar-mandir di dekat pintu. Sesekali dia berkacak pinggang ketika melihat ke depan, tidak ada siapa pun yang datang.“Claire, ini masih pagi. Udara pagi sangat baik ‘kan? Jadi berhentilah mondar-mandir di situ. Kamu menghalang-halangi udara segar untuk masuk ke rumah.” Paman Bob melanjutkan aktivitasnya membaca koran.Claire mendengus kesal. “Ayah, putrimu ini sedang cemas, tapi Ayah malah mencemaskan udara.”“Itu bukan hal baru. Kamu selalu cemas setiap hari. Padahal ini masih terlalu pagi. Memangnya siapa yang kamu tunggu? Sejak pagi kamu sudah rapi seperti bersiap mau pergi. Apa kamu ada lembur di King Pizza?”Claire tidak menyahut. Dia berdiri di ambang pintu dengan kedua tangan saling bertaut erat. Matanya tidak berhenti memperhatikan jalan.Akan tetapi, beberapa detik kemudian, Claire berlari masuk ke dalam rumahnya. Dia duduk di samping sang ayah. Dia merangkul lengan ayahnya sambil menyandarkan kepala di pundak sang ayah.Tentu saja
Baca selengkapnya
Bab 160
Jack kembali ke mobil dengan membawa dua gelas teh hijau hangat dan paperbag berisi roti. Namun, senyumnya hilang ketika melihat Claire tidak ada di tempat duduknya.“Paman, di mana putrimu?”Paman Bob turun dari dalam mobil. Dia mengambil dua gelas teh dari tangan Jack untuk diletakkan di dalam mobil. “Dia pergi ke taman saat melihat orang-orang berkerumun di jembatan. Aku sudah memintanya untuk menunggumu. Tapi dia cepat-cepat pergi karena ada seorang gadis kecil menangis di sana.”Tanpa membuang waktu lagi, Jack bergegas berjalan ke arah taman. Dia pergi untuk menyusul Claire setelah meletakkan paperbag di dalam mobil. Tidak mau ketinggalan, Paman Bob pun mengikutinya.Ketika Jack sudah semakin dekat dengan jembatan besar yang melintang di atas sungai, suara tangisan anak perempuan menjadi lebih keras. Di sela-sela tangisan itu, wanita yang menggendongnya mencoba menenangkan, demikian juga pria yang berdiri di sampingnya.Sementara itu, melihat Jack dan ayahnya berjalan mendekat, C
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
21
DMCA.com Protection Status