All Chapters of Dominasi sang Pewaris : Chapter 41 - Chapter 50
204 Chapters
Bab 41
Jack terkejut atas sikap Audrey. Dia tidak mengira jika wanita itu akan berteriak menunjukkan 'maling' yang sedang bersembunyi.Tidak hanya Jack, orang-orang yang berada tepat di depan deret tempat duduk Audrey juga kaget, terutama tentu saja David.David menatap tajam Audrey. Dia menggertakkan gigi-giginya ketika mendesis, "Apa masalahmu denganku hah?!" "Karena kamu sudah berani mencari masalah dengan pacarku!" Jawaban Audrey membuat Jack tersenyum.Sebaliknya, David menjadi semakin marah. Dia akan mengumpat dan memakai Audrey. Namun, lampu sorot sudah lebih dulu mengarah padanya. Lelaki itu terlihat mengerutkan keningnya sesaat karena silau. 'Sial!' David mengepalkan tinjunya.Auditorium menjadi senyap. Tidak hanya para kolega, sekarang semua tamu undangan melihat ke arah David. Mereka yang berada cukup jauh dari David, sampai berdiri demi bisa melihat wajah orang yang dibicarakan Ben Braxton.David sudah seperti seorang kriminal! Dia terkepung!Pria itu menelan ludah dengan susah
Read more
Bab 42
Tanpa komando dari siapa pun, seorang tamu undangan menyahuti pertanyaan pembawa acara sebelum Ben menjawabnya.“Usir dia keluar!”Satu kalimat itu membuat David merasa sangat terancam. Apalagi, berikutnya teriakan tersebut diikuti oleh para tamu undangan lainnya.‘Apa mereka sudah gila?’ batin David sambil menggertakkan giginya.Sekarang, perintah untuk menendang David dari auditorium menggema. David menjadi semakin terintimidasi. Di kelapanya muncul berbagai hal buruk yang mungkin menimpanya, jika insiden pengusirannya dari acara amal ini benar terjadi.Yang dia ketahui selama ini, belum pernah ada orang yang diusir dari acara amal yang diadakan keluarga Roodenburg. Jadi, dia memiliki kesempatan besar untuk menjadi yang pertama. Itu artinya, berita menyoal pengusirannya sangat mungkin akan menjadi topik paling panas di kalangan masyarakat. Itu sama dengan semua warga di kota ini akan memberikan citra buruk padanya.Lebih dari itu, kesulitan dalam melamar pekerjaan baru akan menjadi
Read more
Bab 43
Akibat dari ulahnya sendiri, David mendapat beberapa tendangan dari penjaga. Dia yang kesakitan, pada akhirnya berteriak meminta ampun. “A-aku akan pergi,” rintihnya.“Bagus! Sekarang berdirilah!” Penjaga itu tidak memiliki kesabaran lagi. Tanpa menunggu David bangkit, dia menarik kerah baju pria itu. Benar, dia memang berniat untuk menyeret David keluar.“Tu-tunggu, Tuan.”“Apa lagi? Apa kamu ingin dipukuli lagi hah?”“Tidak, tidak, aku sudah hampir mati. Ampuni aku dan biarkan aku menggandeng pacarku. Aku tidak bisa meninggalkannya.”‘Tamat sudah riwayatku!’ Sophie memalingkan wajah. Dia berusaha keras untuk tidak memukul keningnya sendiri.Ini benar-benar mimpi buruk untuknya! Sejak tadi dia menahan diri dan mencoba untuk tidak terlibat dalam keributan yang diciptakan pacarnya. Tapi David malah tidak memberi kesempatan padanya untuk lolos dari rasa malu yang lebih besar.“Katakan, mana pacarmu? Biar kami seret keluar sekalian. Kalian bisa saling meratapi nasib nanti di luar sana.”
Read more
Bab 44
Acara amal di Greenroad Villa telah usai. Tempat itu sudah lengang karena para tamu undangan telah pulang. Demikian pula dengan Jack yang mengantar Audrey ke tempat tinggalnya. Mereka tampak tertawa sepanjang jalan mengingat banyak hal yang terjadi di malam amal itu."Kamu benar-benar memberikan pelajaran berharga pada mereka semua." Audrey mengacungkan kedua jempolnya."Aku hanya duduk dan menyaksikan saja. Semua yang menimpa mereka adalah karma dari perbuatan mereka sendiri.""Tapi kamu sangat, keren." Audrey menatap lekat Jack yang sedang menyetir.Jack tertawa kecil mendengarnya. "Percayalah, mungkin hanya kamu yang mengatakan itu padaku.""Benarkah? Itu sangat aneh. Mereka melewatkan hal yang sangat berharga." Audrey menopang dagu, memandangi wajah Jack dengan lebih intens."Jangan berlebihan. Yang mereka lakukan itu sangat wajar. Aku memang tidak begitu menonjol. Semuanya serba biasa."Hati Audrey meleleh. Dia belum pernah bertemu orang kaya yang demikian rendah hati. Padahal, J
Read more
Bab 45
Sophie tidak mengira jika Jack akan mampu menahan tinju dari preman. Terlihat sangat jelas jika tubuh preman itu begitu kekar.Tidak hanya itu, ekspresi wajah Jack juga terlihat santai, seolah dia tidak mengalami kesulitan apa pun saat mencengkeram tangan preman. Sebaliknya, wajah preman berkaos hitam itu tampak rumit. Urat-urat di lehernya mencuat sebagai tanda dia sedang mengeluarkan seluruh tenaga untuk lepas dari cengkeraman Jack.BUG!Belum habis keterkejutan Sophie, matanya segera membesar selagi kedua tangannya berpindah ke depan mulut atas apa yang tejadi.Sebuah tinjuan keras telah mendarat di pipi preman berkaos hitam hingga membuatnya terhuyung. Lelaki itu meringis kesakitan memegang ujung bibirnya yang berdarah. Tidak hanya itu, dia bahkan merasa pukulan Jack telah membuat tulang rahangnya bergeser.“Bajingan!” umpat preman lainnya setelah beberapa saat tertegun melihat rekannya terluka. Dia mengangkat tinjunya untuk membalaskan. Namun, dengan sigap tangan Jack mencengker
Read more
Bab 46
Pada akhirnya, rasa manusiawi membuat Jack mengelus kepala Sophie juga. Dia membiarkan wanita itu memeluknya hingga tenang.“Ma-maaf,” kata Sophie saat menyadari tindakannya. Dia segera melepas pelukannya. Sophie mengusap air matanya. Wanita itu menunduk karena malu. Pria yang selama ini dia hina telah menjadi pahlawan yang menyelamatkannya.“Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kamu tidak menolongku. Terima kasih banyak karena masih peduli padaku. Aku pikir kamu membenciku. Oleh karena itu, kamu menunjukku sebagai pacar David di auditorium tadi.”Jack tidak mengatakan apa pun. Dia melepas jasnya untuk diletakkan di tubuh Sophie.Sophie mengangkat padangan. Dia memandang wajah Jack lekat-lekat. Entah bagaimana, mantan pacarnya itu terlihat sangat tampan. ‘Apa selama ini debu telah menutup mataku hingga aku tidak bisa melihat ketampanan Jack? Dia lebih tampan daripada David. Kenapa aku baru menyadarinya setelah begitu lama?’ Sophie ingin memukul keningnya sendiri karena merasa
Read more
Bab 47
Hari ini Jack menjalankan tugasnya seperti biasa. Dia kembali ke King Pizza di siang hari setelah mengantarkan pizza pesanan pelanggan. Dia baru saja memasuki kedai ketika seseorang memanggilnya dengan lantang, "Jack!"Jack mengernyitkan keningnya. Tampak olehnya seorang wanita dengan kemeja dan rok sepanjang lutut duduk di salah satu kursi pelanggan. Dia sedang melambaikan tangan pada Jack.Jack berdiri di tempatnya. Dia sedang berusaha mengingat-ingat, siapakah wanita yang menyapanya itu. Wanita itu berdiri dan menghentakkan sepatu haknya. Itu seperti gerakan wanita yang sedang kesal, tetapi dia malah menyunggingkan senyum lebar. "Hei, kenapa masih di sana? Cepat ke mari, Jack!" Dia sangat bersemangat.Jack tidak kunjung mengingat siapa wanita itu. Dia berjalan mendekat dan tersenyum pada pelanggan-pelanggan lain yang dilewati. Setelahnya, Jack membungkuk hormat pada wanita asing seperti sedang berhadapan dengan pelanggan kedai. "Mohon maaf, apa kita pernah bertemu, Nona?"Wanita
Read more
Bab 48
Jack masih berdiri menatap ke depan. Dia tersenyum karena merasa senang atas perubahan drastis Elena. Dia mengakui, wanita itu terlihat jauh lebih menarik daripada saat masih kuliah dulu. Selain itu, Jack juga turut senang mengetahui kesuksesan yang dicapai teman kelasnya itu.Akan tetapi, beberapa detik berlalu, kedua mata Jack tiba-tiba membesar. “Oh tidak, aku harus segera pergi!” lirihnya sebelum berlari ke belakang.Karena terlalu fokus melihat ke belakang, Jack tidak melihat Claire yang sedang berjalan. Akibatnya, benturan tidak bisa dihindari.“Ouch!” desis Claire sambil memegangi lengannya.“Claire, aku minta maaf.”“Kenapa kamu berlari di dalam kedai, Jack? Dan, wajahmu seperti baru saja melihat hantu. Apa seorang gadis memintamu menikahinya karena sudah kamu hamili?”“Claire!” Jack ingin menjentikkan jarinya di kening Claire yang kini tertawa. “Dengar, jika ada yang mencariku, katakan saja aku tidak ada di kedai. Mengerti, Nona Manajer?”“Hei, memangnya siapa yang datang?” P
Read more
Bab 49
Sophie tahu Jack adalah lelaki yang setia. Itu sebabnya, ketika Claire mengaku sebagai kekasih Jack, bukannya kecewa atau kesal, dia justru tersenyum lebar. Jika memang dia telah berpacaran dengan manajer First Style, tidak mungkin berpacaran juga dengan manajer King Pizza. ‘Rupa-rupanya Jack berbohong padaku malam itu. Dia pasti sengaja melakukannya untuk membuatku cemburu.’ Shopie kegirangan dalam hati. Mengapa?Entahlah, dia sendiri masih belum mengerti mengapa harus bahagia saat tahu Jack masih jomblo.“Di mana Jack?” “Apa kamu mengalami ketebelakangan mental? Aku sudah mengatakan kalau dia tidak ada di sini. Kenapa tidak mengerti juga?”Sophie tidak peduli dengan ucapan Claire yang semakin kasar. Dia justru menjadi sangat bersemangat. “Jika kamu tidak memberitahuku, tidak masalah. Aku akan mencarinya sendiri.” Sophie berjalan santai melewati Claire. “Jack, kamu di mana?”“Wanita ini benar-benar menguji kesabaranku!” Tanpa mengatakan apa-apa lagi pada Sophie, Claire menarik baj
Read more
Bab 50
Karena masih belum bertemu Jack juga, Sophie memutuskan untuk pergi ke kos lelaki itu. Di waktu semalam ini, tidak mungkin Jack keluar.Itu adalah kunjungan keduanya. Sophie masih sangat ingat, pada kunjungan pertama dulu, yakni ketika mereka masih berpacaran, dia memaki dan memarahi Jack karena membuatnya pergi ke tempat sekumuh itu. Dia menolak untuk masuk dan memilih menunggu saja di depan kos. Sophie bahkan bersumpah untuk tidak akan pernah mengunjungi kos Jack lagi. Sekarang, semua berubah. Entah bagaimana, tapi Sophie tidak lagi peduli pada rasa jijiknya dulu. Dia juga mengabaikan rasa malu, canggung, dan lain sebagainya. Yang terpenting, dia bisa bertemu Jack! Terkait alasan apa yang mendasarinya tidak bisa menunggu besok jika ditanya nanti, Sophie akan memikirkannya kemudian.Kini, wanita itu telah berdiri di depan pintu kos Jack. Dia tersenyum lebar melihat banyak perubahan di tempat tersebut. Itu terlihat jauh lebih baik.Entah bagaimana Sophie berpikir bahwa Jack telah m
Read more
PREV
1
...
34567
...
21
DMCA.com Protection Status