All Chapters of SUAMIKU MENIKAH LAGI DIAM-DIAM : Chapter 21 - Chapter 30
68 Chapters
Curhat pada Pak Ari
"Bagaimana ya?" jawab Ibu ragu."Iya, bagaimana Bu? Aku sudah kesal dan muak dengan tingkah Mas Dafa dan Ranti. Aku ingin mereka jera. Dengan melaporkan perbuatan mereka, aku yakin mereka akan bertaubat." Aku meyakinkan Ibu Mertua."Tapi, Sar? Dafa itu suamimu dan ayah dari anakmu. Apa kamu nggak malu nanti kalau suamimu dipenjara? Nanti kalau ada yang meledek anakmu gimana? Sekarang saja ia sudah empat tahun dan sebentar lagi masuk SD," kata Ibu.Ibu ternyata tak benar-benar murka pada anaknya. Ia tak bisa melihat Mas Dafa masuk jeruji besi. Aku takkan membahasnya lagi. Biar itu jadi urusanku. Toh, yang sakit hati itu aku. Akulah yang berhak menentukan hukuman buat mereka."Iya, Bu. Aku tau itu, tapi aku tak mau memikirkan hal itu. Mereka tak berhak bahagia di atas penderitaanku, Bu. Anakku mungkin nanti mengerti kalau Papanya tak bisa dipertahankan karena perbuatannya yang memang tak bisa dimaafkan. Sampai saat ini pun, Mas Dafa tak ingin kembali padaku. Ia tetap bertahan dengan Ran
Read more
Membuat Strategi
"Baiklah, Mas. Aku setuju. Tapi sebelum laporan, kita ke rumah seseorang dulu. Aku mau mencari bukti rekaman suara Agung. Ia adalah pengurus rumah yang Mas tinggali kemarin," kataku."Oh, iya tau. Agung kan?" "Iya.""Tapi, setauku Agung itu tipe orang yang prioritasnya uang. Karena orang tuaku pernah menguji orang itu. Bilang padanya kalau kami orang tak punya, mau nggak kalau ia bantu kami? Ternyata ia tak datang-datang lagi. Namun, setelah ia tau aku bawa mobil mewah, ia langsung mau ketika disuruh-suruh oleh orang tuaku. Jadi kami bisa menyimpulkan seperti itu. Maaf jika kamu tidak berkenan," katanya.Ternyata ada kabar buruk tentang kelakuan Agung. Memang benar sih, aku kemarin langsung memberinya sejumlah uang ketika aku tau ia dipukuli dan itu pasti oleh orang suruhannya Mas Dafa.Aku akan membuktikannya setelah ini. Apakah ia akan membantuku dengan tulus? Atau ia mengharapkan imbalan sejumlah uang?***Aku sengaja memarkirkan kendaraanku di rumah Ayah. Mas Ari menunggu di sana
Read more
Kehangatan seorang Ibu
"Silahkan." Kemudian kami ditanyai oleh Polisi. Setelah memberi keterangan dan data pada polisi, mereka akan mengusahakan untuk melakukan penangkapan terhadap Mas Dafa dan Ranti.Menurut Pak Polisi, mereka dijerat pasal berlapis Menikah diam-diam, yaitu pasal 279 ayat 1 KUHP dan pencurian yaitu pasal 362 KUHP. Setelah melapor, aku merasa lega karena sudah berikhtiar untuk mencari keadilan. Karena Mas Dafa dan Ranti memang keenakan kalau dibiarkan. Aku benar-benar tak rela mereka bahagia diatas kesedihanku. "Mas Ari, terima kasih atas bantuanmu. Aku pamit ya!" ucapku."Kamu nggak mau makan dulu, Sar? Aku ada tempat makan enak loh deket sini," sahut Mas Ari."Nggak deh, lain kali aja. Kasihan anakku di rumah orang tua," tolakku."Oke, baiklah kalau begitu. Hati-hati dijalan. Apa perlu aku supirin sampe Bogor?" tanyanya."Nggak usah deh. Aku masih kuat kok!" sahutku sembari mengangkat lengan kiriku dengan tangan terkepal."Hehe, pantes. Kamu benar-benar wanita yang kuat. Semoga semua b
Read more
Motivasi dari Ayah
"Dafa dan Ranti ternyata sudah tak tinggal di rumah itu. Hanya ada ibu dan adiknya Ranti. Mereka sudah kabur dari rumah itu. Tapi polisi janji bakal mencarinya," kata Mas Ari.Ya Allah, mereka lebih cepat beraksi dibanding aku. Kemana perginya mereka? Namun aku yakin, mereka pasti tetap susah untuk beraktivitas nanti."Ya sudah, Mas. Pasti nanti mereka ketemu sama Polisi karena mereka udah ditandain Polisi dan biasanya kan Polisi mencari mereka sebagai DPO, ya kan?""Iya, betul. Aku bangga sama kamu, bisa sangat santuy melaluinya. Semangat ya, Sarah!" ucapnya."Makasih, Mas!"Setelah itu, Mas Dafa meneleponku."Sarah, aku sudah pergi ke suatu tempat. Kamu salah kalau kamu bisa menangkapku. Ibuku takkan tega kalau anaknya ditangkap. Jadi ia langsung memberi tahuku. Selain itu, ia membekaliku uang yang banyak. Makanya, aku dan Ranti gegas pergi dari Bogor. Kamu takkan bisa menangkapku, Sarah!""Oh seperti itu. Baiklah, tak apa Mas. Tunggu saja, yang namanya balasan dari setiap perbuatan
Read more
POV Dava
DafaSarah keterlaluan. Aku dikeluarkan hanya gara-gara nggak masuk dua hari tanpa izin. Harusnya ia nggak gitu karena aku suaminya. Tapi ternyata ia malah menendangku.Setelah dikeluarkan, aku kembali ke rumah. Di rumah rasanya selalu kepikiran soal pekerjaan yang dicabut paksa oleh Sarah.Daripada aku jadi pengangguran di rumah, lebih baik pulang ke Bogor. Di Bogor, Rianti lebih menghargaiku sebagai seorang suami. Aku sangat senang bila ia bermanja-manja denganku.Lagipula kasihan Ranti setelah kemarin sakit. Aku harus kembali untuk menghiburnya. Sangat pas, saat kupikirkan, ia pun menelepon."Mas gimana kabarmu? Kamu pulang ke Bogor nanti jangan lupa bawa mobilmu ya! Aku ingin berbelanja menghabiskan uang yang kau beri," katanya."Emang masih ada uangnya?""Justru itu, uangku habis. Ini aku mau minta lagi," katanya."Baiklah kalau gitu. Aku nanti pulang, tapi tak bawa uang," pancingku."Bawalah, Mas. Aku mau beli belanja mingguan. Pekan kemarin aku kan nggak keluar karena sakit pe
Read more
POV Dafa 2
Didalam rumah sudah ada ibuku, sedang apa dia? Lalu ada juga Sarah? Apa? Sarah tau rumah ini? Itu berarti ia sudah tau pernikahanku dengan Ranti.Kali ini ibu dan Sarah marah besar. Ibu menamparku beberapa kali. Ia katanya malu memiliki anak model aku yang tak bertanggungjawab, sementara Sarah juga sama, ia menyalahkanku.Terlebih saat ia tau kalau aku mengambil perhiasannya karena Ranti memakai semua hari itu. Sebenarnya tadinya sudah kularang ia memakai perhiasan itu, tapi ia ngotot ingin terlihat tajir oleh para tetangga kami karena kami menghadiri sebuah pesta pernikahan tetangga.Aku lebih baik diam saat Sarah bertanya mengenai perhiasan itu. Hanya pertanyaan yang urgen yang kujawab. Sarah pun mengambil paksa perhiasan yang dikenakan Ranti, dan aku tak bisa berbuat apapun.Setelah Ibu dan Sarah pergi, aku lega. Sarah tak tau kalau aku mengambil sertifikat tanah yang sudah kugadaikan kemarin.Aku menalak Sarah. Biarkan saja aku kehilangan Sarah dan Reza, toh aku masih ada Ranti da
Read more
Pembukaan Cabang Baru
Kali ini aku sedang sibuk-sibuknya mengurusi jelang pembukaan cabang percetakan baru di Bogor. Sampai-sampai aku pergi pagi pulang malam setiap hari. Aku tak memikirkan hal lain selain ini.Masalah kost-kostan Ayahku yang mengurus. Semua akan aman setelah diurus oleh ayah dan Mas Ari. Aku hanya memberikan dataku untuk dibuatkan sertifikat hak milik.Banyak pekerjaan membuatku melupakan semuanya. Akupun sampai belum cerita tentang hilangnya sertifikat tanah milik kami pada Ayah. Ia pasti bisa memarahiku. Aku takut ia murka karena sertifikat itu memang atas nama Mas Dafa.Untuk urusan perceraian, aku menyerahkan pada pengacaraku. Setauku pengadilan sudah memberikan surat panggilan ke rumah kontrakan wanita itu.Jadi, aku tinggal tunggu info dan kalau dibutuhkan hadir, aku akan berusaha hadir. Namun, sampai saat ini sidang perdana belum dilakukan.***Hari ini kami mengadakan rapat terakhir sebelum pembukaan esok hari."Besok kita ke Bogor ya. Semua sudah ready. Untuk yang tetap di sini,
Read more
Kabar Mengejutkan
"Ya, sama Pak Satrio tuh," ucapku.Setelah itu, kami melaksanakan pembukaan dengan baik. Ada acara gunting pita yang dilakukan olehku. Saat itu ada beberapa kolega yang datang juga.Setelah itu syukuran dengan melibatkan warga setempat dan anak yatim. Di sesi ini, kami memberikan bingkisan bagi warga dan anak yatim yang hadir. Setelah itu makan siang bersama para karyawan dari Jakarta dan karyawan baru dari Bogor. Rencananya nanti karyawan lama akan mentrainer karyawan baru terlebih dulu agar mereka bisa bekerja dengan baik esok hari.Setelah itu, selesailah rangkaian acaranya. Kami kembali ke Jakarta. "Terima kasih, Ari. Kamu sudah berusaha dengan baik untuk acara ini pastinya!" ucap Ayah pada laki-laki yang mengantar kami ke depan."Sama-sama, Om. Semoga perjalanan pulang Om Satrio dan Sarah lancar ya ke Jakarta," katanya."Iya, terima kasih.""Iya, aku pun mengucapkan banyak terima kasih padamu, Mas! Oke sampai bertemu besok ya!" Kami memasuki mobil dan segera meninggalkan lokasi
Read more
Ibu dan Adiknya Mas Dafa Tak Datang
Hari ini banyak sekali ucapan bela sungkawa yang datang ke rumahku. Mereka mengirimkan karangan bunga. Sementara aku masih di rumah orang tuaku."Bu, cepat pulang. Banyak karangan bunga. Saya bingung mau disuruh simpan dimana lagi. Coba ibu lihat sendiri ke sini," katanya.Setelah siap, aku pamit pada Ayah dan Ibu untuk pulang ke rumah dengan alasan tadi, banyak karangan bunga datang karena mereka melihat pemberitaan."Yah, aku pulang dulu, ya! Banyak ucapan belasungkawa ke rumah.""Ya sudah, Ayah sama Ibu ikut ke sana ya! Sepertinya kamu nggak usah masuk kantor dulu," kata Ayah. "Tadi Om dan Tantemu pada nelpon. Mereka ada yang nggak bisa datang, ada juga yang bilang mau datang," ucap Ayah."Iya, Yah. Aku nggak bakal ke kantor. Karena memang pasti banyak tamu," jawabku."Ayo, tunggu ayah dan ibu ya! Kita ke rumahmu bareng," katanya."Oke."Kami bersama-sama ke rumahku. Benar saja, sudah banyak karangan bunga yang berjejer rapi sejak masuk cluster perumahan.Saat turun dari mobil, beb
Read more
Bertemu Seseorang
"Ya, Mbak. Ada teman sih yang selalu nginep," katanya."Oh ya sudah. Segitu aja ya!""Iya, Mbak. Aku ikut berbelasungkawa ya, Mbak. Semoga Mbak Sarah sama Reza kuat menghadapi semuanya," jawab Fania."Aamiiin."Kematian Mas Dafa tak membuat keluarganya khawatir dan sedih. Tapi kemarin kan Ibu yang menyuruhnya pergi. Harusnya ibu yang paling merasa bersalah atas itu.***Sebulan kemudian.Proses sidang perceraian kami tak diteruskan. Dengan kematian Mas Dafa otomatis statusku sudah cerai mati. Dengan mengurus berbagai dokumen kematiannya, semua selesai. Walau sebenarnya, saat itu ia sudah menalakku. Secara agama kami memang sudah cerai talak satu.Saat ini aku seorang single parent yang akan mengurusi anakku sendiri.Aku tak berpikiran untuk menikah lagi saat ini. Mengurus percetakan dengan dua kantor yang beroperasi, menyita waktuku. Namun aku suka dengan pekerjaanku saat ini.Aku lebih bisa mengembangkan diri. Menjadi seorang wanita karier yang sukses, Insya Allah."Sarah, kamu sedan
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status