Semua Bab Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO: Bab 251 - Bab 260
373 Bab
251 - Ingin Mengontrol Anakku?
Saya juga harus minta maaf pada Bapak mengenai hubungan saya dengan Mas Juna. Tapi saya sangat mencintai Mas Juna. Saya ingin bersama selamanya dengan Mas Juna.Penuturan keteguhan hati Anika tadi mengejutkan tidak hanya bagi Hartono dan Wenti, tapi juga bagi Juna itu sendiri. Kata-kata Anika sungguh menggugah perasaan Juna.“Nik ….” Juna tersenyum haru. Sama sekali tidak menyangka wanita terkasihnya bersedia menyatakan keteguhan demikian demi dirinya, demi cinta mereka.Rangkaian kalimat penuh keberanian dan keteguhan dari Anika tadi memang sudah ada di rencana Anika ketika dia mendapatkan seluruh cerita dari Juna di mobil tadi. Dia bersyukur dirinya bisa mengungkapkan semuanya meski sedikit tersendat pada kegugupan sesaat."Mas ...." Anika tersipu dan menundukkan kepalanya, wajahnya sudah merah padam. Dia masih tak menyangka bisa mencuatkan keberaniannya mengatakan itu secara tegas ke orang selain Juna.Tetap saja, bagi Juna, i
Baca selengkapnya
252 - Serbuan Konspirasi untuk Anika
“Mengontrol anakmu?” Juna membeo ucapan ayah mertuanya dengan nada tanya sambil matanya memicing, tak percaya akan tuduhan yang disematkan Hartono padanya.Bisa-bisanya Hartono melemparkan tuduhan semacam itu ketika dia sudah berjuang melakukan berbagai hal untuk si ayah mertua!‘Ini bapak mertua sialan! Sekarang malah menuduhku begitu! Tahu begini, aku biarkan saja dia mati kemarin, tak perlu menyampaikan syarat dari Rafa!’ Juna menyesal di benaknya.Sementara itu, Wenti baru saja masuk ke kamar, menyusul kedua pria yang lebih dulu tiba di sana.Menyadari ketegangan dari sikap dan pandangan suami serta menantunya, Wenti bertanya, “Ada apa, nih? Kok kalian ….”“Dia menuduhku memanipulasi Rafa menggunakan energi supernaturalku agar bisa mengontrol Rafa, Ma.” Juna menyampaikan apa adanya ke Wenti.Alhasil, Wenti terkesiap kaget. Kedua alisnya terangkat tinggi-tinggi sambil mulutnya membentuk huruf O.“Mas! Mas Har kok begitu? Juna sudah berusaha membantu kita. Dia bahkan berulang kali m
Baca selengkapnya
253 - Saling Menantang
“Hah? Menyuruh Anik pindah ke apartemenmu?” Suara mantan kakak ipar Anika melengking tinggi, membawa ejekan ke Juna.Mendengar ucapan Juna, para kerabat mendiang suami Anika semakin mencemooh dan menertawakan Juna. Mereka berebut untuk menghina dan merendahkan Juna tanpa memiliki data siapa dan apa latar belakang Juna.“Heleh! Bocah bau kencur saja sudah berlagak!”“Kau ini apa? Sok keren, sok hebat?”“Ingin mengelabui Anika dengan omong kosongmu? Apartemen mana yang kamu maksud? Jangan-jangan itu punya temanmu yang kamu pinjam dadakan!”“Kamu yang pacarannya di rumah suami Anika kok berlagak ingin mengajak Anika pergi ke apartemen yang sudah kamu belikan untuk dia? Ha hah! Bangun, ei! Jangan terlalu lama mimpinya!”Mereka dengan kejam mengolok-olok Juna. Sementara itu, dari luar ruangan, beberapa pekerja rumah Anika bingung melihat kejadian itu. Mereka saling diskusi di lingkup mereka sendiri.“Heh? Bukannya Om Jun itu tajir, yah? Dia ‘kan pengusaha juga!”“Iya, nih! Apa keluarganya
Baca selengkapnya
254 - Pertaruhan
“Kamu yakin?” Juna mempertanyakan nyali Edi sambil kedua alisnya terangkat tinggi-tinggi. Ada raut ejekan di wajahnya.Diberi ucapan demikian yang bernada merendahkan, Edi mana mungkin tidak panas. Ego lelaki akan terusik karenanya. Ini mengenai harga diri!“Tentu saja yakin!” Edi menaikkan dagunya. Dia sangat percaya diri akan memenangkan pertarungan finansial dengan Juna.Sebagai anak pengusaha besar di Samanggi, dia juga memegang bisnis eletronik milik ayahnya yang tergolong sukses dan besar di kota itu. Makanya dia percaya diri bisa mengungguli Juna yang antah-berantah.“Aku tidak ingin membawa-bawa harta orang tua di sini, berani?” Juna tak ingin dikadali Edi.Bisa jadi, nantinya Edi akan mencatut seluruh harta kekayaan keluarga besarnya, maka dia akan dirugikan dalam pertarungan ini.“Oke! Tak usah membawa-bawa orang tua dan apa pun harta mereka!” Edi mengangguk setuju.Edi sangat yakin dia jauh mengungguli Juna dalam keuangan. Bisnis dan aset dia di elektronik sangat besar.Nam
Baca selengkapnya
255 - Identitas Terungkap
Anika menatap Juna sebelum pandangannya beralih ke saudara mendiang suaminya dan Edi. Apakah dia akan memilih hatinya atau kepentingan semua orang yang bisa membawa kedamaian?“Aku ingin menerima tawaran Mas Juna.” Akhirnya Anika ingin egois dan mengambil keputusan berdasarkan hatinya.Seakan, jika dia menyerah seperti biasanya, maka dia akan kehilangan Juna.Betapa bahagianya Juna mendengar jawaban Anika. Tidak sia-sia dia memperjuangkan wanita terkasihnya. Dia tersenyum ke Anika.Berbeda dengan Juna, wajah saudara mendiang suami Anika semuanya masam dan menggelap muram gara-gara jawaban yang diberikan Anika tidak sesuai harapan mereka.“Gila kamu, ya, Anik!” Kakak mendiang suami Anika berseru lantang sambil telunjuknya menuding ke mantan adik iparnya.Diperlakukan demikian, Anika tertunduk. Hatinya sakit dimaki sekasar itu, tapi dia tetap teguh pada keputusannya.Juna melirik lengan bajunya yang diremas Anika. “Ayo!” Dia menangkap pergelangan tangan Anika untuk membawanya pergi.“Ja
Baca selengkapnya
256 - Asyiknya Berbelanja Sambil Melakukan Kegiatan Plus-Plus
“Hah? Siapa?” Edi sampai harus mendekatkan telinganya ke anak buah dia agar tidak salah dengar.Anak buahnya mendekat sungguhan dan berteriak di dekat telinga Edi. “Dia … menantu … Hartono … Sasongkojoyo!”Kaget dengan teriakan anak buahnya, Edi mendorong keras orang itu sampai jatuh terjengkang.“Ha—Hartono Sasongkojoyo?” Mata Edi membelalak lebar. “Hartono yang itu? Yang bos sembako?”Anak buah Edi bangun dari lantai dan mengangguk berulang kali untuk mengiakan ucapan majikannya.“Sasongkojoyo … astaga!” Edi memegangi kepalanya sendiri sambil berusaha agar tidak panik.Jakun Edi secara refleks bergerak naik dan turun sambil dia menelan saliva yang bagaikan pasir.“Menantu Hartono Sasongkojoyo, Bos!” Anak buah Edi mengulang lagi informasi yang didapatkannya.Kepala Edi segera menoleh ke anak buahnya dan kedua tangan sudah diturunkan dari sana. “Menantu?”Anak buah Edi mengangguk cepat berulang kali. “Menantunya Hartono Sasongkojoyo, Bos!” Dia mengulangi, khawatir kalau majikannya kur
Baca selengkapnya
257 - Hal Genting di Rumah Hartono
“Mrrffhh ….” Juna menikmati apa yang tersaji di depannya.Dua buah gundukan kenyal dan cukup montok untuk memuaskan naluri lelakinya. Dia tangkup dengan kedua tangannya sebelum dia kurung salah satu di dalam mulut untuk dia isap berulang kali, bergantian dengan yang satunya lagi.“M—Maasss ….” Anika mendesah pelan ketika pucuk dadanya diisap kuat dan terkadang digelitik menggunakan lidah nakal Juna.Tak berhenti di sana saja, tangan Juna meremas dua bongkah kenyal lainnya di bagian belakang Anika.“Haanhhh … ermmhh … Mas ….” Anika tak bisa menyembunyikan suara desahannya ketika bokongnya diremas dua tangan kokoh pria terkasihnya.Tingkah Juna semakin menjadi-jadi, sambil mencengkeram gemas kedua pantat Anika, dia juga menggerakkannya maju dan mundur, digesekkan ke pangkal pahanya dalam posisi Anika masih duduk di pangkuannya.“Erllmmhh … Nik … hrrmmlhhh … aku suka semua punyamu.” Juna menggeram rendah tanpa ingin menjeda isapannya sembari terus menggerakkan bokong Anika pada pangkal p
Baca selengkapnya
258 - Memohon Ampunan
Rahang Juna mengetat erat mendengar penuturan ayah mertuanya. Meski bukan dia yang mengalami peristiwa nahas itu, tetap saja dia tak bisa membenarkan perbuatan Lenita dan Wildan.“Astaga, Gusti ….” Dari belakang punggung Juna, Anika mendesah dengan suara bergetar.Juna melirik ke wanita terkasihnya dan melihat Anika sudah membekap mulut dengan kedua telapak tangan sendiri, sedangkan mata wanita itu sudah basah oleh air mata.“Mas ….” Anika tidak menyangka ada kejadian memilukan demikian terjadi pada tubuh yang dipakai Juna.Sangat tragis. Anika tak mungkin tidak menangis membayangkan sepilu apa kisah hidup pemilik raga asli yang ditempati Juna.Dibandingkan dirinya yang hanya mengalami kecelakaan bersama mendiang suami, nasib Arjuna jauh lebih mengenaskan. Dibunuh istri dan selingkuhan istri.Wenti yang baru saja turun membawa Rafa setelah yakin ada kemunculan Juna, terpaku di tempatnya mendengar penuturan suaminya, “Y—ya ampun, astaga … itu … itu … benarkah?”Tadinya Wenti tidak bera
Baca selengkapnya
259 - Indigo Berpotensi menjadi Investasi Iblis
“Ra—Rafa berpotensi jadi investasi iblis?” Hartono sampai membelalakkan mata karena terlalu terkejut.Sedangkan Wenti sudah membekap mulutnya sendiri menggunakan telapak tangan, hampir menangis karena membayangkan nasib anaknya kelak.Detik berikutnya, muncul bayangan samar di belakang hitam Hartono dan Wenti. Juna sempat terkejut meski dia tahan.‘Apa itu?’ Batin Juna bertanya-tanya.Hingga kemudian bayangan hitam itu menjadi lebih solid di mata Juna dan ternyata itu makhluk yang Juna sebut sebagai hantu jerangkong, yang padahal itu adalah Grimreaper.Menggunakan bahasa roh, Juna bertanya, ‘Tuan, kenapa Anda hadir di sini?’“Jun! Benarkah Rafa akan bisa sejahat iblis nantinya?” Hartono masih mengejar dengan pertanyaan itu karena Juna tidak juga menyahut sedari tadi.Karena Juna seperti orang linglung sebentar akibat kemunculan pelan-pelan si grimreaper, kini Juna mulai tersadar dengan pertanyaan Hartono.Sebenarnya dia sendiri juga tidak paham, kenapa dia bisa mengatakan hal semacam
Baca selengkapnya
260 - Mengusulkan Anika ke Hartono
Juna tersenyum simpul sebagai respon awal atas pertanyaan ayah mertuanya.Kemudian dia berkata, “Ya, Pa. Aku sungguh minta maaf mengenai ini. Aku memang berencana menceraikan Lenita.”“Kudengar, kamu sudah memasukkan gugatannya?” Hartono hati-hati menanyakannya meski hatinya bergemuruh ingin menjerit.Sebagai seorang ayah, wajar apabila merasa sedih dan tidak suka ketika putri kesayangannya diceraikan oleh suaminya.“Benar, Pa.” Juna tidak perlu heran jika ayah mertuanya mengetahui informasi tersebut. “Aku mohon maaf atas ini dan kuharap Papa merestui keinginanku.”Sudah tak mungkin bagi Hartono mencegah keinginan Juna menceraikan putrinya. Dia terlihat lemas setelah mendapatkan konfirmasi dari Juna itu sendiri.“Memangnya apa yang Papa khawatirkan kalau aku cerai dengan Lenita?” Juna tergelitik ingin menanyakan ini.Hartono menatap menantu kebanggaannya dengan tatapan rumit. Bagaimana dia mengatakannya?“Mas.” Wenti sambil menidurkan Rafa di gendongannya. “Bicarakan saja dengan Juna.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2425262728
...
38
DMCA.com Protection Status