All Chapters of Tuan Muda Jenius: Chapter 291 - Chapter 300
305 Chapters
Bab 291 (SEASON 4)
"Membongkar rahasia Amerika"***PROLOG :***“Astaga!” umpat Edwin. “Keberadaan ku diketahui oleh petugas.”Segera dia mengambil sesuatu yang dikira sangat penting di sana, seperti ponsel, dompet, dan laptop. Tidak banyak yang bisa dia bawa sebab dalam waktu kurang dari lima menit, FBI akan segera tiba di lokasi persembunyiannya dan melakukan penyergapan. Sebelum pergi, dia memberikan pesan singkat kepada salah satu sahabat ngobrol di dark web-nya selama ini :“Kawan, aku butuh bantuan mu sekarang juga karena aku tahu kau sekarang berada di Zurich. Aku tunggu di sekitar Bethesda Spital, Basel. Kau adalah orang terdekat yang bisa membantuku, jika tidak, aku pasti akan dihukum berat karena telah banyak melakukan pelanggaran.”Edwin juga meninggalkan pesan tentang ciri-cirinya, memakai jaket kulit hitam dan bertopi putih. Dua sampai tiga jam lagi mereka harus segera bertemu, karena kalau tidak, Edwin tidak bakal tertolong lagi. Usai mengirimkan pesan terakhirnya, Edwin menghancurkan
Read more
Bab 292
Lima orang FBI mendobrak pintu lalu merangsek masuk ke dalam rumah sepetak itu. Mereka serempak menodongkan senapan laras panjang ke semua penjuru ruangan. Namun, upaya mereka sia-sia. “Tidak ada satu pun yang tersisa,” kata seorang dari mereka sambil berusaha memadamkan api yang membakar semua perangkat komputer di sana. Di dalam hanya ada dapur kecil dan kamar mandi. Tidak ada ruangan lain seperti halnya rumah pada umumnya. Dengan hanya luas bangunan lima kali lima meter, para anggota FBI yang ditugaskan menggerebek rumah ini tidak kerepotan untuk menyusuri setiap sisi tempat sebab ruangan ini memang sempit. “Hanya satu orang, dan dia sudah kabur pakai motor tadi.”Upaya penggerebekan tidak menuai hasil. Namun, tiga kelompok lainnya masih terus memburu Edwin sampai dapat.***Ketika Edwin sedang menggeber motor nya dengan sangat kencang di tengah hamparan tanah merah yang kering, sejumlah tembakan peringatan memekakkan telinganya, mengisyaratkan agar dia segera stop lalu menyera
Read more
Bab 293
Edwin cukup terdesak tapi dia tidak boleh kehilangan fokus. Maka dari itu dia segera kembali mengaktifkan sebuah program yang sudah tersistem dengan rapi. Dengan hanya memencet tombol dan berkata sesuatu, semua akan bekerja sesuai perintah.Sengaja Edwin mengarahkan salah satu mobil tersebut untuk dekat ke sisi bukit dan tidak lama berselang dia berkata, “Mengaktifkan jaring penangkap!”Secara otomatis, tiba-tiba terlempar sebuah jaring besar, mungkin tiga kali lebar dari jaring gawang sepak bola, yang mana jaring tersebut terbuat dari tali tambang yang kuat. Benar saja, bak menjala ikan besar di lautan, jebakan itu pas menangkap jip hitam besar kedua sehingga mobil itu pun berhenti secara mengejutkan dan parahnya, mereka bahkan tidak bisa keluar dari jebakan tersebut. Ketika mereka membuka pintunya dan keluar dari mobil, mereka tetap terperangkap di dalam jaring. “Kita harus cepat!” Seorang dari mereka mengeluh dengan rasa putus asa. “Sial! Kenapa kita bisa dipermainkan oleh dia?
Read more
Bab 294
Selama satu tahun tinggal di daerah terpencil ini, Edwin seakan tidak terlihat, dan memang tidak ada orang yang tahu bahwa dia bermukim di sini sendirian. Selain jago IT, dia juga bisa membuat senjata yang cukup mematikan. Dia pernah membuat satu rudal mini yang memang dia persiapkan jika sewaktu-waktu diperlakukan di saat dia berada dalam keadaan terdesak. Rudal mini tersebut dia taruh di bawah tanah di samping rumahnya. Kapan saja akan keluar jika diperintahkan oleh Edwin. Kenapa keberadaan senjata tersebut tidak terlacak? Pasalnya, Edwin membuatnya seolah tak terlihat selama ini. Terbersit di benaknya untuk menggunakan senjata tersebut dan menyasarkannya di mobil yang ketiga. Itu opsi pertama untuk menyudahi pengejaran ini sehingga dia lebih leluasa untuk melarikan diri sesegera mungkin. Meski begitu, dia tidak tega membunuh manusia. ‘Setidaknya ada lima orang di sana. Kalau aku mau, mereka pasti mati.’Masih ada opsi lain, tapi Edwin butuh waktu untuk sampai di lokasi ranjau
Read more
Bab 295
Hampir dua jam lamanya Edwin menunggu di sana. Rasa bosan, khawatir, cemas, dan takut bergabung jadi satu di hatinya. Apakah dia harus menyalakan laptop dan menghubungi sahabat nya lagi? Atau, Jangan-jangan sahabat nya tidak sebaik seperti yang dia kira selama ini? Apa Edwin terlalu percaya sama orang yang belum pernah sekali pun dia temui? Dia tersandar lemas di sebuah bangku taman, menekuri kira-kira langkah apa yang mesti dia ambil setelah sahabat nya tak juga kunjung datang. ‘Aku tidak tahu harus meminta tolong pada siapa lagi? Kalau pun ada temanku yang membantu, apa mungkin mereka bisa menjaga rahasia ini? Aku tidak yakin.’Selagi terus bertengkar batin dan mencari solusi, dia tidak bisa menghilangkan kekhawatiran yang sedari tadi tergambar di wajahnya. Persembunyian nya selama satu tahun harus kelar sekarang dan bisa jadi berakhir dengan adegan memilukan. Baginya, itu bukan hal yang diinginkan. Harapannya tentu saja dia bisa lari dari kejaran dan kembali tak terlihat seper
Read more
Bab 296
“Ayo kita pergi!” ajak Hanz sambil menepuk-nepuk pundak Edwin. Ketika Edwin melihat senyum hangat penuh keakraban dari Hanz, tiba-tiba dada Edwin sedikit berdesir, hatinya merasakan sesuatu yang berbeda dari Hanz. Dia seakan merasakan bahwa Hanz memang seorang yang layak dijadikan sebagai sahabat meski mereka baru kali pertama berjumpa. Melihat wajah Hanz yang bersemangat, dia berusaha mengumpulkan semangat yang tadinya sempat hilang sehingga dia tergerak untuk memeluk Hanz cukup erat. Walaupun usia mereka terpaut lima belas tahun, hal itu tidak sedikit pun menimbulkan kecanggungan di antara mereka, sama sekali. Edwin tidak pula menganggap dirinya lebih hebat lantaran usia dan pengalaman. Justru dia menganggap Hanz adalah sosok penting yang akan menyelamatkan dirinya. Mereka melangkahkan kaki dengan cukup cepat menuju mobil sedang yang terparkir di sana. Ketika sudah berada di dalam mobil, Hanz pun berkata, “Aku sudah persiapkan pakaian untuk mu. Semoga pakaian itu juga sudah t
Read more
Bab 297
Edwin sedikit gugup dan panik saat melihat dua orang petugas sudah berada di dekat pintu mobil. “Buka pintunya!” perintah seorang dari mereka. Hanz membuka pintu lalu turun. “Iya, ada apa, Pak? Ada masalah dengan kami?”Setelah mengawasi keseluruhan bagian luar mobil, petugas tersebut memindai apa saja yang ada pada Hanz, dari atas sampai bawah. “Kau dari mana dan mau ke mana? Ada berapa orang kalian?”Hanz tidak boleh panik. Jangan sampai dia menampakkan ekspresi tegang atau hal apa pun yang bakal memancing kecurigaan petugas. Jika salah sedikit saja, selesai. Sementara itu, setidaknya ada selusian mobil yang juga disetop oleh petugas di sekitar lampu merah terakhir kawasan ujung Basel. Sebelum keluar dari Basel, mereka harus diperiksa terlebih dahulu. Termasuk kendaraan yang ditumpangi oleh Hanz dan Edwin. Sirine mobil petugas dan lampunya yang berkerlap-kerlip semakin membuat dada Edwin kian bergemuruh. Dia mengawasi sekeliling. Lebih dari tiga puluh petugas yang terdiri dar
Read more
Bab 298
Edwin semakin berkeringat dingin saat melihat dari dalam kalau petugas sudah mau membuka pintu. Kecemasan dan ketakutan semakin menyerang nya. Seandainya petugas benar benar memeriksa nya, bahkan dia tidak tahu harus berkata dan berbuat apa. Ketenangan nya semakin terkikis seiring berjalan nya waktu. Lantas, bagaiamana cerita selanjutnya? Kendati begitu, Hanz segera mengambil ponsel dari saku dan memperlihatkan sesuatu pada mereka. “Berita terbaru. Edwin Joyden sekarang rupanya sedang berada di Freiburg, Jerman. Lihatlah!”Pria berkulit hitam yang tadi ingin membiarkan Hanz pergi lantas membaca berita tersebut, dan tidak lama berselang, dia pun berkomentar, “Benar. Edwin berada di Freiburg. Dia pergi ke utara, bukan ke selatan. Petugas di sana sedang mencarinya.”Si pria berkumis penasaran lalu juga membaca berita yang dipublikasikan oleh media ternama Eropa. Beberapa detik kemudian dia pun terhenyak sambil menghela napas panjang. “Benar. Berita itu benar.”Rekannya menimpali, “Ya
Read more
Bab 299
Hanz dan Edwin tersentak kaget. Baru saja mereka bisa bernapas lega dan segera pergi dari tempat berbahaya ini, tiba-tiba saja dua petugas tadi malah menghadang mereka lagi. Edwin tidak bisa menahan cemas yang menggelayut di wajahnya. Jantungnya langsung bergemuruh disiksa rasa gugup yang membuncah. Lantas, apakah ini adalah akhir dari perjalanan hidupnya? Pria hitam berbadan besar itu mengetuk kaca mobil dan cepat menyuruh Hanz untuk segera keluar. Hanz membuka pintu mobil lalu keluar. “Ada apa, Pak?” tanyanya dengan nada yang sedikit ada keresahan, hanya saja sebisa mungkin dia tidak gugup. Namun, Hanz justru melihat sunggingan senyum lebar pada bapak itu. “Hanz, kami lupa mengembalikan SIM-mu dan kartu Identitas teman mu. Maaf ya.” Pria itu belum menghilangkan senyumannya. Oh, rupanya dua kartu itu lupa dikembalikan. Hanz ketawa sedikit sambil menerima dua kartu tersebut. “Hampir saja lupa. Wajar Bapak berdua tampak buru-buru tadi. Kami kira ada apa. Oke baiklah. Terima kasi
Read more
Bab 300
Tadi Hanz mampir sebentar ke sebuah mini market, membeli beberapa makanan minuman. Meskipun waktu tempuh menggunakan mobil hanya dua jam saja, mereka butuh asupan, terlebih kepada Edwin yang makin lama makin lemas. Sambil menyetir Hanz meneguk kopinya. Dia butuh cairan dan kafein untuk kembali menambah energi dan semangatnya. “Edwin, makanlah rotinya. Jangan sampai kau sakit sungguhan.”Edwin mengulas senyum dan kesulitan bicara. Dia tidak menyangka kalau rupanya Hanz tidak hanya jago perkara IT dan sedikit humoris, tapi juga cukup mahir berakting. “Aku salut pada mu, Hanz, padahal usia mu baru dua puluh. Sementara aku sudah tiga puluh lima. Kita beda jauh, tapi kau luar biasa.”Hanz tidak suka pujian. “Aku tidak sebagus dari apa yang ada di pikiran mu, Edwin. Sebagaimana manusia biasa, aku juga banyak kekurangan dan kesalahan. Jangan berlebihan menilaiku. Tidak ada yang spesial dariku.”Padahal, apa saja yang sudah Hanz lakukan itu sebenarnya luar biasa. Kalau saja bukan Hanz akto
Read more
PREV
1
...
262728293031
DMCA.com Protection Status