Semua Bab Tuan Muda Jenius: Bab 281 - Bab 290
305 Bab
Bab 281
Semua orang terpaku dalam keterkejutannya.Park masih tak menyangka. Rupanya kakaknya sendiri yang telah membunuh kekasihnya. Namun, Park memaksakan diri untuk menyadari kalau kakaknya tidak tahu bahwa Kim merupakan kekasihnya. Lagi pula selama ini Yoo Ji selalu memberikan penjagaan terhadap dirinya dari serangan mana pun.Entah kenapa Park tidak timbul rasa marah di hatinya kepada kakaknya. Entah kenapa dia seperti sudah ikhlas atas kepergian Kim dari hidupnya. Jika orang berpikir kalau Park bakal murka, tetapi nyatanya tidak, dia justru memaafkan kesalahan kakaknya.Park menghela napas pendek sebelum berkata, “Aku tidak mungkin membunuh orang yang telah melindungi aku selama ini. Aku tidak mungkin menghukum sang pemimpin White Peace. Aku tidak mungkin membunuh saudara kandungku sendiri. Yoo Ji, kakakku, aku telah memaafkan mu. Singkirkan pistol itu dariku” Park berkata dengan sangat tulus dan dari hati yang paling dalam.Park langsung memeluk Yoo Ji, pelukan itu seakan menghapus ras
Baca selengkapnya
Bab 282
(Dari Bab 282 adalah Bab bonus. Ceritanya lebih ke seru-seruan saja. Cuma hiburan. Mungkin tidak ada konflik dalam cerita ini. Sebelum nantinya masuk ke Season 4)***Baru saja tiba di bandara di Bangkok, Avraam mulai berceloteh ria. Dia berbicara pelan sambil cengar-cengir. “Selamat datang di Bangkok. Nama lengkapnya : Krung Thep Mahanakhon Amon Rattanakosin Mahinthara Ayuthaya Mahadilok Phop Noppharat Ratchathani Burirom Udomratchaniwet Mahasathan Amon Piman Awatan Sathit Sakkathattiya Witsanukam Prasit."Hanz dan Zahid tersenyum-senyum sendiri ketika lebih dari sepuluh detik mendengarkan Avraam mengeja nama asli Bangkok.Merasa tergelitik, Zahid menyenggol lengan Avraam seraya berkomentar, “Ada dua puluh satu gerbong,” ucapnya berkelakar.“Aku tidak mungkin hafal itu. Kalau tidak buka google, aku tidak mungkin bisa membacanya.” Sambil berjalan di area bandara, Avraam mengerling ke sekitaran sembari bertanya, “Raja Rama yang sekarang, apa kalian tahu apa nama aslinya?”Hanz dan Zah
Baca selengkapnya
Bab 283
Ketika telah sampai di kamar hotel, mereka pun istirahat sejenak, tiduran di kasur, main Hp, dan ngobrol.Untuk saat ini Hanz sepertinya menjauhkan laptopnya dan menyingkirkan apa pun soal pekerjaan. Setelah ini dia akan kembali ke Rusia dan mengurusi Fadeyka Energy. Maka dari itu, dia mesti memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk refreshing sebelum kembali sibuk. Avraam berdiri pas di samping jendela. Ada pemandangan di Kota Bangkok di sana yang cukup mengagumkan.Negara ini unik. Mereka ada wajib militer bagi para lelaki. Sambil mengerutkan keningnya, Avraam pun bercerita, “Lelaki yang sudah menginjak usia dewasa akan ada wajib militer. Lucunya, mereka tidak langsung dipilih, tetapi disuruh mengambil semacam undian.”Ada dua pilihan dari undian. Satu berwarna merah putih dan satu lagi berwarna hitam putih.“Kalau dapat warna merah, maka dia akan menjalani wajib militer selama dua tahun kalau lulusan SMA dan di bawahnya. Terus wajib militer satu tahun kalau lulusan sarjana ....”“Ka
Baca selengkapnya
Bab 284
Setelah dari sore hari berjelajah di Bangkok, malam harinya mereka bertiga mengunjungi salah satu street food yang cukup ternama di sana. Biasanya setiap daerah akan menyajikan hidangan unik dan khas.Awalnya mereka biasa saja ketika melihat makanan yang sering mereka makan, seperti udang, cumi, ayam, dan sosis. Di sana ada telur puyuh ceplok, es krim kelapa.Tapi Hanz kaget saat ada orang yang menjual serangga goreng. “Serangga digoreng?” Hanz mengerutkan keningnya.Zahid menyorongkan tubuh Avraam. “Kau kan pria kuat, Avraam. Masa tidak berani makan itu?”Awalnya Avraam sedikit jijik, tapi karena dia tidak suka diremehkan, dia pun menerima tantangan itu. “Oke. Baiklah. Jangan sampai aku dibilang banci lantaran tidak bisa makan serangga kecil ini.”Satu cara jitu agar tidak merasa jijik dan mual adalah berhenti memikirkannya. Avraam tidak melihat dan memikirkannya. Langsung kunyah dan telan saja. Tidak cukup sekali dan dua kali, dia bahkan sampai menghabisi sepuluh tusuk. Luar biasa.
Baca selengkapnya
Bab 285
Orang itu menyebutkan namanya sebelum ditanya. “Namaku Chuanchen.”Hanz, Avraam, dan Zahid sepakat bahwa orang di hadapan mereka ini cukup cantik dan memikat. Dia berhiasa walaupun tidak bisa juga dikatakan menor. Intinya, setiap pria mungkin bernafsu saat menyaksikan keelokan dan keseksian Chuanchen.“Kalian bertiga pasti turis dari luar. Hehe.” Chuanchen menyeringai lebar, menampilkan pesona wajahnya yang terang dan semarak seperti ada acara kembang api. Bibir itu terutama. Merah merona seperti lambang dari sebuah keberanian.Karena Hanz dan Zahid sudah punya kekasih, mereka berdua memaksakan diri untuk tidak dekat-dekat dengan Chuanchen. Maka Avraam yang agak tergerak hatinya untuk segera berdiri dan menyambut teman baru mereka itu. Avraam tersenyum ramah lalu menyahut, “Salam kenal. Namuku Avraam. Senang bisa berkenalan dengan mu, Chuanchen. Kau sangat cantik.”Chuanchen tersanjung saat menerima pujian kecil itu. Tidak hanya itu, dia pun sedikit lumayan kagum ketika melihat keteg
Baca selengkapnya
Bab 286
Ketika mendapat pertanyaan itu, pipi Chuanchen langsung merah padam karena malu. Pertanyaan tentang kekasih adalah sesuatu yang sangat sensitif di Thailand. Seharusnya Avraam tidak melontarkan pertanyaan seperti itu pada siapa pun.Kendati pun begitu, Chuanchen terpaksa memberikan jawaban. Hanya demi Avraam.“Belum. Aku belum punya kekasih.” Chuanchen membenarkan pakaiannya agar belahan dadanya tidak terlalu tampak sembari mengulum bibirnya yang merah merona.Entah kenapa Avraam agak senang ketika mendengarnya. Berbicara dengan wanita yang belum punya kekasih atau suami tentu hal yang menyenangkan bagi pria jomblo seperti Avraam.“Seharusnya wanita cantik seperti mu sudah punya suami, Chuanchen. Pria itu pasti beruntung kalau punya istri seperti mu.” Avraam terus memberikan pujian bertubi-tubi kepada Chuanchen.Terang saja, pipi Chuanchen semakin merah membara karena diterpa rasa malu luar biasa. Dia langsung menyilangkan kedua pahanya karena barusan merasakan gatal secara tiba-tiba d
Baca selengkapnya
Bab 287
Chuanchen tersenyum simpul, walau agak malu, dia memberanikan diri sebab ini memang sudah pekerjaannya. Aneh rasanya kalau dia gerogi atau pun minder di hadapan turis Eropa satu ini. Dia sudah terbiasa berinteraksi dengan banyak orang yang datang ke Bangkok. Chuanchen masih saja memberikan tatapan penuh godaan agar Avraam semakin kelepek-kelepek.Dia berkata dengan genit, “Aku malam ini pun bisa menemani mu tidur, Avraam. Kebetulan malam ini belum ada yang booking aku. Tenang saja, aku kasih harga murah dan spesial.”Buru-buru Avraam meneguk minumannya lagi untuk mengikis gugup yang menerjang dirinya. Dadanya kian bergolak ketika mendapatkan tawaran gila semacam itu. “Hm. Bukannya aku tidak mau. Tapi aku tidur satu kamar dengan dua temanku itu. Tidak enak lah kalau gabung sama mereka.”“Simpel. Kita bisa sewa kamar lain. Mudah kan?”Avraam malah gelagapan. Dia yang paling getol dan bersemangat liburan ke Thailand untuk menikmati wanita, tapi sekarang dia malah terpaku bisu di hadapan
Baca selengkapnya
Bab 288
Ketika Chuanchen menyaksikan Avraam hanya mengenakan celana pendek saja dan bertelanjang dada, dia pun terpana dan dadanya berdesir. Dia merasa canggung saat berdampingan bersama Avraam. Tapi sebisa mungkin dia menetralisir hatinya agar tetap tenang dan menguasai keadaan. Bukankah dia sudah terbiasa menghadapi para lelaki?“Pemandangan yang sungguh indah,” ujar Avraam sambil membenarkan tata letak kaca mata pantainya.Chuanchen tersenyum lebar. “Pattaya memang indah. Setiap pekan aku pasti berkunjung ke Pattaya. Menikmati suasana pantainya. Atau menikmati segala hal yang ada di sini. Apa kau betah?”“Tentu aku betah di sini.”Chuanchen bergumam dalam hati. ‘Apa kau betah karena aku, Avraam?’ Sedari tadi dia terus mencuri-curi pandang Avraam.Rahang yang teguh dan rambut yang cepak ala tentara itu semakin mengalihkan dunia Chuanchen. Berulang kali dia menggigit bibirnya dan mengulum lidahnya sendiri. Rasanya, dia butuh waktu selama beberapa hari untuk bisa terus bisa bersama Avraam. D
Baca selengkapnya
Bab 289
Meskipun awalnya Hanz sempat melarang agar Avraam tidak jadi bertarung melawan lelaki perkasa dan berotot itu, tetapi Avraam tetap merasa dirinya jauh lebih perkasa. Ini menyangkut rasa kasihannya terhadap Chuanchen. Apalagi tadi lelaki itu memberikan ejekan terhadap Avraam. Tahu sendiri Avraam orangnya tidak suka kalau diejek dan diremehkan.“Kita datang ke sini untuk liburan, bukan mencari masalah,” kata Hanz sambil merangkul Avraam.Namun, Avraam yang sudah merasa jengkel tidak akan membatalkan apa yang sudah tadi terucap. “Aku akan tetap bertarung melawan lelaki itu, Hanz. Hitung-hitung cari pengalaman baru.”Zahid tersenyum tipis. “Ya, hitung-hitung juga cari keringat malam-malam. Avraam, kalau kau tidak mau melawannya, biar aku saja. Bagaimana?”“Tidak! Tidak! Biar aku saja yang menyikat habis lelaki sok itu. Berani sekali dia tadi menggoda Chuanchen di hadapanku.” Avraam merasa jumawa dan sok perkasa.Chuanchen yang masih berada di sana lantas semakin tersipu. Ketika Avraam mem
Baca selengkapnya
Bab 290
Hanz terperangah. “Bagaimana Avraam bisa kualahan? Aku tidak pernah melihat Avraam begitu lemahnya seperti sekarang.”Zahid tercengang dan matanya membeliak. “Sama, Hanz. Aku juga heran. Kenapa Avraam tiba-tiba lemah seperti ini? Biasanya dia jago. Apa jangan-jangan ini karena boxing, bukan MMA?”“Tidak ada pengaruhnya. Avraam jago tinju dan juga gulat. Pasti ada alasan lain. Entahlah.”Kembali lagi ke arena pertarungan.Untungnya, Avraam berhasil memusatkan tenaga pada tumpuan kedua kaki sehingga dia tetap bisa menjaga keseimbangan. Hampir saja dia terjengkang setelah mendapatkan serangan.Gan tertawa lalu meledek, “Haha. Aku pikir kau kuat. Tapi parahnya aku bisa mengalahkan mu hanya dengan satu tangan. Kau sangat lemah, Bocil!”Tidak terima diejek, Avraam naik pitam. Darahnya tidak hanya mendidih, tapi menguap. Dia meninju telapak tangan satunya sambil meloncat-loncat. Semangatnya kian terbakar dan tidak akan pernah membiarkan Gan kembali menguasai pertarungan.Ketika Gan berupaya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
262728293031
DMCA.com Protection Status