All Chapters of Bukan Istri Pilihan: Chapter 101 - Chapter 110
114 Chapters
Keguguran
Ketika menjelang malam, tepat saat anak-anaknya tertidur. Leana dikejutkan oleh ketukan pintu kamarnya. "Siapa, Sayang?" seru Elvano dari dalam kamar mandi. Leana cukup terkejut karena indera pendengaran pria itu sangat tajam. "Entahlah, mungkin si kembar yang terbangun." Leana melangkah menuju pintu, dan menemukan sang ibu yang terlihat diam dengan pandangan kecewa."Ibu? Kenapa ke sini malam-malam? Rencananya besok pagi aku ke rumah Kak Mita untuk menjemput, Ibu." Leana memeluk Rosita, dan dibalas oleh sang empu. "Mana kedua cucu, Ibu?" Rosita melepas pelukannya, dia menatap Leana penuh intimidasi."Lagi tidur." Leana berdehem, dia bisa merasakan aura kemarahan di sekelilingnya. "Lea, sejak kapan tidak jujur pada, Ibu? Kenapa kamu menyembunyikan masalah sebesar ini?" Leana meremas kedua tangannya, dia menatap Rosita gugup. Apa Rosita telah mengetahui kabar hilangnya si kembar? Lantas dari siapa?"Ibu, aku—""Sania yang memberitahu, Ibu. Bisa-bisanya kamu menyembunyikan hal sebesa
Read more
Saling Menguatkan
"Zion!" Zion menoleh ke arah sumber suara, terlihat Elvano serta Leana yang melangkah mendekat. "Bagaimana keadaan Zelina?" Elvano serta Leana mengambil duduk di samping Zion. Zion menggeleng, raut wajah pria itu sarat akan kesedihan mendalam. Matanya juga terlihat sembab, ditambah bibir pucat pasinya."Masih butuh waktu sendiri, dia shock. Karena—" Zion bedehem, tenggorokannya terasa tercekat. "Karena kami benar-benar tidak mengetahui keberadaannya. Tapi tiba-tiba …." Elvano langsung memeluk Zion, sahabatnya terlihat begitu rapuh. Elvano bisa merasakan bagaimana kesakitan yang pria itu alami."Kamu sudah memberitahu Om dan Tante?" tanya Elvano pelan. Zion mengangguk lemah, dia melepas pelukan Elvano, lalu menyandarkan punggung di sandaran kursi. "Sudah, mereka sebentar lagi sampai." Zion memejamkan mata, masih teringat penjelasan dari asisten rumah tangganya serta bukti rekaman cctv yang ada."Lea, bisa ke dalam temui Zelina? Aku yakin pasti dia butuh support sesama perempuan saat i
Read more
Biang Kerok
Seorang perempuan mengetuk-ngetukkan jemarinya pada ponsel di tangannya. Dia duduk dengan santai sembari menikmati coffee. Sesekali dia mengedarkan pandangn pada apartemen miliknya, Interior apartemen ini terlihat berkelas nan elegan, sehingga memberi kesan hunian yang mewah.Tak mudah berada diposisi sekarang, mengingat jika dia sudah mengorbankan banyak hal. Deringan benda pipih yang ada di tangannya membuat perempuan cantik itu mengalihkan atensinya. Seringai terbit pada bibir yang dilapisi lipstik merah menggoda itu. "Halo." "Selamat pagi, Bos. Semuanya sudah beres, dan Bos bisa kirimkan sisa uanganya sekarang." Perempuan itu tersenyum lebar kala mendengar pernyataan dari seberang sana. Tak sia-sia dirinya merogoh cek yang lumayan besar hanya untuk misinya. "Bagus, kamu akan mendapatkan sisinya sekarang. Dan segera pergi, bila perlu menghilang dari negara ini." Sambungan langsung dia putuskan, sebelum pria itu menjawab. Senyum cantik itu tak jua menyurut, baru satu hari dia ke
Read more
Telepon Dari Aditya
Malam harinya Leana dikagetkan oleh kecupan hangat pada dahinya, perempuan itu membuka mata—terkejut saat menemukan Elvano yang sudah duduk di sampingnya. Leana dengan cepat bangun dari sofa tempat dia tertidur. "Mas sudah pulang?" tanya perempuan itu serak, menguap kecil sembari memfokuskan pandangannya. "Sudah, kenapa tidur di sofa? Nanti badan kamu sakit, Sayang." Elvano mengusap surai lembut Leana. Terlihat wajah pucat dari pria itu, ditambah matanya yang sayu. "Menunggu, Mas El. Aku khawatir karena sampai pukul dua belas malam belum juga pulang. Apalagi Mas kurang sehat, lihat—wajah tampan ini sangat pucat." Elvano memejamkan mata kala Leana menyentuh wajahnya dengan lembut. "Maaf, aku tidak mungkin meninggalkan Zion begitu saja. Kasus ini juga sedang diselidiki, jadi membutuhkan waktu. Dan juga sangat janggal menurutku, karena mereka tidak mengambil apapun. Kecuali menyakiti pemilik rumah." Leana membenarkan posisi duduknya, lalu menatap Elvano serius. "Apa tidak ada yang di
Read more
Teror Pertama
"Mau makan apel, tidak?" Zelina menggeleng lemah, dia sama sekali tidak mood memakan apapun. Nestapa yang melingkupinya menyurutkan semangat hidupnya. Mengikhlaskan memang bukan perkara mudah, dan Zelina menyetujui kalimat tersebut.Hatinya tak bisa berbohong, rasanya seperti berjalan di atas pecahan kaca setiap harinya. Alih-alih meraung kesakitan, ia justru merasakan kekosongan serta rasa hambar menyusup ke dalam raga. Setiap hembusan nafas yang keluar membuat dadanya sesak, terkadang Zelina bertanya, mengapa harus dia yang menerima semua cobaan ini? “Zelina …. “ Zion mengelus punggung tangan sang istri, sesak sekali—seumur hidupnya Zion tak pernah merasakan kesakitan seperti ini. Tak ada yang tahu bagaimana hancurnya dirinya sekarang, menangis di tempat gelap nan sunyi—setelah itu berpura-pura kuat. Bukanlah perkara mudah. “Kita sama-sama kehilangan, mungkin Tuhan punya rencana yang jauh lebih baik dari ini. Kamu percaya, ‘kan?” Dada Zion semakin terasa sesak kala melihat cairan
Read more
Bertemu Risa
Beberapa hari setelah kejadian itu, Leana terlihat pendiam. Perempuan itu juga selalu was-was dalam segala hal. Elvano yang notabenenya peka akan apa yang terjadi pada sang istri segera mencari tahu. Mulai dari saat di mana perubahan sikap Leana, sampai dia melacak apa yang terjadi di butik sang istri, tak ada yang aneh sebenarnya, kecuali pada sore hari ketika Leana menerima paket yang diserahkan oleh karyawannya. Ketika Elvano mengecek rekaman cctv yang ada di dalam ruangan Leana, rahang pria itu bergetar ketika melihat wajah ketakutan Leana saat membuka box putih berpita gold itu.Elvano tak tahu apa isinya, karena setelah itu Leana membuangnya ke tong sampah, lalu memanggil satpam butiknya. “Mas! Ngagetin aja!” Leana memegang dadanya—menatap kesal ke arah sang suami. "Habisnya kamu melamun terus sedari tadi, mikirin apa, hm?" Elvano mendekap tubuh mungil istrinya dari belakang, dia akan menunggu sampai Leana siap menceritakan semuanya.Leana terdiam, dia kembali melempar pandan
Read more
Penculikan Leana dan Azura
Jika boleh memilih, Leana lebih baik berhadapan dengan makhluk tak kasat mata dari pada manusia gila yang nekat melakukan apa saja. Contohnya, seperti sekarang ini, raut menyala-nyala yang Risa tampakkan membuat bulu kudu Leana meremang oleh rasa takut yang tak bisa dideskripsikan. Seringai pada bibir ranum berpoles lipstik merah itu semakin menambah kesan keji dari Risa. “Long time no see, Leana. Kamu semakin cantik saja. Dan aku semakin iri melihatnya.” Leana tersentak kaget ketika Risa tiba-tiba menekan kuat lehernya. Perbedaan tinggi mereka membuat Risa diuntungkan, apalagi tubuh perempuan itu sangat unggul jika dibandingkan Leana yang mungil. “Pasti menyenangkan, bukan? Menjadi seorang nyonya di kediaman Elvano Mahendra─”“Sayang!”Perkataan Risa terhenti kala perempuan itu mendengar suara Elvano yang memanggil Leana. “Ck, sayang sekali waktu kita hanya sebentar, tapi kamu tenang saja. Kita akan mempunyai waktu luang yang sangat banyak, dan aku akan menceritakan semuanya.” R
Read more
Akhir Dari Perjalanan Panjang
“Berhati-hatilah, Vano. Aku tidak ingin kamu lengah.”Elvano menganggukkan kepala, setelah tersadar jika Zion tak melihatnya. Pria itu berdehem sembari menjawab pelan. “Tentu.” Toh, mana mungkin Risa bisa menembus penjagaan ketatnya. “Bagaimana keadaan Zelina, apa dia sudah mulai mendingan?” Hembusan lelah menginvasi indra pendengaran Elvano. “Begitulah, Papa sama Mama menyarankan jika kami berlibur. Tapi mungkin setelah Zelina benar-benar sembuh total.” Elvano yang mendengar nada sedih itu kembali dirundung amarah, jika Risa serta Aditya tertangkap. Elvano Sendiri yang memberikan hukuman setimpal untuk mereka, sudah cukup kekacauan yang diperbuat. “Vano, sudah dulu ya. Zelina sudah bangun soalnya, sampaikan salamku pada si kembar dan Leana.” “Hm, pasti.” Elvano mematikan panggilan, lalu melangkah menuju Leana berada. Kening pria itu berkerut ketika tak menemukan seorangpun di sana, ke mana mereka semua?Elvano berjalan menuju kamar paling ujung, berpikir bahwa Leana sedang menid
Read more
Usai
Risa tersenyum keji, dia sangat menikmati wajah pucat pasi dari perempuan di hadapannya saat ini. “Jika aku menyedihkan, maka kamu jauh lebih menyedihkan,” ucapnya seraya bersiap-siap menekan dalam pisau yang ada di tangannya.Leana melonglong kesakitan ketika benda tajam itu menekan perutnya begitu dalam, dia tak pernah merasakan kesakitan yang begitu nyata seperti ini. Semua ini terlalu sakit, dan Leana tahu jika dia tak akan bisa selamat kali ini. Di tengah rasa sakit yang mulai mengambil alih kesadarannya, Leana mengingat wajah kedua putra putrinya. Semua kenangan mereka bak film yang sedang diputar, canda dan tawa Nathan serta Nala terus berputar dalam ingatannya. Apakah jika dia sudah tiada anak-anaknya akan terus bahagia? Dan jika nanti ada yang menggantikan perannya─apa perempuan itu akan memperlakukan putra putrinya sama seperti dirinya? Leana mulai terisak hebat, ternyata rasa sakit akibat tikaman Risa gak ada apa-apanya dibandingkan berpisah dengan anak-anaknya. “Akh! S
Read more
Amarah
“LEANA!!” Elvano terbangun dengan napas memburu, keringat dingin membasahi pelipisnya.“Syukurlah, Papa sangat khawatir sama kamu.”Elvano yang belum tersadar apa yang terjadi hanya menatap bingung Alvaro serta Tama, wajah mereka terlihat begitu khawatir ketika menatap ke arahnya. Elvano meringis, memegang pelipisnya yang terasa berdenyut hebat. Setelah mengingat apa yang terjadi, dia semakin panik dan langsung melompat turun dari atas Kasur.Namun, dikarenakan kondisi tubuhnya yang masih lemah, pria itu terjatuh. Dengan kepala yang semakin berdentum hebat.“Apa yang kamu lakukan!” seru Alvaro ketika melihat tingkah sang putra. “Kamu ini baru saja siuman dari pingsan. Jangan berbuat ulah!” Alvaro membantu Elvano untuk kembali berbaring. Tidakkah Elvano tahu jika Alvaro begitu khawatir? Apalagi saat anak buah Elvano memberitahukan bahwa sang putra jatuh pingsan ketika mencari keberadaaan Leana serta Azura.Elvano terkena panic attack, yang terjadi akibat kecemasan secara berlebihan. A
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status