Semua Bab Bukan Istri Pilihan: Bab 81 - Bab 90
114 Bab
Lampu Hijau
Perkataan Aditya terhenti kala Elvano sudah menjulang di hadapannya, netra hazel itu menyorotnya begitu tajam. "Jangan sebut nama istriku dengan nada menggoda seperti itu! Atau Om akan berakhir saat ini juga!"Suasana diantara mereka menegang, hanya terdengar nafas memburu dari Elvano. Jiwa dominan serta rasa cemburunya menguar begitu kuat. Dia marah dan murka kala melihat tatapan tertarik yang Aditya layangkan saat menyebut nama istrinya. "Really, Vano? Kamu berkata seperti ini pada Om kamu sendiri?" Aditya melempar smrik. "Coba kamu lihat sekelilingmu, kita menjadi pusat perhatian," bisik Aditya. Elvano yang tersadar dengan segera memundurkan langkahnya. Dia menatap sekeliling dengan tajam, dan mampu membuat orang-orang yang kepo terbirit-birit menjauh. "Vano, mengapa kamu lepas kendali seperti ini? Elvano yang Om kenal sangat pandai mengontrol emosinya, tapi sekarang?" Sepertinya Aditya benar-benar ingin bermain-main dengannya. Terlihat jelas jika pria itu selalu memancing perti
Baca selengkapnya
Terbongkar
Sore harinya, setelah mengantarkan Azura pulang, Leana melajukan roda empatnya menuju rumah sakit, dia ingin menjenguk Risa. Sebenarnya sepanjang perjalanan ini, pikiran Leana terus berkelana mengenai rumah yang Azura tinggali, gadis kecil itu mungkin berasal dari keluarga kaya raya. Tapi entah mengapa perasaan Leana sedikit tak nyaman menatap rumah mewah itu. Apalagi Azura sangat kukuh menolaknya untuk tidak masuk ke dalam, sampai-sampai Azura memohon padanya.Selang tempat puluh menit kemudian, Leana sampai di rumah sakit. Dia memarkirkan mobilnya, lalu berjalan menyusuri koridor. Dengan ramah dan penuh senyum dia menyapa balik orang yang menyapanya. Maklum saja, siapa yang tak ingin sok dekat dan sok kenal dengan istri Direktur rumah sakit ini. "Bu Leana?" Risa yang sedari tadi melamun seketika terlonjak kaget kala melihat eksistensi bosnya. "Maaf, saya ngagetin Mbak, ya? Tadi sudah permisi kok, tapi tidak ada sahutan." Leana meringis, lalu berdiri di sisi hospital bed Risa. "Ti
Baca selengkapnya
Sok Asik
Elvano pulang dalam keadaan rumah sudah sepi, dia melangkah menuju kamar si kembar. Setelah memberikan kecupan sayang, Elvano bergegas menemui sang istri. Pria itu tersenyum kala melihat Leana yang sedang terlelap ditemani novel yang selalu dibaca setiap malam."Engh …" Leana membuka matanya secara perlahan kala merasakan kecupan pada keningnya. "Mas" Dia bergumam serak, sedangkan Elvano mengelus pipi kesayangannya. "Maaf karena membangunkanmu, Sayang." Leana tersenyum sambil merentangkan tangannya. Elvano terkekeh gemas. Lalu memeluk tubuh kesayangannya. "Gemas! Istri siapa ini, hm?" "Haha, sudah, Mas … geli!" Leana terbahak kala pinggangnya digelitikin. Elvano menghentikan gelitikannya, lalu membaringkan tubuhnya di sisi Leana."Mas, bersihin dulu badannya. Terus ganti baju." "Masing masih kangen, Sayang." Leana tersenyum simpul, dia mengelus lembut surai Elvano. "Tadi pulang sama siapa? Pak Riko laporan jika mobil kamu dia ambil ke rumah sakit."Leana meringis, ia menatap Elvano
Baca selengkapnya
Elvano Dan Risa?
"Halo." Leana berucap serak, dia melihat jam di atas nakas yang sudah menunjukkan pukul empat pagi. "Lea, mungkin Sasmita tidak akan ke Butik hari ini, dia keracunan makanan. Dan sekarang sedang istirahat."Seketika itu pula mata Leana berubah menjadi segar. Perempuan itu terdiam sesaat sebelum memastikan. "Ulangi sekali lagi, sepertinya aku salah dengar." "Setelah pulang bekerja, dia mengeluhkan sakit pada perutnya. Dan aku sudah meminta Dokter untuk memeriksanya. Ternyata Sasmita keracunan makanan. Maaf baru memberitahukan ini padamu."Leana terpaku sejenak, setelahnya perempuan itu tersentak kala pinggang dililit oleh lengan kekar. Disusul kepala sang suami yang bertumpu pada pundak ringkihnya. "Siapa yang menelpon jam segini, Sayang?" ucap Elvano serak. "Kak Sagara, Mas.""Akh, Mas memelukku terlalu kencang!" Leana menepuk pelan punggung tangan Elvano. "Salah siapa bertelepon ria dengan pria lain jam segini, dan dia! Kenapa menelpon istri orang, cih! Padahal dia sudah menikah.
Baca selengkapnya
Ada Apa Dengan Nathan?
Leana membuka pintu rawat inap Risa secara perlahan. "Permisi—" Perkataan Leana terhenti, jantungnya berdegup kencang melihat pemadangan di depannya. "Mas ... a-apa yang kamu lakukan?" Elvano seketika menoleh ke arah pintu masuk, tubuh pria itu seakan disengat ribuan volt karena melihat raut hancur dari sang istri. Elvano menggeleng kuat serta melepas pelukan Risa dari tubuhnya. Dia baru tersadar jika posisi mereka bisa menimbulkan kesalah pahaman. "Sayang!" Elvano memeluk Leana erat ketika perempuan itu masih mematung ditempatnya. "Kamu salah paham, Sayang. Ini semua tidak seperti apa yang kamu lihat. Aku tadi membantu Risa ketika dia hendak ke kamar mandi. Tapi justru tubuhnya limbung. Jangan salah paham, kamu tahu aku tidak mungkin berbuat curang." Leana masih mencerna penjelasan dari Elvano, apakah ia sangat berlebihan? Mengingat jika tak mungkin Elvano menghianatinya. Leana juga seharusnya mengerti keadaan Risa. Bukanya malah menaruh rasa cemburu dan curiga. "Aku tahu, aku hany
Baca selengkapnya
Menemui Orang Tua Azura
“Apa guru di sekolahnya tidak pernah bertemu orang tuanya?” Leana menggeleng, dia merebahkan kepalanya di pangkuan Elvano. “Tidak, Mas. Info mereka orang tua Azura tidak pernah datang ke sekolah, Azura biasanya diantar sama asisten rumah tangganya.” Leana menatap ke arah Elvano. “Mas, aku boleh ‘kan berkunjung ke rumah Azura. Hanya ingin memastikan saja, karena mau bagaimanapun Azura sudah tinggal di rumah ini."Elvano mengusap pipi kemerahan sang istri penuh kelembutan. “Jangan, aku takut terjadi apa-apa sama kamu. Lebih baik kita datang ke sana sama-sama, dan jangan pernah coba-coba untuk datang sendiri.” Leana menghembuskan nafas berat, mau bagaimana lagi, sudah untung Elvano setuju dengan usulnya. “Baiklah, jadi kapan kita ke rumahnya?”“Minggu depan ya, Sayang?”Kening Leana berkerut. “Apakah tidak kelamaan, Mas? Terus Azura boleh tinggal di sini kan? Untuk sementara waktu?”“Karena aku akan meninjau proyek yang ada di luar kota selama seminggu, dan untuk Azura, dia boleh tingga
Baca selengkapnya
Khawtirnya Seorang Suami
Leana menggeleng, ia menelan ludah susah payah diiringi buliran keringat yang mulai membasahi pelipisnya."O-om … Aditya …." Aditya tersenyum lebar, kini wajah tampan itu terlihat menyeramkan di mata Leana. "Kenapa? Bukankah kita akan membahas mengenai Azura?" Leana tergugu, dia menoleh ke sembarang arah agar tak menatap wajah pria di hadapannya. "Lea," ucap Aditya serak. Pria itu mempersempit jaraknya, membuat Leana dilanda ketakutan."Om … Om tolong, jangan mendekat. Kita ... kita bisa membicarakannya baik-baik." Aditya terkekeh garing, dia sangat menikmati wajah ketakutan dari perempuan manis di hadapannya. "Leana, apa kamu menikmati menjadi Nyonya Mahendra?" Aditya mengusap surai halus Leana. "Pasti sangat menyenangkan, bukan? Gadis yang awalnya mempunyai kehidupan biasa sekarang menjadi Nyonya besar."Leana memejamkan mata erat, hembusan nafas Aditya bisa dia rasakan. "Mas Elvano, aku takut!" rintihnya dalam hati."Mengapa tidak menjawab, hm? Apa kamu mau saya buat membuka mul
Baca selengkapnya
Kado Misterius
"Lea? Mama pikir kamu lagi di butik." Sania menyapa Leana ketika melihat eksisitensi perempuan itu. Leana tersenyum, lalu menaruh sling bagnya di atas sofa."Tidak, Ma. Sudah jam dua siang, aku juga ke sini sekalian mau bawa si kembar pulang sama Azura." Sania mengangguk mengerti, perempuan itu melangkah menuju kamar yang ditempati oleh ketiga bocah itu. "Mereka masih tidur siang, bawa nanti sore saja, ya?" Leana tersenyum tipis, dia melangkah mendekat dan mengambil duduk di pinggir kasur. Lucu sekali, Nala berada di tengah-tengah antara Nathan dan Azura. "Ya sudah, aku bawa mereka nanti sore saja, Ma. Kasihan juga kalau dibangunkan." Terjadi keheningan untuk sesaat, Leana menoleh ke arah mama mertuanya. Wanita itu sedang menatap lurus ke arah Azura. "Mama …""Maaf, Mama melamun." Sania tersenyum simpul. Leana yang mengerti arti dari raut Sania ikut menerbitkan senyum."Mama mau bertanya apa?"Sania melihat ke arah Leana dengan raut kaget yang kentara. "Kamu bisa membaca pikiran, Ma
Baca selengkapnya
Terguncangnya Keluarga Mahendra
"Mas?" Leana tersentak kala Elvano sudah mengambil duduk di sampingnya. Pria Itu terdiam dengan tatapan dalam menyorot padanya. "Mas pulang hampir jam sebelas malam, memangnya ada pekerjaan mendadak, ya?" tanya Leana, pasalnya Elvano mengatakan akan pulang sore, nyatanya lebih dari itu. "Sayang, ada yang kamu sembunyikan dari aku?" Tubuh Leana menegang, perempuan itu berdehem guna menetralisir rasa gugupnya."Tidak ada, memangnya kenapa, Mas?" Elvano tak menjawab, justru dia memberikan amplop pada Leana. Leana yang sedang dilanda kebingungan membuka amplop itu ragu-ragu, setelahnya perempuan itu menegang, diliputi rasa bersalah." Mas … aku—""Kamu bisa menjelaskan apa maksudnya ini?" Elvano bertanya pelan dan lembut, tapi tidak dengan ekspresinya yang menampakkan raut kekecewaan mendalam."Aku …." Leana menunduk, perempuan itu mulai menjelaskan mengapa dia bisa bertemu dengan Aditya. Leana juga mengatakan siapa ayah Azura sebenarnya. "Tapi sungguh, Mas. Aku tidak tau kenapa ada fotok
Baca selengkapnya
Kemarahan & Ketegasan Elvano
"Risa, apa menurutmu ada penghianat lagi selain Aditya? Mengingat jika berita itu mencuat kala Aditya sudah menghilang?" Risa menatap Alvaro sejenak, perempuan itu terlihat berpikir sebelum mengutarakan pendapatnya. "Sudah pasti, tidak mungkin Pak Aditya melakukan ini sendiri, sepetinya ada orang inti di dalam prusahaan ini yang bekerja sama dengan beliau." Semua yang ada di ruangan itu terdiam, sementara Elvano sejak tadi hanya memejamkan mata dengan pikiran melanglang buana. "Diandra," celetukan Elvano mengundang atensi yang ada di ruangan itu. "Deandra putrinya Rayan, bukan?" Elvano membuka mata secara perlahan, netra hazel itu menyorot Alvaro begitu dalam. "Ya, cek kembali cctv yang Papa kasih ke aku waktu itu. Lalu compare dengan cctv di ruanganku yang aku kirim ke Papa. Maka Papa bisa menebak keganjilan yang terjadi." Alvaro mengkode sekretarisnya, dengan cepat pria paruh baya itu mengikuti intruksi sang atasan. Saat ini mereka hanya ber empat di ruangan Alvaro, pertemuan de
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status