All Chapters of Suami Bastard Yang Manis : Chapter 61 - Chapter 70
122 Chapters
Kabur Sama dengan Kembali
Aayara melarikan diri dari hotel tersebut saat Maxim pamit sebentar untuk mengangkat telpon. Jantung Aayara sampai sekarang masih berdebar kencang, wajahnya pucat dan masing menegang. Dia merinding dan meremang takut, hampir saja Maxim meng-unboxingnya tadi. Untung ada yang menelpon pria itu, dan siapapun si penelpon itu Aayara sangat berterimakasih. Tapi Aayara dan Maxim sudah pernah bukan? Lagipula Maxim suaminya, apa salahnya jika Maxim melakukannya lagi dengan Aayara. Yah, seharusnya tidak masalah dan fine-fine saja. Tapi jangan lupa jika pria itu merenggut paksa keperawanan Aayara. Sedikitnya itu memberikan trauma pada Aayara, dia parnoan dan juga takut. Bayang-bayang kejadian itu masih belum bisa Aayara singkirkan dari kepalanya. Untung Aayara gadis yang kuat dan tangguh. Jadi dia masih bisa bertahan dari rasa traumanya, dia bisa melawannya dengan hidup bersama orang yang merenggut kesuciannya. Sebenarnya itu berat, tetapi Aayara bisa bertahan sampai di titik ini. "Astaga,
Read more
Dimandikan
"Aku melihatmu di depan lift dengan Pak Maxim. Kamu Sugar Baby-nya Pak Maxim?" Aayara menatap cengang dan horor ke arah Melinda, mulutnya membentuk huruf 'o dengan wajah yang terpampang konyol. "Su--sugar sugar apa, Kak?""Sugar Baby." Melinda melipat tangan di dada, menatap tak bersahabat ke arah Aayara dan juga menatap tak suka, "kulihat Pak Maxim menyentuh kepalamu. Semua orang tahu jika Pak Maxim tidak dekat dengan perempuan manapun kecuali keluarganya. Kamu bukan keluarga Pak Maxim.""Nah, itu tahu. Pak Maxim tidak dekat dengan perempuan manapun kecuali keluarganya." Aayara tersenyum manis, berkacak pinggang dengan berakhir menyengir. "Kamu keluarga Pak Maxim?!" Aayara menggelengkan kepala. "Tidak. Kan aku bilang, Kak, Pak Maxim tidak dekat dengan perempuan manapun kecuali keluarganya. Ya kali tipe orang seperti itu main-main sugar baby-an." "Cik." Melinda berdecak kesal, mengibas tangan pertanda mengusir Aayara dari sana. Aayara lagi-lagi menyengir dan beranjak pecat dari s
Read more
Hukuman Karena Jari Nakal
"Aku alergi air, Pak Maxim."Maxim menaikkan sebelah alis, menyeringai tipis dan tetap kembali membuka kemeja yang membungkus tubuh Aayara. "Apa lagi alergimu, Nona Manis?" ucap Maxim rendah dan serak, terkesan berat di pendengaran dan juga seksi. Namun itu tidak berlaku bagi Aayara yang lebih merinding horor saat mendengar suara ini. Bulu kuduknya berdiri dan rasanya darahnya mengalir lebih cepat dari yang sebelumnya. Aayara menoleh ke sana kemari dengan air muka menegang dan tatapan gelisah. Pria dewasa sangat berbahaya! Aayara tidak suka dan jika bisa dia lenyap dari situasi ini."A--aku bisa mandi sendiri. Pak Maxim bisa keluar dari sini," ucap Aayara kemudian, melirik gugup bercampur malu ke arah Maxim. Pertama, jantungnya entah kenapa bereaksi berlebihan dengan berdebar kencang ketika Maxim memanggilnya Nona Manis. Kedua, tatapan pria ini tidak sehat untuk hatinya. Tatapannya sayup, kontras dan tertuju ke satu opsi saja–tepat ke manik Aayara. Itu membuat Aayara gugup, canggun
Read more
Anak Kecil VS Bayi Besar Serena
'Tidak! Leppas!' Sayangnya teriakan itu hanya terucap dalam benak Aayara. Kenyataannya, dia tidak berani untuk menghentikan Maxim. Demi Tuhan! Pria ini seperti tahu cara untuk membunuh mental seseorang, tahu mengendalikannya juga. ***Aayara keluar dari kamarnya, setelah kejadian di kamar mandi tadi Aayara bersumpah tak akan berani mengacungkan jari tengah lagi. Sial! Dia apes dua kali dalam sehari ini. Tadi dia habis makan malam dengan keluarga ini. Mereka semua marah, terutama Mama mertuanya dan Tante Sati-nya. Ouh tidak kelupaan dengan Serena. Tapi sayangnya Aurora sudah pulang. Seperti biasa, yang terlihat tak suka padanya adalah Aesya. Sedangkan Papa mertuanya, paman suaminya, dan Rafael serta Reigha, pada dasarnya mereka memang pendiam. Zayyan? Entah kenapa anak kecil beranjak remaja itu malah paling baik. Tadi dia bahkan mengajak Aayara untuk bermain Konsol game bersama, mengajak memancing Aayara juga di kolam ikan mereka yang ada di belakang mansion dan masih banyak lagi.
Read more
Meja Makan yang Berisik
"Tadi malam Mas Rafael ngapain kamu, Aayara?" tanya Serena, berjalan ke ruang makan bersama Aayara. Kebetulan mereka bertemu di lorong depan, jadi sekalian saja. Sebelum Aayara menjawab pertanyaan Serena tersebut, Rafael lebih dulu muncul di sana. Pria itu langsung memeluk Serena dari belakang lalu dengan cepat mengecup bibirnya. "Sweetheart, kau meninggalkanku," ucap Rafael, masih dengan memeluk Serena secara gemas. Semakin ke sini istrinya semakin berisi, pipinya terlihat tembem dan tubuhnya juga lebih padat. Perut Serena juga sudah mulai membuncit, itu membuat pinggang Serena jadi melebar–tidak ramping lagi. Namun, Serena entah kenapa di mata Rafael terlihat lebih cantik dan lebih menggoda. "Mas Rafael!" Serena berdecis pelan, "cik, ada Aayara. Jangan begini," lanjutnya sembari melepas pelukan suaminya dengan susah payah. Rafael menoleh ke arah anak kecil yang tak jauh dari sebelahnya, di mana Aayara sudah menundukkan kepala dan berusaha menghindari pandangannya dari Rafael.
Read more
Mencuri VS Pencuri
Seperti biasa, Aayara harus menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa magang di perusahaan keluarga suaminya. Dia tengah mengerjakan sebuah laporan dan lagi-lagi dia berurusan dengan Melinda. "Awas saja jika sampai jam makan siang laporan yang saya suruh kalian kerjakan belum selesai." Melinda mengancam dan memperingati, menatap tajam ke arah tiga mahasiswa magang di perusahaan ini, "terutama kamu, Aayara. Kamu yang paling nggak bisa diam di sini. Awas jika pekerjaanmu tak selesai, aku bisa mengadukanmu ke atasan.""Baik, Kak." Aayara menganggukkan kepala dengan patuh dan tak melawan sama sekali. Dia cari aman tentunya. Yah, daripada dia harus mendapat nilai buruk atau menciptakan keributan di sini. Melinda beranjak dari sana, berdecis sinis juga sebelum pergi. "Dia nggak tahu aja jika Pak Maxim itu suami kamu, Aayara." Jenny mencebik, mulai grusak-grusuk dan mengerjakan laporan yang Melinda suruh. "Hais. Biarkan saja lah tuh Mak lampir bertidak. Aku juga malas berurusan dengannya, c
Read more
Mendapatkan Kalung Serena
Aayara saat ini sedang dikejar oleh beberapa orang dan seorang satpam karena dikira pencuri benaran. Karena dia termasuk pelari yang gesit dan cepat, Aayara berhasil lebih unggul dari orang-orang yang mengejarnya. "Minggir," ucap Aayara panik dan cepat ketika melewati keramaian. Brak'Ketika akan membelok ke sebuah gang, Aayara tak sengaja kesandung oleh sesuatu. Dia terjatuh cukup mengenaskan, lutut dan sikunya terluka dan mengeluarkan darah. Itu benar-benar sakit serta perih. "Hoi …!" Suara teriakan para orang yang mengejarnya terdengar lantang. Aayara menoleh sejenak, kakinya sangat sakit untuk digerakkan tetapi tak mungkin dia membiarkan dirinya untuk tertangkap oleh mereka. Demi Tuhan! Aayara tak benar-benar mencuri. Dia hanya ingin mengambil kalung Serena saja dari dalam tas ini. Buru-buru Aayara merogok tas tersebut, berusaha mencari kalung Serena–dengan masih duduk di aspal, menuju arah gang sepi tersebut. Dia berusaha tetap tenang walau orang-orang itu berlari dan menuju
Read more
Aayara Pergi
"Harusnya aku tadi menemui Pak Maxim dulu baru ke sini," ucap Aayara sembari berjalan masuk ke dalam mansion–masih dalam keadaan lutut berdarah dan sikut yang terluka parah. Kemeja putihnya juga penuh dengan debu jalanan, akan tetapi Aayara tak peduli dengan semua ini. Dia harus mengembalikan kalung Serena. Perempuan itu tengah hamil dan Aayara takut sesuatu terjadi pada Serena. Kakaknya juga dengan hamil, jadi Aayara bisa mengerti bagaimana kondisi perempuan ketika hamil karena dia memperhatikan Kakaknya. Ibu hamil sangat sensitif, over thinking, mudah baper dan cemas, dan mudah kepikiran juga. Mungkin jika Serena sudah menyadari kalungnya hilang wanita itu pasti akan cemas secara berlebihan. "Tapi nggak apa-apa lah. Paling diomelin doang," gumam Aayara sembari berjalan pelan-pelan ke dalam mansion. Lututnya sangat perih saat suhu dingin terasa menyerang kulitnya. "Aayara?" Keena menatap kaget ke arah menantunya tersebut. Matanya membelalak dan syok melihat penampilan Aayara, di
Read more
Elusan Cinta
"Mommy, kenapa menampar Eca?" Deg deg deg Jantung Serena rasanya akan copot saat mendengar suara bariton suaminya yang mengalun tepat dari belakang tubuhnya. "Serena, kalungmu sudah ketemu?" tanya Rafael kemudian, menoleh ke arah tangan istrinya yang telah menggenggam kalung hilang tersebut. Serena menoleh ke arah Rafael kemudian mengangguk kaku dan takut. Di sisi lain, Rafael menatap Mommynya lalu menatap adik perempuannya. "Mom?" ucapnya lembut dan rendah, namun terkesan menuntut. "Dia berani melukai hati adiknya sendiri," marah Sati, menatap gusar pada Aesya. "Dia bukan adikku! Dia pencuri kalung Kak Serena, Mom, Dad, Abang El. Dia mengaku sendiri jika dia melakukan itu!" Aesya memekik tak terima, masih memegang bekas tamparan Mamanya dengan air muka sendu. Aesya benar-benar tak percaya jika Mommynya akan memukulnya hanya karena perempuan itu. "Aku tidak pernah mengajarimu bersikap arrogant seperti ini, Aesya." Sati berucap marah, intonasinya tegas tatapannya dingin ke arah
Read more
Musibah untuk Aayara
"Kenapa lututmu bisa terluka?" tanya Maxim, setelah membersihkan dan mengobati luka di lutut dan juga sikut istrinya. Dia lalu menatap penampilan Aayara dari atas hingga bawah, memperhatikan kemeja putih Aayara yang berdebu dan kotor. "Kau habis dari mana?" Aayara menggelengkan kepala, memilih menatap jalan dengan raut muka muram dan sedih. "Umm … begini saja, tolong antar aku ke kontrakan Jenny, Pak. Laporan harian ku tertinggal dan …-"Brak'Ucapan Aayara seketika berhenti, Maxim dengan kuat dan marah memukul setir mobil–membuat Aayara sontak tergelonjak kaget dan menegakkan punggungnya, menoleh pelan ke arah Maxim dengan air muka pucat dan takut. Maxim marah padanya! "Jangan bercanda denangku!" bentak Maxim, menatap Aayara dengan air muka marah yang kentara. Aayara semakin takut di kursinya, meringsut ke pintu dan menatap gugup ke arah Maxim. "Katakan! Kenapa kakimu?!" dingin Maxim selanjutnya, menatap tajam dan penuh peringatan ke arah Aayara. "A--aku terjatuh," cicit Aayara
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status