Semua Bab Hello Mommy: Bab 121 - Bab 130
180 Bab
Bab 121 Momen Diingat
Ghea langsung panik ketika ditanya seperti itu. Dia, Dean, dan Rowan adalah satu angkatan. Jadi jika ada reuni, pastinya mereka akan datang bersama-sama. Namun, kali ini hanya dirinya dan Rowan saja yang datang. Tentu saja itu membuat curiga kakak iparnya.“Dean tidak bisa datang. Karena jadwal kuliahnya padat.” Ghea terpaksa berbohong. Dia berharap jika kakak iparnya tidak akan tanya Dean secara langsung.“Oh … iya, pasti dia sedang sibuk. Lagi pula dia ke sini hanya untuk reuni saja, pasti sayang jika harus meninggalkan kuliahnya.” Freya menyimpulkan hal itu.“Benar.” Ghea mengangguk. Dia bersyukur sang kakak ipar percaya dengan yang diucapkannya. “Apa sudah semua dibawa ke ruang makan?” Ghea segera mengalihkan pembicaraan.“Sudah.” Freya mengangguk. Merasa tidak perlu ada yang dibawa lagi.Ghea, Freya, Shera, dan Kiara akhirnya segera ke depan. Menghampiri anak-anak mereka yang sedang bermain air. Tampak anak-anak begitu senang sekali.“Ayo, makan dulu. Berenangnya lagi.” Freya mem
Baca selengkapnya
Bab 122 Belum Terlambat
Seharian keluarga bersama-sama menikmati waktu di vila. Bermain bersama dan tertawa bersama. Mereka menghabiskan waktu bersama. Walaupun tidak semua keluarga bisa ikut, tetapi tidak mengurangi kebahagiaan mereka.Sore hari anak-anak bermain bola. Para daddy menemani bermain bola. Hanya para mommy pun turut menemani anak-anak bermain masak-masak. Mereka ikut ambil peran dalam permainan.Mommy Shea dan Daddy Bryan sibuk dengan cucu barunya. Karena Rivans begitu menggemaskan, mereka sampai tidak mau jauh-jauh dari cucu kecilnya itu.Kiara memilih duduk sendiri. Melihat orang-orang dengan kegiatannya. Terutama dia melihat anaknya yang asyik bermain. Rowan yang melihat kakaknya.“Kenapa tidak bergabung?” Rowan bertanya seraya duduk di samping Kiara.“Lihatlah, sudah ramai sekali.” Kiara tersenyum tipis.Rowan mengalihkan pandangan pada Gemma dan Anka yang sedang bermain. Tampak Ghea, Freya, dan Shera ikut bermain juga. “Seharusnya ikut saja. Kak Kiara bisa menikmati waktu bersama dengan Ge
Baca selengkapnya
Bab 123 Mom Ki Menangis
Mendengar nama Steven, Kiara langsung menangis. Dia teringat dengan pria yang dicintainya itu. Dia mengingat bagaimana melihat waktu Steven meninggal di rumah sakit.“Mommy kenapa menangis?” Gemma tidak mengerti kenapa sang mommy menangis.Kiara terus menangis. Dia merasa bersalah atas kematian Steven. Walaupun dia bisa mengatakan pada mama Steven, jika yang terjadi pada Steven adalah takdir, tetapi di hati kecilnya, dia masih menyalahkan apa yang terjadi pada Steven. Rasa panik itu membuat Kiara terus menangis.Melihat sang mommy yang tidak kunjung menangis. Gemma langsung berlari keluar. Mencari bantuan. “Mommy, Daddy.” Gemma berteriak seraya berlari mencari Ghea dan Rowan.Ghea dan Rowan yang mendengar suara Gemma segera berlari ke dalam. Mereka tahu jika Gemma tadi tidur dengan Kiara. Jadi mereka panik ketika melihat apa yang terjadi. Tak hanya Ghea dan Rowan saja yang masuk, semua yang berada di dekat perapian tadi itu masuk. Mengecek apa yang terjadi.“Gemma.” Ghea yang melihat
Baca selengkapnya
Bab 124 Gemma Tidak Takut?
Kiara bangun dan mendapati anaknya tidak ada di sisinya. Sejenak dia mengingat jika semalam dia sempat menangis karena pertanyaan sang anak. Kiara merasa tidak bisa mengendalikan diri semalam. Rasanya berat sekali untuk bertemu dengan anaknya saat ini. Kiara membayangkan jika anaknya pasti takut.Saat sedang memikirkan hal itu, suara ketukan pintu terdengar. Kiara segera mengalihkan pandangan ke arah pintu. Saat pintu terbuka, tampak seorang anak kecil terlihat dari balik pintu.“Mom Ki.” Gemma yang berada di balik pintu memanggil ibunya.Kiara tidak menyangka jika ternyata anaknya datang ke kamarnya. Dia pikir anaknya akan menjauh darinya. “Gemma.” Dia memanggil anaknya itu. Dia segera menegakkan tubuhnya. Bersandar pada headboard tempat tidur.Mendengar suara sang mommy, Gemma segera masuk ke dalam kamar. Tampak sang mommy sedang tersenyum ke arahnya. Itu membuat Gemma ikut tersenyum. Gemma naik ke tempat tidur. Menghampiri sang mommy. Satu pelukan diberikan Gemma pada sang mommy.K
Baca selengkapnya
Bab 125 Cemburu
Mommy Shea memberikan isyarat tangan agar Kiara mau bergabung. Mommy Shea memahami perasaan Kiara yang sedang bersedih. Karena itu dia memilih untuk memanggil Kiara.Kiara langsung mengalihkan pandangannya. Ternyata sang ibu mertua Rowan yang memanggil.“Mommy, aku main bersama Kean, Lean, Anka, dan Rigel dulu.” Gemma menengadah menatap sang mommy.“Pergilah.” Kiara memberikan izin.Gemma segera pergi. Bergabung dengan sepupu-sepupunya. Di saat Gemma pergi, Kiara menghampiri keluarga Adion.“Sini berjemur sekalian minum teh.” Mommy Shea meminta Kiara untuk duduk di sampingnya.Kiara menangguk. Kemudian duduk di samping Mommy Shea.Melihat Kiara bergabung, Freya segera menuangkan teh untuk Kiara. “Ini teh early grey. Aromanya khas dan begitu menenangkan. Pas diminum saat pagi hari.” Freya memberikan cangkir berisi teh.“Terima kasih.” Kiara segera meminum teh yang diberikan Freya. Aroma teh begitu menenangkan. Membuatnya jauh lebih tenang.“Jangan merasa tidak enak. Mengungkapkan apa y
Baca selengkapnya
Bab 126 Guru Baru
“Selamat pagi, Bu guru.” Anak-anak membalas sapaan ibu guru wali kelas mereka.Kean langsung menutup mata Gemma. “Kata mommy anak tidak boleh memuji berlebihan.”“Kamu mengganggu saja.” Gemma mengalihkan tangan Kean.“Halo, anak-anak. Ibu guru mau kenalkan guru olahraga kalian yang baru. Namanya Pak Kafi. Beri salam pada Pak Kafi.” Bu guru memberikan perintah pada guru baru.“Selamat pagi, Pak Kafi.” Semua anak menyapa guru baru tersebut.“Selamat pagi anak-anak. Perkenalkan nama saya Kafi Giffari. Panggil saja Pak Kafi. Saya mengajar pelajaran olahraga. Semoga kalian bisa senang belajar dengan saya.” Kafi tersenyum melihat anak-anak.“Kami pasti akan senang belajar dengan Pak Kafi.” Gemma dengan polosnya menjawab sambil berdiri. Kafi yang melihat Gemma menjawab tersenyum. Merasa lucu sekali dengan gadis kecil itu. Masih kecil, tetapi sudah centil. “Kamu ini.” Kean memukul Gemma yang kecentilan pada guru baru. Dia juga langsung menarik Gemma untuk duduk. “Baiklah, kita akan berolah
Baca selengkapnya
Bab 127 Berbeda Dengan Gemma
“Pak guru.” Gemma melambaikan tangan pada Kafi.“Hai ....” Kafi melambaikan tangan. Senyumnya merekah di wajahnya.Kiara menoleh ke arah orang yang disapa Gemma. Ternyata itu adalah orang yang mengambil bola tadi. Namun, lagi-lagi Kiara tanpa ekspresi menatap Kafi.Kafi hanya merasa aneh. Mommy dari Gemma benar-benar tanpa ekspresi. Berbeda dengan anaknya yang begitu ceria. “Da ... Pak guru.” Gemma melambaikan tangan lagi.“Da ... Gemma.” Kafi sampai hafal nama Gemma karena Gemma sejak tadi menggodanya terus. Dia segera berlalu untuk melanjutkan lagi memasukkan alat-alat olahraga.Kiara menautkan tangannya pada anaknya.Beberapa saat kemudian Rowan datang. Dia menghampiri kakak dan anaknya.“Kamu sudah pulang?” tanya Rowan.“Iya, Daddy.” Gemma mengangguk.“Kean dan Lean mana?” Rowan bertanya seraya mengedarkan pandangan ke kelas.“Itu mereka.” Gemma menunjuk ke arah Kean dan Lean.Rowan segera menghampiri Kean dan Lean. Dia kemudian mengajak si kembar untuk pulang bersama.Kiara meng
Baca selengkapnya
Bab 128 Dua Mommy
“Mom, nanti Mommy kenalan dengan Pak Kafi.” Gemma menatap Gemma ketika duduk manis di kursi belakang.“Pak Kafi siapa?” Ghea bingung ketika mendapati permintaan sang anak.“Pak Kafi, guru olahraga yang dikatakan tampan kemarin.” Rowan melihat sang istri dari pantulan kaca di atas dasbor mobil.Ghea mengingat jika kemarin anaknya menceritakan tentang gurunya yang tampan.“Apa dia benar tampan?” Ghea tersenyum menatap sang anak. Penasaran sekali dengan guru baru anaknya.“Tampan sekali.” Gemma memujinya tanpa ragu.Rowan yang mendengarkan percakapan itu hanya bisa mendengus kesal. Bisa-bisanya anak dan istrinya sama saja.“Baiklah, nanti Mommy akan berkenalan.” Ghea jadi bersemangat sekali. Kapan lagi bertemu guru tampan.Rowan yang melihat reaksi sang istri, benar-benar kesal. Bisa-bisanya sang istri bersemangat seperti itu.Akhirnya mobil sampai di sekolah. Biasanya Rowan tidak ikut turun. Namun, kali ini dia ingin turun. Dia harus mengawasi sang istri.“Mau ke mana?” El yang melihat
Baca selengkapnya
Bab 129 Pikiran Liar
Ghea keluar dari mobil dengan kesal. Sang suami benar-benar sangat menyebalkan. Setelah mendapatkan pujian sang suami mengusirnya begitu saja.“Selamat pagi, Dok.” Perawat menyapa Ghea.“Selamat pagi.” Ghea tersenyum. Dia yang tadinya kesal berubah total ketika orang-orang menyapanya. Kekesalan itu langsung dihilangnya begitu saja.Setiap kali Ghea melangkah, banyak orang yang menyapanya. Senyum Ghea terus saja mengembang.“Ghe,” panggil seseorang.Ghea menoleh. Ketika melihat, ternyata itu adalah Mama Lyra. Ghea langsung berhenti menunggu istri pemilik rumah sakit itu berjalan ke arahnya.“Pagi, Dr. Lyra.” Jika di rumah bisa saja Ghea memanggil mama, tetapi di rumah sakit, tetap saja dia harus menghormati.“Pagi.” Dr. Lyra menyapa.“Bagaimana kabarmu hari ini?” tanya dr. Lyra.“Baik, Dok.” Ghea mengulas senyumnya. “Dr. Lyra bagaimana kabarnya?”“Aku baik.” Dr. Lyra tersenyum.Mereka berdua berjalan ke arah. Ruangan mereka bersama. Berdampingan bersama-sama.“Bagaimana Kiara? Apa kead
Baca selengkapnya
Bab 130 Bertemu Gemma
“Bu Kepsek.” Kafi dengan wajah polosnya menyapa.“Pak Kafi sedang lihat apa? Sepertinya serius sekali.” Bu Kepsek penasaran sekali. Ikut melihat ke arah di mana Kafi melihat.“Itu, Bu. Anak kelas satu yang dijemput orang tuanya. Mereka masih kecil-kecil jadi masih dijemput sampai dalam. Jika nanti sudah naik kelas dua, sudah tidak boleh.” Kafi memberikan alasan palsu.“Oh … iya, kita membiarkan anak-anak kelas satu untuk dijemput sampai dalam. Karena mereka belum beradaptasi dengan lingkungan baru.” Bu Kepsek menjelaskan.Kafi hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Mengerti yang dijelaskan kepala sekolah.“Silakan, dilanjutkan kembali Pak Kafi untuk melanjutkan kembali pekerjaanya.” Bu Kepsek langsung mempersilakan Kean untuk pergi. Ini adalah cara mengusir dengan halus. Jadi Kafi langsung menyadari. “Saya permisi dulu, Bu. Kebetulan kelas saya sudah selesai, jadi saya mau pulang.” Buru-buru Kafi berpamitan. Kemudian berlalu pergi meninggalkan ibu kepala sekolah. Tak mau berlama-lama
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
18
DMCA.com Protection Status