All Chapters of Hello Mommy: Chapter 141 - Chapter 150
180 Chapters
Bab 141 Pak Kafi Yang Menjaga
Alangkah terkejutnya Kiara ketika melihat jika wajah Kafi yang dilihatnya. Ternyata selama tidur tadi, dia bersandar di bahu Kafi. Hal itu membuat Kiara langsung menegakkan tubuhnya.“Maaf.” Kiara merasa tidak enak pada Kafi karena bersandar pada bahu Kafi.“Tidak apa-apa.” Kafi mengulas senyum di wajahnya. Dia justru senang ketika berada di dekat Kiara.Kiara benar-benar malu sekali dengan apa yang dilakukannya. Dia merutuki kesalahannya yang bersandar seenaknya saja pada Kafi. Harusnya tadi dia tidak tidur agar tidak melakukan kesalahan itu.Kafi segera berdiri. Dia maju ke depan untuk memberikan instruksi untuk turun dengan teratur.Kiara yang melihat Kafi di depan hanya bisa tertunduk malu. Dia merasa tidak enak sekali ternyata melakukan kesalahan bodoh. Untuk segera terhindar dari Kafi, tentu saja dia harus keluar dari bus. Oleh karena itu, Kiara segera membangunkan sang anak.“Sayang, ayo bangun.” Kiara membangunkan Gemma yang masih tertidur pulas.Gemma merasa pegal dengan posi
Read more
Bab 142 Pak Kafi Tampan
“Pak Kafi?” tanya Rowan memastikan.“Iya, kata Kak El tadi Pak Kafi jaga mereka. Kata Gemma dan Kak Kiara sendiri Pak Kafi duduk di sebelah mereka.”“Bagus jika dia mau menjaga muridnya.” Rowan merasa jika itu adalah hal normal saja.“Iya, kita jadi diuntungkan. Jadi Kak Kiara dan Gemma baik-baik saja.” Ghea juga membenarkan ucapan suaminya. “Bagaimana keadaan restoran? Apa parah?” Ghea tiba-tiba ingat dengan hal itu. Dia membahas Kiara dan Gemma, sampai lupa membahas restoran yang sedang diurus oleh Rowan.“Cukup parah. Sepertinya aku masih akan lama di sini. Mungkin tiga sampai empat hari. Apa tidak apa-apa?” Rowan merasa tidak tega meninggalkan sang istri sendiri. Namun, mau bagaimana lagi. Dia memang tidak bisa pulang.“Tenanglah, aku bisa menangani semua. Besok rencananya aku juga mau pergi ke rumah mommy dan daddy. Jadi anak-anak bisa bermain di sana.” Ghea menjelaskan pada sang suami.“Baiklah, kalau begitu, aku senang mendengarnya. Kabari aku jika ada apa-apa.” “Tenang saja.
Read more
Bab 143 Bertemu Pak Kafi
“Kak Kiara tidak apa-apa?” Ghea langsung mengalihkan pandangan pada Kiara. Dia segera mengambil air putih yang berada di dalam botol yang berada di atas meja. Menuangnya ke dalam gelas, dan memberikan pada sang kakak ipar.Kiara segera meminum minumannya. Dia tidak tahu kenapa tiba-tiba tersedak ketika Ghea mengatakan jika Kafi tampan. Itu terjadi begitu saja.“Tidak apa-apa.” Kiara menarik senyum tipisnya.“Pelan-pelan, Kak.” Ghea tersenyum.Kiara mengangguk.“Kita tadi sampai mana.” Ghea kembali melihat foto yang berada di ponselnya. “Oh … iya, Pak Kafi tampan.” Dia ingat apa yang diucapkan. Ghea kembali melihat foto Kafi.Kiara memerhatikan foto Kafi. Dia akui jika Kafi memang tampan. Kemarin pun dia memuji Kafi dalam hati.“Menurut Kak Kiara dia tampan tidak?” tanya Ghea.“Hah ….” Untuk sesaat Kiara bingung ketika ditanya oleh Ghea. “Iya, tampan.” Satu kata yang menggambarkan Kafi.Ghea langsung tertawa. “Jangan sampai Rowan tahu aku memuji pria lain.”Kiara tersenyum saja.“Kalia
Read more
Bab 144 Dia Tersenyum
“Terima kasih untuk pujiannya.” Kafi tersenyum. Merasa sedikit malu ketika dipuji.Kiara hanya diam saja. Tidak ikut bicara sama sekali. Lagi pula dia masih malu karena tidur di bahu Kafi kemarin.“Oh … ya, Pak Kafi, terima kasih banyak Pak Kafi sudah menemani Gemma dan Kiara kemarin.” Saat melihat Kafi, Ghea langsung teringat tentang apa yang didengarnya itu. Dengan segera dia berterima kasih.“Sama-sama, Bu. Saya yang seharusnya berterima kasih, karena diperbolehkan duduk di kursi milik Pak Rowan.”“Kursinya kosong. Jadi tidak masalah. Asal Kak Kiara tidak keberatan, tentu saja tidak masalah. Bukan begitu, Kak?” Ghea menatap Kiara.Kiara bingung mau menjawab apa. Dia pun memilih hanya menganggukkan kepalanya.“Kalian sudah selesai belanjanya?” tanya Daddy Bryan.“Sudah.” Ghea mengangguk.“Ayo pulang kalau begitu.” Daddy Bryan segera mengajak semua untuk pulang.Kafi merasa kecewa sekali. Baru saja bertemu, tiba-tiba sudah harus berpisah lagi. Belum puas dirinya melihat Kiara, wanita
Read more
Bah 145 Tidak Melihat Kiara Lagi
Sudah dua hari ini Kiara tidak menjemput Gemma. Beberapa hari ini Gemma pulang bersama Freya, mommy dari Kean dan Lean. Kafi yang mengetahui itu benar-benar sedih. Dia merasa jika ada yang kurang dalam dirinya saat tidak melihat Kiara.Kafi berharap hari ini Kiara menjemput Gemma. Jadi Kafi bisa bertemu dengan Kiara.Seperti kemarin, Kafi menunggu di ruang kelas Gemma. Beberapa saat kemudian, dia melihat Freya yang menjemput Gemma. Kafi harus kecewa lagi karena bukan Kiara yang menjemput. Hal itu membuatnya penasaran. Ke mana gerangan Kiara sebenarnya.“Siang, Bu.” Kafi menyapa Freya.“Siang, Pak Kafi.” Freya mengulas senyumnya ketika guru tampan itu menyapa.“Bu Freya jemput Gemma juga?” Kafi akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. Dari kemarin, dia sudah berusaha untuk menahan diri. Namun, tidak kali ini dia tidak bisa.“Iya, saya jemput Gemma sekalian.” Freya mengangguk.“Memang Bu Ghea dengan Pak Rowan ke mana? Saya tidak lihat mereka jemput.” Membahas Rowan dan Ghea adalah pil
Read more
Bab 146 Pergi Sendiri
Niat mau bicara hal penting dengan sang istri harus ditunda lebih dulu karena Rowan asyik bermain dengan anaknya. Rivans yang bangun pun membuatnya betah bermain-main. Mengajak bicara sang anak meskipun tidak ada jawaban. Gemma pun ikut main juga dengan daddy dan adiknya.“Mainnya sudah dulu. Ayo, Gemma tidur.” Ghea mengingatkan Gemma.“Gemma mau ditemani daddy.” Gemma sudah beberapa hari tidak bertemu Rowan. Jadi merasa jika dia ingin selalu dekat dengan sang daddy.“Baiklah, ayo.” Rowan tentu saja tidak menolak. Gemma sudah seperti anak baginya. Jadi tidak pernah membedakan antara Rowan dan Rivans.Ghea masuk ke kamarnya bersama dengan Rivans, sedangkan Gemma, bersama dengan Rowan ke kamar. Kiara memilih untuk ke kamar atas lebih dulu. Mengambil buku novel miliknya. Sejak beraktivitas kembali, dia mulai suka mengisi waktunya untuk membaca. Menurutnya membaca memberikan semangat baru baginya.Di kamar, Gemma mendengarkan cerita dari sang daddy. Sejak kecil Rowan memang menyempatkan u
Read more
Bab 147 Mengantar juga
“Sementara belum ada sopir, Kak Kiara masih menjemput Gemma denganku. Apa tidak masalah?” Rowan menatap kakaknya. Menanyakan pendapat kakaknya. “Tentu saja tidak masalah.” Kiara mengangguk. “Jika sudah ada sopir. Bolehkah aku mengantarkan juga?” Kiara memang ingin menghabiskan waktu bersama Gemma jadi dia ingin mengambil alih tugas mengantar dan menjemput. Rowan cukup terkejut dengan permintaan Kiara. Menurutnya tidak efisien jika Kiara yang mengantarkan. Lagi pula dia juga mengantarkan Gemma sekalian berangkat kerja bersama sang istri. Ghea yang melihat perubahan wajah sang suami langsung memberikan kode. Meminta sang suami membiarkan saja Kiara mengantar dan menjemput Gemma. “Baiklah jika begitu.” Rowan akhirnya setuju untuk Kiara melakukan hal itu. Seusai sarapan, Rowan dan Ghea segera berangkat bekerja. Mereka berangkat sekaligus mengantarkan Gemma. Karena ada Gemma di dalam mobil, mereka tidak membahas apa yang dikatakan Kiara tadi. Ghea turun lebih dulu untuk mengantarkan
Read more
Bab 148 Apa Aku Jatuh Cinta?
Kiara menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya. Ternyata Kafi yang memanggilnya. Sudah beberapa hari ini Kiara tidak bertemu Kafi. Terakhir kali adalah saat di mal. Itu pun Kiara tidak bicara apa pun pada Kafi. Kafi mengulas senyum ketika melihat Kiara. Dia benar-benar merasa begitu senang, akhirnya dia dapat melihat Kiara juga. Kafi segera menghampiri Kiara. Ingin menyapa Kiara lebih dekat. “Bu Kiara apa kabar?” tanyanya. “Baik, Pak Kafi.” Kiara menganggukkan kepalanya. “Bu Kiara sudah mulai jemput lagi?” tanya Kafi. “Iya, Pak. Kebetulan Rowan sudah pulang. Jadi saya bisa menjemput.” “Bu Kiara dengan Pak Rowan ke sini?” Kafi memastikan. Jangan sampai bicara dengan istri orang di depan suaminya. “Iya, Pak. Saya bersama Rowan.” “Pak Rowannya ke mana?” Kafi berbasa-basi sambil mengedarkan pandangan. Mencari keberadaan Rowan. “Sedang mengangkat telepon.” Tadi saat sampai, ada telepon masuk ke ponsel Rowan. Jadi dia meminta Kiara untuk ke kelas Gemma sendiri. “Kalau begitu
Read more
Bab 149 Makan Bersama Kafi
Mendengar permintaan Gemma itu, Kiara langsung bingung. Dia menatap Kafi yang sedang menyetir.“Apa kita bisa cari minum dulu, Pak?” tanya Kiara.“Tentu saja.” Kafi mengangguk pasti.“Tapi, Gemma juga lapar, Mom.” Gemma menatap sang mommy.“Gemma lapar?” Kiara semakin bingung. Jika minum saja, mungkin dia bisa membawa ke minimarket terdekat, tetapi jika sama makan, tentu saja dia tidak bisa.“Bagaimana jika ke restoran saja? Gemma bisa makan dan minum sekaligus.” Kafi memberikan ide.“Gemma mau.”Belum sempat Kiara menjawab, tiba-tiba Gemma sudah menjawab. Jika sudah begini, Kiara tidak punya pilihan lain bukan?“Apa Bu Kiara mengizinkan?” Kafi menatap Kiara dari kaca yang berada di atas dashboard mobil. Kiara tentu saja tidak tega ketika anaknya kelaparan. “Baiklah, Pak, tolong cari restoran terdekat saja.”Mendapati permintaan itu, Kafi segera mencari restoran terdekat. Tak berselang lama setelah mereka berniat ke restoran, mobil berbelok ke restoran. Mereka segera turun ketika sa
Read more
Bab 150 Menemukan Jalan
Rowan yang mendapatkan pertanyaan itu merasa heran. Kalimat yang dilontarkan Kafi seolah Kiara adalah istrinya. “Apa Pak Kafi mengira Kak Kiara istri saya?” Rowan memastikan lebih dulu. Kafi sedikit bingung ketika Rowan memanggil Kiara dengan embel-embel ‘kak’. Pikirannya melayang memikirkan apa sebenarnya hubungan Rowan dengan Kiara. Apakah selama ini dia salah mengira jika Rowan adalah suami Kiara. “Gemma adalah anak Bu Kiara ‘kan? Gemma juga anak Anda. Jadi bukankah artinya kalian adalah sepasang suami-istri.” Rowan seketika tertawa. Ternyata Kafi mengira jika Kiara adalah istrinya karena mengira Gemma adalah anaknya. Tepat saat Rowan tertawa, Ghea datang. Ghea yang baru masuk disambut dengan suara tawa Rowan. Hal itu tentu saja membuat Ghea bingung. Apa yang membuat suaminya sampai gembira sekali. “Sayang, kamu kenapa tertawa?” Ghea yang penasaran pun bertanya. Rowan mengalihkan pandangan ketika melihat sang istri pulang. “Sayang, kemarilah.” Dia memberikan isyarat tangan. M
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status