All Chapters of Skandal Cinta Pengantin Pesanan: Chapter 51 - Chapter 60
80 Chapters
Telepon Misterius
Hannah sedang memejamkan mata, menikmati debur ombak, suara langkah kaki, teriakan, angin kencang yang berembus di bawah payung besar tempatnya berbaring saat merasakan bayangan yang mendekatinya. Hannah mendongak, terkejut melihat Sebastian berdiri menjulang di sampingnya dengan pakaian pantainya.Kapan pria itu berdiri di sana?“Kau menikmatinya?” tanya Sebastian santai.Hannah terkejut mendapati Sebastian mengganti pakaian dan lebih terkejut lagi bersikap ramah padanya. Apa ia melewatkan sesuatu? Hannah gelagapan menyadari Sebastian masih menatapnya, menunggu jawabannya.“Ya, aku menyukainya. Ini menyenangkan,” ujarnya, bangun dari posisi berbaringnya.“Sepertinya begitu melihat bagaimana kau menikmati waktumu.”Sebastian duduk di kursi panjang di sebelahnya membuat alis Hannah melengkung.“Ayo kita berenang.”“Berenang?”Sebelum Hannah sempat mencerna apa pun Sebastian menunduk dan mencengkeram lututnya, mengangkatnya.Whoa.“Sebastian! Apa yang kau lakukan!” pekik Hannah terkejut
Read more
Siapa Wanita Ini?
Wanita yang ada di dalam cermin layak berjalan di atas red karpet. Gaun panjang tanpa cela ini membalut tubuhnya, menunjukkan sedikit lekuk tubuh yang ia miliki. Hannah tersenyum memandang pantulan dirinya yang ada di cermin.Rambutnya di gulung ke atas, menunjukkan lehernya yang jenjang. Apa ini tidak berlebihan? Pemikiran itu membuatnya sedikit cemas. Ia tidak pernah menghadiri acara penggalangan dana.Yah, karena kau sendiri butuh dana.Hannah mengedarkan pandangan, mencari keberadaan Sebastian. Apa mungkin pria itu masih ada di ruang kerjanya? Tatapannya kini terpaku pada jam yang ada di dinding ruang tamu rumah Sebastian.“Kau terlihat memukau.”Komentar itu membuatnya berbalik. Mulutnya kering menatap penampilan sempurna Sebastian. Pria itu mengenakan tuksedo putih serasi dengan gaun yang ia kenakan. Bagaimana bisa ada orang yang terlihat begitu tampan? Hannah menemukan dirinya menganga dan segera menutup mulutnya saat melihat tatapan geli Sebastian.“Masih bersamaku, Hannah?” g
Read more
Siasat Hannah
“Siapa wanita itu Sebastian?” tanya Hannah saat pria itu menyeretnya keluar dari gedung. Kemarahan yang memancar dari tubuh Sebastian begitu kentara sampai Hannah takut melihatnya.“Bukan siapa-siapa.”Jawaban Sebastian membuat Hannah memutar mata. Bibirnya melengkung ke bawah. “Reaksimu menakutkan Sebastian dan jangan pikir aku tidak menyadarinya. Lagi pula kenapa kita harus pergi? Acaranya belum dimulai,” gerutunya jengkel. Mereka mulai menuruni tangga dengan langkah lebar dan Hannah hampir terjungkal karena berusaha menyamai langkah Sebastian.“Kau baik-baik saja?” Sebastian berhenti mendadak, menatap Hannah cemas.“Tolong, pelan-pelan,” ujar Hannah saat menunduk menatap high heelsnya.“Sial!”Umpatan itu membuat Hannah mengernyit. Apalagi sekarang?“Kau bisa berjalan?”Hannah tersenyum, membuat lengkungan alis Sebastian meninggi. Ia kemudian melepas high heelsnya dan menenteng sepatu Louboutinnya dengan satu tangan.“Beres,” ucapnya puas setelah berhasil membuat kakinya telanjang.
Read more
Segalanya Tentang Uang
“Kau yakin baik-baik saja?”Hannah menyingkirkan tangan Sebastian yang menyentuh keningnya. “Aku baik-baik saja.”“Sebentar, aku akan menelepon Grace. Dia mungkin tahu apa yang teradi padamu.”Mata Hannah terbuka mendengar penuturan Sebastian. Grace? Siapa Grace?“Dokter kandungan. Dia pasti tahu apa yang harus dilakukan,” terang Sebastian menjawab pertanyaan tak terucap Hannah.“Aku tidak butuh dokter. Aku hanya lelah, Sebastian. Kenapa kita pulang, istirahat sebentar juga akan baik-baik saja,” keluhnya. Bibirnya mengerucut karena jengkel.“Hannah, kau hampir saja jatuh dan kau bersikeras baik-baik saja?” pekik Sebastian yang juga ikut jengkel. Pria itu menarik ponsel dari saku celananya dan Hannah yang melihatnya buru-buru berdiri dari ranjang dan merampas ponsel Sebastian.“Kau pikir apa yang kau lakukan?”Hannah menggeleng keras kepala. “Aku baik-baik saja. Tidak perlu membuat kehebohan dengan menelepon doktermu itu.”Sebastian bersedekap. Pria itu sudah melepaskan jasnya, menyisa
Read more
Dalam Dekapanmu
“Kenapa aku harus melawanmu?”“Karena aku akan mengambil hak asuh atas anakku.”SatuDuaTigaHannah mulai menghitung dalam hati, berharap seseorang muncul dari mana saja dan mengejutkannya. Mengatakan kalau ini hanya permainan buruk untuk membuatnya kesal. Tidak ada yang terjadi.Hannah menatap wajah Sebastian. Pria itu serius.“Kau tahu bukan tidak ada hukum di dunia ini yang akan mengijinkanmu mengambil seorang anak dari ibunya,” ungkapnya setelah pulih dari syok yang menghantamnya. Hannah berusaha, benar-benar berusaha agar ia tidak berteriak histeris seperti orang kesetanan. Saat ini ia masih bisa berdiri tanpa menerjang Sebastian merupakan pencapaian terbaiknya selama berhadapan dengan Sebastian yang otoriter.“Aku tahu, tapi kau tahu Hannah …” Sebastian sengaja menggantung kata-katanya untuk memberikan efek yan diinginkan pria itu. Ketegangan meningkat saat seringai Sebastian muncul.“Ingat saat kukatakan tidak semua wanita diciptakan untuk jadi ibu yang baik? Bagaimana menurut
Read more
Perubahan
“Aku pernah mengalami kecelakaan dan mereka harus melakukan operasi sebagai salah satu upaya penyelamatan.”“Apa?”“Operasi dilakukan dibagian panggul. Dokter mengatakan kemungkinan aku bisa hamil nyaris mustahil. Jadi kau tahu kenapa menurutku minum pil tidak akan memberi pengaruh apa-apa. Aku mandul, Sebastian atau seperti itulah yang kutahu.”Sebastian tersentak. Matanya terbuka lebar, sesaat merasa kebingungan namun langsung mendesah lega saat menyadari ia berada di dalam kamarnya. Sebastian merasakan beban di dadanya dan ia menunduk hanya untuk melihat Hannah meringkuk nyaman di atas dadanya. Rambut hitam terurai wanita itu kini menutupi dadanya. Tangan wanita itu membelit tubuhnya seperti rantai pohon.Pengakuan Hannah mengejutkan. Tidak, ia syok. Fakta kalau Hannah pernah mengalami kecelakaan tidak membuatnya terkejut mengingat ia sudah pernah membaca latar belakang wanita itu, yang membuatnya syok adalah ia tidak tahu kecelakaan itu ternyata mempengaruhi hidup Hannah.Merubah
Read more
Memenangkanmu Kembali
“Kau yakin?”Sebastian mendengus. “Aku tidak akan mengatakannya jika tidak yakin. Aku ingin tahu sejauh mana progresnya.”“Jika itu yang kau inginkan, maka dengan senang hati aku akan mengatakan ini padamu, mereka setuju menjualnya hanya dengan syarat dalam proses perbaikannya mereka ingin menggunakan keahlian orang-orang yang pernah bekerja di dalamnya.”Sebastian menyentuh dagunya yang terasa kasar karena bakal janggut yang mulai tumbuh. Masuk akal, pikirnya. Ia juga tidak ingin menggunakan tenaga ahli baru.“Baik, lakukan seperti yang mereka inginkan. Proses likuidasi harus dilakukan secepatnya.”“Kenapa buru-buru?”Sebastian menyeringai, menatap Ben dengan senyum angkuhnya. “Karena aku bisa.”“Hentikan seringai menjijikkanmu itu. Apa yang terjadi, hari ini kau terlihat bersemangat?”Sebastian mulai menyalakan iMacnya. Sejelas itukah?“Sebastian …”“Aku memang selalu seperti ini, Ben. Jika interogasimu sudah selesai, sebaiknya kau pergi masih ada pekerjaan yang ingin kulakukan.”Be
Read more
Terbakar
“Sir.”Sebastian membuka matanya."Kita sudah sampai, Sir."Sebastian mendesah panjang. Hari ini hari yang panjang. Ia butuh mandi dan tidur.“Aku akan pergi dari sini,” ujarnya pelan sebelum keluar dari mobil. Sebastian masuk ke lift dan menekan kode penthousenya. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam sekarang. Mungkin Hannah sudah tidur.Begitu lift terbuka Sebastian melangkah keluar, berjalan melewati foyer—dan mematung. Hannah tertidur di sofa ruang tamu. Apa mungkin wanita itu menunggunya? Percikan rasa bersalah menyengatnya saat ingat kalau ia punya janji makan malam dengan Hanna—dan sengaja mengabaikannya.Sebastian berjalan mendekat, menekuk lututnya dan memandang wajah Hannah yang dipoles make-up tipis.Hannah mengenakan gaun hitam yang menonjolkan lekuk tubuhnya dan menunjukkan kulit putihnya yang bercahaya—penampilan yang membuat tubuhnya seketika bereaksi.Sialan.“Kau datang.”Suara serak khas orang bangun tidur itu menarik Sebastian kembali ke realita. Ia mundur sedi
Read more
Karena Aku Mencintaimu
Ini salah.Tapi kenapa rasanya benar.Lagi.Hannah membuat dunianya jungkir balik.Kehadiran seorang anak diantara mereka membuat segala batasan yang ia buat mengabur. Ia ingin membuat jarak tapi itu berarti menjauhkan diri dari calon anak mereka. Jika ia terus terlibat hanya Tuhan yang tahu sampai sejauh mana ia bisa bertahan dari Hannah.Dampak kehadiran wanita ini kembali dalam hidupnya cukup membuatnya kembali mempertanyakan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah ia tanyakan. Bisakah ia memberikan kesempatan pada ikatan rapuh diantara mereka? Memercayai Hannah berarti ia juga harus siap menerima risiko jika wanita itu hanya ingin mempermainkannya seperti sebelumnya atau … Sebastian gelisah hanya dengan membayangkannya. Ia mungkin harus melepaskan Hannah dan anak mereka?Tapi ia tidak ingin anaknya merasakan apa yang ia rasakan. Diabaikan, dibenci dan disakiti. Sebastian mengusap wajah dengan kedua tangannya. Gerakan samar di sampingnya membuatnya menunduk. Hannah seperti biasa merin
Read more
All In
All in.Hannah mempertaruhkan segalanya dengan membuat pengakuan. Ia tahu, hanya ada dua kemungkinan yang terjadi. Sebastian marah dan mengusirnya atau … harapan membuncah dalam dadanya seperti bara api yang nyaris padam, Sebastian mungkin membalas perasaannya.Sekejap Sebastian hanya membeku, tidak mengatakan apa pun sampai kemudian pria itu menjauh meninggalkan kehampaan yang tiba-tiba menderanya. Mulutnya kering saat melihat wajah Sebastian mengeras.“Sebastian …”Sebastian mengangkat satu tangannya, jadi Hannah menutup mulutnya.“Kau tahu kalau manusia makhluk paling egois, Hannah?”Apa?“Mereka melakukan segala cara untuk bertahan hidup, tidak peduli dampak apa yang ditimbulkan dari tindakan yang mereka lakukan.”Hannah ingin bertanya apa maksud Sebastian tapi pria itu mengirim tatapan yang memintanya diam.“Aku sudah lama menanti kapan kau akan mengatakan kalimat pertahanan itu.”“Apa maksudmu?” tanya Hannah bingung saat ia berdiri dan mendekat pada Sebastian. Tidakkah pria itu
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status