Semua Bab Om, I Love You!!: Bab 141 - Bab 150
152 Bab
Season II : What are We?
"Jelaskan padaku siapa itu Jared, Daren dan bahkan mungkin masih banyak lelaki lain yang aku belum tahu!" keluh Aji serius.Stevany terpana mendengar pertanyaan Aji. Ia tak menyangka bila Aji sekepo itu padanya. Meskipun tadi sore Stevany sempat marah karena Aji asal bicara pada Jared. "Stev, kenapa diam?" ulang Aji tak sabar. Ia sudah menunggu momentum ini sejak tadi sore."Tunggu, sebelum aku menjelaskan, bisakah Pak Aji perjelas lebih dulu status kita?" Stevany menatap tajam pada manik mata Aji. Dan kini giliran Aji yang membisu, dia terhenyak untuk sesaat. Benar, apa statusnya dan Stevany? "Pak Aji mengaku-aku sebagai calon suamiku dan memaksa pria lain untuk menjauh, maksudnya apa?" cecar Stevany penasaran. "Bila tak ada yang spesial di antara kita, Pak Aji tidak berhak melarang siapapun untuk dekat denganku!""Aku berhak, Stev! Sejak kejadian itu kamu hanya milikku!" sela Aji cepat."Kejadian? Kejadian yang mana yang Pak Aji maksud?" Stevany masih menatap tajam pada mantan bo
Baca selengkapnya
Season II : Something For You
"Selamat pagi, Stev!" Stevany tersentak, ia mendongah dan mendapati seorang lelaki yang sudah sangat ia kenal baik berdiri di depan pintu ruangannya."Jared?! Kamu serius?" tanya Stevany tak percaya, ia bangkit dari kursinya dan menghampiri Jared yang masih berdiri mematung di pintunya."Sure! Aku tidak pernah main-main dengan perkataanku, Stev!" Stevany tertawa, ia menawarkan Jared untuk masuk ke dalam. "Jadi kamu mulai bekerja hari ini?" Jared mengangguk cepat, ia duduk di kursi di seberang meja kerja Stevany. "Iya, tadi pagi aku tak melihatmu saat meeting. Padahal semua orang berkenalan denganku!" Stev mencibir. "Aku tadi masih sibuk menelefon warehouse di kantor cabang. Beberapa stok ikan kita hampir habis, jadi aku meminta mereka segera mengirimkan stok di sana." "Oh, kamu mengurusi bagian warehouse ya?" Stev mengangguk cepat. "Kamu sendiri di bagian apa?""Aku di bagian produksi. Sepertinya kita akan sering berinteraksi nantinya!" "Tentu. Kamu bisa berkoordinasi denganku
Baca selengkapnya
Season II : Your Trauma
Aji tak pernah menyangka bila masakan buatan Stevany ternyata sangat enak dan nikmat. Ia akhirnya bisa sarapan nasi setelah beberapa hari susah sekali mendapatkannya. Keluarga Stevany yang bule asli memang jarang sekali menyantap nasi. Berbeda dengan Aji yang sudah teracuni oleh kebiasaan di keluarganya yang selalu menyantap nasi. Usai mencuci piring kotornya, Aji kembali ke kamar. Ia memperhatikan paperbag berisi hadiah untuk Stevany yang kemarin ia beli. Isinya adalah sebuah kalung berliontin huruf S. Saat melihat kalung itu, ingatan Aji langsung tertuju pada Stevany. Dia pasti akan terlihat sangat cantik mengenakan kalung ini di lehernya yang jenjang. Liontin dengan satu permata di ujung atas hurufnya. Sebenarnya ada juga huruf A, namun Aji lebih memilih huruf 'S' karena ia khawatir Stevany tak mau mengenakannya. Aji meraih paperbag itu dan memutuskan naik ke kamar Stevany. Selama berada di rumah ini, ia tak sekalipun menengok kamar gadis itu. Aji penasaran seperti apa kamarnya
Baca selengkapnya
Season II : Losing You
Suasana hati Stevany yang tadinya riang usai menghabiskan makan siang kiriman Jared, kini mendadak suram setelah membaca pesan dari Aji. Seketika itu dadanya terasa sakit, jadi Aji akan benar-benar pergi setelah semalam ia mengusirnya? Ada sedikit rasa sesal di hati Stevany, sejujurnya ia masih ingin menikmati waktu lebih lama bersama Aji. Bukankah sekarang mantan bosnya itu sudah sendiri? Ia bukan lagi pria beristri, kan? Jadi mengapa begitu terburu-buru dan malah menuruti perkataannya yang sedang dirundung emosi! Stevany memencet icon telefon pada sudut atas pesan chat itu. Tersambung, namun tak diangkat. Tiga kali Stevany mencoba, namun tetap tak diangkat oleh Aji. "Hiiih!" Stevany menggeram. Ia mengawasi layar ponselnya yang masih menyambungkan panggilan ke nomor Aji. Stevany bangkit dari kursi dan berjalan mondar-mandir sembari memijat keningnya yang kini berdenyut pusing. Debaran di dadanya masih terasa hingga kini, perutnya pun seketika jadi mulas. "Angkat, dong! Ck," deca
Baca selengkapnya
Season II : It's Hurt
Sudah hari keenam sejak Aji pergi dan Stevany kehilangan jejak. Ponselnya masih tak aktif dan tidak ada yang tahu ke mana Aji pergi. Bahkan Oma Donita dan Tante Wilma sekalipun. Aji seperti lenyap ditelan bumi. Hari ini Nenek Chloe pulang, Stevany menjemputnya ke bandara. Selama di Melbourne, ia jarang sekali mengendarai mobil sedan klasik milik Papanya semasa muda. Hanya untuk keperluan mendesak saja Stevany membawanya, selebihnya ia kerapkali menaiki angkutan umum ke manapun pergi. "Apa kamu sudah bertemu dengan Aji?" tanya Nenek Chloe. Mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang dari bandara. "Belum, Nek. Sepertinya dia memang sengaja pergi dan tak ingin melihatku lagi.""Kenapa begitu? Bukannya kalian dulu pernah bekerja di tempat yang sama?""Dia mantan Bosku, Nek. Aku yang bekerja padanya." Stevany menyela dan menoleh pada Nenek Chloe sekilas.Nenek Chloe manggut-manggut seraya berpikir sejenak. "Apa dulu kalian juga sempat berpacaran? Tatapannya terlihat berbeda padamu, Ste
Baca selengkapnya
Season II : Welcome to Indonesia
Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta. Stevany tiba di Indonesia tepat jam 1 siang. Ia lekas menarik kopernya dan mencegat taksi di luar. Dua hari yang lalu, Stevany berusaha mencari keberadaan dan kontak Brisya. Ia mencari di medsos manapun, dan beruntung bisa menemukan akun Instagramnya. Brisya masih mengingat Stevany, sempat mengobrol berbasa-basi di DM hingga akhirnya hari ini sudah membuat janji untuk bertemu. Stevany melarang Nenek Chloe memberi tahu Papanya bila ia berkunjung ke Indonesia, ia berencana akan memberi suprise pada mereka besok. Hari ini Stev sudah memiliki jadwal untuk menyelesaikan urusannya dengan Brisya. Namun lebih dulu, Stevany cek in di hotel yang sudah ia booking sejak kemarin.Usai beristirahat sebentar di hotel, Stevany bersiap-siap untuk pergi menemui Brisya di jam 4 sore. Mereka berdua sudah setuju untuk bertemu di Cafe yang berada tak jauh dari rumah Brisya. Cafe Lovable. Stevany tiba lebih dulu, suasana Cafe yang syahdu dengan musik mengalun
Baca selengkapnya
Season II : Meet My Family
Di dalam pesawat menuju Jogja, Stevany sedang berpikir keras. Perkataan Brisya kemarin selalu saja terngiang-ngiang di telinganya. "Kalo kamu mau ketemu Aji, datanglah hari minggu esok lusa. Aku akan memberimu alamatnya. Berdandanlah yang cantik. Aku yakin Aji akan datang di hari itu!" Ia memang akan berada di Indonesia selama seminggu kedepan. Bahkan mungkin bisa saja lebih lama bila ia tak kunjung bertemu dengan Aji. Kemarin Brisya memberi alamat dan nomor ponsel Mama Aji pada Stevany. Hanya untuk berjaga-jaga semisal nantinya Aji tak muncul di hari minggu esok lusa. Pesawat pun akhirnya landing di Bandara Udara Adisutjipto dengan selamat. Stevany lekas mengambil kopernya begitu melihatnya keluar dari bagasi. Sedikit terburu-buru karena ia sudah sangat tak sabar untuk bertemu Papa dan Maminya hari ini. Stevany sudah sangat rindu pada keduanya. Dari Bandara, ia bertolak ke kediaman kedua orang tuanya dengan menaiki taksi. Sepanjang jalan, Stevany tak hentinya tersenyum menyaksika
Baca selengkapnya
Season II : Zunita & Hendri Wedding
Hari minggu pun tiba, semalam Stevany mendapat surat undangan yang dikirim melalui chat oleh Brisya. Acara pernikahan Hendri dan Zunita, diadakan di hotel berbintang di Jakarta. Sejak pagi, Stevany sudah berada di Jakarta. Ia berencana membeli gaun terlebih dahulu lantas ke salon untuk dirias. Acaranya jam 3 sore, jadi masih ada banyak waktu untuk bersiap-siap. Stevany bahkan lupa bila ia pernah trauma untuk datang ke acara pernikahan, namun kini ia malah sangat antusias. Ia ingin tampil secantik mungkin di acara itu. Brisya memberi tahunya bila Aji pasti muncul karena pernikahan ini adalah acara spesial asisten pribadi Mamanya yang sudah dianggap keluarga sendiri oleh mereka. Diam-diam Stevany menjadi sangat penasaran seperti apa keluarga Aji, apakah nanti mereka akan memperlakukan Stevany dengan baik bila mengenalnya?? Stevany sudah kenal dengan Oma Donita yang sangat ramah dan gaul seperti Nenek Chloe. Semoga saja keluarga di Jakarta juga sebaik keluarga di Sydney, Stevany memba
Baca selengkapnya
Season II : Here in Sydney
Usai menulis surat untuk Stevany, Aji bergegas turun dan bersiap untuk pergi. Tak lupa ia mengirimkan pesan pada gadis itu untuk berpamitan dan langsung memblokir nomornya dari daftar kontak. Setidaknya hanya hal ini yang nantinya akan menjadi kenangan terakhir untuk Stevany, gadis itu harus melupakannya agar bisa kembali bangkit. Harus. Dengan hati hancur, Aji menarik kopernya keluar dari rumah Nenek Chloe. Ia tak memiliki tujuan, kembali ke Sydney mungkin adalah satu-satunya pilihan. Saat sedang berjalan sambil merenung, ponsel di saku celananya bergetar. Dengan lemas, Aji merogohnya dan membaca nama yang tertera di layar. Freya is calling ..."Halo," sapa Aji suntuk."Aji, aku sedang dalam perjalanan menuju bandara. Aku akan pulang duluan ke Sydney, apa kamu masih lama berada di Melbourne?" cerocos Freya tanpa jeda.Aji tersenyum lega. "Aku juga sedang perjalanan menuju bandara, Frey. Baiklah, sampai jumpa di rumah Nenek!" janjinya."Oke, baiklah. Sampai jumpa!"Tit. Aji memasuk
Baca selengkapnya
Season II : Mine!
Aji mendapatkan penerbangan pagi di keesokan harinya. Ia benar-benar lupa bila hari ini adalah hari besar Zunita. Beruntung Mamanya menelefon semalam, bila tidak, mungkin Aji akan kembali sibuk membantu Freya di kantor Ekspedisi. Jam 4 sore, pesawat yang ditumpangi Aji baru saja landing. Ia lebih dulu pulang ke apartemen untuk mandi dan berganti pakaian. Saat akan berangkat, ia lupa bila mobilnya ada di rumah papa dan mamanya. Alhasil, Aji datang ke acara Zunita dengan mengendarai taksi. Sepanjang perjalanan, suasana hatinya yang sempat memburuk selama di Sydney jadi semakin kacau balau. Ia pasti akan bertemu Brisya dan Haris di acara resepsi itu. Sudah lama sekali sejak ia bertemu mereka terakhir kali, entahlah apakah Aji akan sanggup melihat wanita yang pernah sangat ia cintai itu lagi. "Stop, Pak. Terima kasih!" Aji menyodorkan selembar uang seratus ribuan pada supir taksi dan bergegas membuka pintu. Ia keluar dan merapikan jasnya tanpa memperhatikan sosok yang berdiri mematung
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status