Semua Bab Bangkitnya Menantu Tertindas: Bab 201 - Bab 210
275 Bab
Bab 201 - Tebakan Yang Akurat
Semua orang tampak belingsatan, panik, cemas, gusar dan frustasi. Meja makan juga tengah dipenuhi oleh atmosfer menegangkan. Pasalnya Aliando tidak mau memberitahu siapa kedua orang tua kandungnya, membuat mereka jadi semakin ketakutan parah.Separuh penasaran juga.Aliando belum memberitahu siapa kedua orang tua kandungnya saja, wajah mereka sudah memucat seperti mayat lebih dulu, tubuh juga melemas tidak berdaya -apalagi kalau pas moment itu telah tiba -mungkin mereka semua bisa pingsan. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang sedang berjalan menuju ke arah meja makan.Hal itu membuat kepala-kepala langsung tertoleh. Menunggu. Detik berikutnya, mata semua orang melebar nyaris sempurna tatkala mendapati tiga orang lelaki berbalut jas hitam rapi muncul dari balik tembok. Detik berikutnya lagi, semua orang tampak termangu begitu mengetahui jika tamu-tamu yang datang itu adalah orang penting semua. Reno dan Dion tambah belingsatan -saat melihat Pak Irawan ada bersama mereka.
Baca selengkapnya
Bab 202 - Semua Orang Tak Berkutik
Pukul sembilan malam, Pak Irawan, Pak Jonathan dan Pak Alex pamit pulang. Tentu saja setelah Pak Irawan menakut-nakuti seluruh anggota keluarga Sadewa lebih dulu yang membuat mereka merasakan ketakutan yang menanjak ke intensitas tertingginya. Dan mereka tengah merasakan bahwa riwayat mereka seperti benar-benar telah berada di ujung tanduk! Namun yang masih membuat mereka penasaran setengah mati adalah karena Aliando, Nadine, Pak Damar dan Pak Irawan tidak mau memberitahu siapa kedua orang tua kandungnya Aliando yang sebenarnya. Namun mereka telah menduga jika kedua orang tua kandungnya Aliando itu adalah Tuan Aryaprasaja dan Nyonya Kartika Sari (salah satu orang terkaya di Indonesia).Mereka menduga demikian karena Pak Irawan sangat menghormati Aliando. Apalagi Pak Irawan memanggil Aliando dengan panggilan 'Tuan Muda'. Jadi sudah jelas. Hal itu benar-benar seperti memvalidasi jika Aliando itu memang sepertinya adalah anak kandung dari salah satu keluarga konglomerat terkenal
Baca selengkapnya
Bab 203 - Semuanya Sudah Jelas
"Akhirnya...kamu udah enggak dihina-hina lagi Mas sama keluargaku, sama orang-orang lain juga. Kamu udah enggak direndahkan lagi kayak dulu. Semua orang udah berhasil kamu bungkam. Semua orang yang jahat sama kamu, udah kamu balas!" Kata Nadine dengan kedua mata berkaca-kaca. Terharu. Puas diwaktu bersamaan. "Dan lihat lah, Mas. Semua orang pada enggak bisa berkutik, setelah tahu kalau ternyata kamu itu adalah anak dari orang kaya raya di negara kita.""Pasti, keluargaku lagi pada ketakutan setelah mengetahui identitas kamu yang sebenarnya. Mereka pasti udah enggak akan berani macam-macam lagi sama kamu, Mas." Lanjut Nadine. Aliando dan Nadine masih berdiri di teras rumah, ngobrol lebih dulu saat semua orang sudah masuk ke dalam rumah. Saling tatap. Berhadapan satu sama lain. Aliando balas tersenyum seraya mengangguk-angguk. Ya. Akhirnya ia bisa membungkam dan membalas hinaan yang ia terima selama ini. "Iya, sayang. Dan sebentar lagi, aku akan menunjukan identitasku kepada semu
Baca selengkapnya
Bab 204 - Dilanda Ketakutan
Saat menyadari dengan apa tengah terjadi, mata Dion membulat seketika itu. Ia pun buru-buru membanting setir, mobil meliuk, mengerem mendadak, kemudian terdengar bunyi berdecit setelahnya sebelum akhirnya mobil berhenti, Dion menepikan mobilnya.Wajah-wajah di dalam mobil itu terlihat tegang, napasnya menderu tak beraturan. Dion langsung menoleh ke belakang, celingak-celinguk, seperti sedang mengecek sesuatu. Diikuti oleh Lidya dan kedua anaknya setelahnya. Kemudian, klakson dari kendaraan yang lainnya terdengar, beberapa orang berteriak, marah-marah. Dion mendengus, ia hanya bisa meminta maaf kepada mereka. Beberapa detik kemudian, Dion boleh menggela napas lega.Sebab orang di belakang sana terlihat baik-baik saja. Tidak tertabrak mobilnya. Barusan ia nyaris saja menabrak orang yang sedang menyebrang. Ia tidak fokus menyetir tadi lantaran sedang berdebat dengan istrinya.Sampai-sampai ia tidak melihat kalau ada orang yang tengah menyebrang di depannya. "Mas! Hati-hati
Baca selengkapnya
Bab 205 - Nadine Hamil
Kedua mata Nadine membesar seketika itu. Tatapan matanya menatap lurus ke arah sebuah test pack yang berada di tangannya -yang kini tengah gemetaran.Lantas ia membekap mulut dengan satu tangannya. Kencang. Dua garis biru? Ia hamil?Astaga. Nadine terkesiap, langsung merasa tak karu-karuan. Pandangannya menyasar ke mana-mana. Untuk memastikan bahwa ia tidak salah lihat, hasil yang diperlihatkan pada test pack itu benar, Nadine mengucek mata sampai berkali-kali dan hasilnya tetap sama ; test pack itu tetap menunjukan hasil dua garis biru. Itu artinya ia positif hamil. Nadine menggeleng pelan, rasanya masih belum bisa memepercayainya. Sebenarnya ia sudah diberitahu Dokter sebelum ia mengecek menggunakan test pack yang beberapa saat lalu memeriksanya. Ia juga telah menceritakan semua keluhan yang ia rasakan. Saat mengetahui istrinya sakit, Aliando langsung memanggil Dokter pribadi ke rumah untuk memeriksa kondisi Nadine.Dokter itu memberitahu jika kemungkinan besar ia tengah h
Baca selengkapnya
Bab 206 - Kabar Bahagia
Beberapa detik kemudian, mata Aliando membulat.Ia langsung mengangkat muka, menatap Nadine. Dua garis biru? Nadine yang mendapati keterkejutan di wajah Aliando sehabis mengecek test pack yang ia berikan sebelumnya hanya menahan senyum. Ia jadi tidak sabar ingin segera melihat bagimana reaksi suaminya setelah ini. "K-amu hamil, sayang?" Kata Aliando tercekat. Suaranya tertinggal di tenggorokan. Meskipun ia sudah tahu soal kabar kehamilan istrinya sejak beberapa saat yang lalu. Tapi, entah kenapa, rasanya tetap saja terkejut saat mendapati bahwa test pack itu memperlihatkan dua garis biru. Membuktikan kalau Nadine benaran positif hamil. Nadine mangguk-mangguk. Membenarkan. Wajahnya tampak berseri-seri. Aliando kembali merasakan kedua matanya memanas seketika itu, masih celingukan ke sekitar, rasa haru karena saking bahagianya langsung menyelimuti dirinya. "Wah...wah..." Aliando bangkit dari ranjang seraya menghembuskan napas berat berkali-kali. Selang sebentar saja, Alian
Baca selengkapnya
Bab 207 - Perasaan Aneh Raisa
Ish...kenapa aku terus kepikiran sama Bang Al sih?! Runtuk Raisa dalam hati. Raisa mengigit bibirnya kuat-kuat, mendecakan lidah, jadi kesal sendiri. Enggak boleh. Aku enggak boleh mikirin Bang Al sampai sejauh ini. Bang Al itu udah punya istri, Sa. Sadar kamu. Sadar. Bang Al itu udah punya Nona Nadine. Kamu enggak boleh memikirkan laki-laki yang udah punya istri. Enggak boleh! Sangkal Raisa. "Kamu lagi apa, Raisa? Lagi mikirin apa?" Pertanyaan dari sang Ayah membuat Raisa terlonjak kaget -apa yang barusan bergejolak di hati dan pikirannya itu mendadak terhempas begitu saja -pandangannya yang semula tengah menatap rintik hujan di luar sana kini beralih menatap ke arah sang Ayah yang terlihat sedang berjalan ke arahnya, kemudian duduk di samping Raisa sembari menghembuskan napas kasar. "Eh, Ayah." Raisa menjawab dengan agak gugup. Lalu ikut duduk di samping Ayahnya. Lantas buru-buru menguasai diri supaya tidak terlihat mencurigakan. "Enggak. Rasia lagi enggak mikirin apa-apa k
Baca selengkapnya
Bab 208 - Dion dan Dimas
"Akan sekalian mengadakan pesta besar-besar an untuk merayakan kehamilan istrimu, Al." Kata Tuan Aryaprasaja lagi.Aliando dan Nadine balas mangguk-mangguk. Senang mendengarnya.Tuan Aryaprasaja lalu beralih menatap Nadine. "Nadine... maafkan kami ya. Tapi kami harus tetap memberi pelajaran kepada keluarga dan kerabat-kerabatmu yang telah tega memperlakukan Aliando seperti babu. Rasanya, kami masih belum rela saja kalau Aliando dulu diperlakukan seperti itu oleh mereka." Ucap Tuan Arya. Mengganti topik lain. Di sampingnya, Nyonya Besar Kartika menarik napas dan menghembuskannya dengan kasar. Ikutan bersuara. "Iya. Maafkan kami ya, Nadine. Karna rasa-rasanya, kami masih belum sepenuhnya rela saja kalau belum memberi pelajaran kepada keluarga dan kerabat-kerabatmu yang dulu sudah berbuat jahat kepada Aliando."Nyonya Besar Kartika menghela napas lagi sebelum kemudian melanjutkan kalimatnya. "Tapi ...kamu tenang saja, sayang. Kami tidak akan menghancurkan keluarga dan kerabat-kerabat
Baca selengkapnya
Bab 209 - Rencana Dion dan Dimas
Dion berpikir keras seketika itu, pandangannya menatap lurus ke depan, menerawang.Beberapa saat kemudian, terbit seulas senyum licik menghiasi bibirnya. "Aku tahu caranya memberi pelajaran kepada Aliando, Dim!" Ucap Dion sembari mangguk-mangguk. Suasana hatinya yang beberapa saat lalu sangat buruk kini mendadak berubah. Muncul kilat tajam di kedua matanya setelah itu, menenggak minumannya sekali lagi, sembari membayangkan rencananya yang tergambar mulus di benaknya -semulus jalan tol -tanpa hambatan sedikit pun.Dimas yang sedang sibuk menyapa beberapa temannya yang kebetulan lewat, serta tebar pesona kepada para gadis-gadis yang terlihat menggoda di matanya, segera mengalihkan pandangannya ke arah Dion demi memastikan ucapannya barusan -yang tentu saja langsung membuat antusias.Mata Dimas menyipit, rahangnya mengeras. Bagimana caranya?Itu yang tengah ia tunggu-tunggu! Pasalnya sedari tadi buntu. Tidak punya ide sama sekali untuk memberi pelajaran kepada Aliando.Karena sebe
Baca selengkapnya
Bab 210 - Khawatir Berlebihan
"Kandungan aku itu masih awal banget. Perutnya aja masih belum kelihatan besar tuh. Masih rata." Nadine berkata sambil mengusap bagian perutnya. Memperlihatkan perutnya yang masih rata itu kepada Aliando.Aliando terdiam, tidak menimpali perkataan sang istri. "Jadi, aku enggak akan kenapa-napa kalau semisal aku tetap melakukan pekerjaanku sehari-hari, Mas... berangkat ke kantor dan melakukan aktivitas lainnya seperti biasa. Enggak akan berpengaruh apa-apa sama kandungan aku!" Jelas Nadine. Sudah berapa kali ia ngomong begitu kepada suaminya? Tapi suaminya itu tetap saja khawatir. Nadine menghela napas lebih dulu sebelum melanjutkan kalimatnya. "Nanti lah, Mas kalau perutku sudah membesar, kandunganku sudah memasuki bulan-bulan mau melahirkan. Terus, aku merasa sudah kesusahan buat melakukan aktivitas seperti biasa. Baru deh, aku akan mengambil cuti untuk enggak masuk kantor dan fokus sama kandunganku saja.""Tapi kalau untuk sekarang, aku akan baik-baik saja kalau aku tetap masuk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1920212223
...
28
DMCA.com Protection Status