All Chapters of Bangkitnya Menantu Tertindas: Chapter 181 - Chapter 190
275 Chapters
Bab 181 - Pengkhianat
"Dasar bedebah sialan!" Raisa berteriak marah. Detik berikutnya, Raisa sudah akan menarik pelatuk pistol, hendak melepas tembakan, diikuti Ferdian dan dua tukang pukul senior. Namun tiba-tiba saja, dengan gerakan yang amat cepat, para tangan kanan Pak Raka telah mengeluarkan pistol di tangan masing-masing dan menodongkan moncol pistol pada pelipis Raisa, Ferdian dan dua tukang pukul senior.Sial! Maki mereka berempat dalam hati secara serempak. Napasnya mendadak menderu -seketika. Kini dengan cepat, posisi mereka berempat yang berganti terdesak dan tengah berada antara hidup dan mati. Antara menyerang dan mundur, resikonya akan tetap sama saja. Raisa mendengus. Dia terlalu emosional tadi, terlalu terkecoh menghadapi Pak Raka, sehingga situasi mereka saat ini jadi terbalik begini. Pak Raka menyeringai saat mendapati dia telah berganti menguasai keadaan dengan begitu cepat. Kemudian, Pak Raka kembali bicara. "Kenapa Nona main menuduhku sembarangan kalau aku adalah orang yang su
Read more
Bab 182 - Aliando Terpaksa Turun Tangan
Pak Harry menghembuskan napas berat, kedua matanya memanas seketika, lantas mengusap muka dengan kasar. Raisa kalah dalam misi menyerang markas musuh dan berhasil diringkus olehnya. Sementara dirinya juga tengah diserang -yang lebih menyakitkan lagi adalah diserang oleh orang kepercayaannya sendiri yang berkhianat.Pak Harry langsung lemas. Tak tahu harus berbuat apa. Mendaapti Pak Harry yang terlihat kalut dan menyedihkan, Gading dan para anak buahnya menyeringai lebar. Rasakan itu! Kini mereka tengah kompak mengepung Pak Harry dengan tatapan meremehkan dan menghina. Pak Harry merasa sangat payah, merasa tidak berdaya, dia kembali menyalahkan kondisi dirinya saat ini karena tidak bisa melakukan apa-apa untuk menolong Raisa. Bahkan, dia harus menyerahkan semua apa yang dia miliki kepada orang lain (yang dia bangun dengan susah payah) harus direlakan begitu saja -kepada orang yang selama ini dia percayai -namun ternyata malah berkhianat. Selagi Gading berbicara dengan Raisa me
Read more
Bab 183 - Menyelamatkan Raisa
"Hallo Pak Irawan. Tolong kirimkan bantuan untuk orang-orang kita yang sedang ikut dalam misi pernyerangan terhadap salah satu markas organisasi dunia hitam yang dipimpin oleh Nona Raisa. "Dan kirimkan para bodyguard profesional ke lokasi karna saya akan turun tangan secara langsung untuk menyelamatkan Nona Raisa yang ditangkap sama pemimpin organisasi yang dia serang!" Aliando bicara kepada Pak Irawan melalui telefon sambil berjalan keluar rumah. Keadaan di dalam rumah tampak lengang, ruangan juga temaram, sepertinya semua orang di rumah itu sudah pada tidur. "Baik, Tuan Muda. Akan segera saya kirimkan bantuan dan bodyguard terbaik yang kita miliki ke lokasi yang Tuan Muda minta!" "Baik, Pak Irawan. Terima kasih. Segera, ya, Pak Irawan. Saya tunggu!" "Siap laksanakan, Tuan Muda!"Sehabis menelfon Pak Irawan, Aliando bergegas menuju garasi, naik ke mobil dan mengeluarkan mobil dari dalam sana.Kemudian, ia langsung tancap gas dan mobil pun segera meluncur seketika -dengan kecepa
Read more
Bab 184 - Pertarungan Sengit
Raisa menenggelamkan wajahnya di dada bidang Aliando bersamaan dengan napas yang menderu, bercampur lega karena Aliando datang menyelamatkannya. Aliando agak kaget dengan apa yang tengah Raisa lakukan, namun akhirnya dia membiarkannya. Ia memaklumi karena sebelumnya pasti Raisa sudah merasa putus asa dan berpikir tidak akan ada yang datang menyelamatkannya. Tapi jangan terlalu berlebihan saja, jangan sampai bawa-bawa perasaan, karena nanti akan menimbulkan masalah besar dan beda lagi ceritanya. "Sudah. Semuanya sudah aman sekarang. Aku akan mengeluarkan kalian semua dari sini." Aliando mencoba menenangkan Raisa. Sekaligus ditunjukan kepada ketiga anak buahnya Raisa.Namun, selang sebentar saja, Raisa buru-buru menarik diri dari dada bidang Aliando saat baru menyadari bahwa apa yang tengah ia lakukan kepada Aliando itu sedikit kelewatan. Raisa langsung gelagapan, pandangannya jadi mengedar ke mana-mana. "Ah, maafkan aku, Bang." Lirih Raisa. Menunduk -seketika. Jadi agak kikuk. "
Read more
185 - Pak Raka Mulai Terdesak
Persis di ujung kalimat, Raisa berteriak, menyerang Pak Raka.Serangan pertama. Pertarungan antara Raisa melawan ketua salah satu organisasi dunia hitam, yang sekaligus merupakan musuh bebuyutan Ayahnya itu pun dimulai. Raisa sudah tidak peduli lagi. Semangat dan kepercayaan dirinya -bisa menghabisi Pak Raka kali ini -telah berkobar sejak kedatangan Aliando. Sementara Pak Raka juga telah siap menerima serangan Raisa (tapi ia akan menghadapi Raisa dengan santai). Pak Raka tidak terlalu khawatir, tidak perlu mengerahkan seluruh kemampuan dan tenaga, karena ia tidak akan mungkin dikalahkan oleh bocah perempuan kemarin sore yang sok jagoan.Lagi pula, perempuan itu bukan tandingannya. Raisa bukan lawannya.Jadi, sudah dipastikan jika Raisa akan langsung kalah dalam hitungan beberapa detik saja. Raisa langsung melepas pukulan dan tendangan bertubi-tubi, mengincar tubuh Pak Raka. PLAK! PLAK! PLAK! Pak Raka melayani serangan Raisa dengan santai, menepis dan menghindar dengan muda
Read more
Bab 186 - Pak Raka Tertusuk Belati
Aliando memberi kesempatan kepada Pak Raka untuk berdiri. Menunggu respon dari lelaki tua itu -mau lanjut bertarung atau mau menyerah saja. Pak Raka terlihat sedang berusaha beranjak berdiri sembari merintih kesakitan, dengan keadaan mulut yang berdarah.Pak Raka menggeram, menyeka mulutnya, dia tidak terima dikalahkan dengan mudah oleh seorang lelaki yang sepertinya bukan siapa-siapa dan tidak memiliki nama sama sekali. Ternyata Pak Raka belum menyerah, mau lanjut, meskipun sebenarnya dia telah terdesak. Ia sempat tak menanggapi serius serangan lawannya tadi. Ia berpikir bahwa Aliando tidak akan mungkin bisa menjatuhkannya. Tapi ternyata dugaanya salah. Lawannya itu tidak main-main. Memiliki kemampuan diatas rata-rata. Baik lah. Ia akan menganggap pertarungan ini lebih serius lagi daripada sebelumnya. Ia akan mengerahkan seluruh kekuatan dan kemampuannya. Ia akan membuat lelaki itu bonyok bukan main. "Jangan senang dulu kau bocah kemarin sore. Seperti apa yang kau katak
Read more
Bab 187 - Pak Raka Benar-Benar Berakhir
Ternyata yang tertembak adalah salah satu tukang pukul Pak Raka yang kebetulan masih hidup (namun kondisinya sudah mengenaskan), ia mau membantu Bossnya untuk melenyapkan Aliando, dengan menembaknya. Namun belum sempat ia menarik pelatuk pistol, dia sendiri lah yang tertembak duluan, akhirnya pistol di tangannya pun terjatuh. Sementara nyawa tukang pukul itu langsung melayang saat itu juga.Beberapa saat yang lalu, salah satu bodyguard yang melihat hal itu segera melepas tembakan sebelum tukang pukul itu berhasil menembak Aliando. Aliando sempat menoleh ke belakang, demi melihat apa yang terjadi. Tepat ketika Aliando balik badan, tukang pukul itu telah terkapar bersama dengan mayat-mayat yang lainnya. Raisa yang sudah panik bukan main, menghela napas lega seketika itu, ia tak bisa membayangkan jika Aliando sampai tertembak. Kemudian, Aliando menoleh ke arah bodyguard yang telah menembak tukang pukul itu. Yang telah menyelamatkan dirinya. "Terima kasih karna kau sudah melindungi
Read more
Bab 188 - Selamat
"AYAH!!!" Raisa langsung berseru saat mendapati sosok Ayahnya yang saat ini terlihat sedang duduk di kursi -ruang tengah di sebuah rumah. Rumah itu adalah milik saudara Ayahnya. Ternyata benar. Ayahnya dibawa ke rumahnya oleh saudara Ayahnya. Pak Harry menoleh, kedua matanya melebar -seketika. Raisa pun bergegas menghampiri dan seketika itu merengkuh tubuh Ayahnya dengan erat.Sekejab, mereka berdua saling berpelukan erat dan lama satu sama lain diiringi dengan isak tangis setelahnya. Sementara Aliando duduk di sofa dekat mereka setelah sebelumnya sempat melempar senyum ke arah seorang lelaki paruh baya yang sedang duduk di sofa sebrang -yang langsung menatap Pak Harry dan Raisa. Wajah lelaki paruh baya itu sekilas mirip Pak Harry, sepertinya dia adalah saudaranya yang dimaksud. Beberapa menit yang lalu, setelah mereka pergi dari markas besar Pak Raka, Aliando dan Nadine segera meluncur ke rumah sakit untuk memastikan keadaan Pak Harry. Raisa sempat khawatir dengan Ayahnya, m
Read more
Bab 189 - Rizal
"Tapi...katanya kamu tidak mau meminta bantuan kepada Tuan Al, Sa? Kamu tidak ingin Tuan Al turun tangan?" Tanya Pak Harry kepada Raisa. "Ya. Aku memang tidak menghendaki Bang Al ikut menyerang dan awalnya, aku juga tidak berpikir sampai ke situ, Yah kalau Bang Al akan datang untuk menyelamatkanku dan membantu menghabisi Pak Raka. Aku enggak meminta bantuan kepada Tuan Al tadi." Jawab Raisa. "Bang Al yang datang sendiri, tiba-tiba datang bersama para bodyguardnya, menyelamatkanku dan menghabisi Pak Raka!" Lanjut Raisa. Pak Harry manggut-manggut. Pandangannya kemudian beralih menatap Aliando. "Benar kah hal itu, Tuan Al? Tuan Al yang datang sendiri tanpa diminta sama Raisa?" Tanya Pak Harry. Hendak memastikan. Aliando balas mengangguk."Betul itu, Pak. Raisa tidak memintaku untuk menyelamatkannya. Hal itu aku lakukan atas inisiatifku sendiri. Aku sendiri yang memilih menyusul ke sana. Kebetulan...aku mendapat kabar dari tukang pukul yang aku kirimkan untuk bantu-bantu Raisa sebel
Read more
Bab 190 - Siap-Siap Diintrogasi
Aliando kira Nadine tidak akan kebangun.Sehingga ketika ia pulang, ia bisa langsung tidur dan paginya bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Tapi sepertinya hal itu mustahil, karena, bahkan, hei, lihat lah, Nadine saja sampai bela-belain menunggu kepulangan dirinya di ruang tamu. Alamat ia akan diintrogasi Nadine setelah ini. Ia pun berpikir dengan keras, mencoba mencari kata-kata yang dirasa tepat dan pas untuk menjelaskannya kepada Nadine. Tiba-tiba Nadine memicingkan mata, menyelidik. "Tuh kan bener...kamu itu pasti habis berkelahi, Mas...lihat muka kamu tuh...penuh dengan luka-luka...dan tangan kamu juga, Mas...baju kamu juga kotor banget!" Nadine langsung berkomentar heboh begitu mendapati suaminya pulang dalam keadaan kacau. Matanya langsung memindai seluruh tubuh suaminya -seketika -separuh jengkel dan juga separuh prihatin. Meskipun tampaknya luka-luka ringan suaminya itu sudah diobati sebelumnya -keadaannya bisa dibilang tidak terlalu memprihatinkan -tapi tetap s
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
28
DMCA.com Protection Status