Semua Bab Bangkitnya Menantu Tertindas: Bab 71 - Bab 80
275 Bab
Bab 71 - Malaikat Penyelamat Bagi Marchel
Sintia menatap ke arah Nadine untuk beberapa saat sebelum kemudian pandangannya beralih menatap sosok lelaki yang berdiri di sampingnya. Sintia tersentak kaget saat melihat mereka berdua bergandengan tangan.Untuk menjawab rasa penasaranya, serta keingintahuannya tentang apa yang tadi terjadi, perempuan itu lalu berjalan ke arah mereka berdua. Sintia menghela nafas lebih dulu sebelum berkata. "Maaf sebelumnya...jadi kamu yang tadi dilamar sama Marchel?" Tanya Sintia dengan nafas yang memburu. Kedua matanya juga sudah basah oleh air mata. Hendak memastikan. "Iya." Jawab Nadine seraya mengangguk setelah terdiam sebentar.Sintia menghela nafas lagi. "Tolong jelasin sama aku-" Sintia sedang kalut bukan main. Dia tidak bisa berkata-kata lagi. Dia ingin segera mendengar penjelasan dari Nadine. Nadine lalu menjelaskan kronologi kejadian dari awal sampai akhir. Berharap tunangannya Marchel ini tidak salah paham dan mungkin sudah berfikir yang tidak-tidak kepada dirinya.Penjelasan Nadine
Baca selengkapnya
Bab 72 - Tamparan Keras
"Jadi kamu yang sudah membuat Marchel seperti itu?!" Tanya Pak Hendra dengan rahang mengeras kepada Aliando sambil menunjuk Marchel. Aliando balas menatap Pak Hendra untuk beberapa saat sebelum akhirnya menjawab. "Iya. Memangnya kenapa, Pak?" Jawab Aliando dengan nada dingin. Tak terlihat takut sama sekali. Padahal pemilik hotel itu tengah menatapnya tajam. Mukanya juga merah padam.Pak Hendra menghela nafas. "Kamu tidak tahu siapa, Marchel? Marchel itu adalah keponakan saya. Dan kamu tidak tahu siapa saya? Saya adalah pemilik hotel ini. Berani sekali kamu membuat Marchel seperti itu! Berani sekali kamu menghajar keponakan sampai babak belur begitu?!" Ucap Pak Hendra sambil menggeram marah. Melotot. Sorot kedua matanya juga tajam. Syarat akan kemarahan yang terpancar jelas dari sana.Aliando mencerna sepersekian detik saat mendapati pemilik hotel yang ada di depannya ini marah-marah. Lantas dia tergelak. "Apakah Bapak tidak ingin mengetahui alasan kenapa saya menghajar keponaka
Baca selengkapnya
Bab 73 - Akhirnya
Semua kepala tertoleh ke arah seseorang yang baru saja masuk itu. Ternyata yang datang adalah Presdir showroom mobil mewah terkenal yang ada di Jakarta. Tempat Aliando membeli sport car Lambonya beberapa hari yang lalu.Kedatangan Presdir itu atas permintaan Aliando untuk membantunya jika orang-orang masih kolot karena Aliando pikir, kejadiannya tidak seperti ini, semua orang akan mengesalkan semua, tidak ada yang mendukungnya. Maka, dia harus menunjukan sesuatu supaya bisa membungkam mulut mereka semua. Tapi setelah kejadian ini, setelah ada beberapa orang yang malah mendukungnya, hal itu agak tidak berarti. Tapi tak apa lah. Marchel dan para pendukungnya harus dihajar habis-habis san. Biar kapok. Sekalian dia ingin membuat mulut-mulut mereka semua ternganga. Pasti mereka akan shock berat setelah mengetahui kalau suami dan menantu sampah seperti dirinya itu bisa membeli sport car Lambo seharga 23 miliar. Presdir showroom itu tidak datang sendiri, melainkan bersama Sinta. Sales Gi
Baca selengkapnya
Bab 73 - Sudah Tak Tahan
Saat keduanya sudah berada di dalam mobil, Aliando tidak kunjung menjalankan mobilnya. Nadine menoleh. Dahinya berkerut. Kenapa Aliando tidak kunjung menjalankan mobilnya? Keduanya malah bersitatap untuk beberapa saat, seakan sefrekuensi, lantas keduanya saling mendekatkan tubuh masing-masing dan kemudian kembali berciuman. Melanjutkan ciuman yang terasa sebentar sekali saat di dalam lift tadi.Kini nafas keduanya tengah memburu, bersamaan dengan terdengar bunyi misterius yang dihasilkan dari pertemuan antara mulut mereka yang tengah saling beradu dan erangan yang kali ini terdengar lebih menggila.Tangan mereka juga langsung menyentuh satu sama lain, mengiringi adegan berciuman yang sedang mereka berdua lakukan saat ini dengan mesra.Selang beberapa saat, mereka berdua menjeda ciuman sejenak. Kemudian, saling tatap. "Bibir kamu manis banget. Buat aku kecanduan." Ucap Aliando. Tersenyum. Sehabis mengatakan hal itu, Aliando kembali hendak mendaratkan bibir di bibir Nadine, melanj
Baca selengkapnya
Bab 75 - Siap Bertempur Di Atas Ranjang
Namun kening Aliando mendadak berkerut saat melihat Nadine yang kelihatannya sedang melamun.Aliando menghela nafas. Sudah tahu apa yang sedang dipikirkan oleh istrinya. "Kenapa? Kamu masih memikirkan soal aku yang mendapatkan uang dari mana yang aku gunakan untuk membeli mobil Lambo itu? Soal David?" Tanya Aliando. Nadine baru tersadar dari lamunannya ketika mendengar suara Aliando, kemudian menatap Aliando untuk beberapa saat, lantas mengangguk. Nadine menghela nafas. "Kamu sebenarnya dapat uang sebanyak itu dari mana sih, Al? Habis dapat rejeki nomplok apa? Kok banyak banget. Sampai miliar an loh. Sampai-sampai kamu bisa membeli Lambo seharga 23 miliar." Nadine geleng-geleng kepala. Nampak frustasi. Aliando terdiam sebentar, berfikir. "Maaf ya, sayang. Aku belum bisa cerita soal hal ini sama kamu. Tapi yang pasti, aku akan bercerita kalau waktunya udah tepat. Tapi, aku berjanji, aku enggak akan buat kamu malu lagi. Aku enggak akan jadi suami dan menantu sampah lagi. Mulai s
Baca selengkapnya
Bab 75 - Bercinta
Tentu saja. Gairah kelakiannya Aliando mendadak bangkit beserta pistol airnya saat disuguhi pemandangan seorang perempuan mengenakan lingeri seksi. Apalagi yang mengenakannya adalah istrinya sendiri yang baru pertama kali ini Aliando melihatnya mengenakan pakaian seperti ini selama dua tahun lamanya. "Sayang...wah...aku enggak nyangka...ternyata kamu se agresif ini ya." Aliando sedikit terkejut dan suaranya telah bercampur dengan sedikit desahan karena posisi Nadine yang sedang duduk di atas perutnya yang membuat gairahnya langsung berada di ujung tanduk. Juga keagresifan yang tengah ditunjukan oleh istrinya. Aliando pikir, Nadine akan malu-malu saat tiba di dalam kamar.Aliando pikir, mereka berdua juga akan saling kikuk karena baru kali ini bercinta setelah dua tahun lamanya. Nadine malah menempelkan jari telunjuknya di bibir Aliando, menyuruhnya diam sambil mendesis. "Husttt...diam lah, Mas. Kamu tau, kan? Aku udah enggak sabar ingin segera bercinta denganmu. Kamu tahu? Udah lam
Baca selengkapnya
Bab 77 - Ternyata Hanya Mimpi
Aliando mendecakan lidahnya saat menyadari bahwa ternyata adegan panas bercinta dengan istrinya yang semalam itu hanya lah mimpi. Dirinya mimpi basah. Tidak bercinta beneran. Tapi rasanya seperti kenyataan. Bahkan, masih terngiang dengan jelas adegan tubuh mereka berdua yang saling bertemu dan menyatu hingga saat ini.Aliando mendadak berfikir. Kenapa tadi malam mereka tidak jadi bercinta? Kenapa Nadine tidak memberinya kabar lagi? Padahal, Nadine sendiri yang bilang jika dia akan mengabari dirinya setelah memastikan jika Mama dan Papanya benar-benar sudah tertidur. Aliando menghembuskan nafas kasar setelah menyadari bahwa apa yang akan mereka berdua lakukan tadi malam itu berakhir gagal. Aliando baru ingat kalau tadi malam dia juga ketiduran karena menunggu Nadine yang tidak kunjung ada kabarnya dan karena mungkin saking bersemangatnya, bahkan, dia sampai harus mimpi basah. Argh! Namun Aliando tidak bisa berlama-lama memikirkan hal itu, pasalnya dirinya harus segera beranjak dar
Baca selengkapnya
Bab 78 - Sentuhan Sensual
Kinanti dan Arjuna agak heran saat mendapati Nadine yang nampak tidak antusias saat mereka menyinggung soal perceraian. Seharusnya Nadine bersemangat dan bahagia karena setelah ini dia akan segera terbebas dari suaminya yang hanya bisa membuatnya malu itu. Tapi ini justru sebaliknya. Padahal mereka berdua juga tahu jika anaknya itu tidak mencintai suaminya.Kalau pun jika Nadine sampai jatuh cinta dengan Aliando, mereka tidak akan setuju dan tidak merestuinya."Ma...Pa...apa sih yang membuat Mama dan Papa enggak suka sama Aliando?" Tanya Nadine sambil melipat tangan di depan dada. Ingin mendengar alasan kedua orang tuanya membenci Aliando. Sebenarnya dia sudah tahu jawabnnya. Namun dia hanya ingin memastikannya saja."Kamu masih tanya soal hal itu sama Mama dan Papa, Ndin? Kan semuanya udah jelas. Karena dia itu miskin. Dia hanya hidup dengan Ayahnya yang juga enggak berguna itu. Sukanya mabuk-mabuk an. Foya-foya. Berjudi. Udah tahu miskin, tapi masih aja enggak tahu diri. Enggak mau
Baca selengkapnya
Bab 79 - Masalah Perusahaan
Aliando tersenyum sambil memandangi jemari lentik Nadine yang kini tengah meraba-raba dada bidang dan perut sispacknya. "Sekarang tubuh ini udah jadi milikmu sayang. Kamu bebas mau ngapain aja...termasuk...yang dibawah sana...yang udah bangun tuh dari tadi..." Jawab Aliando sambil melirik ke arah pistol airnya yang sudah mengeras dengan sempurna. Sudah tak sabar ingin segera bertemu dengan mahkotanya Nadine, bergerak-gerak di dalam sana, yang bisa memberikan kenikmatan. Nadine jadi tersipu malu saat ikutan melirik ke arah sesuatu yang katanya sudah bangun. Benar saja. Telah bangun dan berdiri tegak sempurna. Membuat gairahnya Nadine seketika itu jadi tambah tidak bisa dikendalikan lagi. Rasa penyesalan mendadak menggelanyuti diri Nadine karena dia baru mau menerima Aliando sekarang. Seharusnya dari dulu. Namun Nadine bersyukur karena dia dan Aliando belum sampai bercerai. Sehingga tidak akan ada rasa penyesalan yang berlarut-larut jika seandainya dia mulai mencintai Aliando, namu
Baca selengkapnya
Bab 80 -Ada Udang Dibalik Batu
Malam harinya. Sekitar pukul delapan. Nadine meminta Aliando untuk mengantar dirinya menemui Alex di sebuah resto. Sebelumnya Nadine sudah mengabari Alex jika dirinya hendak bertemu dengannya. Nadine segera bertindak cepat hari itu juga saat mendapatkan tugas dari Pamannya untuk segera melaksanakannya. Melihat Nadine dan Aliando yang hendak pergi, Kinanti bergegas menghampiri mereka, dia mau memperingati Aliando dulu."Mama peringati sama kamu ya, Al untuk jangan coba-coba kamu mengacaukan semuanya. Awas aja kalo kamu sampai mengacaukan pertemuan mereka berdua. Kalau kamu sampai ikut campur dengan urusan mereka berdua, maka, Mama akan segera memisahkan kalian berdua!" Ancam Kinanti dengan nada berapi-api. Nadine tersentak begitu mendengarnya. Dia tak menyangka jika Mamanya akan mengancam seperti itu. Sementara Aliando mangguk-mangguk. Menghela nafas. Lantas mengiyakan peringatan dari Sang Ibu mertua. Tapi dia tidak bisa janji kalau seandainya ada hal-hal yang terjadi diluar bata
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
28
DMCA.com Protection Status