Semua Bab Bangkitnya Menantu Tertindas: Bab 81 - Bab 90
275 Bab
Bab 81 - Sebuah Syarat
Nadine memicingkan pandangan ke arah Alex sambil melihat tangan di depan dada. Feelingnya tepat sasaran. Tidak melesat. Pasti ada apa-apanya dibalik kalimat Alex. Apalagi Alex terlihat tidak berfikir dulu saat dirinya menyinggung masalah tadi. "Loh? Kok jadi gitu sih, Lex? Apa-apaan coba kamu!" Nadine mendengus. Kini Nadine jadi agak cemas. Bisa-bisa dia akan dimarahi oleh Pamannya jika sampai gagal mendapatkan uang 50 miliar. Tidak hanya dari Pamannya saja. Pasti semua anggota keluarganya akan menyalahkan dirinya.Tapi dia tidak mau jika harus menuruti syarat yang diberikan Alex. Dia lebih baik tidak mendapatkan pinjaman dari keluarganya Alex, dimarahi oleh anggota keluarganya, daripada harus bercerai dengan Aliando dan menikah dengan Alex. "Ayo lah, Ndin! Syaratnya mudah banget, bukan? Masa, kamu enggak mau menikah sama aku sih? Semua perempuan di luar sana itu ingin berlomba-lomba menikah sama aku loh, Ndin. Tapi aku enggak mau sama mereka karena aku cuma maunya menikah sama ka
Baca selengkapnya
Bab 83 - Dikira Sedang Mengkhayal
Setelah kepergian Aliando dan Nadine, Alex segera menghubungi Dion untuk mengabarkan jika rencananya tidak berhasil. Tentu saja dengan perasaan dongkol. Tak butuh waktu lama untuk Dion menerima panggilan dari Alex, ketika panggilan terhubung, suara Dion di sebrang sana langsung terdengar bersemangat, pasti Dion mengira rencana mereka berdua akan berjalan lancar jaya. Hal itu membuat Alex jadi terlihat tambah menyedihkan. "Gimana, Lex? Semuanya berjalan dengan lancar, kan? Aman? Nadine mau menerima syarat yang kamu berikan itu, kan?"Cercaan pertanyaan dari Dion juga membuat suasana hati Alex seketika itu jadi tambah memburuk."Gagal lagi rencana kita, Bang. Enggak berhasil. Nadine enggak mau nerima syarat yang aku berikan. Nadine langsung nolak." "Apa?! J-jadi Nadine enggak mau menuruti syarat yang kamu berikan?!" Suara Dion melengking dengan keras di sebrang sana yang membuat Alex harus menjauhkan ponsel dari telinga sejenak sebelum akhirnya menempelkan di telinganya lagi. "Iya,
Baca selengkapnya
Bab 84 - Taruhan
"Ndin...kenapa kamu enggak mau nerima bantuan dari Alex? Perusahan kita itu lagi dalam masalah. Kalau enggak segera ditangani, mungkin saja akan bangkrut. Dan kamu mau dimarahi sama Paman? Gara-gara enggak dapat pinjaman dari Alex? Aku udah memberikan jalan buat kamu, Ndin. Tapi, kenapa kamu malah menyia-nyiakannya?! Kenapa kamu malah menolak?!" Dion langsung marah-marah. Tak bisa mengontrol emosinya. Bahkan dia berseru dengan posisi masih sambil berjalan ke arah mereka. Lalu, Dion duduk di sofa, bergabung bersama mereka, mengatur nafas lebih dulu yang nampak ngos-ngos san karena tadi setengah terburu-buru ingin cepat sampai pada saat di perjalanan menuju ke sini. Kemudian, disusul Lidya setelahnya. "Ndin...niat Alex itu baik loh sama kamu. Sama keluarga kita. Itu tandanya, dia enggak main-main sama kamu. Dia itu serius sama kamu. Makanya dia sampai rela melalukan hal itu karna kamu juga enggak kunjung peka. Toh, dia juga laki-laki tipe kamu, kan? Kurang apalagi coba dia tuh, uda
Baca selengkapnya
Bab 84 - Berhadapan Dengan Reno
"Tapi, jika aku enggak berhasil memberikan uang 50 miliar sama perusahaan kalian. Maka, aku siap menerima konsequensinya dari kalian." Lanjut Aliando dengan sikap yang masih tenang. Menatap mereka bergantian. Menyapu pandangan ke sekeliling. Ruangan jadi lengang dalam beberapa detik sebelum kemudian digantikan oleh gelak tawa. Bagimana mereka tidak tertawa?Taruhan yang dibuat oleh Aliando itu bukannya malah akan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri? Apa dia tidak sadar, jika dia itu bodoh? Sehingga dia bisa berkata dengan kelewat percaya diri seperti itu? Jelas mereka pada keheranan begitu mendengarnya. Menganggap taruhan Aliando itu hanya sebuah lelucon saja. Sudah pasti jika Aliando akan kalah dan tidak akan bisa memberikan dana kepada perusahaan mereka. Untuk beberapa saat, semua orang masih nampak tertawa. Kecuali Nadine. Namun Nadine juga agak kaget, kesal dan heran dengan kepercayaan diri Aliando.Bagimana jika Aliando gagal mendapatkan uang 50 miliar itu? Dia kalah
Baca selengkapnya
Bab 85 - Satu Minggu
Mereka tidak mempedulikan perkataan Aliando yang sebenarnya kelihatan serius. Terdengar meyakinkan. Seperti tidak main-main.Tapi mereka tetap menyangkalnya. Mereka sudah terlanjur bahagia karena sebentar lagi mereka akan bisa menendang parasit itu dari rumah ini dan hidup seperti sebelum si sampah itu menjadi menantu di keluarga mereka. Arjuna dan Kinanti lalu mengajak Reno, Dion dan Lidya ke meja makan untuk menjamu mereka. Namun Reno menolak karena dia akan langsung pulang.Sebelum melangkahkan kakinya pergi dari sana, Reno sempat bicara kepada Nadine. "Nadine! Paman sudah percayakan tugas ini sama kamu ya. Paman sudah tenang sebelumnya karena Dion sudah memberikan jalan keluar atas masalah perusahaan kita. Tapi kamu sendiri yang malah membuatnya jadi tambah rumit. Jangan salahkan Paman kalau tiba-tiba perusahaan kita dalam masalah besar dan mungkin saja keluarganya Alex akan memutuskan kerja sama dengan perusahaan kita karena kamu telah menyinggung mereka!" Reno menghentikan ka
Baca selengkapnya
Bab 86 - Menggemparkan
"Heh..." Nadine langsung menahan bibir Aliando yang hendak mendarat di bibirnya dengan jari telunjuknya."Bentar...aku mau tanya-tanya dulu sama kamu..." Dengus Nadine. Aliando menghela nafas, lantas tersenyum. "Mau tanya apa?" Aliando semakin mengetatkan pelukan pada tubuh istrinya. Menatap lekat wajah sang istri. Nadine lalu menaruh kedua tangannya di kedua bahu Aliando, kemudian tangan itu bergerak menelusuri leher dan berpindah ke pipinya.Keduanya terdiam sejenak. "Terus, rencananya kamu mau minjam uang sama siapa? Sama David lagi?" Tebak Nadine. Aliando baru akan membuka mulut, hendak menjawab, tapi Nadine sudah menyambarnya duluan. "Tapi, bukannya kamu juga masih punya hutang sama David? Apa kira-kira David mau meminjami lagi?" Nadine memicingkan pandangan. Aliando mengatupkan rahang. Bagai mikir. "Kalau aku bilang uang itu adalah uang aku sendiri...apa kamu percaya? Kalau saat ini aku udah punya uangnya, apa...kamu percaya?" Aliando malah balik bertanya.Mata Nadine m
Baca selengkapnya
Bab 87 - Menang Taruhan
"D-apat uang dari mana kamu, Al?" Tanya Dion dengan suara tergagap sambil menunjuk Aliando. Suaranya tercekat tertinggal di tenggorokan. Jangan tanya. Tenggorokannya kering. Dia sampai harus menelan ludah untuk membasahinya. Kini keadaan muka Dion telah pucat pasi. Bibir dan suaranya bergetar. Kepalanya juga terasa pening bukan main. Seperti sedang ditimpa benda yang sangat berat. Tapi Aliando malah tersenyum, menatap wajah-wajah yang kini sedang dilanda kebingungan itu. Lucu sekali. "Iya. Dapat uang dari mana kamu, Aliando?!" Reno menimpali setelahnya dengan pandangan yang berkunang-kunang sambil langsung bangkit berdiri. Menatap Aliando. Kemudian, disusul Arjuna. Kini ruangan jadi sunyi senyap. Semua orang yang ada di situ tengah kompak menatap ke arah Aliando. Bingung. Terpelongo. Menunggu jawaban dari lelaki yang selama ini terkenal menyusahkan yang tinggal menumpang di keluarga Arjuna.Aliando menghela nafas. "Kalau saya bilang...uang itu adalah milik saya. Pasti kalian sem
Baca selengkapnya
Bab 88 - Akhirnya Tidur Sekamar
Ucapan Aliando benar-benar menohok mereka. Membuat mereka tidak bisa berkutik. Sebenarnya mereka tidak rela jika membiarkan mereka tidur bersama.Tapi mereka kalah taruhan, sementara Aliando menang.Sebelumnya, mereka nampak santai beberapa hari yang lalu, merayakan kemenangan, sudah mulai berandai-andai memikirkan masa depan Nadine setelah si sampah itu keluar dari rumah ini.Mereka juga setiap hari menyindir Aliando yang akan bercerai dengan Nadine.Namun hari ini. Semua angan-angan itu mendadak terhempas bagaikan diterpa badai lebat.Tentu saja mereka butuh waktu yang lama untuk dapat mencerna keadaan yang justru malah terjadi sebaliknya. ARGH!!!Arjuna dan Kinanti merutuki dengan apa yang tengah terjadi. Mereka sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi kalau sudah begini. Mereka nampak kesal bukan main karena masih tidak percaya saja sampai saat ini jika menantu mereka bisa mengalahkannya kali ini. Kedua orang tua itu terdiam agak lama. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Aliando
Baca selengkapnya
Bab 89 - Memberitahu Sedikit
Nadine mendadak memikirkan soal Aliando yang bisa membeli mobil Lamborghini seharga 23 miliar. Pastinya itu uangnya Aliando sendiri. Tapi dari mana Aliando mendapatkan uang itu? Apa mungkin Aliando juga meminjam uang kepada David? Tapi sepertinya tidak mungkin jika David akan percaya begitu saja meminjamkan uang dalam jumlah yang sangat besar kepada Aliando. Walau mereka adalah seorang sahabat sekali pun.Kini Nadine jadi semakin pusing dan bingung saja saat memikirkannya. Maka, dia pun buru-buru mengenyahkan hal itu dari pikirannya. Karena yang penting untuk sekarang ini adalah dirinya yang sudah tidur sekamar dengan suaminya lagi. Tentu saja Nadine tidak akan mengindahkan apa kata Mamanya tadi. Dia sudah mencintai Aliando. Maka, dia akan melakukan hubungan suami istri dengan Aliando. Toh, mereka berdua juga sudah terlanjur mendayung asmara. Bertempur di atas ranjang. Sudah beberapa kali melakukanya malahan. Tentunya secara sembunyi-sembunyi.Nadine juga jadi berfikir jika mungk
Baca selengkapnya
Bab 90 - Undangan Makan Malam
"Mama dan Papa enggak mau menyinggung soal perjodohan diantara aku dan Nadine lagi sama Om Arjuna?" Handoko dan Erna (istrinya) agak tersentak, kemudian saling pandang. "Loh? Bukannya Nadine sudah menikah? Sudah punya suami?" Tanya Erna. "Iya. Tapi kan. Om Arjuna dan Tante Kinanti itu tidak merestui hubungan mereka. Om Arjuna dan Tante Kinanti itu ingin memisahkan mereka berdua!"Rahang Handoko mengeras, bagai mikir. "Arjuna memang pernah cerita sih sama Papa kalau dia itu mau menceraikan Aliando dan Nadine." "Nah...makanya itu, Ma, Pa. Undang saja lah mereka makan malam untuk membicarakan hal itu!" Sambar Alex begitu bersemangat. "Boleh juga tuh, Pa. Kita harus bertindak dengan cepat, sebelum Nadine dinikahkan dengan laki-laki lain setelah bercerai dengan suaminya yang miskin itu." Erna, sang istri memberi saran. Handoko mangguk-mangguk. Sebelum akhirnya setuju. "Oke...besok malam Papa akan mengundang mereka makan malam ke sini dan membicarakan masalah perjodohanmu dengan N
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
28
DMCA.com Protection Status