Semua Bab Istri Pungut Sang Pewaris: Bab 71 - Bab 80
147 Bab
Melakukan Permainan Dewasa
“Kau harus melihat wajahmu saat ini, Anais.” Jade sengaja mengejek dengan alis terangkat sebelah.Hal itu semakin membuat Anais membeku, dia pun memastikan bahwa tampangnya kini benar-benar merah.‘Dia berbahaya, aku tidak bisa terus berada di posisi ini!’ batin Anais terus waspada.Tanpa Jade duga, sang istri tiba-tiba mendorong dadanya sembari menyentak sinis. “Menyingkirlah dariku!”Gerakan yang mendadak itu, berhasil membuat Anais terbebas dari kungkungan Jade yang terasa mengintimidasi. Dirinya segera mengambil jarak, netranya juga melayap buncah, tampak jelas sedang mengelak dari pandangan sang suami.‘Sebenarnya apa yang terjadi padanya? Apa yang membuatnya marah? Oh tunggu, dia memang selalu marah, tapi mengapa dia terus menghindari kontak mataku? Wanita ini bukan tipe pemalu, biasanya dia akan menatapku dengan tajam bahkan saat murka sekalipun.’ Jade bingung dalam hatinya.“Anais—”“A-aku ingin memesan makan malam.” Sang istri lekas memangkas ucapan suaminya yang belum tunta
Baca selengkapnya
Kau Tidak Perlu Bertingkah Seperti Seorang Suami!
Raut wajah Jade berubah lebih dingin. Akan tetapi, Anais bukan tipa wanita yang langsung angkat tangan, tak peduli siapapun lawannya.“Apa maksudmu sebenarnya? Mengapa aku tidak boleh bertemu dengan Tuan Hans?” tukas Anais bertanya.Alih-alih langsung menyahut, Jade justru tampak enggan membahas hal tersebut. Pria itu terlihat tenang mengiris bistiknya seolah ingin menyudahi topik yang bahkan baru dimulai beberapa menit lalu.“Astaga, bukankah sebelumnya ada seorang pria yang berkata harus menatap lawan bincang ketika mengobrol?” Anais menyindir keras.Dan itu pun memicu seringai samar menyambangi bibir Jade. “Rupanya kau pandai membalik situasi.” Cucu pertama Hans Herakles tersebut meraih botol wine dan lekas menuangkan cairan merah kehitaman itu ke gelasnya. Dan kala hendak mengisi gelas Anais, sang wanita pun berkata tedas. “Jangan mengubah pembicaraan. Katakan padaku alasan mengapa aku tidak boleh menemui Tuan Hans!”Jade lantas mengangkat pandangan begitu Anais menahan botol an
Baca selengkapnya
Nafsu Kakak Angkat
‘Tidak mungkin!’ tampik Anais membatin.Dirinya segera berpaling, dan maniknya seketika melebar kala melihat sosok yang dulu dihindarinya, kini berdiri di pintu kamarnya.“Ce-cedric?!” tutur wanita itu dengan nada tertahan.Ya, Cedric Devante-seorang pria yang pernah membuatnya menoreh trauma kini kembali mendatanginya.Putra sulung Tigris tersebut melipat kedua tangan ke depan dada sembari berkata sengit. “Cedric katamu? Hei, aku Kakakmu dan aku lebih tua darimu. Berani sekali kau tidak sopan padaku, hah?!”Anais masih tertegun, kata-katanya pun seperti tersangkut di tenggorokan, karena sangat enggan meladeni pria sinting seperti kakak angkatnya itu.Begitu melihat Cedric hendak melangkah masuk kamarnya, Anais pun segera memberang, “berhenti di sana! Jangan pernah mendekat atau aku akan membuatmu menyesal!”“Mengapa kau kaku sekali, Anais? Kita ini bersaudara, mengapa kau memperlakukanku seperti seorang penjahat yang baru keluar dari penjara?” sahut Cedric dengan santainya.“Sial, ha
Baca selengkapnya
Mengapa Kau Melakukannya?
“Siapa orang-orang itu?” Velma berkata cemas. Beberapa lelaki bersetelan hitam tampak bersitegang dengan penjaga keamanan di depan lobi. Bahkan sebagian dari mereka sudah berhasil masuk ke area dalam galeri. ‘Mengapa tiba-tiba ada segerombolan orang asing mendatangi Dante’s Gallery? Aku tidak pernah membuat janji dengan siapapun. Dan mustahil jika mereka dari pihak yang ingin menyita galeri karena masalah itu sudah tuntas. Lalu, apa tujuan orang-orang itu datang ke sini?’ Anais bertanya-tanya dalam batin. Begitu wanita itu sampai di lantai bawah, dia pun bertanya pada salah satu penjaga di sana. “Siapa mereka?” “Mohon maaf, Nona. Mereka tidak mau memberitahu kami tentang identitas mereka. Orang-orang itu hanya bersikeras ingin masuk dan menemui Anda secara langsung. Jadi kami menahannya karena mereka terlihat mencurigakan,” balas petugas keamanan tersebut. Tentu saja Anais tak bisa menyalahkan pegawainya, bagaimana pun juga mereka telah menerapkan SOP. Sehingga, mau tidak mau Anai
Baca selengkapnya
Saya Bukan Sok Hebat, Tapi Memang Hebat!
Setiap pasang mata tertuju ke sumber suara yang meneriaki Anais. Dan tepat di arah pintu masuk, sosok wanita dengan wajah garang berjalan mendekat.‘Cosseno?! Untuk apa dia datang ke sini?’ cetus Anais dalam batin. Ya, dari jarak sejauh itu Anais bisa memastikan bahwa orang tersebut memanglah Abigail Cosentino.Dia menderap cepat dengan tatapan yang seolah ingin menerkam Anais. Di belakangnya terlihat dua petugas keamanan yang mengejar, tapi ketika para pria tadi hendak menahannya, Cosseno malah menampik dengan keras.“Minggir kalian semua!” sentaknya geram.Pemandangan itu tentunya menyita banyak perhatian. Orang-orang pun mulai berbisik dengan kening mengernyit.“Ada apa dengannya? Mengapa datang-datang membuat keributan?”“Bukankah dia juga seorang Seniman? Karyanya sangat terkenal, dan sepertinya dia juga mengenal dekat Nona Anais. Apakah mereka sekarang bermusuhan?”Banyak persepsi tak menyenangkan terumbar dari pikiran para tamu. Akan tetapi Cosseno tak peduli sedikitpun, manik
Baca selengkapnya
Pria Itu Menghancurkan Tanpa Menyentuh
“Apa kau mabuk? Memangnya kau siapa, berani bicara sembarangan tentang Dabin Community?! Bahkan anggota elit dari Dabin saja tidak akan lancang mengusik saya, tapi Anda berkata ingin mengeluarkan saya?!” Cosseno tercengang dengan dahi mengernyit mendengar ultimatum perempuan yang membela Anais.“Ya, saya mengeluarkan Anda karena memang memilik hak penuh atas itu!”Balasan sang lawan bincang seketika mendapat ledakan tawa dari Cosseno. Dirinya terbahak-bahak seakan melihat akrobat badut sirkus, tapi sesungguhnya mengejek perempuan tersebut.“Wah … rasanya aku sekarat karena tak bisa berhenti tertawa. Jika kau pimpinan Dabin Community, maka kau bebas bicara seperti itu, tapi—”“Nona Lariat Anne memang pimpinan Dabin Community! Jadi berhenti bicara dan minta maaflah padanya!” Seorang gadis dengan rambut hitam lurus tiba-tiba menyahut ucapan Cosseno.Seketika, semua orang pun mengubah arah tatapan pada gadis itu dengan mata terbelalak. Bahkan sebagian dari mereka nyaris meragukan pendenga
Baca selengkapnya
Wanita Adalah Musuh Terburuk Seorang Wanita
“Apa saya harus menyingkirkan mereka, pimpinan?” tanya seorang pengawal yang berada di dekat Hans.Ya, Jade Herakles sengaja mengunjungi sang kakek di hari sabtu ini karena penasaran dengan pesan yang diterima sang istri dari Aretha. Sesungguhnya dia tak perlu menyisihkan waktu mendatangi Hans, tapi ada hal lain yang menurutnya terasa janggal.“Tidak perlu, biarkan saja berandal itu.” Hans membalas seiring dengan pandangannya yang beralih lagi ke lapangan.Dirinya melirik ke arah caddie-seseorang yang membantunya membawakan stick golf untuk mengganti tongkat pemukulnya. Hans memilih fokus pada permainannya alih-alih menghiraukan Jade yang datang tanpa pemberitahuan sebelumnya.“Aku akan mencetak ace!” tukas Hans yakin.Dirinya tampak fokus, dan itu membuat Jade yang tak digubris sama sekali menjadi kesal.Pemilik Oran Brewery tersebut mendecak dalam hati. ‘Kakek tua ini benar-benar mengujiku!”Jade menyeringai tipis, tapi bukannya mengamuk, dia malah berjalan mendekat ke arah sang kak
Baca selengkapnya
Kelemahanku
Bab 78.Kening Anais mengernyit, getah empedu pun serasa naik ke mulutnya. Dia seakan muak menyaksikan hal yang amat menjijikan.Ya, pesan dari Cedric yang mengatakan dia ingin bertemu atau akan datang ke Dante’s Gallery jika Anais menolak, membuat wanita itu pening bukan main.‘Dari mana dia mendapat nomor ponselku? Aku sudah memblokir semua akses untuknya menghubungiku, tapi rupanya dia sangat susah mengerti. Benar-benar merepotkan!’ decak Anais membatin.Dia menyibak belahan rambutnya seolah melunturkan frustasi, tapi mau bagaimanapun, Cedric memang sulit ditangani. Mengingat sikap nekatnya, pria itu agaknya tak main-main atau hanya sekedar mengancam.“Cedric memang sialan!” umpatnya tertahan.“Ada apa, Nona Anais?” Anne pun mendekat sebab penasaran dengan gerak-gerik Anais yang terlihat tegang.Lawan bincangnya segera berbalik dan menata ekspresi agar tetap datar. Seperti biasa, Anais pun memamerkan senyum tipis yang selalu dia latih di depan cermin.“Bukan apa-apa, Nona Anne. Han
Baca selengkapnya
Buah Prem dan Pria yang Sekarat?
“Buah Prem?” tanya Kepala Koki mansion Herakles sembari menaikan kedua alisnya.Dia memastikan kembali permintaan Aretha yang menginginkan buah tersebut untuk sajian penutup. Aretha lekas mengangguk sebagai balasan, dia cukup was-was sebab buah prem tak berbuah setiap tahun dan Aretha pun tak bisa memprediksi musim buah itu.“Kebetulan sekali, Nona. Kami memang memiliki persediaan buah prem cukup banyak, bahkan kemarin Tuan Hans sendiri yang memetik hasil panen di kebun Herakles.” Sang Kepala Koki menyahut, dan sekejap membuat manik Aretha berbinar.Wanita tersebut tercengang karena saking girangnya. “Benarkah? Ka-kakek mertua memetik buah prem sendiri?”“Itu benar, Nona. Tuan Hans memang memiliki hobi berkebun di sela istirahatnya. Apalagi dulu ketika mendiang istrinya masih hidup, mereka sering menghabiskan akhir pekan di perkebunan,” sahut laki-laki berpakaian putih dengan celemek hitam tadi.Mungkin Dewi Fortuna sedang berpihak padanya, kini otak licik Aretha semakin gencar menyia
Baca selengkapnya
Wanita Penghibur Itu Nyaris Mati
‘Apa dia bilang? Cedric sekarat?’ batin Anais sambil mengerutkan keningnya. ‘Dia memang pria yang selalu membuat keributan, juga sangat menyusahkan orang lain, tapi apa ini? Sekarat? Aku tahu keburukan Cedric lebih dari siapapun, dia pasti hanya membual!’Anais terdiam beberapa saat, akalnya sudah menangkap pikiran licik sang kakak.“Nona?” Seorang lelaki menyeru lagi dari seberang telepon, sebab tak kunjung mendapat sahutan dari Anais.Dengan nada panik, dia pun melanjutkan, “Tuan Cedric mabuk dan memancing emosi pengunjung lain sampai mereka berkelahi hebat. Pihak klub Arason tidak bisa memanggil ambulance atau Polisi sebab kami tidak ingin terseret dalam kasus ini.”“Baiklah, saya akan mengirim orang untuk menjemputnya.” Akhirnya Anais buka suara.Dia pun tak sudi bila harus terlibat dengan kakak angkatnya itu lagi, tetapi bagaimana pun juga Cedric bagian dari keluarga Devante, akan muncul skandal besar jika Anais mengabaikan perkara ini begitu saja. Usai mematikan panggilan, wanit
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status