Semua Bab Istri Pungut Sang Pewaris: Bab 61 - Bab 70
147 Bab
Aku Tak Sabar Melihatmu Kacau di Bawahku
Anais bergidik ketika mendengar nada seorang pria menyeru dari belakang. Sensasi tegang pun menjalar ke punggung, hingga membuatnya kesulitan menelan saliva.‘Sial! Mengapa dia tiba-tiba datang?’ batin Anais mengumpat.Dia buru-buru menyembunyikan lingerie merah yang semula dia rentangkan. Namun, agaknya Jade sudah melihat pakaian seksi tersebut.Anais menata ekspresi tetap datar dan lantas berpaling, tapi mau sekeras apapun dia memasang topeng, kedua sisi pipinya justru bersemu. Dan Jade amat menyukai paduan raut wajah malu dan tegang itu.“Untuk apa Anda ke sini?! Sangat tidak sopan masuk sembarangan ke kamar tanpa mengetuk pintu!” tukas sang wanita sengit.“Apanya yang sembarangan, Nona? Masuk ke kamar sendiri tidak perlu mengetuk pintu.” Pria tersebut menjawab disertai alisnya yang terangkat.Arah tatapannya jelas menuju ke koper yang terbuka, dan itu membuat Anais kelimpungan menutupnya.Belum sempat Anais memintanya keluar, Jade malah berkata, “bukankah tadi ada seseorang yang m
Baca selengkapnya
Aku Tidak Pernah Kenyang
“Hei, benar kau Anais ‘kan?!” Sosok lelaki yang berada di mobil seberang Jade, berteriak di jalanan seperti orang tak paham etika. “Apa kau mengabaikanku? Anais, lihat aku. Ini aku!” Dia melepas kacamata hitamnya, sembari memekik lebih kencang. Temperamen yang tampaknya sulit dikendalikan, membuat mata si lelaki melotot sebab wanita yang diajaknya bicara tak juga menanggapi. “Aish … dasar wanita sialan!” pungkasnya geram. Sungguh, mendengar cacian menjijikan itu ditujukan pada sang istri, Jade amat terganggu. Wajahnya mengeras seolah tak tahan ingin menghajar mulut busuk lelaki tersebut. Anais yang duduk di samping Jade baru tersadar dari lamunan ketika laki-laki tadi mengumpatinya. Dia menjulurkan tubuh, hendak menilik rupa orang tidak sopan itu. Namun, Jade malah menghalangi pandangan dengan wajahnya. “Apa kau mengenalnya?” tutur Jade dengan nada begitu dingin. “Aku baru akan tahu jika melihatnya.” Sang wanita menyambar dengan sorot tajam. Jade mendapukkan alisnya dan lantas
Baca selengkapnya
Bulan Madu?
“Sayang?”Suara Aretha mengandung desahan kala Denver masih terus menjelajahi punggung mulus sang istri dengan tangannya.Wanita itu berniat menarik diri usai melepas ciuman Denver, tapi suaminya itu malah mengincar leher jenjangnya sebagai ganti. Entah apa yang mengisi pikirannya, tetapi nafsu Denver teramat membara. Dia menjajah kulit seputih susu istrinya dengan lidah kasarnya.Sungguh, erangan manja pun lolos dari mulut Aretha. Namun, dirinya sadar benar bahwa kini bukan saat yang tepat untuk melakukan ini.“Ah … Ibu mertua sedang menunggu kita, Sayang,” tutur Aretha berusaha menghentikan aksi suaminya.Baru ketika mendengar kalimat itu, akhirnya Denver pun tersadar. Dia menarik diri dengan senyum licik merayap di mulutnya.“Itu tidak seru, Sayang.” Denver mengeluh frustasi. “Haruskah kita batal menemui Ibu?”Tak langsung menjawab, Aretha malah tersenyum nakal. Dia menyangga dagu dengan sebelah tangan seraya berkata, “rupanya suami Aretha sangat suka bermain.”Telapak tangan lainn
Baca selengkapnya
Anda Sangat Murahan
‘Tuan Feanton?’ desis Anais dalam batin.Dirinya terkejut melihat lelaki yang pernah bicara angkuh padanya perkara hutang, kini malah menekuk tubuh dan membungkuk di depan dirinya.“Saya benar-benar tidak menyangka, ternyata kalian berjodoh. Ya, langit memang sangat adil. Tuan Jade yang tampan memang serasi bersanding dengan Nona Anais yang kecantikannya sudah menjadi rahasia umum rakyat San Pedro,” tukas Feanton pelan, tapi kata-katanya terkesan menjilat.Anais masih tetap bungkam, sementara Jade yang tampaknya sudah mengenal siapa itu Feanton, hanya memasang tampang dingin.“Terima kasih, tapi Anda terlalu berlebihan, Tuan Feanton,” sahut Jade menahan muak.Ekspresi sang lawan bincang berubah canggung. Dia mengangkat kedua alisnya seraya berkata, “mari duduk agar kita bisa mengobrol lebih nyaman.”Sebelum situasi menjadi kaku, lelaki itu membimbing Jade dan Anais di salah satu meja. Begitu mendaratkan tubuh di bangku, seorang pelayan pria datang dan meletakkan tiga gelas wine untuk
Baca selengkapnya
Haruskah Aku Melepasmu?
Hening mendominasi seluruh ruang, perhatian setiap pasang mata tertuju pada Anais yang kini menjadi bahan desas-desus di antara mereka. “Beraninya Anda menuduh saya!” Cosseno bangkit sembari menyentak dengan netra melotot tajam. “Apa Anda punya bukti bahwa saya yang menyebar gosip tentang Anda? Mengapa Anda picik sekali, Nona Anais?!” “Cukup, Abigail!” sergah Feanton mencekal lengan sang Adik. Akan tetapi, saudara perempuannya itu sama sekali tak bisa tenang. Cosseno menampik cengkeraman Feanton dan lekas melanjutkan. “Ini masalahku dengan dia, Kak! Jadi jangan ikut campur ataupun menghalangiku!” Amarahnya sungguh tak terkendali, Cosseno yang dikenal sebagai seniman perfeksionis rupanya memiliki tabiat yang mengerikan ketika marah. Dan orang-orang yang menyaksikan hal itu secara langsung, hanya bisa mengangga tak percaya. Dirinya kembali memaku tatapan pada Anais seraya mendengkus, “apa semua ini karena Anda dendam pada saya? Hanya karena saya menarik seluruh karya dari Dante’s Ga
Baca selengkapnya
Mencuri Ciuman
Leher Anais menegang, satu langkah saja dia mundur ke belakang, sudah pasti akan tercebur ke air yang dingin. Namun, egonya terlalu mendominasi untuk meminta Jade menariknya menjauh dari pinggir kolam tersebut.‘Sialan! Mengapa harus terjadi hal seperti ini? Benar-benar memalukan!’ batinnya amat kesal.Tanpa diduga, Jade perlahan melepas dekapannya dari pinggang Anais. Dengan tatapan licik, dirinya pun berbisik, “aku tidak akan menarikmu menjauh dari kolam ini.”“Apa kau gila?!” Anais segera menyahut buncah.Tangannya semakin erat mencengkeram bahu Jade seakan tak ingin melepasnya.“Mengapa? Apa sekarang kau butuh bantuan?” Alis sang pria terangkat sebelah dan kembali menambahkan dengan nada menyudutkan. “Kau terlambat, istriku. Jika kau tak ingin jatuh ke dalam kolam itu, maka kau harus memikirkan cara agar aku mau membantumu. Waktumu hanya lima detik.”Anais nyaris tak percaya dengan ucapan sang suami, tapi ditilik dari manapun, ekspresi Jade tak menunjukan candaan. Dirinya menggert
Baca selengkapnya
Kenangan Mantan yang Berengsek
“Ternyata benar kau, Anais?” tutur Denver yang kini berdiri di hadapan Anais. Ya, suami Aretha La Devante itu tiba-tiba muncul dan mengganggu Anais. Melihat tampang orang yang paling ingin dia hindari ada di sini, benar-benar membuat dada Anais meradang. Dia hendak menutup kembali pintu itu, tapi pria yang mendatanginya malah menahan bawah ambang tersebut dengan kakinya. Dirinya menatap Anais sengit dan lantas berkata, “mengapa terburu-buru? Apa kau tidak senang melihatku?” ‘Sialan! Dia bodoh atau apa? Mengapa masih bertanya?!’ Anais menyambar keras dalam hatinya, sungguh enggan berinteraksi dengan mantan tunangan biadab itu. “Sungguh kejutan. Bagaimana mungkin kita bertemu di sini?” Alis Denver terangkat sebelah. “Oh, tunggu. Apakah ini karena kau tidak bisa melupakanku?” “Apa maksud Anda?!” Anais menyahut dengan kening mengernyit. “Jangan berpura-pura, Anais! Kau pasti ingat bahwa Pelican Reef Resort adalah tempat bulan madu yang dulu kita rencanakan jika menikah!” sahut Denver
Baca selengkapnya
Aku Melakukannya Untuk Istriku
“Astaga, apa aku tidak salah dengar?” Seorang wanita di bangku depan Anais bergumam. Banyak dari peserta lelang yang terkejut mendengar harga fantastis Portrait of Nancy bahkan di awal pembukaan. Namun, seorang kolektor seni tentu tak akan ragu merogoh kocek sedalam apapun jika itu untuk patung langka karya seniman yang agung. Tak lama kemudian, lelaki di bangku tengah mengangkat nomor lelangnya. Detik berikutnya sosok wanita yang berpenampilan glamor pun turut menaikkan tangannya sembari berkata, “51 juta dollar!” “53 juta dollar!” Seorang pria dengan jas biru tua langsung menyahut cepat. Mendengar itu, wanita tadi pun kembali memekik dengan ekspresi dinginnya. “55 juta dollar!” “55 juta dollar! Penawaran tertinggi saat ini ada di 55 juta dollar oleh Madam nomor 78!” Laki-laki paruh baya yang berada di podium depan pun menyeru keras. Situasi semakin panas, tapi Anais yang berada di sebelah Jade hanya terdiam sembari memperhatikan seluruh sudut. ‘Portrait of Nancy … sudah lama a
Baca selengkapnya
Siapa Wanita berpenampilan Glamor Itu Sebenarnya?
Feanton yang nyaris memenangkan lelang Portrait of Nancy, kini mendekat ke arah Jade. “Luar biasa! Tidak heran jika yang mendapatkan karya Brought de Lought adalah Tuan Jade!” tukas laki-laki itu dengan wajah sumringah.Sang lawan bincang pun berpaling. Maniknya menyorot tanpa ekspresi, tapi bagi Cosseno yang berada di belakang Feanton, tatapan Jade seolah ingin meringkusnya.‘Aish … mengapa Kakak malah menemui mereka?! Pria ini tidak mungkin mengungkit ancaman kemarin malam ‘kan? Sial! Semoga dia tidak membahasnya!’ batin Cosseno berharap. ‘Memangnya atas dasar apa aku harus minta maaf pada Anais?!’ Tangannya mengepal amat geram, sungguh tak bisa merendahkan harga dirinya sendiri di hadapan istri Jade Herakles tersebut. Meski ingin meledak, tapi Cosseno yang pandai menyembunyikan ekspresi wajahnya bertindak seolah tak terjadi apapun.‘Ya, dia tak akan berani menggangguku di tempat umum seperti ini. Aku tahu dia pria yang menjaga citranya!’ Adik Feanton itu memungkas gemingnya dengan
Baca selengkapnya
Pria Itu Basah
‘Taktik busuk apalagi yang ingin kau mainkan, Aretha?!’ Anais mendecak dalam hati. Manik hazelnya terpampang tajam, waspada dengan tipuan sang adik yang selalu ingin menjatuhkannya. Namun, di sela itu tatapannya malah tak sengaja menangkap Cosseno yang berada tak jauh di belakang Aretha. Ya, adik Feanton Cossentino tersebut tampak memperhatikan Anais dan Aretha yang tengah beradu tegang. ‘Sial, sedang apa dia di sana?’ batin Anais curiga. Terakhir, Cosseno telah menyebar gosip palsu tentangnya, kali ini Anais tak bisa mengambil risiko jika rekan sesama seniman itu kembali menggali masalah untuknya. Dengan nada sinis, istri Jade Herakles tersebut mendecak, “ikuti aku, kita bicarakan ini di tempat lain.” Aretha seketika menyatukan alisnya, tampak enggan menuruti perintah sang kakak. ‘Dasar, jalang. Aretha yang membawa pesan untuknya, tapi mengapa seolah Aretha yang membutuhkannya?!’ decaknya membatin geram. “Mengapa harus ke tempat lain? Aretha tidak ada waktu untuk meladeni Kak A
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
15
DMCA.com Protection Status