Semua Bab Menikah dengan CEO Dingin: Bab 131 - Bab 140
228 Bab
Benar-Benar sudah Memaafkan, kan?
“Anda sudah berjanji akan merawat Bu Desi sampai beliau melahirkan. Kenapa harus memberi tahu mereka?” bisiknya kembali.Sementara Justin hanya menggaruk kepalanya. “Aduuhh!!”Selena menekan luka di sudut mata Justin lantaran kesal. Kemudian menoleh pada Kevin dan Jasmine.“Kalian tidak perlu kaget seperti itu. Bu Desi tidak akan meminta pertanggungjawaban Pak Kevin. Karena semuanya memang salah Pak Justin dan Bu Desi yang sudah menjebak Pak Kevin.“Yang perlu Pak Kevin ketahui hanyalah, Bu Desi hamil anaknya Pak Kevin. Baik diakui atau tidak setelah melahirkan nanti, itu tergantung pada Anda, Pak Kevin!”Selena mencoba menjelaskan kepada Kevin yang kakinya sudah bergetar. Sementara Jasmine sudah duduk di sofa.“Kevin. Gue minta maaf, karena udah bikin Desi hamil gara-gara gue,” kata Justin dengan memelas. Berharap mendapat pengampunan dari Kevin.Tak lama, Desi keluar dan menghampiri Arshi. Memeluk anak sulungnya itu dengan erat.“Mama kangen banget sama kamu, Sayang. Kamu sehat, Nak
Baca selengkapnya
Tidak sedang Merencanakan Sesuatu?
Begitu takutnya Kevin pada sikap Jasmine yang tiba-tiba baik pada Desi.“Kevin! Kalau nggak mau pisah sama Jasmine, punya dua bini aja udah. Mereka kan udah baikan. Jadi, nggak ada masalah juga kalau ini anak dua disatuin di rumah yang sama,” usul Justin kepada Kevin.Kevin menoleh dengan malas ke arah Justin. “Mau gue tambah, tonjokanya?”Justin menggeleng dengan cepat. “Ini aja belum kering. Masa mau ditambah lagi. Gilak lo, Vin. Marah ya marah. Elo hampir bunuh gue tahu, nggak!”“Karena itu tujuan gue sebenarnya, Justin!” sengal Kevin dengan suara datarnya.Justin menghela napasnya dengan panjang. “Kevin! Gue mohon sama elo. Batalin pemutusan kerja sama itu. Gue janji, gak akan ganggu rumah tangga elo lagi.”Kevin bergeming. Ia masih enggan memaafkan Justin. Ditambah sekarang Desi hamil. Semakin marah lah Kevin pada pria itu.Lalu, Kevin menarik tangan Jasmine dan menggendong Arshi. Keluar dari rumah itu karena waktu sudah hampir malam.Justin hanya bisa menghela napas pasrah. “Ya
Baca selengkapnya
Senyum yang Hambar
Perempuan itu melirik dengan tajam ke arah Kevin. "Terus, maunya gimana? Maunya itu saya jambak-jambak Mas Kevin sama Mbak Desi? Koar-koar sana-sini kalau suami saya selingkuh, sampai selingkuhannya hamil. Bahkan, selingkuhnya dengan mantan istrinya. Gitu?"Akhirnya perempuan itu kesal atas tuduhan Kevin yang terus menerus mencurigainya lantaran sikap tak biasa Jasmine. Padahal, memang aslinya Jasmine sudah lelah, sudah pasrah. Mau diapakan pun semuanya sudah terjadi."Mas Kevin maunya saya mengizinkan Mas rujuk lagi, sama Mbak Desi?" tanya Jasmine kemudian.Lantas pria itu menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak mau, Jasmine. Saya sudah bilang berkali-kali pada kamu, kalau saya tidak pernah berniat punya dua istri.""Ya udah, nggak usah ngegas. Biasa aja. Saya mau tidur. Pusing, kalau mikirin masalah tadi. Biarkan semuanya berlalu."Perempuan itu memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Biar saja semuanya berlalu begitu saja. Ia ingin hidupnya tentram. Masa bodoh
Baca selengkapnya
Terima Nasib saja
“Mama Desi udah berangkat belum, Ma?” tanya Arshi setelah keheningan menemani perjalanan menuju sekolah.Jasmine menoleh pada Arshi. “Mama kirim pesan dulu, yaa. Sudah berangkat atau belum.”“Oke, Mama.”Jasmine pun mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Desi.Lima menit kemudian, Desi membalasnya jika ia sudah tiba di sekolah bersama Justin yang ingin bicara dengan Kevin.Waktu Justin tinggal satu bulan satu minggu lagi. Dan ia belum bisa menaklukan Kevin agar mau kerja sama lagi dengan perusahaannya.Setibanya di sekolah.Kevin, Jasmine dan Arshi keluar dari mobil. Anak kecil berlari menghampiri sang mama yang sudah merentangkan tangannya untuk memeluk sang anak.“Semangat ya, Sayang. Jangan gugup, okay? Ada Mama, Mama Jasmine, Papa dan Om Justin yang akan support Arshi.”Arshi lantas mengangguk. “Oke, Mama. Makasih ya, Ma. Udah mau datang ke acaranya Arshi.”“Iya, Sayang.” Desi mengusapi rambut anaknya itu, menatapnya dengan sendu. “Mama kangen sama kamu, Nak,” ucapnya lirih.
Baca selengkapnya
Memohon pada Jasmine
Sudah selesai sesi foto. Jasmine mempersilakan Desi untuk mengambil foto bersama Arshi dan Kevin. Ada rasa canggung dalam diri kedua manusia itu—Kevin dan Desi.Mereka sama-sama tidak enak hati. Tapi, Jasmine sendiri yang memang memberi kesempatan untuk mereka berfoto bersama.“Eeuuh, Jasmine. Bagaimana kalau sama kamu juga? Saya nggak enak, kalau foto hanya bertiga,” kata Desi berucap sembari memainkan jarinya.Jasmine mengulas senyum lebar. “Buat kenang-kenangan, Mbak. Agar Arshi tidak lupa, ada perempuan hebat yang sudah membawanya ke dunia.”Desi menelan saliva dengan pelan. “Saya tidak enak, Jasmine.”“Jangan seperti ini terus, Mbak. Saya nggak apa-apa. Jangan terus menerus merasa bersalah. Kalian orang tua kandung Arshi. Yang lebih pantas berfoto bersama.“Saya hanya ibu sambung yang berharap bisa dicintai dan disayangi oleh Arshi dengan sepenuh hatinya. Silakan, Mbak. Jangan sungkan apalagi tidak enak.”Jasmine menarik tangan Desi agar menghampiri Kevin dan Arshi yang masih ber
Baca selengkapnya
Damai
Justin menoleh kepada Desi. “Hati-hati, Des. Si Gemma masih berkeliaran. Jangan sampai mimpi elo jadi kenyataan. Gue khawatir aja, elo kenapa-napa apalagi diapa-apain sama tuh orang.”Desi menganggukkan kepalanya. “Iya, Justin. Makanya gue jarang banget keluar rumah. Bisa dibilang nggak pernah. Kalau gue pengen keluar, temenin ya?”Justin mengusapi pundak Desi. “Tenang aja. Gue akan selalu ada buat elo. Kan gue udah jadi penanggung jawab elo. Semenjak hamil, muka elo makin bersinar. Udah tobat lo, yee? Rajin wudhu nih pasti.”Justin—dengan kebodohannya bertanya hal yang paling absurd yang pernah Desi dengar. Hingga perempuan itu geleng-geleng kepala dengan ucapan Justin.“Lebih tepatnya gue lagi meratapi nasib. Menyesali semua perbuatan jahat gue ke Mas Kevin dan Jasmine.”“Iya, iyaa. Nggak perlu diperjelas. Gue pengen hidup tenang juga padahal. Tapi belum tenang. Kalau belum denger Kevin maafin gue.”Desi menepuk pundak Justin. “Gue pun nggak bisa bantu elo. Karena gue udah nggak ada
Baca selengkapnya
Ditembak Mantan Suami
“Ngobrolin soal perempuan lah. Mas Kevin kok kepo?”“Saya ingin tahu lah, Jasmine. Tidak boleh?”Jasmine mengangguk. “Ya. Rahasia perempuan. Mas Kevin dilarang tahu!”Pria itu lantas memutar bola matanya dengan pelan. “Tidak meminta saya untuk menikah dengan dia, kan?”Jasmine terkekeh pelan. “Kalau Mas Kevin mau, ya udah. Nikah aja sana!”Kevin mencubit hidung Jasmine karena gemas. “Jangan bicara yang aneh-aneh, Jasmine. Desi pernah jahat pada kita. Jangan terlalu percaya dengan kealiman dia.”Jasmine lantas memukul dengan pelan mulut Kevin. “Jaga mulutnya, Mas. Orang, kalau berubah tuh harus dihargai. Memangnya Mas mau, Mbak Desi selamanya jadi jahat terus?”Kevin menggeleng. “Yaa nggak mau.”“Ya udah. Terima dan bersyukur, karena Mbak Desi sudah mau berubah.”Desi keluar dari dalam sana sambil membawa kue ulang tahun milik sang anak. Dengan semangat, perempuan itu membawanya ke tempat yang sudah disediakan.Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti. “Mas Gemma!” ucapnya dengan terkejut.
Baca selengkapnya
Meninggal Dunia
Desi kembali mengulas senyumnya. Mata sayu yang sudah hampir menutup itu menatap Kevin dengan lembut."Maafkan Justin. Berikan ia kesempatan untuk berubah. Jangan bebani dia karena kamu yang bersikeras tidak ingin memaafkannya. Hanya itu. Dan ... jangan lupa untuk tengok aku setiap ada waktu."Desi menoleh dengan pelan ke arah Jasmine yang ada di samping Kevin. "Terima kasih, Jasmine. Yang kini sudah menjadi adikku. Aku titip Arshi, yaa. Dia tidak akan kehilangan sosok ibu. Karena kamu selalu menyayanginya lebih dari ibu kandungnya."Jasmine mengangguk dengan pelan sambil terisak."Terima kasih semuanya. Sudah memaafkan kesalahanku yang tidak pantas untuk dimaafkan ini."Desi menghela napasnya dengan pelan. Mengedarkan matanya hingga akhirnya ia menangkap Arshi di dalam gendongan Andrian. Mengulas senyumnya dengan tipis."Desi!" Justin baru tiba di rumah sakit. Menghampiri Desi dengan napas yang tersengal.Perempuan itu mengulas senyumnya. "Makasih untuk tempat tinggalnya. Gue pamit,
Baca selengkapnya
Hamilin Selena saja
“Gemma di mana?” tanya Kevin datar.“Udah dibawa ke kantor polisi, Vin. Gemma aman. Bahkan, sekarang dia dimasukkan ke penjara bawah tanah. Biar gak bisa kabur lagi.”Kevin manggut-manggut. Kemudian menatap Justin kembali. “Apa yang akan elo lakukan di sana? Ternak kanguru?”Justin mengangguk. “Karena kakek gue pemilik taman wisata, otomatis gue pasti bakal disuruh ternak kanguru.”Kevin menghela napas jengah. “Justin?” panggilnya kemudian.Justin menatap Kevin setelah dipanggil oleh pria itu. Menunggu Kevin yang ingin berbicara sesuatu padanya.“Elo tahu kan, betapa fatalnya kesalahan elo?”Justin mengangguk pelan. “Sorry, Vin.”“Seandainya saat itu elo ada di posisi gue. Seandainya elo dijebak oleh orang yang gak suka sama elo. Bini elo tahu. Dia minta cerai. Pasti sakit ‘kan, Justin?”Justin mengangguk pasrah. “Iya, Kevin. Gue tahu. Makanya gue minta maaf. Hidup gue nggak bisa tenang kalau elo belum mau maafin gue.”“Permintaan maaf bukan hanya permintaan maaf. Tapi, ubah juga pend
Baca selengkapnya
Yang ada Bikin Darah Tinggi
Kevin lantas menghela napas kasar. "Mulai lagi. Pulang sana! Tahlilnya nanti malam, setelah maghrib. Mending balik dulu, sana. Debatnya jangan di sini. Kalau kalian berani debat di depan gue, gak akan segan-segan buat nikahin kalian!" ancam Kevin kemudian.Justin lantas bangun dari duduknya kemudian keluar dari rumah tersebut. Pun dengan Selena. Lekas pulang lantaran tak ingin dinikahkan oleh Kevin. Padahal pria itu hanya berbohong. Mana mungkin Kevin menikahkan orang yang tidak saling mencintai.Ini bukan kisahnya. Yang terpaksa menikah dengan Jasmine lantaran menginginkan status pernikahan. Oleh karena itu, ia pun menjual Jasmine. Membayar dengan harga fantastis.**Waktu sudah menunjuk angka delapan malam. Acara tahlilan malam pertama baru saja selesai dilaksanakan. Banyak pada tamu yang diundang oleh Kevin untuk sama-sama mendoakan Desi di rumah itu.Kini, Arshi tengah merebahkan tubuhnya di atas paha Jasmine di atas sofa. Mengusapi perut mama sambungnya itu dengan lembut."Dedek
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
23
DMCA.com Protection Status