All Chapters of Menikah dengan CEO Dingin: Chapter 171 - Chapter 180
228 Chapters
Karena Saya Sayang
Di kediaman Kevin, Jasmine tengah membahas kondisi Justin semakin hari semakin memburuk.Kevin menghela napasnya dengan pelan. “Umur manusia memang hanya Tuhan yang tahu, saya nggak bisa bilang Justin akan meninggal kalau sampai berbulan-bulan tidak mendapat pendonor.“Tapi, yang namanya jantungnya sudah tidak berfungsi dengan baik, cepat atau lambat pasti akan menemukan ajalnya.”Dada Jasmine begitu sesak mendengarnya. Ia merasa kasihan kepada Selena yang terus berupaya untuk tabah melihat kondisi Justin saat ini. Ditambah, mereka sudah merencanakan pernikahan secepatnya.Kemudian mengembuskan napas dengan panjang. "Mas?" panggilnya kembali."Saya tidak tahu, Jasmine. Mencari pendonor tidak segampang mencari jagung di pasar. Memangnya saya tidak kepikiran karena kondisi Justin? Saya juga memikirkan. Tapi, apa yang bisa kita lakukan, heum? Kamu mau nyuruh saya kasih jantung saya ke Justin? Mau jadi janda kembang, huh?"Jasmine lantas menyunggingkan bibirnya. "Isshh! Bukan itu maksud s
Read more
Kenapa Dipindahkan?
Andrian menghela napasnya dengan panjang, setelahnya menatap Selena dengan lekat dan menerbitkan senyumnya dengan tipis.“Sayang semuanya. Kamu, Diandra, dan Justin. Kalian adalah orang-orang yang saya sayangi. Pak Kevin dan Jasmine juga. Pada Arshi dan Gita, jangan ditanya. Mereka sudah saya anggap seperti anak sendiri.“Bahkan, Pak Kevin sering cemburu karena kedekatan saya dengan Gita dan Arshi. Lebih dekat dan sayang pada saya ketimbang pada papanya sendiri.”Andrian menjelaskan begitu detailnya menjawab pertanyaan Selena tentang dirinya yang menyayangi siapa. Andrian yang tak pernah jatuh cinta pun tidak bisa membedakan mana sayang terhadap perempuan dan saudara. Semuanya sama menurutnya.Selena pun mengangguk paham. “Begitu rupanya. Mungkin, Pak Andrian akan lebih menyayangi keponakan Anda kelak. Anak dari Bu Diandra.”Pria itu mengangguk sembari mengulas senyumnya. “Tentu saja. Pada anak dari bos saya saja sayang, pada keponakan sendiri harusnya lebih sayang.”“Iya, Pak. By the
Read more
Curiga Kenapa?
Selena lantas menceritakan alasan Justin dibawa ke ruang ICU lagi. Jasmine terdiam. Keluar-masuk ruang ICU membuatnya menjadi khawatir.“Napas Pak Justin sudah dibantu oleh alat, Bu. Jika orang tua Pak Justin ingin melepaskannya dan berserah diri, Pak Justin akan pergi untuk selamanya,” tutur Selena memberi tahu kembali.“Apa?” Jasmine lantas terkejut mendengarnya.Selena mengangguk. “Jantungnya bener-bener udah nggak berfungsi dengan normal. Pak Justin … Pak Justin masih hidup juga karena dibantu oleh alat. Bukan kritis lagi. Melainkan sudah di antara hidup dan mati.”"Ma. Maaf, ya aku baru datang jenguk Mama lagi. Datang hanya untuk curhat tentang kehidupan aku yang sekarang lagi semrawut banget."Selena tengah mengunjungi makam sang mama di tempat pemakaman umum untuk mencurahkan isi hatinya yang kini terbalut luka lantaran menunggu Justin yang hingga kini belum juga sadarkan diri."Mama. Aku sudah menemukan orang yang tepat dan mungkin akan menjagaku dengan baik suatu saat nanti.
Read more
Surat untuk Selena
Selena geleng-geleng kepala melihat Jasmine yang mengelak kalau dirinya sedang hamil. "Ya sudah, ya sudah. Baik hamil ataupun tidak, kalau ada bapaknya, tidak perlu panik. Kecuali bapaknya gak ada."Kemudian, perempuan itu menarik tangan Jasmine menuju kantin karena ia pun merasakan lapar lantaran dari pagi hingga kini perutnya belum terisi apa pun."Proses penyembuhan jantung yang baru dioperasi itu sekitar tiga sampai enam minggu. Jadi, setelah Pak Justin sadarkan diri, belum bisa langsung naik ke pelaminan," tutur Jasmine sembari mengisi perutnya yang sudah keroncongan itu.Selena manggut-manggut. "Begitu rupanya. Gak apa-apa, Bu. Yang penting Pak Justin sembuh aja dulu. Saya kangen suara lembut Pak Justin. Kalau lagi ngomong serius itu suaranya lembuuuut banget."Jasmine mengangguk. "Iya, Mbak. Pak Justin kalau ngomong serius emang, kayak lagi gombal."Selena mengangguk. "Iya, bener banget. Padahal aslinya nggak. Hanya saja, dia terlalu dibawa perasaan. Makanya kalau ngomong udah
Read more
Sudah Pergi untuk Selamanya
Tak ada satu pun orang yang tidak menangis di sana. Setelah Selena membaca pesan itu, Jasmine dan Kevin pun ingin membacanya.Hati yang paling hancur saat ini adalah Kevin. Satu-satunya orang yang sangat ia percaya kini harus pergi untuk selamanya.“Surga tempat terbaik untuk kamu, Andrian. Saya tahu ini berat. Tapi, apa lagi yang harus saya lakukan selain bertahan hidup seperti pesan kamu pada saya.”Jasmine lantas memeluk Kevin. Ia sangat merasakan betapa kehilangannya Kevin karena kepergian Andrian. Memeluk erat tubuh Jasmine dan kembali menangis sama seperti saat Andrian menutup mata untuk selamanya.“Di mana Pak Andrian dimakamkan?” tanya Selena dengan pelan.Kevin melepaskan pelukan itu. “Di dekat makam Desi.”“Tepatnya kapan, jam berapa Pak Andrian meninggal?”“Tadi subuh, jam lima. Dia dibawa ke sini untuk diambil jantungnya. Mengonfirmasi orang tua Justin kemudian Justin dibawa ke ruang operasi, sementara Andrian dibawa ke TPU setelah proses pemandian dan sholat jenazah dilak
Read more
Harus Nurut sama Calon Istri
Penuturan Kevin menceritakan tentang kondisi Andrian sebelum pergi untuk selamanya membuat Selena kembali menitikan air matanya.“Pak Andrian pergi dan menyudahi sakitnya karena Bu Diandra sudah menikah dengan laki-laki yang hanya mencintai dia seorang,” kata Selena sembari terisak pelan.Kevin mengangguk. “Ya. Andrian selalu berucap seperti itu berkali-kali. Tenang, bisa pergi karena Diandra tidak kesepian. Ada Giandra yang akan menemani adiknya sampai tua nanti.”Selena menelan saliva dengan pelan. “Begitu sayangnya Pak Andrian pada adiknya. Bahkan, dia rela tidak mencari calon istri hanya karena ingin menemani adiknya.”Selena salut dengan sikap Andrian. Sudah menjadi kakak yang baik untuk Diandra.“Bu Diandra pasti terpukul banget karena kehilangan kakak sebaik Pak Andrian. Saya yakin, saat nanti Pak Justin bangun, dia pasti sedih dan kehilangan Pak Andrian.”Kevin mengangguk. “Sudah pasti, Selena. Tapi, saya pernah mendengar ucapan dari seseorang. Orang baik, akan cepat dipanggil
Read more
Belum Percaya
Hingga dua jam berlalu. Justin sudah dipindahkan ke ruang rawat. Di ruang VIP dengan perawatan khusus untuk Justin yang baru saja melakukan tranplantasi jantung.“Sudah jam sepuluh. Kenapa belum tidur?” tanya Justin kepada Selena yang masih duduk di samping sang kekasih.“Belum ngantuk, Mas. Masih pengen lihatin kamu. Udah lama nggak pernah ngobrol panjang lebar sama kamu.”Justin mengusapi pipi Selena dengan lembut. “Maaf dan terima kasih. Maaf karena sudah buat kamu khawatir. Dan terima kasih karena sudah mau menungguku sampai siuman lagi.”Selena menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Sama-sama dan aku maafin.” Selena menghela napas dengan panjang. “Jaga jantungnya baik-baik. Biaya operasi kamu mahal tahu nggak.”Justin terkekeh pelan. “Semahal apa? Miliyaran?”“Iya emang milyaran, Mas. Hampir dua puluh milyar.”Justin manggut-manggut. Terlahir dari
Read more
Penuturan Dokter Handoko
Selena menangkap ungkapan Andrian kepada Justin. Sehingga membuat dirinya menjadi gelisah tak menentu.Namun, Justin meyakinkan Selena bahwa dia sudah menghapus nama Diandra di hatinya. Ia menggenggam tangan Selena dan menatapnya dengan amat lekat."Bukan itu maksudnya, Selena. Aku yakin bukan itu. Aku berpikir kalau Andrian juga mencintai kamu. Dia rela memberikan jantung ini ke aku agar bisa merasakan cinta dengan kamu, melalui ragaku."Selena tersenyum campah. "Kenapa kamu berpikir seperti itu, Mas? Kalau memang Pak Andrian suka sama aku, kenapa tidak dia beri tahu?""Kenapa kamu ingin tahu perasaan Andrian? Cinta juga, sama dia?"Selena memijat keningnya sembari memejamkan matanya dengan erat. "Bukan itu maksud aku, Mas Justin! Bukan!"Justin menghela napasnya dengan pelan. "Aku gak mau debat sama kamu, Selena. Aku baru siuman. Butuh tenaga untuk debat sama kamu yang tidak pernah mau kalah itu."Selena lantas bangun dari duduknya.
Read more
Belum bisa Melupakan Andrian
Penuturan panjang lebar Dokter Fahmi berhasil membuat dada Selena sesak. Mencerna setiap ucapan dokter yang menangani Andrian sejak lama. Penyakit yang bersarang di tubuh Andrian seringkali datang dan pergi. Diobati, hanya agar kembali sehat. Tapi, sebenarnya penyakit itu masih melekat dalam tubuhnya.Kevin menolehkan kepalanya dengan pelan ke arah Selena yang tengah menekan dadanya lantaran sesak yang ia rasakan. Kevin tahu apa yang sedang Selena rasakan. Ia lantas menepuk bahu perempuan itu."Kesimpulannya adalah ... Andrian memang mencintai kamu. Mengalah karena dia sadar, kamu tidak akan pernah mencintainya. Memilih menyelamatkan Justin yang sangat berarti bagi kamu. Melihat orang yang kita sayang bahagia adalah cita-cita semua manusia. Dan itu yang dilakukan oleh Andrian."Kamu yang terus menerus menangisi Justin membuat Andrian tak tega melihatnya. Akhirnya ia berinisiatif untuk mengakhiri hidupnya agar kamu kembali tersenyum. Bahagia hidup bersama Justin
Read more
Mau Udahan?
Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi. Karena Justin yang terus menerus merengek ingin ditemani Selena tidur dalam satu tempat tidur, terpaksa perempuan itu menuruti keinginan sang kekasih.Matahari tengah menerobos masuk pada celah-celah ruangan tersebut. Mengintip dari balik jendela. Melihat sepasang kekasih yang masih terlelap dalam tidur mereka.Hingga perawat datang dan mengulas senyumnya kala melihat pemandangan yang luar biasa. Di mana Justin tengah memeluk mesra Selena dalam keadaan tertidur pulas.Selang oksigen yang masih menempel di mulut dan hidungnya, serta selang infus di tangannya rupanya tidak menghalangi keromantisan sejoli ini.“Cairan infus sudah habis pun tidak terasa oleh pasien yang sedang dimabuk asmara itu,” gumam perawat itu sembari menggantikan cairan infus Justin.Hingga akhirnya Selena membuka matanya kemudian menguceknya. Melepaskan pelukan Justin dengan hati-hati kemudian turun dari bangsal itu.“Maaf ya, Sus. Saya tidur di sini. Diminta Pak Justin soalny
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
23
DMCA.com Protection Status