All Chapters of NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA: Chapter 51 - Chapter 60
131 Chapters
51. Keluarga Ardiawan dan Keluarga Wiryo
Keluarga Wiryo dan Keluarga Ardiawan mengobrol sambil menikmati makan malam mereka. "Megantara ini karirnya sangat bagus, tapi mengapa belum mencari pasangan lagi?" Tanya bu Wiryo. Megantara hanya tersenyum kikuk, Nalini mau tak mau ikut mendengar pembicaraan mereka. "Megantara ingin mendapatkan pasangan yang bukan sekedar pasangan untuknya saja. Tapi untuk ibu bagi Sivia," Nyonya Ardiawanlah yang menjawab. "Memangnya gadis seperti apa yang menjadi kriteria? Starla selalu ribut karena tidak bisa menarik perhatian Megantara," ibu Starla semakin penasaran. "Bisa membuatku dan Sivia jatuh cinta," Megantara. Seorang lelaki yang tidak pernah berkata tentang cinta. Malam ini menyebut kata itu dan didengar banyak orang. Semua mata tertuju padanya. "Aku bukanlah orang yang sempurna dan mungkin masalaluku bersama ibu Sivia juga tak sempurna. Jadi aku tidak ingin mengulang kesalahan yang sama. Aku ingin menemukan wanita yang membuatku yakin aku bisa mencintainya. Dan membuatku yakin Sivia
Read more
52. Cemooh dari sang Ayah
"Jika kau terlalu lama memelukku, apakah kau tidak takut kesulitan melepaskannya?" tanya Nalini. Megantara menghirup dalam-dalam aroma tubuh Nalini sambil menggeleng. "Anehnya aku tidak takut. Aku juga tidak tau ternyata rasanya senyaman ini. Aku menyesal karena baru menyadarinya."Nalini melepas secara paksa pelukan Megantara, "Maksudmu kau menyesal baru mencoba memiliki hubungan dengan wanita lagi? Jika sedari dulu kau sudah mencoba? Kau akan memilih wanita lain karena belum pernah bertemu denganku?" "Tentu saja tidak, aku menyesal karena Tuhan tidak mempertemukan kita sejak dulu. Bahkan aku berharap Tuhan mempertemukan kita sebelum aku menikah," Megantara mengusap pipi Nalini dengan jarinya. "Jika begitu kau tentu tidak bisa memiliki Sivia di hidupmu, bersyukur saja dengan yang Tuhan sudah takdirkan untukmu," Nalini menasehati."Ya. Aku harus bersyukur karena aku memiliki kalian, kau dan Sivia," Megantara tersenyum lebar. Senyuman itu terlihat indah di mata Nalini. "Apa pendapa
Read more
53. Kau Memilikiku Di sisimu
Ayah Nalini sudah masuk ke mobilnya. Dia melanjutkan perjalanan untuk rapat dengan kolega bisnisnya di sebuah gedung pertemuan. Dia sengaja singgah di restoran Mega Hotel setelah mengetahui dari mata-mata yang bekerja padanya bahwa Nalini bekerja sebagai koki di sana.Hanya dengan mencicipi satu menu saja, Ayah Nalini sudah tau bahwa itu masakan Nalini. Ego sang ayah membuatnya tak pernah mengakui jika masakan Nalini benar-benar memanjakan lidah dan sulit untuk dilupakan cita rasanya. Pikiran pria paruh baya itu menerawang jauh, selama ini dia merasa begitu bersalah. Kedua anaknya menderita dan tak bahagia karena kekangan darinya. Sedari dulu dia menganggap bahwa keputusan yang ia ambil adalah keputusan yang tepat bagi semuanya. Keputusan yang ia ambil adalah hal mutlak yang wajib dituruti oleh seluruh anggota keluarganya. Tapi apakah itu membawa kebahagiaan baginya? Ternyata sama sekali tidak. Keputusannya membuat anak sulungnya kabur dari rumah dan mengejar cita-citanya sendiri t
Read more
54. Jujur Aku Cemburu
Nalini menatap ke arah Megantara dengan serius. Nalini lupa, pria di hadapannya begitu pemberani dan memiliki kekuasaan. Untuk bisa berhadapan dengan sang ayah pasti bukanlah hal sulit dan menakutkan. Namun dia tidak ingin memanfaatkan Megantara untuk menyelesaikan masalahnya. Seharusnya dia menyelesaikan masalahnya sendiri sebelum dia bisa benar-benar mencapai kebahagiaan yang sempurna bersama Megantara. "Tidak perlu. Aku ingin menyelesaikannya sendiri. Aku harus bisa," jawab Nalini setelah berpikir. "Kau jangan lupa, kekasihmu ini adalah Megantara. Aku ingin menjadi orang yang bisa kau andalkan," kata Megantara menyombongkan diri. "Aku tau dan tidak akan pernah lupa. Tapi untuk urusan ayahku, lebih baik aku menyelesaikannya sendiri," Nalini yakin dia bisa. Hanya saja dia masih membutuhkan waktu dan harus lebih bersabar."Baiklah, tapi melihat wajahmu yang muram seperti itu aku merasa aku bukanlah pria yang baik untukmu. Pria yang tak bisa membahagiakanmu karena tak bisa kau andal
Read more
55. Kencan di Akhir Pekan
Megantara terjatuh tepat di atas sofa. Jadi dia tidak merasa kesakitan. Nalini panik melihat sosok di pintu. "Ups.. tak perlu mendorongnya dengan terlalu keras, aku sudah menonton adegan kalian. Dan sudah mencapturenya dalam otakku," kata Niko dengan senyum jahilnya. Nalini masih kaku di tempatnya sedangkan Megantara membenarkan letak dasinya sambil memberengut kesal karena Nalini mendorongnya terlalu kencang. Adegan romantis mereka menjadi buyar."Megantara, kau belum mengatakan apa-apa padaku. Kau selalu hutang penjelasan," Niko beralih pada Megantara.Megantara menghela napas, "Kami sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Tapi dia tidak mau oranglain tau. Tapi karena kau bukan orang lain maka tidak masalah jika kau tau."Nalini menunduk malu. Niko jadi berniat menggoda, "Banyak wanita di luar sana yang ingin mengaku memiliki hubungan spesial dengan pria itu. Mengapa kau yang jelas-jelas kekasihnya justru ingin menyembunyikannya?"Megantara mengangguk-angguk setuju dengan penuturan
Read more
56. Berpisah Sebentar, Rindu Sudah Menjalar
Megantara dan Nalini begitu menikmati perjalanan kencan mereka berdua. Sepanjang jalan mereka banyak mengobrol. Nalini menceritakan pengalamannya bersekolah di Swiss dan mencari pengalaman kerja di sana. Megantara menjadi pendengar yang baik. Sebaliknya, ketika Megantara menceritakan perjalanan karirnya, Nalinipun mendengarkan dengan senang hati. Satu hal yang sama-sama belum mau mereka ceritakan satu sama lain. Kehidupan keluarga mereka. Dari obrolan-obrolan ringan mereka, mereka merasakan kecocokan dan kenyamanan. Mereka mensyukuri itu. Saat ini mereka sudah sampai di pantai, berjalan menyusuri bibir pantai sambil bergandengan tangan. Merasakan angin sepoi dan suara deburan ombak yang tak setiap hari bisa mereka dengar. Mereka seperti anak remaja yang baru merasakan indahnya pacaran meskipun usia mereka sudah memasuki kepala tiga. Dan saat ini, Megantara melupakan statusnya sebagai seorang ayah dari satu putri sejenak. Dia benar-benar menikmati kebersamaannya dengan Nalini. Hany
Read more
57. Takut Ada yang Curiga
Pagi ini Nalini datang ke hotel lebih pagi dari biasanya. Dia berharap pagi ini tidak berpapasan dengan kekasihnya sekaligus bos besar di hotel ini karena akan sangat canggung sekali. Firasatnya mengatakan pagi ini Megantara pasti akan menunjukkan kekesalannya. Sambungan telepon mereka tadi malam berakhir buruk. Dia memasuki restoran dengan aman. Tepat sekali keputusannya pagi ini. Megantara belum datang. Nalini bisa fokus mempersiapkan pekerjaannya dengan tenang. Meskipun tetap saja, setelah ini mau tak mau dia sendirilah yang harus mengantarkan sarapan ke ruang Megantara. Tapi dengan tak bertemu dengan Megantara yang sedang kesal membuat moodnya di pagi hari bagus. Sarapan untuk Megantara baru saja selesai disiapkan. Kebetulan sekali, baru saja dia mendapatkan perintah dari kepala chef untuk mengantarkan makanan Megantara lebih awal karena Megantara harus mengikuti rapat. Nalini menurut. Dia membawa makanan itu ke lantai di mana kantor Megantara berada. "Masuklah," jawab Megantar
Read more
58. Perdebatan dengan Starla
Megantara melihat Starla berjalan ke arahnya dengan wajah yang sulit diartikan. "Apa maksud dari semua ini?" Starla menunjukkan layar ponselnya.Megantara tak bisa melihat dengan jelas apa yang ditampilkan di layar sehingga mengambil ponsel Starla dari tangan Starla. Terdapat foto pemandangan pantai dan Megantara yang sedang tersenyum sambil bergandengan tangan dengan Nalini. Foto itu diambil saat mereka sedang berkencan. "Darimana kau mendapatkan foto ini?" Tanya Megantara sambil menyerahkan kembali ponsel itu ke tangan pemiliknya. "Temanku. Dia sedang melakukan pemotretan di sana dan dia mengenalimu. Dia mengenalimu sebagai kekasihku sehingga dia memotretmu dan melaporkannya padaku," jawab Starla dengan nada penuh penekanan."Lalu apa masalahnya?" Tanya Megantara dengan santai. Dia kira ada masalah serius apa. Ternyata hanya foto kencannya saja. Meskipun agak fatal jika Starla mengetahui hubungannya dengan Nalini karena Nalini tidak ingin ada yang mengetahuinya. "Kak. Apakah aka
Read more
59. Megantara yang Gundah Gulana
Nalini memasuki ruang kerja Megantara. Dia melihat kekasihnya itu sedang duduk menghadap ke jendela besar di belakangnya yang menampilkan pemandangan kota. Entah apa yang sedang dipikirkan pria itu sehingga dia sampai tak menyadari kehadiran Nalini beserta troli makanannya yang berisik. "Makan siang sudah siap," kata Nalini dengan penuh semangat. Megantara masih tetap diam di tempatnya. Alis Nalini berkerut. Apakah terjadi masalah sehingga membuat Megantara terbebani pikirannya? Nalini berjalan ke arah Megantara dan menepuk pundak Megantara pelan. "Hey," sapa Nalini lembut. Megantara tersadar dari lamunannya dan sontak menoleh. Nalini memberikan senyuman terbaiknya tapi melihat ekspresi Megantara dengan senyum yang sepertinya dipaksakan membuat dirinya dirundung rasa khawatir. "Apakah terjadi sesuatu? Ada masalah apa?" Tanya Nalini. Megantara hanya menggeleng lalu melingkarkan lengannya di pinggang Nalini dan membawa Nalini mendekat. Membenamkan wajahnya di pelukan Nalini. Setela
Read more
60. Vero VS Nalini VS Starla
Nalini membeku di hadapan Vero. Apa yang harus ia katakan. Sejujurnya dia ingin tetap diam. Dia tak ingin hubungannya dengan Megantara diketahui banyak orang salah satunya karena orang lain pasti menganggap dirinyalah yang menggoda Megantara. Memiliki maksud buruk dengan mendekati bosnya. Berusaha ingin meningkatkan karir dengan cara licik, dan pikiran-pikiran negatif lainnya. "Bukti apa yang harus aku tunjukkan padamu?" Akhirnya Nalini membuka mulutnya. "Chef Nalini, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu," panggil seorang pelayan. Nalini bersyukur karena dia bisa menghindari pembicaraannya dengan Vero yang sudah semakin berlebihan meskipun sesaat. Nalini berjalan menuju ke meja yang ditunjuk oleh pelayan yang tadi memanggilnya. Seorang perempuan berpenampilan glamor sedang duduk di sana. "Selamat sore. Ada yang perlu saya bantu?" Nalini menyapa sambil menunduk. Lalu saat dia sudah kembali tegak dan melihat siapa orang yang ada di hadapannya dia menjadi terpaku. Starla memper
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status