All Chapters of Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!: Chapter 401 - Chapter 410
430 Chapters
Bab 401 Memperingatkan Siapa?
Dylan ingin mengirimnya ke Negara Filippo?Bukankah itu sama saja dengan membunuhnya?Apa mungkin dia masih bisa kembali dalam keadaan selamat?Apa mungkin Dylan mendengarkan percakapan Bi Ratna dengan Erika tadi?Kepanikan terus menyebar di sekujur tubuh Bi Ratna. Bi Ratna tahu kalau Dylan pasti tega mengirimnya ke Filippo karena dia tahu betapa baiknya Dylan saat ini kepada Lydia. Bi Ratna menangis lalu segera menelepon Erika untuk meminta bantuan padanya. Erika datang ke Clear Villa dalam kurun waktu kurang dari satu jam dengan wajah penuh amarah. Kebetulan dia juga bertemu dengan Lydia yang baru saja akan pergi berbelanja. Erika terlihat sangat marah ketika dia masuk ke dalam rumah dan melihat Lydia di sana. Dia langsung saja menunjuk ke arah hidung Lydia lalu berkata dengan penuh amarah, “Dasar rubah betina! Kamu sudah bercerai sama Dylan, tapi masih saja kamu berhubungan sama anakku! Padahal aku sudah minta kamu untuk berdamai secara baik-baik, tapi kamu malah menolaknya. Das
Read more
Bab 402 Karma
“Usir perempuan itu dari sini! Mama nggak akan merestui kalau sampai kamu bersamanya!” teriak Erika seperti orang gila. “Bukan Mama yang membuat keputusan di keluarga Tansen,” balas Dylan dingin.Erika langsung menggertakkan giginya lalu berkata, “Kamu itu anakku, jadi kamu harus menuruti perkataan Mama!”Dylan membalas perkataan Erika dengan tatapan matanya yang dingin dan acuh tak acuh. Dylan ingat ketika umurnya masih 5 tahun, dia dikirim keluar negeri untuk pelatihan khusus. Saat itu, dia sangat merindukan ibunya. Akhirnya, dia menelepon Erika untuk menyampaikan rasa rindunya. Namun, Erika justru merasa terganggu dengan panggilan telepon dari Dylan karena dia sedang berbelanja. Bahkan dia mengatakan agar Dylan bisa menahan semua itu karena semuanya akan lebih baik ketika Dylan tumbuh dewasa. Kemudian Erika juga memberitahu kakeknya perihal masalah telepon rahasia Dylan kepada Erika. Hal itu berujung dengan cambukkan di tubuh Dylan yang dilayangkan oleh kakeknya sendiri. Sekaran
Read more
Bab 403 Bantuan Pihak Luar
Di Clear Villa.Dylan duduk di depan pintu dengan wajah pucat sambil memperhatikan orang-orang yang memasukkan ibunya ke dalam ambulans. Kebisingan yang terjadi di depan mata Dylan terasa bagai kebisingan yang terjadi di dunia luar. Apa Dylan sakit hati melihat ibunya terluka?Dia tidak terlalu sakit hati dibuatnya. Namun, Dylan sedikit terkejut karena ternyata Erika sangat membenci Lydia sampai berniat ingin membunuh perempuan itu. Selain itu, ketidaktahuannya akan masalah ini justru seperti menyiramkan bensin di atas api. Tony bergegas menghampiri Dylan yang masih terduduk diam di atas kursi rodanya setelah Tony selesai mengurus semua masalah ini. Wajah Dylan terlihat dingin bagaikan es. Bahkan rasa dingin itu sama sekali tidak berkurang, sekalipun Dylan dalam keadaan terluka seperti ini. “Pak Dylan, Bapak tidak perlu khawatir. Dokter bilang, Bu Erika hanya kehilangan darah saja. Tapi tidak mengancam nyawanya,” jelas Tony.Dylan sama sekali tidak membalas perkataan Tony. Namun, ta
Read more
Bab 404 Kakak Sepupu Datang
Tony segera menelepon Kakak Sepupunya.Tidak sampai dua puluh menit.Seorang pria gemuk yang tampaknya berbobot sekitar dua ratus kilogram muncul di depan Dylan.Dia tersenyum, mata sipitnya membentuk sebuah garis saat dia tertawa.Dylan terdiam sejenak, alisnya mengerut, wajahnya terlihat sangat masam saat melihat Tony yang berdiri di samping pria itu.“Kakak Sepupu?”Sebelum Tony sempat berkata apa-apa, pria gemuk itu tersenyum lebar, mulai memperkenalkan diri sambil memercikkan air liurnya, “Pak Dylan, nggak perlu terlalu sopan. Nggak perlu panggil Kakak Sepupu segala, nama saya Bobby Rotund. Pak Dylan tenang saja. Dengan memilih saya sebagai pengurus rumah tangga di sini, Pak Dylan pasti nggak rugi. Dalam satu bulan hubungan kalian akan membaik, dalam tiga bulan perasaan kalian akan lebih hangat. Paling lama satu tahun, Pak Dylan dan Bu Lydia pasti akan bersatu kembali!”Bobby, si pria gemuk itu, dengan tegas memaparkan tujuannya, mencoba meyakinkan Dylan dengan kepercayaan diri ti
Read more
Bab 405 Lewat Pintu Belakang
Sebelum dering telepon berakhir, terdengar suara dingin seorang wanita di seberang telepon, “Siapa?”“Bu Lydia, ya? Saya Bobby Ronund, Bu. Pengurus baru di Clear Villa. Tadi waktu saya membersihkan kamar Ibu, saya nggak sengaja menjatuhkan kosmetik Ibu. Pak Dylan nyuruh saya buang semuanya, beli yang baru, tapi saya nggak ngerti tulisannya ....”Bobby berbicara dengan nada terdengar bersalah, sebelum dia selesai berbicara, Lydia dengan dingin menghentikannya, “Jangan dibuang, aku segera pulang. Kalau kalian sampai buang barang-barangku, habis kalian!”Di ruang kerja, Dylan mendengar suara Bobby dari balik pintu. Segampang itu membujuk Lydia pulang?Semua kosmetik Lydia diformulasi khusus sesuai dengan kulitnya, formula kelas atas dengan harga miliaran. Bagaimana mungkin mereka bisa membeli yang baru seenaknya? Dasar dua pria bodoh!Lydia sebenarnya tidak ingin pulang. Akan tetapi, Lydia segera mengambil tasnya dan bersama Ruben kembali ke Clear Villa.Sesampainya di sana, Lydia berhen
Read more
Bab 406 Pandai Memuji
Bobby sungguh berdedikasi. Dia sedikit pun tak melewatkan kesempatan untuk mempertemukan mereka berdua! Dylan menatap Bobby dengan wajah tanpa ekspresi. Dia kehabisan kata. Ruben menggelengkan kepalanya. Lydia tersenyum tipis, "Gaya Pak Dylan dalam memilih orang, banyak berubah, ya?" Orang-orang di sekeliling Dylan selalu dipilih dengan sangat selektif. Si gemuk ini tampak tidak memiliki keunggulan apa pun. Dilihat dari postur tubuhnya saja, seharusnya dia tidak masuk dalam kriteria orang Dylan. Bagaimana pria bernama Bobby ini jadi pelayannya? Sungguh mengejutkan! Dylan hendak mencari alasan, tapi Bobby terlebih dahulu mendekat sambil tersenyum lebar. "Bu Lydia, saya masuk lewat jalur belakang!" Lydia tampak tercerahkan. Dia sangat tertarik, bertanya, “Kerabatnya siapa?" Bobby menjawab, "Kerabatnya Tony. Jangan bilang siapa-siapa, ya, Bu. Nanti malah ada yang gosipin. Menyebalkan!"Lydia tidak bisa menahan tawanya, "Oke, oke." Jadi dia kerabatnya Tony. Ternyata Tony memiliki p
Read more
Bab 407 Monika
Lydia duduk di balkon lantai dua, menikmati matahari terbenam sambil menyesap secangkir teh. Baru saja Lydia memejamkan matanya sejenak, rasa kantuk menyergap. Dia kemudian mendengar langkah kaki yang sengaja dibuat pelan. Lydia mengerutkan kening, “Bobby?”“Bu Lydia pendengaran dan penglihatannya tajam banget, ya. Nggak pakai noleh pun sudah tahu ini aku. Ketegaran dan ketenangan Bu Lydia beda banget sama wanita-wanita biasa. Saya sudah siapkan sedikit buah untuk Bu Lidya. Makanan tadi, suka, nggak?”Bobby mengganti topik, suaranya terdengar cemas dan gugup. Bobby menggosok-gosokkan tangannya. “Makanannya saya siapkan sesuai perintah Pak Dylan, Bu. Saya nggak yakin cocok sama selera Ibu. Ini pertama kali saya kerja, nggak pengin kehilangan pekerjaan hanya karena masalah makanan. Saya punya sertifikat koki, loh, Bu ...."Sudut bibir Lydia yang baru saja terangkat, seketika kaku. Dylan yang memberi perintah?Makanan kesukaan yang Lydia kira kebetulan, ternyata atas perintah Dylan. Ba
Read more
Bab 408 Pujian Sebelum Tidur
Mereka semua sempat berpikir mungkin mereka salah melihat. Namun, sedetik kemudian, mereka menyadari bahwa ternyata itu memang benar. Gabrielle, yang pertama kali buka suara, berkata, "Monika menghilang begitu lama, ternyata dia ada di depan mata kita toh selama ini? Gimana bisa nggak ada yang sadar?"Lydia memejamkan matanya, dia juga merasa terkejut. Monika kini menjadi seorang pelayan di toko sepatu, membantu orang mencoba sepatu sambil tersenyum. Meskipun tampak palsu, tapi dia terlihat jauh lebih menyenangkan daripada sebelumnya. Hanya saja, rasanya sedikit tidak biasa.Putri Keluarga Tansen yang sebelumnya sombong dan arogan itu, sekarang jatuh sampai harus jadi pelayan?Tega-teganya Dylan membuat adiknya sampai ke tempat seperti itu?Bella bertanya, "Kita ke sana, nggak?" Lydia menggelengkan kepala, tapi Gabrielle sudah menarik mereka berdua ke arah Monika. "Harus, dong!"Monika yang baru saja mengantar seorang pelanggan keluar, menyadari kedatangan orang baru. Dia segera m
Read more
Bab 409 Tidur Sekamar
Lydia mencium aroma menggiurkan itu, "Masakan apa ini?" "Sup sarang burung peach, Bu. Bagus loh untuk kecantikan dan kesehatan, nggak bikin gendut!"Bobby segera menawarkan sup buatannya, "Mau coba?"Lydia merasa lapar. Dia mengangguk, "Pak Dylan sudah istirahat?" "Dia kayaknya lagi meeting di ruang kerja, Bu. Bener-bener deh, Bu. Orang seperti Pak Dylan yang rajin, pekerja keras, dan kaya itu jarang banget loh ditemukan ...."Bobby pergi ke dapur untuk mengambil dua mangkuk sup. "Pak Ruben mau coba?" Lydia menyesap sedikit, rasanya cukup enak. Dia lalu menoleh ke Ruben, "Coba, deh. Masakannya lumayan enak ...."Ruben dengan wajah garang yang tampak tidak ramah, menolak, "Dia saja yang makan sendiri, aku nggak pengin."Bobby dengan berat badan lebih dari 100 kg mendorong Ruben ke meja makan. Dengan napas yang tersengal dan berkeringat, dia berkata, "Nggak usah sungkan-sungkan. Aku tadi baru saja makan setengah panci, hik ...."Lydia tidak bisa menahan tawa. Setelah makan, dia berd
Read more
Bab 410 Memandikannya
Ruben menahan diri untuk tidak melampiaskan kemarahannya. Lydia tidak tahan lagi. Dia membuka pintu dan terkejut melihat kedua orang itu tidur di depan pintunya. "Kak Bobby ...." kata Lydia dengan nada heran.Ruben dengan wajah tegang berkata, "Non, silakan masuk kembali, istirahat." Lydia tersenyum ringan, menggelengkan kepalanya. "Berisik, aku nggak bisa tidur."Bobby terbangun karena tendangan Ruben. Dia terkejut dan segera berkata, "Oh, Bu Lydia, belum tidur? Jangan khawatir, Bu. Kalau Pak Ruben di sini, saya juga akan ada di sini. Saya nggak akan biarkan bahaya mendekati Bu Lydia ...."Lydia memejamkan matanya, tak tahu harus berkata apa, “Kami ke kamar tamu saja. Aku nggak apa-apa.”Ruben hendak berbicara, tapi kemudian mengurungkan niatnya. Dia pun pergi ke kamar tamu. Seorang juara dunia seperti Ruben ternyata malah dibuat tak bisa melakukan apa-apa oleh seorang pria gemuk seperti Bobby.Bobby tiba-tiba menjadi sangat waspada, segera mengikuti Ruben. "Tunggu, kita tidur se
Read more
PREV
1
...
383940414243
DMCA.com Protection Status