Semua Bab Pria Menyebalkan Itu Penawarku: Bab 21 - Bab 30
92 Bab
BAB 21
Banguan tidur dengan kepala bak dihantam batu sungguh membuat Jane ingin mengumpat. Ini mungkin bukan pagi terburuknya, namun kemudian terasa seperti mimpi buruk ketika ia terbangun di kasur yang bukan miliknya dan ruangan asing yang entah milik siapa. Pandangannya memburam ketika rasa sakit kepala tak kunjung mereda ditambah ketika ia tengah berusaha untuk mengingat apa yang terjadi tadi malam. Minum di kafe dengan Vincent-Kemudian?Kapala Jane miring ke kanan, dengan dahi mengkerut ketika ia ingin menemukan secuil ingatan lain dan ketika ada sebuah ingatan yang teringat matanya membola. Ci—ciuman?Lalu setelahnya ia tak menemukan ingatan apapun. "Kau sudah bangun?”Jane tersentak, reflek menoleh pada pria yang berdiri di ujung ruangan, tubuhnya yang putih terlihat bercahaya lantaran terkena sinar matahari dari jendela. Vincent tak memakai atasan dan hanya memakai celana tidur panjang. Namun bukan itu yang menarik perhatian. Ketika Jane menunduk, ia kembali tersentak saat sadar
Baca selengkapnya
BAB 22
“Akhir-akhir ini sepertinya aku tidak merasakan gangguan tidur seperti sebelumnya,” ucap Jane tiba-tiba ketika mereka sampai di pantai yang Vincent rencanakan sebelumnya. Pria itu dengan sengaja meliburkan kafenya demi membawa Jane ke pantai yang jaraknya lumayan jauh dari pantai tempat Jane bermukim. Pantai itu sangat indah dengan pemandangan alami yang belum tersentuh dengan tangan usil manusia. Suasanana masih sangat alami dan sejauh mata memandang, sampah yang ada tak lebih hanyalah pelepah kelapa yang ada di area pinggir pantai. Berbeda jika berada di kawasan penginapan, pantai itu tidak tercium garam ataupun pengasinan ikan seperti yang Jane selalu tau ketika lewat di beberapa pos khusus untuk usaha garam dan ikan asin warga lokal. Ujung kaki Jane mengeruk pasir berwarna merah muda pelan, menimbulkan sensasi geli. Kemungkinan itu terjadi lantaran jumlah alga di lautan dan terbawa hingga tepi pantai membuat psir yang semula putih berubah warna. Kata Vincent ketika laut pasang,
Baca selengkapnya
BAB 23
Jane mengerjapkan matanya. Remang. Ughh Kepalanya menengadah, menatap sekitar dengan rasa sakit yang dirasakan di tubuhnya juga pusing yang mendera. Jelas itu bukan penginapannya. Namun kemudian pandangannya mengedar dan langsung melotot lantaran di sekelilingnya terdapat benda-benda yang sungguh tak ingin ia lihat. Srekk Srekk Bruk Tubuh Jane membentur tembok, matanya masih memperhatikan beberapa alat penyiksaan yang digunakan klub malam tempat ia pernah bekerja, seperti cambuk, balik kayu, dan beberapa alat sex yang sungguh tak pernah lagi ia ingin lihat lantaran ketakutannya. “Siapa yang melakukan ini,” bisiknya pada diri sendiri. Ia mengalihkan perhatian mencari pintu keluar dan ketika keberadaan pintu tertangkap indra penglihatan. Pintu tersebut terbuka dari luar. Menampilkan dua orang dengan pakain tertutup. “Siapa kalian?” tayanya Bukannya menjawab dua pria itu malah mendekat padanya, kepanikan Jane semakin menjadi-jadi ketika dengan kasar pria salah satunya menarik
Baca selengkapnya
BAB 24
Gerimis membuat pagi itu lebih mengerikan untuk semua orang yang ada di ruangan itu. Vincent tak bisa melakukan apapun ketika tubuh Jane ditarik paksa oleh Jasmine setelah ia membawa Jane yang tengah tak sadarkan diri kembali ke penginapan. Wanita itu membawa tubuh lemas kawannya pada pelukan erat serta air mata yang tak bisa ia bendung. Ia tak menyangka jika hal yang tak pernah dirinya duga akan terjadi pada Jane. Wanita kuat namun menyimpan banyak trauma. Semalaman wanita itu menghilang, membuat Jasmine hampir menghubungi polisi jika saja kekasihnya tidak mencegahnya, jarak kantor polisi di daerah itu sangat jauh dan lagi belum tentu laporan tersebut akan segera diproses karena Jane belum ada dua puluh empat jam menghilang. Mereka terus mencari Jane di area pantai, sayangnya hingga pagi menjelang wanita itu tidak bisa mereka temukan di manapun. Hingga kemudian ketika pagi menjelang, dua orang nelayan datang ke penginapan dan memberitahukan jika Jane mereka temukan di sebuah ru
Baca selengkapnya
BAB 25
"Kenapa kau tidak langsung menghubungiku jika sudah sampai?”Lucas datang dengan barang bawaannya yang lumayan banyak dan ia langsung melempar pertanyaan pada Jasmine. Satu-satunya orang yang tengah terjaga di ruangan. Pemuda yang juga bekerja sebagai asisten pribadi Jane itu mengeluarkan beberapa makanan juga pakaian yang akan digunakan oleh kedua wanita yang tengah berada di ranjang rumah sakit. Jane tengah berbaring dan tangannya tertanam jarum infus. Kini, wanita itu tengah tidur setelah satu jam lalu menerima pemeriksaan dan obat dari dokter. Jasmine juga ikut diinfus bukan karena ia sakit seperti Jane, namun karena untuk memulihkan tenaganya. Ia butuh asupan vitamin dan istirahat yang cukup setelah semalaman tidak tidur. “Aku akan menghubungimu setelah menerima perawatan. Tapi tak sempat, aku sudah tertidur di menit kedua setelah dokter menginfus dan baru setelah aku bangun tidur aku menghubungimu,” jawabnya sembari membuka kotak nasi dengan lauk dan sayur, tercium sangat meng
Baca selengkapnya
BAB 26
Suasana ruangan itu begitu mencekam ketika sebuah pengakuan yang Vincent terima membuat ulu hatinya terasa nyeri. Tangannya mengepal dan kepalanya menunduk. “Kenapa kau melakukan itu?” tanyanya dengan nada pelan.Naomi yang kini terisak tak langsung menjawab. Wanita itu sudah seminggu terakhir dihantui rasa bersalah lantaran apa yang selama ini ia lakukan. Perbuatan jahat yang ia lakukan pada Jane malam itu benar-benar sangat berpengaruh pada psikisnya.“Aku—aku tidak ingin kehilanganmu, aku—”Naomi menangis, air matanya membasahi pipinya. Sementara Vincent masih bergeming di tempat, seakan enggan menatap wanita yang selalu ada untuknya. Ia bisa saja memaki tindakan keji Naomi, namun memilih untuk tak melakukan apapun lantaran sudah kepalang kecewa. Bayangan tentang Jane yang dituduh menjadi selingkuhannya, Jane yang lima hari lalu tergeletak di tanah dan ruangan sempit pinggir laut, Jane yang pergelangan tangan dan kakinya terdapat luka bekas lilitan tali, Jane yang menangis ketakut
Baca selengkapnya
BAB 27
Kembalinya Jane ke agensi dengan setumpuk jadwal membuat para senior dan junior yang ada di sana kembali merasa terasingkan. Semua pandangan mata dan pujian kembali pada wanita cantik yang kini tengah melenggang dengan langkah anggun. Lihatlah bagaimana ketika wanita dengan dres selutut warna putih, ujung dres terdapat lilitan renda dan bunga-bunga kecil di area dada. Mungkin akan terlihat sederhana, tapi kini nampak elegan ketika Jane yang mengenakan. Tas jinjing silver di tangan kanan sementara tangan kiri memegang paper bag berisi kopi untuknya dan Lucas. Pemuda yang lebih muda darinya itu memang sudah berada di agensi untuk mengurusi beberapa hal yang sudah ia rencanakan dua hari lalu. Jane bisa menghirup aroma khas agensi ketika ia berlenggang di koridor. Ini masih pagi–tapi Jane bisa merasakan berbagai macam tatapan yang diberikan orang-orang yang melihat kedatangannya. Namun, sudah biasa dirinya mendapat hal semacam itu. Jane tidak ingin ambil pusing. “Wah, nona Jane kemb
Baca selengkapnya
BAB 28
“Aku mungkin akan ke ibu kota minggu depan.” Ucapan itu membuat Vincent yang tadinya mencuci alat dapur bekas yang bekas dipakai terhenti. Pria itu tadinya memang sengaja memasak di rumahnya ketika sang ibu pergi ke rumah bibinya. Jeremy yang tengah ada di sana juga membantu menghabiskan makanan yang dimasak oleh pria tinggi tersebut. “Tak menyenangkan ketika harus terlalu lama berjauhan dengan Jasmine, terlebih disini sangat sulit menemukan sambungan internet,” keluhnya. Pria yang kini rambutnya berwarna hitam legam itu nampak galau sekali setelah kepergian sang kekasih. Vincent yang bisanya cukup peduli dengan Jeremy kini juga terlihat acuh tak acuh dan sudah bisa dipastikan kenapa ia begitu. “Naomi—dia memutuskan pindah dua hari lalu,” ucap Vincent mengalihkan pembicaraan pada sesuatu yang memang belum mereka bahas semenjak kepergian dua model yang membuat hati dua pria itu berdebar. Dentingan antara gelas membuat kesunyian sesaat itu terpecah ketika Vincent kembali melan
Baca selengkapnya
BAB 29
Ketika mendengar ancaman yang diberikan ayah Jane kemarin, seharusnya Lucas lebih peka dan menganggap hal itu adalah ancaman yang serius. Tapi sayangnya, pemuda itu malah menganggapnya hanyalah angin lalu dan kini semua terjadi begitu cepat dan diluar perkiraan dirinya. Ujung matanya berair lantaran terlalu lama melihat deretan tulisan dari berbagai situs online yang tengah ramai memperbincangkan Jane. Berita di situs online memang sangat mudah dijangkau dan oleh karena itu mudah pula dimanipulasi banyak pihak. “Jadi siapa yang melakukannya?” Entah sudah nomor berapa pertanyaan itu terlontar dari Jasmine, Lucas masih memilih bungkam. Ia juga tengah khusuk membaca deretan tulisan yang bermacam-macam, bukan hanya tentang apa yang terjadi di masa lalu Jane, namun kalimat-kalimat dalam berita itu terlampau berlebihan dan kelewat tak masuk akal. “Aku tidak tahu,” jawab Lucas, mematikan ponselnya. Banyak orang menghubunginya dan itu sungguh merepotkan. Pandangan dua orang itu bertemu
Baca selengkapnya
BAB 30
Entah sudah keberapa kali Vincent mengalami hal ini. Namun intinya, baru kali ini jantungnya terasa bertalu. Ia bisa saja mendobrak ruangan di depannya dan memaksa mereka mengizinkannya menemani Jane. Namun logikanya masih bermain dengan baik. Jangan sampai yang ia lakukan malah merusak segalanya. Tangannya meremas rambutnya menjadi lebih berantakan. Tepukan pelan di pundak membuatnya menoleh, mendapati Jeremy yang menatapnya prihatin. Temannya itu tak mengatakan apapun namun tatapannya sudah menunjukkan semuanya. Ujung mata Vincent melirik Jasmine yang dalam rengkuhan kekasihnya, wanita itu terlihat sangat lemas lantaran terlalu lama menangis. Dua jam lalu, saat Jeremy menghubungi Jasmine dan saat itu bertepatan dengan Jane yang tengah ada dalam perjalanan menuju rumah sakit. Kedatangannya dan Jeremy ke rumah sakit, mereka langsung disambut tangisan Jasmine. Wajahnya terlihat sangat berantakan dan pakaiannya penuh dengan noda darah, sementara pria muda yang baru Vincent ketahu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status