All Chapters of Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam: Chapter 71 - Chapter 80
186 Chapters
Bab 71. Siapa yang Mereka Maksud?
Sam kaget, ketika Zion menanyakan keberadaan tuannya saat ini. “Itu ... maafkan saya Tuan Besar, saya tidak berani memberitahukan keberadaan tuan sekarang,” jawabnya.“Sam, apa kau berani melawan tuan besarmu!” ujar Ken yang tidak suka dengan sikap Sam.Sam pun hanya menunduk. “Tidak papa Ken, Sam hanya menuruti perintahnya tuannya. Hal itu justru membuatku tenang, karena Sam orang yang begitu setia. Lanjutkan pekerjaanmu.”Sam pun membungkuk.Zion menatap Sam sebentar, dia lalu berbalik untuk kembali ke dalam ruangannya.Walaupun begitu, tetap saja dia penasaran di mana keberadaan putranya saat ini.“Apa saya perlu mencari keberadaan tuan muda saat ini?” tanya Ken.“Tidak usah, biarkan saja,” jawabnya.Ken mengangguk.Zion langsung terdiam, kakinya itu terus melangkah dengan lebar. Tapi kepalanya itu fokus memikirkan sesuatu.‘Entah kenapa, aku merasa Zayden sekarang tengah menyembunyikan sesuatu,’ batinnya.***Sementara itu di rumah Aara. Zayden tengah duduk di atas ran
Read more
Bab 72. APA?
“Tuan dan nyonya? Jika tuan mereka adalah Zayden. Maka, siapa yang mereka maksud sebagai nyonya?” gumamnya.Merasa penasaran, Alya mengurungkan niatnya untuk keluar dari sana dan justru melangkah berjalan mendekati dia pelayan itu.“Apa yang sedang kalian bicarakan?”Kedua pelayan itu terlihat terkejut, kala melihat Alya yang menghampiri mereka dan bertanya.“Nyonya Besar,” sapa mereka seraya membungkuk.“Tadi kalian membicarakan Zayden, kan?”“Maaf Nyonya Besar, itu benar. Tapi kami bersumpah kami tidak menjelek-jelekkan tuan.”Alya menatap intens pada dua pelayan itu hingga membuat mereka merasa gugup.“Tadi aku dengar kalian menyebut tuan dan nyonya. Aku tahu jika tuan yang kalian maksud adalah Zayden. Tapi, siapa nyonya yang kalian maksud. Karena setahuku putraku belum menikah.”Kedua pelayan di sana tampak takut sekaligus terkejut. Mereka tidak menyangka, jika Alya yang selalu orang tua dari tuan mereka tidak mengetahui pernikahan putranya.Tampak mereka yang saling men
Read more
Bab 73. Rasa Kecewa
“Bagaimana mama bisa tahu?”“Maafkan saya Tuan, saya terpaksa ....”Lucas tidak sanggup untuk melanjutkan kata-katanya, karena dia sangat merasa bersalah pada tuannya itu.“Apa mama masih di sana sekarang?”“Beliau sudah pulang, Tuan. Tapi ekspresi wajah beliau terlihat sangat kecewa.”Terdengar helaan nafas yang begitu berat keluar dari mulut Zayden. Dia memegang keningnya. Dia tidak tahu, jika semuanya akan terjadi sampai seperti ini.Bagaimana ini, mamanya pasti sangat kecewa padanya.“Tuan, apa Anda akan pulang?”Bukannya menjawab, Zayden justru memutuskan panggilannya begitu saja.Terlihat jelas, jika saat ini dia sangat frtustrasi.“Tidak ada cara lain, aku harus pergi menemui mama.”Zayden mengambil jaket dan juga kunci mobilnya yang memang Sam sediakan sebelumnya.Dia lalu bergegas pergi dari sana, melewati Aara yang melihat kepergian Zayden dengan bingung.“Tuan, Anda mau ke mana?”Zayden tidak berhenti, dia terus berjalan. Sepertinya karena perasaannya yang kac
Read more
Bab 74. Panggilan Baru
‘Apa aku sungguh, harus membawanya ke sana?’ batinnya lagi. Zayden terus melihat Aara, sebelum akhirnya dia pun masuk dan meninggalkan Aara yang hanya melihatnya. Aara terdiam, mengikuti Zayden dari belakang. Saat Zayden masuk ke dalam kamar, dia juga ikut masuk, dan berdiri di belakangnya. Zayden yang saat ini tengah membuka jaketnya itu juga menyadari keberadaan Aara. Terlihat dia yang meliriknya sedikit. ‘Kenapa dia terus ngikutin, sih? Dan apa maksudnya coba berdiri di sana?’ batinnya. Zayden melempar jaketnya ke atas kasur, dia lalu berjalan ke arah kursi yang ada di sana lantas duduk seraya membawa ipad-nya. Sebenarnya dia ingin melanjutkan pekerjaannya, tapi melihat Aara yang terus berdiri di sana seperti orang bodoh membuatnya sangat terganggu. “Apa kau tidak punya kerjaan?” tanyanya kemudian. “Ya? Sa-saya –“ “Kau bisa mencuci piring, mengepel lantai atau apa pun. Jadi pergi sana!” usirnya. “Saya, saya hanya ingin mengambil jaket Anda. Karena saya akan mencucinya,” j
Read more
Bab 75. Memenuhi Permintaan
“Ke rumah orang tuaku.”“Apa?” Aara membelalak. Apa dia tidak salah dengar? Zayden, dia mengajaknya pergi ke rumah orang tuanya?“Ta-tapi, ke-kenapa?” tanyanya gugup. Karena dia tidak menyangka, akan ada hari di mana Zayden mengajaknya ke sana.“Berisik! Bisa tidak sih kau tidak bertanya jika aku mengajakmu ke suatu tempat! Cukup ikut saja dan tutup mulutmu!”“Baik.”Aara langsung berdiri.“10 menit, segera siap-siap. Dan jika kau terlambat, maka kau akan mendapatkan akibatnya.”“Baik.” Aara mengangguk, dia membuka lemarinya, dan mengambil pakaian yang sepantasnya untuk dia gunakan mengunjungi kedua orang tua Zayden.Setelah itu, dia pun bergegas keluar dari dalam kamarnya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya terlebih dulu.Sedangkan Zayden, dia tampak duduk di kursi yang ada di sana. Menunggu Aara seraya memainkan ipad-nya.Sebenarnya dia merasa gugup, apa yang akan terjadi jika Aara bertemu dengan papanya di sana? Jika semuanya terbongkar, mamanya pasti akan lang
Read more
Bab 76. Bertemu!
“Kau, Anda,” ucap mereka bersama-sama.Tidak seperti mereka yang tampak terkejut, Zayden justru biasa saja. Karena dia tahu, mamanya dan Aara itu memang pernah bertemu di acara pesta yang belum lama ini diselenggarakan.Ekspresi wajah Alya dan Aara terlihat tidak percaya, terutama Aara. Dia sama sekali tidak menyangka, jika ibu dari Zayden adalah nyonya wanita yang sudah membelanya di pesta waktu itu.Dia menunduk, karena takut dengan respons selanjutnya dari Alya. Di pesta waktu itu, Alya membelanya karena salah satu tamu yang menghinanya sebagai wanita penghibur. Itu artinya, dia sudah tahu mengenai dirinya.Menyadari jika masa lalunya begitu buruk, akankah responsnya mengenai dirinya sekarang baik. Mengingat jika dia saat ini adalah menantunya.Terlihat Alya melirik pada Zayden, yang tampak biasa saja.Terdengar helaan nafas dari Alya, yang membuat Aara merasa semakin gugup.“Duduklah,” ujarnya kemudian.Mendengar itu, Aara pun mengangkat kembali wajahnya. Dia melihat Alya
Read more
Bab 77. Apa yang Sudah Terjadi?
Sama seperti Aara, Zion juga memperlihatkan ekspresi terkejutnya. “Aara,” gumamnya.Aara menelan salivanya, apakah benar yang saat ini matanya lihat. Pria paruh baya di depannya ini adalah ayah dari Zayden.Pria yang amat dikenalnya, dan sangat dia hormati. Zion Xavier Tan.Di sampingnya, Zion melirik ke arah Aara. Lalu mengalihkannya kepada papanya.Ekspresi wajahnya itu menunjukkan sebuah kemarahan. Setelah melihat mereka berdua terus saling menatap satu sama lain.“M-ma.” Zion menoleh pada Alya. Dia tidak mengerti dengan semua ini, kenapa tiba-tiba Aara di sini. Terlebih bersama dengan Zayden dan istrinya. Apa yang sedang terjadi sebenarnya.“Maafkan mama Pa, mama memang belum mengatakannya. Dia adalah Aara, dan dia –““Istriku,” sela Zayden sambil menatap tajam papanya.Mendengar itu, seketika Zion pun langsung melihat pada Zayden. Rasa terkejutnya itu tidak bisa dia sembunyikan.“Apa?”“Mama tahu, papa pasti terkejut. Tapi, Aara memang istri dari Zayden.”Zion terdiam,
Read more
Bab 78. Perselisihan!
Saat sampai di mansion, Zayden langsung turun begitu saja dari dalam mobil.Dia masuk ke dalam, meninggalkan Aara yang masih duduk di sana seraya terus melihat kepergiannya.Aara menunduk, dia jadi kepikiran mengenai pembicaraan apa yang sudah dilakukan oleh Zayden dan papanya.Apa mungkin, tuan Zion memberitahukan hubungan mereka. Apakah Zayden marah, karena sebenarnya dia dan papanya saling mengenal.Apakah Zayden marah, karena tanpa sepengetahuannya papanya sudah membantu pembiayaan operasi ibunya? Karena Zayden seperti ini, setelah melakukan pembicaraan dengan tuan Zion.Di dalam ruang kerjanya, Zayden tampak begitu marah. Dia bahkan sampai menggebrak meja kerjanya untuk melampiaskan amarahnya itu “Sialan! Kurang ajar, dia secara terang-terangan menunjukkan jika dia memang ada hubungan dengan wanita itu! Dia marah, karena dia tidak mau jika simpanannya itu ternyata sudah dinikahi oleh putranya, karena itu sebagai papaku dia mencari alasan seperti ini agar aku menceraikannya
Read more
Bab 79. Sangat Mengerikan!
Zayden baru saja keluar dari dalam mobilnya. Dia melihat bangunan tua di depannya itu yang memang selalu dia gunakan untuk memberi pelajaran pada orang-orang yang sudah mengusik dirinya maupun keluarganya.“Tuan,” sapa Sam yang memang sudah datang lebih dulu di sana.Tanpa mengatakan apa pun, Zayden pun melangkahkan kakinya. Hanya tatapan dinginnya yang begitu mengerikanlah yang memberi tahu apa yang akan terjadi pada seseorang yang berada di dalam bangunan itu.Sementara itu di dalam, seorang pria bertubuh sedikit gemuk itu tengah duduk di sebuah kursi dengan kedua tangan dan kakinya yang terikat. Ekspresi wajahnya menunjukkan sebuah penyesalan yang amat besar, yang sudah dia lakukan pada putrinya-Aara.Andai saja dia tidak terbujuk rayuan dari Zayden Crisiant Tan, hidupnya dan putrinya pasti tidak akan seburuk ini.“Sial, jika sudah berurusan dengan keluarga Tan, tidak akan ada hasil yang baik. Sekarang, bukan hanya aku yang berada dalam bahaya. Tapi putriku juga, maafkan pap
Read more
Bab 80. Takdir yang Kejam!
Sam terlihat menghentikan mobilnya, dia lalu turun dari dalam mobil dan membukakan pintu mobil bagian belakangnya untuk Aara.Aara pun turun, pandangannya itu langsung mengarah pada bangunan tua yang terlihat sudah begitu lama tidak terpakai.Hatinya bertanya-tanya, kenapa Sam membawanya ke sini? Tidak, lebih dari itu. Kenapa Zayden meminta Sam untuk membawanya kemari.“Mati Nyonya, ikutlah dengan saya,” ucap Sam.“Tunggu dulu sekretaris Sam. Ini di mana?” tanyanya.“Anda akan tahu, saat kita menemui tuan di dalam.”“Jadi, maksud Anda. Tuan Zayden ada di dalam?”“Benar Nyonya, dan beliau sedang menunggu Anda.”Aara terdiam, dia melihat Sam yang memintanya untuk masuk.Tanpa mengatakan apa pun Aara pun mulai melangkahkan kakinya mengikuti Sam.Saat masuk, perasaan tidak nyaman Aara semakin membesar. Selain itu, dia juga sangat takut. Karena rupanya, bangunan ini sangatlah gelap. Ini lebih cocok untuk menyekap seseorang dari pada menjadi tempat pertemuan.“Tuan, Nyonya sudah
Read more
PREV
1
...
678910
...
19
DMCA.com Protection Status