All Chapters of Istri Kedua Tuan Elvan: Chapter 21 - Chapter 30
84 Chapters
Tentang Cinta
Neya masih terdiam sembari menatap Vera dengan tatapan penuh tanda tanya. Dia memang belum bisa sepenuhnya mencerna apa yang dikatakan oleh mertuanya itu. Neya mengerti jika Vera mengajaknya bekerja sama, tapi kerja sama apa yang dimaksud oleh Vera, Neya belum bisa sepenuhnya memahami itu."Kenapa kamu diem? Kamu takut Elvan masuk ke ruangan ini? Kamu tenang aja, mama sudah menyuruhnya pergi keluar membeli buah-buahan untukmu. Mama sengaja melakukan itu agar kita bisa bicara berdua. Jadi, bagaimana penawaranku?""Sa-saya ....""Tak usah berpura-pura Neya, aku tahu kalau putraku Elvan pasti masih mengutamakan Aileen, karena itulah aku di sini untuk menawarkan kerja sama agar Elvan bisa sepenuhnya memberi perhatian padamu. Dan kau juga harus tahu, kalau aku melakukan semua ini bukan untukmu, aku memang belum bisa menerimamu sebagai menantuku, tapi aku melakukan semua ini demi cucuku. Aku tidak mau menambah beban pikiranmu yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan cucuku."Neya mengangguk
Read more
Kamu Ganteng
Membaca pesan yang dikirimkan Neya, Vera menggelengkan kepalanya lalu menatap Elvan dan Aileen secara bergantian. Sebenarnya, wanita itu cukup terkejut dengan keberadaan Elvan pagi ini di rumah tersebut, dan ketika dia menanyakan hal itu, putranya hanya menjawab jika tadi malam Aileen menghubunginya karena sakit perut. Lagi, dan lagi Aileen selalu saja menjadi penghalang rencananya, begitu yang ada di dalam benak Vera.Wanita paruh baya itu menghela napas seakan melepaskan rasa penat di dada, lalu beranjak dari meja makan menuju ke kamarnya untuk menghubungi Neya, meninggalkan Aileen dan Elvan yang sedang asyik bercengkrama sembari menyantap sarapan paginya. Setelah Vera masuk kamar, Aileen tersenyum kecut.Vera beberapa kali menghubungi Neya, tetapi wanita itu tak menjawab panggilan darinya. Hingga hampir lima belas menit lamanya, sebuah suara yang terdengar begitu putus asa, terdengar di ujung sambungan telepon itu. Dari suaranya saja, Vera bisa menebak bagaimana perasaan Neya.[Halo
Read more
Terlihat Tua
"Kamu ngomong apa, Ney?" tanya Elvan yang tidak mendengar apa yang dikatakan Neya saat dia fokus mengobati luka wanita itu."Oh nggak Mas, aku cuma berharap kalo anak ini ganteng." Neya meringis disertai gelagat canggung, namun tak mampu mengalihkan atensinya dari wajah Elvan."Oh iya Ney, aku juga berharap kalo anak itu cowok. Emh, ini lukanya udah selese aku obati, nanti biar aku aja yang ambil adonan kue-nya di oven ya.""Nggak usah, Mas. Biar Bi Murni aja."Elvan mendongak, lalu menatap Neya yang saat ini duduk di depannya. Dan dia baru menyadari jika jarak mereka kini sangat dekat. Elvan menatap Neya lekat. Situasi itu, membuat netranya sangat sulit dia alihkan dari Neya.Hari ini, wanita itu hanya memakai daster berbahan satin warna cream, rambutnya dia cepol asal ke atas, tanpa make up di wajah, hanya sekedar pelembab bibir dengan aroma strawberry yang menyeruak ke hidung Elvan, alisnya yang sedikit lebat bak semut berbaris disertai hidung mungil yang mancung seakan terpahat se
Read more
Pedofil?
[Kau tidak sedang berbohong, 'kan?][Untuk apa saya berbohong, Nyonya. Memang saya belum tahu di mana pastinya keberadaan gadis itu, tapi sekitar satu bulan yang lalu, gadis itu pergi ke Jakarta, lalu mengalami kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit oleh orang yang menabraknya. Tapi, saya tidak tahu identitas penolongnya karena pihak rumah sakit tidak mau membocorkan identitas penolong tersebut.][Lalu, setelah kecelakaan itu, dia pergi ke mana?][Itu yang masih saya selidiki, Nyonya. Karena tidak ada informasi apa pun setelah itu.][Dasar bodoh, kenapa kau memberi informasi setengah-setengah seperti ini?][Maaf Nyonya, tapi setidaknya Nyonya harus tahu informasi ini, kalau saat ini dia berada di kota yang sama dengan Nyonya. Jadi, kita bisa lebih fokus mencarinya di sekitar ibu kota.][Kau benar juga. Kalau begitu, lebih baik kau selidiki siapa yang menolong gadis itu, karena aku yakin dia pasti ada bersama orang yang menolongnya.][Baik Nyonya.]Aileen menutup telepon tersebut seraya
Read more
Keponakan
Elvan dan Neya memelototkan matanya mendengar perkataan Rere yang kini menatap mereka berdua dengan tatapan penuh tanda tanya."Emh begini Re, tadi Om Elvan salah ngomong. Aku sebenernya keponakan Tante Aileen, bukan istrinya. Mungkin dia spechless ketemu kamu sampe ngiyain kalo aku istrinya. Padahal, maksud dia itu aku keponakan istrinya," sahut Neya dengan entengnya, tanpa rasa gugup sama sekali. Elvan pun ikut mengangguk disertai senyum canggung."Oh kirain kamu itu istrinya Om Elvan.""Bikan Re, namaku Neya.""Tante Aileen sama Oma Vera lagi pergi ke Anyer. Jadi aku suruh nemenin Neya karena orang tuanya lagi di luar negeri," jelas Elvan.Rere membulatkan mulutnya, sedangkan Neya tersenyum, sembari melirik Elvan yang kini masih terlihat salah tingkah. Tentunya masih tersirat kecemasan di wajah pria itu, meskipun Rere tampaknya sudah percaya dengan penjelasan mereka."Oh ya udah kalo gitu, aku mau nonton dulu ya. Udah ditunggu tuh sama temen-temen.""Iya Re, hati-hati. Jangan pulan
Read more
Renovasi
Sudah hampir satu minggu lamanya, Elvan tinggal bersama Neya. Dan selama itu juga, interaksi dia dan Aileen sedikit terbatas. Aileen saat ini begitu sibuk dengan resort miliknya. Dalam benak wanita itu, dia ingin menunjukkan yang terbaik pada Vera agar mertuanya itu terus mempercayakan kepemilikan resort itu padanya. Dan juga agar mertuanya, tidak terus menerus menanyakan tentang keturunan, karena bagi Aileen, memberikan keturunan pada Elvan adalah suatu hal yang mustahil.Akan tetapi, hal itu tidak diketahui oleh Elvan. Aileen selalu sukses menutup kekurangannya itu dengan memanfaatkan cinta Elvan yang begitu besar padanya. Dan tentunya, Elvan tidak menyadari hal tersebut. Tak terkecuali Vera, wanita paruh baya itu sudah menaruh curiga dengan gelagat yang ditunjukkan oleh Aileen yang terus menerus menolak untuk memeriksakan kesehatan rahimnya ke dokter. Dan setelah Vera tahu jika ada wanita lain yang mengandung anak Elvan, wanita paruh baya itu tak mau membuang-buang kesempatan untu
Read more
Luka Neya
"Ma, bukannnya aku udah bilang kalo pernikahan ini hanya pernikahan kontrak ....""Dan hanya sebatas bentuk tanggung jawabmu saja, 'kan? Mama sudah hapal perkataanmu, jadi kamu nggak usah ulangi itu. Memangnya ada yang salah kalau kalian tidur dalam satu kamar?"Elvan mengusap wajahnya dengan kasar. "Mama menginginkan hubungan kami lebih dari sekedar pernikahan kontrak?"Vera tak menjawab, wanita itu hanya beranjak dari karpet, lalu merapikan penampilannya, dan mendekat pada Neya yang saat ini berjalan ke arah mereka."Kau yang berpikiran terlalu jauh Elvan, mama jadi curiga kalau kau yang sebenarnya menginginkan hal itu. Mama pulang dulu," beo Vera, saat berjalan melewati Elvan. Tentunya, hal tersebut membuat Elvan semakin kesal, dia hanya menatap Vera dengan tatapan datar sambil menggelengkan kepalanya."Ney, mama pulang dulu ya. Besok mama ke sini lagi.""Iya ma, hati-hati, terima kasih banyak," jawab Neya. Setelah itu, dia menghampiri Elvan yang masih duduk di sofa."Mas kamu kena
Read more
Hujan Malam Ini
Sudah dua bulan lamanya, Neya rutin mengobati rasa trauma yang dia alami pada psikiater. Dan sekarang, keadaan psikologisnya sudah jauh lebih baik. Tak ada lagi jeritan, ataupun tangis saat hujan turun pada tengah malam. Wanita hamil itu, kini bisa menjalani hidup dengan lebih baik. Satu-satunya hal mengganjal di dalam hatinya, hanyalan tentang hubungannya dengan Lastri. Dan Neya, bertekad akan memperbaiki itu setelah dia melahirkan kelak.Sedangkan hubungannya dengan Elvan, kini sudah jauh lebih baik. Elvan, sering menghabiskan waktu bersamanya, dibanding dengan Aileen. Ya, Aileen memang sibuk dengan resort miliknya. Wanita itu, hanya menyempatkan diri pulang untuk menemui Elvan, satu minggu sekali saja.Sebenarnya, Elvan merasa keberatan. Namun, melihat kebahagiaan Aileen, serta semangat yang terpancar di wajah wanita itu, Elvan memilih untuk mengalah. Apalagi, Aileen juga tampak hidup dengan nyaman, tanpa tekanan dari Vera, yang kini kerap menghabiskan waktu bersama Neya.Seperti se
Read more
Malam Kedua
Elvan terus mendorong tubuh Neya hingga mereka masuk ke dalam kamar. Sesampainya di sofa, Elvan melepaskan tautan bibir mereka sebentar, lalu menarik tubuh Neya agar duduk di pangkuannya dan kembali mencium wanita itu.Ciuman tersebut, terasa begitu mendesak bersama dengan lumatan kuat yang begitu bergairah. Neya terengah dengan kedua bibir terbuka, sedangkan tangan Elvan bergerak menjelajahi tubuh Neya, melepas kimono basah yang masih dikenakan oleh wanita itu. Elvan melepaskan tautan bibir mereka, lalu menatap Neya dengan tatapan sayu."Apa boleh?" Neya mengangguk pasrah. Elvan kembali mendekatkan wajahnya, lalu menciumi leher dan tengkuk Neya hingga wanita itu memejamkan mata. Tak puas hanya di leher, Elvan kemudian mulai menyapukan lidah kasarnya di bahu Neya."Boleh sampai mana?" desis Elvan dengan suara yang sudah diliputi kabut gairah."Semua, Mas." Neya menjawab sembari menatap Elvan dengan tatapan sayu, seakan sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi pada mereka. Bukan, buka
Read more
Bukan Hal Mudah
[Mas, kok malah diem sih? Biasanya kalo aku pulang kamu semangat banget. Kamu nggak seneng aku pulang? Atau, jangan-jangan kamu lagi suka ya sama cewek lain?][Nggak Sayang, bukan gitu. Aku diem karena aku lagi bingung. Hari ini, aku mau pergi ke Kalimantan. Kalo kamu pulang hari ini, kita nggak bisa ketemu dong, Sayang.][Kamu mau pergi? Kok nggak ngomong sih sama aku. Biasanya, kamu juga ngomong dulu kalo mau ke luar kota.][Ini mendadak, Aileen. Ada masalah di lapangan yang harus kutangani, kalo kamu nggak percaya. Kamu bisa tanya ke Dewa, atau Mama.][Iya ... Iya deh, kapan aku nggak percaya sama suami aku?][Makasih ya, Sayang.][Ya udah sana siap-siap, kabari aku kalo udah pulang.][Iya Aileen.]Elvan menutup sambungan telepon sembari menghela napas lega. "Untung saja dia percaya, lebih baik sekarang aku kasih tau ke Dewa sama Mama dulu," ucap Elvan sembari mengutak-atik ponselnya."Ney!" Sebuah suara yang tak asing di telinga Elvan, menyentak lamunan laki-laki itu saat sedang me
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status