All Chapters of Istri Kedua Tuan Elvan: Chapter 31 - Chapter 40
84 Chapters
Nama Anak Kita
"Kau juga sepertinya harus berusaha lebih keras, Bos."Elvan mengerutkan keningnya. "Ayolah, begitu saja kau tidak tahu? Dasar pecundang, punya istri dua ternyata tidak membuatmu pintar dalam merayu.""Jadi aku harus merayunya? Bukankah dia sudah takluk padaku?" elak Elvan."Kau memang benar-benar payah. Sekarang aku tanya padamu, apa kalian pernah punya waktu berdua selain di rumah, dan nonton bioskop waktu itu, yang tiketnya saja, dibelikan oleh Tante Vera?"Elvan menggeleng pelan. Dalam benaknya dia membenarkan kata Dewa, memang mereka tidak pernah memiliki quality time bersama, dan sialnya dia baru menyadari itu. Selama ini, hubungannya dengan Neya memang begitu kaku. Tidak banyak perbincangan dan interaksi yang mereka lakukan. Mereka hanya terlibat obrolan, saat tengah sarapan dan makan malam, tidak lebih. Melihat sikap diam Elvan, Dewa hanya menggeleng perlahan."Lalu, apa yang harus kulakukan? Saat ini, perut Neya sudah besar. Aku tidak mungkin mengajaknya pergi jauh.""Tidak u
Read more
Curiga
"Pulau ini akan dinamakan dengan nama anak kita?""Ya, aku memang sengaja membelinya untuk anak kita, Ney."Neya hanya bisa menutup mulut dengan kedua tangannya mendengar perkataan Elvan. Wanita itu, lalu menatap suaminya itu dengan tatapan sendu."Apa kamu benar-benar menyayangi anak ini?""Aku sangat menyayangi anak kita," jawab Elvan sambil bersiap untuk menyandarkan speed boatnya di jembatan kayu yang ada di dermaga."Tapi dia bukan anak kandungmu, Mas.""Tolong jangan berkata seperti itu, bagiku dia adalah putra pertamaku yang sangat kunantikan kehadirannya.""Tapi ...." Neya ingin menyela, namun Elvan menempelkan jari telunjuknya di bibir wanita itu."Aku menikah denganmu itu artinya semua yang ada di dalam hidupmu juga bagian dari diriku, termasuk anak yang ada di dalam kandunganmu."Neya tak mampu lagi membantah, tak tahu harus berkata apa. Kebahagiaan itu, terasa di puncak. Dia tak menyangka jika rasa sayang Elvan begitu besar pada anak yang ada di dalam kandungannya. Bahkan
Read more
Misterius
Elvan menatap wanita muda yang saat ini tidur di sampingnya. Tubuh telanjang wanita itu, hanya tertutup sebuah selimut putih, wajahnya terlihat sangat tenang dan damai. Elvan tahu, Neya pasti kelelahan. Setelah perjalanan dengan mengunakan spead boat, tapa jeda dia meminta Neya untuk kembali melakukan pergulatan panas dengannya. Di usia kehamilan Neya sekarang, Neya memang lebih gampang lelah. Dan setelah pergulatan panas itu, dia tertidur.Sebenarnya, Elvan pun menyadari hal tersebut, tapi hasratnya, sudah sangat sulit dia bendung. Bercinta dengan wanita hamil memang berbeda, meskipun gaya bercinta tidak bebas. Namun, ada sebuah sensasi dan kehangatan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.Tak kuasa menahan rasa di dada, Elvan mendekat dan mencium pipi Neya, wanita itu mendesah pelan, mendapatkan serangan tiba-tiba di pipinya. Perlahan Neya pun membuka mata dan mendapati Elvan yang saat ini tengah menatapnya sambil tersenyum."Mas ...," ucapnya lirih, dadanya terasa bergemuruh kenc
Read more
Bunga Anyelir
Tak mau membuang waktu, bergegas Aileen mengikuti mobil milik Elvan tersebut. Sepanjang jalan, perasaan Aileen terasa begitu campur aduk, hatinya memanas hingga menjalar ke seluruh tubuh. Apalagi jalanan ibu kota pagi ini sudah padat, semakin menambah kecamuk di dada.Mobil milik Elvan, tampak memasuki sebuah hotel mewah, tentu saja hal itu membuat emosi Aileen seketika memuncak, dalam benaknya Elvan pasti sudah membohonginya. Hal itu, dikuatkan dengan keanehan yang dia temukan tadi malam, serta nomor ponsel Elvan yang tak bisa dihubungi.Dengan jantung berdebar, Aileen yang sudah turun dari mobilnya mendekat ke arah mobil Elvan. Wanita itu sudah bersiap menumpahkan amarahnya. Namun, ketika melihat sosok yang keluar dari mobil tersebut, seketika amarah itu pun surut."Dewa!" pekik Aileen, ketika laki-laki tampan yang sudah sepuluh tahun menjadi sekretaris suaminya itu turun dari mobil."Nyo-Nyonya Aileen?" Dewa membelalakkan mata, seraya menyebut nama Aileen yang saat ini berdiri di d
Read more
Infertilitas
Aileen masih berada di dalam bilik toilet mall yang dikunjunginya. Rasanya begitu sakit ketika Elvan mengabaikan panggilan darinya, dan ini yang pertama Elvan lakukan. Rasa sakit itu, mungkin rasanya tidak sesakit ini manakala dirinya sedang terpuruk.Saat ini Aileen benar-benar membutuhkan Elvan, dia sadar saat ini suaminya sedang tidak bersamanya. Dia sadar, Elvan sedang berada jauh darinya, dan dia pun sadar saat ini dirinya tak dapat menangis dan menumpahkan rasa sakit dalam pelukan Elvan. Namun, apa tidak bisa laki-laki itu meluangkan waktunya hanya untuk sebentar saja.Tubuh itu sudah luruh ke lantai, dia terduduk dengan punggung menyentuh dinding yang dingin. Air matanya masih berlinang diantara nafas-nafas panjang yang Aileen hembuskan. Entah sudah berapa banyak air mata itu tumpah, yang jelas pipi Aileen teramat basah, matanya pun sembab.Perempuan itu tak kunjung beranjak dari bilik toilet, yang membuat jengkal demi jengkal tubuhnya mulai menggigit. Detik berikutnya pandanga
Read more
Anak Suamiku
Elvan menatap Aileen yang masih memejamkan mata, hatinya terasa seperti ditusuk sebilah bambu, sakit dan menyesakkan dada manakala mengingat penuturan dokter yang beberapa saat lalu baru saja didengarnya. Aileen, istri yang sangat dia cintai, ternyata memiliki sebuah rahasia yang tidak dia ketahui. Padahal, selama ini mereka selalu bersama. Nyatanya kebersamaan itu terasa begitu semu, bahkan Elvan pun tak tahu, senyum dan raut ceria di wajah Aileen mungkin juga hanya sebatas kiasan saja."Sindrom Polikistik Ovarium, Infertilisasi," gumam Elvan, tangannya mengepal erat. Air mata yang tidak pernah jatuh dari kedua sudut matanya, seketika tumpah dan sangat sulit dia bendung. Laki-laki itu tidak menyangka, jika Aileen selama ini menyembunyikan penyakit tersebut.Menghadapi kenyataan itu, Elvan tidak marah. Tidak sama sekali, dia menerima semua yang ada pada diri Aileen, termasuk kekurangan yang diderita wanita itu. Elvan hanya tidak tega melihat Aileen selama ini berjuang sendiri. Sedangka
Read more
Suami Neya
Elvan menatap wanita yang sedang terlelap di sampingnya, lalu membelai wajah polos yang baru saja menghabiskan pergumulan panas dengannya. Selama satu minggu terakhir, Elvan memang tidak berkunjung je rumah tersebut, bahkan hanya sempat berkirim pesan singkat untuk menanyakan kandungan Neya, tidak lebih.Akhir-akhir ini, pekerjaannya memang begitu menumpuk, belum lagi kondisi kesehatan Aileen yang memburuk, hingga membuatnya terpaksa sedikit mengabaikan Neya. Untung saja, setelah memberikan penjelasan pada istri kecilnya itu, dia mau mengerti. Elvan tahu, Neya memang tidak pernah menuntut apapun padanya, hingga membuat Elvan selalu merasa kian bersalah pada Neya. Apalagi saat wanita itu menyatakan rasa cintanya, dan Elvan belum pernah membalas ungkapan cinta itu. Bukannya tidak mau, tapi ragu.Sebatas yang Elvan tahu, rasa yang dia miliki, hanya karena dia tertarik dan peduli pada wanita yang saat ini tengah mengandung darah dagingnya itu. Dan hubungan fisik yang mereka lakukan, adala
Read more
Identitas Suami Neya
"Ya, mertuamu datang Aileen. Sekarang dia lagi nungguin kamu di depan. Dia pengen ngobrol di taman aja katanya," jawab Rasti, mama dari Aileen.Firasat buruk seketika merasuk dalam benak Aileen, mertuanya ingin bicara empat mata dengan dia. Dan Aileen pun yakin jika Elvan pasti tidak mengetahui kedatangan Vera. Apalagi, Vera juga menunggunya di depan, bukan di dalam rumah. Aileen semakin yakin jika Vera tidak ingin perbincangan mereka didengar oleh orang lain."Aileen, kenapa diem? Jangan biarin mertuamu menunggu terlalu lama." Aileen menarik kedua sudut bibirnya, Rasti memang tidak tahu bagaimana hubungan Aileen dan kedua mertuanya."Ayo, Nak!""Iya Ma," jawab Aileen, lalu mengikuti langkah Rasti untuk menemui Vera.Senyum manis terukir di bibir Vera manakala melihat Aileen yang kini berjalan mendekat padanya. Namun, entah mengapa bagi Aileen, yang dia tangkap senyuman itu terlihat begitu mengintimidasi. Wanita itu, layaknya pesakitan yang akan diadili."Selamat siang, Aileen.""Sela
Read more
Apa Artinya?
Aileen terus membiarkan ponselnya berdering. Hal itu, tentunya membuat Vera curiga."Aileen, kenapa kamu nggak angkat telponya?""Oh itu, bukan apa-apa, Ma. Bukan hal yang penting, cuma temen lagi iseng," jawab Aileen sembari menggaruk tengkuknya, dan terlihat begitu salah tingkah."Oh, kalau gitu, gimana kalau kita pulang ke rumah sekarang? Rumah itu sepi kalo nggak ada kamu, mama butuh teman ngobrol Aileen. sSedangkan Elvan, saat ini sedang berada di Surabaya."Aileen mengerutkan keningnya. "Apa? Mas Elvan ada di Surabaya?" Vera pun mengangguk."Kenapa Mas Elvan nggak ngomong sama aku, Ma?""Tadi pagi, Elvan pergi mendadak selama 2 atau 3 hari, Aileen. Kalo urusan dia udah selesai, nanti juga pulang. Kamu berkemas sekarang ya!"Aileen mengangguk, lalu meninggalkan Vera menuju ke kamarnya. Entah mengapa, perasaan Aileen begitu gamang setelah mendengar kepergian Elvan ke luar kota. Akhir-akhir ini, suaminya sangat sering meninggalkannya untuk urusan pekerjaan. Tidak seperti dulu, yan
Read more
Lelaki Bejat
Aileen hanya berdiri mematung, tubuhnya seakan membeku. Logikanya menyuruhnya untuk pergi, atau mendekat dan meminta penjelasan dari mereka. Namun, entah mengapa, sekedar untuk melangkahkan kakinya, rasanya terasa begitu berat. Tenaganya seakan hilang, luruh terhempas rasa sakit yang begitu dahsyat. Sakit, dan merasa dipecundangi, itulah yang dia rasakan saat ini.Semua orang terdekatnya, seakan kompak membohonginya, termasuk Elvan. Aileen pikir, Elvan begitu mencintainya. Nyatanya laki-laki itu kini bisa tersenyum bahagia dengan wanita lain. Dan kedua mertuanya pun sama saja. Dia benci keadaan ini, apalagi saat melihat senyuman keempat orang itu, rasanya dia ingin mencabik-cabik mereka semua.Akan tetapi, Aileen harus memakai logika, dan akhirnya dia memilih pergi dari tempat itu. Dia tidak ingin jika mereka menyadari keberadaannya. Aileen memang sakit, tapi setidaknya, dia harus menjaga kewarasan agar bisa memikirkan apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Dengan langkah lunglai, dan
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status