All Chapters of Jerat Pesona Ayah Anakku: Chapter 101 - Chapter 110
119 Chapters
Wanita Kotor
Degghh!Jantung Kara seketika berdebar kencang mendengar semua kata-kata Jack. Ia ingin segera berontak, tetapi sayang setelahnya pria itu dengan begitu mudah mengangkat dirinya dan berjalan menuju ke arah kamarnya."Jack! Aku bisa sendiri! Aku tidak butuh ditemani olehmu!" ucap Kara setelah sebisa mungkin berusaha mengumpulkan semua keberanian yang ada.Namun sayang, semua pemberontakannya tersebut nampaknya sama sekali tak berarti apa-apa untuk Jack. Pria itu malah seakan sengaja menulikan telinga, hingga Kara terlihat semakin panik tak karuan ketika dirinya benar-benar sudah memasuki kamarnya sendiri."Jack! Aku mohon jangan seperti ini! Aku bisa melakukan semuanya sendiri! Aku tidak apa-apa ke kamar sendirian!" Kara mencoba melawan kembali, agar Jack tak lagi mengangkat tubuhnya dan terus berada di dalam kamarnya. Jujur, berbagai pikiran buruk kini sudah mulai memenuhi pikiran wanita beranak satu tersebut. Kara khawatir dengan situasi yang sedang sendiri di rumah seperti ini aka
Read more
Bertanya Pilihan
["Maaf! Nomor yang ada tuju, sedang tidak aktif!"]Brukkk!Kara langsung melempar ponselnya ke arah bantal, setelah letih sekian kalinya mencoba untuk menghubungi Barra. Dirinya benar-benar tak tahu harus seperti apa lagi sekarang, terlebih sampai tengah malam seperti ini belum ada sedikit pun kabar tentang sang anak yang didapatkannya."Apa dia ternyata benar-benar tidak ingin mengembalikan Arka? Apa dia ingin mengambil anakku untuk selamanya?" Kara kembali bergumam dengan tetes air mata yang kembali mengalir di kedua sudut matanya. Di malam yang sunyi ini, wanita itu memeluk erat lututnya sendiri. Ia sungguh sangat panik, terlebih sedari tadi selalu saja ada kejadian yang membuat dirinya terguncang. Mulai dari Jack yang tiba-tiba berubah sangat memaksa untuk dekat dengannya, sampai ke Avaline yang terlihat sangat berang dengan kebersamaan Arka dan Barra. Semua kejadian tersebut seolah benar-benar tak ingin membiarkan dirinya bernapas dengan tenang. Haruskah Kara selalu merasa sen
Read more
Tidak Sengaja Bertemu
Tak ada yang salah dari perkataan Arka. Semua yang dikatakan oleh anak kecil itu benar adanya, bahkan keluar dengan sangat tulus dari hati yang terdalamnya.Kara yang mendengarnya pun merasa sangat terharu. Dirinya justru jadi merasa sangat bersalah, karena telah berpikiran lain. Sehingga setelah selesai membuat beberapa pesanan roti, ia berinisiatif untuk menghibur sang anak dengan makan siang di luar.Sebelumnya, Kara memang cukup jarang mengajak anaknya pergi makan di tempat lain. Selain karena untuk mengirit biaya, Kara juga tak bisa menjamin semua yang disajikan di luar sana bersih dan higienis. Namun khusus siang ini, dirinya akan merubah hal tersebut. Terlebih kini, dirinya juga tak ingin kalah menciptakan kenangan indah untuk sang anak dari Barra."Nah, sudah rapi! Kalau begitu sekarang, ayo kita berangk—"Tokkk! Tokk! Tokkk!"Kara!"Arka langsung mendesah, ketika mendengarnya. Anak kecil itu seketika tak jadi bersemangat
Read more
Panas Hati
"Om Baik!"Belum sempat Kara memberikan izin, Arka tiba-tiba telah memanggil nama seorang pria yang sedang tak ingin ditemuinya lebih dulu.Tak bisa berbuat apa-apa, dirinya langsung menunduk ketika melihat pria tersebut menoleh dengan cepat. Hingga setelahnya dengan takut-takut ia menatap ke arah Jack, dan segera memberikan sebuah isyarat meminta maaf pada sang calon suami."Maaf!" tuturnya pelan sekali lagi."Tidak apa-apa, Sayang. Namanya juga anak kecil, terkadang kita pasti sulit mengontrolnya," sahut Jack berupaya menenangkan.Meski kini sebenarnya hari pria itu sedang panas karena keberadaan Barra yang amat tiba-tiba di tempat ini, akan tetapi sebisa mungkin Jack menutupi rasa tersebut di hadapan Kara dan Arka. Ia jelas tak mau membuat masalah lagi, terlebih baru saja Kara kembali bersikap normal padanya.Sementara Barra, dirinya tentu dengan senang hati langsung mendekat ke arah suara nyaring nan menggemaskan tersebut. Dan tak hanya itu saja, dua sudut bibirnya yang sedari tad
Read more
Kara vs Clarissa
Kara cukup terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Jack, hingga sedetik kemudian dirinya langsung bergerak mundur dan sedikit membulatkan matanya pada pria tersebut."Jack? Kenapa tiba-tiba sekali? Aku malu, Jack! Ini masih di tempat umum!" Wanita itu bersuara pelan memperingati, sambil sesekali melirik ke arah sang anak yang ternyata sudah diamankan oleh Barra lebih dulu.Sementara yang tengah diperingati, ia hanya tertawa renyah saja setelahnya. Jack nampak senang, karena dengan caranya tadi berhasil membuat wajah Barra terlihat merah padam menahan rasa kesal."Maafkan aku, Sayang. Aku memang selalu tidak tahan jika berada di dekatmu. Apalagi tadi aku sedang emosi, dan butuh sesuatu yang cukup menenangkan!"Kara menggeleng, sama sekali tak menyangka dengan alasan yang tak pernah mampir di pikirannya. Ingin marah, tetapi dirinya tak bisa juga. Biar bagaimanapun Kara harus menjaga sikapnya, agar Barra tak salah paham dan menuduhnya selama ini hanya menjalin hubungan pura-pura dengan J
Read more
Hilangnya Arka
"Hey! Ada apa ini?! Kenapa bisa ribut-ribut seperti in—"Brukkk!"Awhhh!"Kara langsung mengaduh, tepat setelah tubuhnya terhuyung dan terjatuh tepat di hadapan Barra. Beruntung, pria itu langsung dengan sigap menahannya. Sehingga alhasil, Clarissa yang telah mendorongnya pun langsung mendengkus dan menghentakkan kakinya menandakan kesal."Kau tidak apa-apa, Kara?" Barra bertanya tepat di hadapan wajah bundanya Arka tersebut.Tak langsung menjawab, Kara langsung berupaya secepat mungkin terlepas dari dekapan Barra. Ia tak ingin menimbulkan salah paham lagi, terlebih dirinya saat ini sangat yakin kalau Clarissa sedang memperhatikan semua kejadian ini."Awas! Kau tidak usah dekat-dekat dengan calon tunanganku lagi, Kara! Kau membawa virus!" Clarissa langsung kembali mendorong tubuh Kara, hingga membuat wanita itu menjauh dari jangkauan Barra.Putra tunggal Avaline yang melihat semua kejadian ini pun kembali menggeleng. Dengan cepat ia melayangkan tatapan sinis pada Clarissa, dan berusah
Read more
Mencari Bersama
"Tapi, Jack. Bagaimana aku bisa tenang? Sampai saat ini keberadaan Arka masih belum jelas. Bahkan orang-orang yang ada di sekitar sini tadi, sama sekali tidak tahu ke mana tepatnya anakku dibawa pergi oleh orang lain!"Tangis Kara akhirnya pecah tak tertahankan. Kekuatannya saat ini benar-benar telah luntur, semuanya hilang seiring tak adanya sosok sang jantung hati di hadapannya.Sementara Clarissa, diam-diam wanita itu tersenyum melihat Kara yang sangat terpuruk seperti ini. Dirinya senang, karena setidaknya bisa melihat secara dekat dan langsung kesedihan Kara, terlebih sekarang dirinya juga bisa sekaligus melihat sang calon tunangan yang merasa tak nyaman dengan Jack karena terus-menerus memeluk Kara sambil mencoba menenangkan wanita tersebut. "Barra, bagaimana kita cari di tempat lain saja?" Wanita berambut pirang itu mengusulkan ide lain, agar bisa menghabiskan waktunya berdua saja dengan pria yang dicintainya.Tak butuh waktu lama, Barra p
Read more
Terjebak
"Kau sendiri, kenapa bisa ada di sini sendirian? Bukannya tadi kau sedang mencari Arka bersama Barra?"Jack bertanya, yang langsung membuat Clarissa menggeleng dengan satu tangannya yang masih berada di depan mulut. Ia menatap heran pada wanita itu, tetapi juga tak ingin berlama-lama karena masih kepikiran dengan Kara yang tiba-tiba menghilang."Ishh! Dasar wanita aneh! Kenapa kau seperti ini sih?" ujar pria itu lagi yang membuat Clarissa mendengkus, dan mendorong salah satu bahunya cepat-cepat."Dasar tidak pintar! Kau tidak tahu apa yang sedang aku pikirkan?""Ya, mana aku tahu? Kau belum bilang apa pun padaku!" sahut Jack dengan sekali lagi menatap jengah pada wanita berambut pirang yang ada di hadapannya.Meninggalkan Jack dan Clarissa yang sedang berdebat kecil sesaat, kini Kara berusaha menyusuri setiap tempat untuk mencari keberadaan jelas letak yang telah disampaikan oleh Barra sebelumnya. Wanita itu menatap sekelilingnya dengan sungguh-sungguh, hingga akhirnya langkahnya terh
Read more
Meluruskan Kesalahpahaman
"Awhh! Tolong!"Barra terkejut bukan main, ketika langsung menyadari siapa si pemilik suara tersebut. Dengan segera ia membuka salah satu kain yang menutupi beberapa benda di hadapannya. Hingga kembali terperangah, kala melihat kondisi Kara yang sudah sangat lemas dengan beberapa bercak merah di sekitar tengkuk dan belakang telinganya."Kara? Kenapa kau bisa seperti ini?"Wanita itu hanya menggeleng lemah, sambil menunjuk ke arah salah satu kakinya yang sedang terhimpit oleh sesuatu.Melihat hal tersebut, tentu Barra langsung kembali bergerak menolongnya. Dengan cepat ia menyingkirkan sebuah kursi yang menahan salah satu kaki wanita itu. Hingga setelahnya, langsung mencoba membopong tubuh lemas tersebut dengan sekuat tenaga dan memindahkan ke tempat lain yang jauh lebih aman."Awhhh! Sakit, Barra! Pelan-pelan!" lirih bundanya Arka itu dengan dua sudut matanya yang terus mengeluarkan air mata.Sakit? Ya, itu sangat jelas! Selain dari kepalanya yang masih sangat berdenyut dengan rasa p
Read more
Pelukan Terakhir
Srkkk!Kara terkejut, karena Barra yang seketika membuka kancing kemejanya sendiri. Untuk sesaat, wanita itu terpaku menatap beberapa bekas luka jahitan yang ada di sana. Sampai akhirnya memilih memandang ke arah lain, karena entah kenapa dirinya jadi ikut merasa sakit ketika melihatnya.Jadi, separah itukah kondisi Barra waktu itu sehingga pria tersebut tak bisa kembali menemuinya dengan cepat? Kenapa juga Barra baru menjelaskan sekarang? Kenapa pada waktu itu pria tersebut hanya menunjukkan beberapa luka lebam kecil di tangannya, hingga membuat dirinya merasa sangat bersalah detik ini?Ah, sungguh. Lagi-lagi Kara pening dengan semua kenyataan yang terjadi pada hidupnya. Mulutnya sampai kehilangan kata-kata sesaat, hingga dirinya mendengar pria di hadapannya menghela napas tipis sebelum mulai kembali membenarkan pakaiannya."Terima kasih telah mendengar penjelasanku, Kara. Setidaknya sekarang aku sudah lebih sedikit tenang, karena kau tahu alasanku pergi. Aku pergi untuk mengupayakan
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status