All Chapters of Paman Angkatku itu Ayah Anakku: Chapter 61 - Chapter 70
203 Chapters
Bab 61
Esok harinya setelah berdebat panjang, akhirnya Laura dan kedua anaknya tinggal bersama Monica di rumah mewah David, dengan syarat David harus tinggal di apartemennya.Tentu saja David menyetujuinya.Saat ini mobil mewah David sudah terparkir di halaman depan, banyak pelayan menunggu kedatangan si kembar yang menjadi bintang di rumah itu.Jujur sang kepala pelayan tidak pernah menyangka akan bertemu lagi dengan Laura, bahkan kini Laura datang bersama kedua anaknya dalam situasi yang sudah berubah."Wow rumah Nenek Indah sekali," ucap Dita memuji.Bangunan bergaya klasik modern membuat rumah itu tampak sangat mewah dan megah. Si kembar tentu pasti akan sangat betah ada di sini."Ini akan Nenek berikan untuk Dika dan Dita," sahut Monica.Si kembar menggeleng, "kami sudah punya rumah Nek, di Desa," jawabnya kompak.Monica mengajak kedua cucunya berjalan ke dalam rumah, "kan cucu nenek ada dua, yang satu buat Dita, yang satu lagi untuk Dika." Si kembar mengangguk antusias."Wah mirip sek
Read more
Bab 62
"Terima kasih atas tawarannya Nyonya, tapi Tuan William menginginkan saya menjadi suami pengganti untuk putrinya," jawab Alex.Wanita itu tertawa penuh ejekan, "dan kamu pikir kamu akan bahagia? Kamu hanya akan menjadi budak wanita manja itu," ujarnya lagi.Alex tersenyum, sepertinya keluarga William tidak beres, bahkan seorang nyonya dengan tak tahu malunya merayu calon menantu di rumah ini.Yang Alex tahu, keluarga William ada keluarga yang kaya raya dan sangat dihormati, nyatanya anak semata wayang mereka sampai harus menikah muda.Wanita itu berjalan semakin mendekat ke arah Alex. Alex refleks berjalan mundur hingga tubuhnya terhimpit di dinding."Sebelum hari esok tiba, bila kamu menerima tawaranku, tolong hubungi aku ke nomor ini."Wanita itu menyerahkan kartu nama yang sudah disiapkan sebelumnya, sebab sejak tadi dia tertarik pada calon menantu tirinya ini."Aku menunggu teleponmu," ujarnya lagi, sebelum akhirnya benar-benar keluar dari dalam kamar Alex.****Alex tak menyangka
Read more
Bab 63
“Tidak, kita akan tetap ada di rumah,” ucap Laura tegas, membuat suasana pagi di rumah itu mendadak mendung.“Apa-apa tidak boleh kalau sama Mama,” ujar Dika.“Benar, kalau sama Papa, apapun jawabnya pasti boleh,” Dita menimpali.Keduanya tampak sangat menggemaskan saat membandingkan kedua orang tuanya.David mengulum senyum karena sudah berhasil mendapatkan hati si kembar, mungkin ikatan batin yang terjalin membuat ketiganya lebih cepat dekat.“Papa Alex lain lagi, kalau minta apa-apa jawabnya pasti, ‘tunggu ya Papa Alex tanya dulu sama Mama kalian.’ Sampai hafal kan kita,” gerutu Dika.Laura sangat gemas melihat keduanya berceloteh berusaha menilai sikap dirinya dan Alex yang mulai dibandingkan dengan David.“Berarti Papa juaranya,” sahut David, yang dibalas anggukan oleh si kembar. "Makanya kalian kalau minta apa-apa langsung sama Papa ya, jangan sama Mama apalagi Papa Alex, nanti jawabannya pasti tidak boleh," sambung David lagi mulai menjadi kompor.David seketika mendapat empat
Read more
Bab 64
“Kamu sudah dengan sengaja menghancurkan karier yang sudah lama dibangun oleh Linda?” Kini giliran wanita paruh baya yang datang bersama suaminya buka suara. Kehidupan mereka tak bisa lagi seperti dulu.Selama ini sang anak lah yang membuat hidupnya bergelimang harta, mereka tak peduli dengan isu yang berkembang diluar sana, yang penting hasil.Tapi sekarang akibat video itu tersebar mereka semua kena dampaknya.“Saya?" David membeo.“Tentu saja kamu dan Mama-mu!”David tertawa, “makanya kalau punya anak diajarin cara jaga nama baik? Jangan selalu berpikir kalau semua bisa dikendalikan, kalau sudah begini bingung mencari kambing hitam,” sindir David membuat kedua orang tua Linda memanas.“Kamu tak merasakan beratnya anakku membangun karir, sekarang kalian menghancurkannya tanpa perasaan,” ucapnya lagi dengan suara menahan kesal.David menggeleng sambil tersenyum. “Apa kalian lupa dia menjadi model karena siapa? Apa kalian lupa yang sudah dilakukannya selama ini? Atau mau saya ingatka
Read more
Bab 65
"Papaaaaaaa," teriak Dita dan Dika saat sore hari melihat sang papa datang dari kantor, di belakangnya ada Joe, Pak Hotman dan Ryan.David tadi mendengar Laura memarahi kedua anaknya, akibat mereka sibuk main air berkedok menyiram tanaman sang nenek."Cepat mandi, nggak malu apa jam segini masih jorok," omel Laura lagi.Keduanya menaruh selang di tempatnya, lalu berkata, "besok ulang tahun kami loh, Pak Hotman, Om Ryan dan Opa Joe harus datang ya," ucapnya sedikit memaksakan diri.Sang mama tampak mengambil sapu, membuat keduanya berlari menjauhi sang mama sebelum mendengar jawaban dari para orang dewasa. Dita dan Dika memilih masuk ke dalam rumahnya karena sang Mama terus saja mengomel yang katanya sang Mama takut kalau anak kembarnya malah sakit.Mereka pun bergegas menuju ke dalam kamarnya untuk segera membersihkan diri, sedangkan Laura mengajak yang lainnya untuk bersantai ruang keluarga sembari menunggu keduanya selesai mandi."Jadi besok kami dapat undangan lagi?" tanya Joe.Mo
Read more
Bab 66
“Ini apa-apaan ya Pak? Apa bapak tahu sedang bicara dengan siapa?” Pak Hotman sedikit emosi atas kedatangan polisi yang membawa surat penangkapan untuk Monica dan David.“Kami tahu Pak, tapi kami juga sedang menjalankan tugas, sebaiknya Tuan David dan Nyonya Monica ikut kami ke kantor dan nanti bisa dijelaskan di kantor polisi. Sekali lagi kami mohon maaf ini adalah bagian dari pekerjaan kami,” jawabnya sopan.David pun tak menyalahkan para petugas keamanan itu, dia tak pernah melakukan kesalahan yang melanggar hukum jadi dia tak takut sama sekali dengan tuduhan tak berdasar ini.David melihat ke arah Laura, “jaga anak-anak ya, kami pasti baik-baik saja dan akan segera kembali,” pesannya. Laura membalas dengan anggukan meskipun air matanya sudah menggenang dan sebentar lagi akan membasahi wajah cantiknya. Dia memang melihat raut wajah David yang tadinya sedikit tegang sekarang sudah tampak biasa, begitu juga dengan Monica yang tampak tegar.“Mari ikut kami Tuan, Nyonya,” ujar petug
Read more
Bab 67
Tepat pukul 01.50 dini hari, David dan Monica sudah tiba di rumahnya. ternyata semua pengasuh dan pelayan masih terjaga menunggu sang majikan.Sedangkan sejak tadi Laura dan kedua anaknya tak turun lagi ke lantai satu.“Kenapa kalian tidak tidur?” tanya Monica.“Kami mengkhawatirkan Tuan muda dan Nyonya,” ucap sang kepala pelayan mewakili yang lainnya.Monica tersenyum, dulu dirinya sangat Arogan setiap kali memerintah para pelayan, tapi sekarang justru mereka masih punya rasa khawatir terhadapnya.“Terima kasih ya Bi, dan yang lainnya. Sekarang kalian istirahatlah, kami baik-baik saja,” ucapnya.“Syukurlah Nyonya, semoga tidak akan ada lagi kejadian seperti ini,” kembali sang kepala pelayan mewakili yang lainnya.Tapi doa itu tentu saja rasanya tak mungkin terjadi, Edward dan Linda tidak mungkin tinggal diam karena David berhasil membuat Papanya Linda mendekam di balik jeruji besi.Monica yakin kedua orang itu pasti akan datang untuk membuat kekacauan dalam hidup Monica dan David. “
Read more
Bab 68
Di tempat berbeda, hari ini adalah hari pertama Alex menjadi menantu di kediaman keluarga William.Dia memang diharuskan untuk tinggal di rumah mewah keluarga itu dan membuat Angel segera hamil, bila tidak maka uang yang sudah dipinjam oleh almarhum ayahnya akan diminta untuk segera mengembalikan.Itu sebabnya dirinya beranikan diri datang ke kediaman itu meski, tanpa ditemani oleh wanita yang sudah sah menjadi istrinya.Namun, perasaan khawatir menghantuinya, karena sosok sang mama mertua yang setiap saat bisa saja menghancurkan hubungan Alex dengan keluarga William.Alex harus berhati-hati pada wanita itu sebab kemungkinannya ada dua, wanita yang sekarang sudah sah menjadi mertuanya tersebut bisa saja menguji Alex dengan mendekatinya, atau wanita itu memang benar-benar memiliki gangguan seksual.Dengan jantung yang berdebar Alex membuka pintu utama di kediaman rumah William, lalu berjalan dengan mengendap-ngendap menuju ke dalam kamar yang sebelumnya sudah diberitahu oleh Tuan Willi
Read more
Bab 69
“Jangan macam-macam ya, cukup satu kali seumur hidup berbuat dosa. Kalaupun memang harus berbuat dosa untuk yang kedua kali, berarti dosa itu karena aku menghabisi nyawa Paman.”David bergidik ngeri mendengar ancaman meluncur mulus tanpa hambatan dari mulut Laura.“Di mana tuh pasangan mesra yang waktu datang ke rumah sakit seperti amplop dan perangko?” setelah meledek Laura kembali tertawa penuh ledekan.David mendengus kesal, kalau sudah berurusan sama wanita jangan haraplah kesalahan yang sudah terkubur tidak akan diungkit lagi.“Ayo semua kumpulkan amplopnya.”tanpa tahu malu Dika berteriak demikian.“Bener tuh, nanti baru boleh makan,” sambung Dita menimpali.“Jadi uang amplop itu untuk biaya makan malam ini?” tanya Joe.Si kembar tergelak, “tentu saja tidak,” jawabnya kompak lalu kembali tertawa.Laura mencubit pipi sang anak gemas, keduanya hanya mengusap pipinya yang terasa kebas. Amplop pun mulai dikumpulkan, lalu mereka mulai melihat namanya.dan ada dua amplop tanpa ada isi
Read more
Bab 70
“Kita mau kemana ini Tante?” Laura dibuat bingung saat setelah makan siang Monica mengajaknya keluar tanpa membawa anak-anak.“Kita ke salon sebentar sayang, kamu perlu melakukan perawatan,” jawab Monica santai.“Tapi anak-anak Tante-” Laura tak melanjutkan ucapannya karena Monica sudah melajukan mobilnya keluar dari area kediaman mewah mereka. Monica masih sangat lihai dalam berkendara di jalan membuat Laura menjadi minder. Jangan menyetir mobil seperti Monica, naik sepeda motor saja dirinya tak bisa, sungguh miris hidupnya.Beruntung dia mengandung dan melahirkan anak sultan, hingga membuatnya mendapatkan fasilitas mewah.“tenang saja, mereka tidak akan rewel, Tante jamin kok. Kamu perlu sesekali pergi ke salon sayang,” sahut Monica.Laura hanya mengangguk dan tidak berniat membantah lagi ucapan wanita di sampingnya ini.Setelah dua puluh menit berikutnya mobil mewahnya sampai di depan sebuah salon mewah yang merupakan langganan Monica.seorang pria bertulang lunak dan berpenampil
Read more
PREV
1
...
56789
...
21
DMCA.com Protection Status