All Chapters of Gadis Pengantar Makanan Vs Mafia Kejam: Chapter 101 - Chapter 110
169 Chapters
99. Jangan pukul kepalanya
“Bukankah Saya masih berada dalam gengamanmu? Pengawal itu hanya mengisi  perutnya sebentar, Saya yakin bila Luca menyuruh mereka mengigitku, maka itu tetap akan terjadi,” jawab Wisnu.Luca hanya diam memikirkan sesuatu.“Lepaskan adiknya, lakukan seperti kemauannya, Kamu seharusnya mengerti Bram, gerak cepat,” ucap Luca sambil menatap Bram dengan tajam.“Baik.” Bram melangkah keluar untuk membuat beberapa panggilan. Tak lama kemudian waktu menunjukkan pukul 11 siang, Bram membuka layar laptopnya menampilkan Adik dan Ibu Wisnu sedang berada di sebuah bandara.“Lihat mereka sudah pergi ke daerah yang kita tidak tahu, sekarang dimana Sarah?” tanya Luca.Wisnu memberikan sebuah denah melalui ponselnya. “Kamu pergi sendiri Luca, jangan sakiti Bibik yang sudah tua itu. Sarah baik – baik saja. Saya meninggalkannya tidur di sana karena Dia kecapekkan semalam. Tidak ada hal yang
Read more
100. Tidak ingin terlambat lagi!
Dengan kecepatan tinggi Luca menyalip mobil di depannya, tujuannya satu, yaitu menuju lokasi yang sudah dibagikan tadi.Dia tidak ingin terlambat lagi.***Sarah buru – buru melihat ke jendela saat mendengar suara deru mobil masuk ke halaman rumah Mrs. Smith.“Luca sudah tiba,” serunya dengan penuh kegirangan seolah bertemu dengan pacar yang diundang untuk makan bersama.“Bukalah pintunya, makanan juga sudah siap,” Mrs. Smith tersenyum karena seolah mendapatkan seorang putri yang sedang berbahagia.Luca keluar dari mobil melihat Sarah yang sudah membuka pintu dan menunggu dengan senyumnya, membuat hati Luca merasa seperti sedang melayang dan bermimpi.Ia pun berlari kecil memeluk Sarah mendekapnya dengan erat. Sudah hampir 6 tahun Luca mencarinya.“Akhirnya kutemukanmu,” gumam Luca dalam hatinya kemudian meneteskan airmata tanpa sadar.Luca menatap wajah Sarah yang tidak berubah,
Read more
101. Pertemuan
Bram yang masih kesal kepadanya langsung menghajar perut Wisnu. Wisnu kembali memuntahkan darah segar dari mulutnya.“Uhukkk…”“Apa sih masih pukul – pukul,” seru Wisnu setelah membersihkan mulutnya.“Kamu mau saya mati di sini?”“Ya, kalau bisa mati aja. Saya lebih mudah menjawab Luca nanti bila Kamu memutuskan bunuh diri,” jawab Bram dengan ketus.Wisnu yang kalah perkataan pun hanya memilih diam.***Sarah membantu Bibi membersihkan meja dan piring sementara Luca menatap kegiatan mereka dari ruang tamu. Sebentar – sebentar Sarah melirik dan memberikan senyuman manisnya.Sungguh hati Luca sangat bahagia.Setengah jam kemudian, Luca bangkit dari tempat duduknya karena merasa Sarah sudah cukup lama sekali di dapur. Luca sudah tidak perduli pekerjaan mencuci yang belum selesai.Ia langsung menarik tangan Sarah sambil mengatakan ke Bibi, “ Bibi
Read more
102. Apakah Sarah tidak percaya?
 “Sarah tidak ingin...” ucap Sarah dengan lesu.“Tidak…, Luca akan melakukan pers conference untuk memberitakan bahwa Kamu adalah istriku yang sesungguhnya. Istri pertama dan terakhirku. Satu – satunya wanita yang kucintai dan ingin kulindungi selamanya.”Sarah terdiam, dalam hatinya memang terharu, tapi bagaimanapun masih saja ada ketakutan.“Apakah Sarah masih belum percaya?”Sarah tidak menjawab.“Baiklah, Kita akan mengumumkan pernikahan di acara Fashion Show besok. Saya yakin PIC akan mendukung penuh keputusan ini juga.”“Pertunjukkan itu disiarkan secara Internasional Luca..”“Justru Luca ingin memberitakan kepada semua orang !”  Luca menggenggam tangan Sarah dengan erat dan meletakkannya di dadanya, kemudian menciumnya dengan lembut.“Jangan pernah bermimpi meninggalkanku lagi. Luca sudah memborgolmu di sini,” ucap
Read more
103. Melamar Sarah
Jawaban si kecil Deon membuat Sarah melotot dan wajahnya memerah tak lama kemudian. “Ohya,… Kamu mimpi apa sambil menatap fotoku dalam tidur?” tanya Luca melihat ke arah Sarah, kemudian Luca menurunkan  Deondari gendongannya, merapatkan duduknya mendekati Sarah, kemudian memeluk Sarah yang makin memerah wajahnya. “Bermimpi seperti ini?” tanya Luca yang kemudian mengangkat dagu Sarah dan menciumnya dengan lembut. “Ihhhh, maluuu….,” ucap Deon yang kemudian berlari kecil dan masuk ke dalam kamar. “Apakah Kita ke kamar sebentar?” tanya Luca sambil menghapus saliva yang ada di bibir Sarah setelah mereka berciuman cukup lama. “Tidak, nanti malam saja,” jawab Sarah yang kemudian makin tidak karuan setelah sadar akan ucapannya. “Hhmm, yang baru saja dibilang itu berarti malam ini Luca sudah diijinkan menginap,  ya,” ucapnya sambil tersenyum tanpa melepas tangannya yang memeluk pinggang Sarah. Sarah menyembunyikan wajahnya yan
Read more
104. Aku sangat mencintaimu.
Setelah keheningan yang terjadi beberapa menit. Sarah mulai melirik Deon, bergantian melirik ke arah arah Luca yang dibalas dengan senyuman Luca yang selalu ia rindukan..Mereka sengaja membiarkan suasana hening agar Sarah dapat memikirkan dengan baik apa yang ingin diutarakannya.Luca kembali memperat gengaman tangannya.“Baik, Sarah setuju,” ucap Sarah kemudian yang disambut dengan teriakan oleh Deon.“Horeeee.., akhirnya Mama dan Papa bersatu kembali. Deon punya keluarga lengkap dan adik–adik yang banak nanti.”Kedua orang dewasa itu pun terkejut semuanya atas perkataan Deon yang terlalu jauh. Kemudian mereka bersama tertawa dengan bahagia.“Besok Luca akan melamarmu di penutupan acara Fashion Show,” ucap Luca.Sarah dan Deon menganggukkan kepalanya tanda setuju.“Besok pagi sesudah sarapan kita akan bersama – sama melihat  dan memilih cincin pertunangan,” ucap
Read more
105. Dimata-matai
 “Tidak…, kami … kami sudah selesai, mari kita pulang,” sahut Sarah dengan terbata–bata dan merasa malu."Kita akan mencari es krim sebelum pulang," ajak Luca lalu menggendong Deon.Sarah dan Deon hanya tersenyum dengan penuh kebahagiaan, mereka pun bergandengan tangan menuju ke stand es krim.“Sebuah keluarga yang harmonis,” ucap seorang pemantau yang sedang melihat dengan teropongnya.Setelah mereka masuk ke dalam mobil dan mobil mulai dijalankan, pengutit itu membuka ponselnya dan menekan beberapa nomor panggilan.“Lapor Pak, ““Bicaralah,”“Luca dan Sarah sudah bertemu, mereka bertiga makan malam hotpot dan mereka makan dengan bahagia seperti sebuah keluarga kecil yang harmonis.”“Bodoh !!!” Dengan kesal Kakek melempar ponselnya ke atas meja. Waktu di New  York saat itu masih pagi. Kakek belum sarapan sudah disuguhi kabar y
Read more
107. Siapa Deon?
 “Eh, tunggu dong..” cegah Kakek saat Brianny berbalik badan hendak kembali ke dapur. “Ada apa memangnya ya? “ Briany melihat Kakek dengan bingung. “Ada kabar baik nih…” Briany hanya memiringkan kepalanya sedikit menunggu ayahnya melanjutkan kalimat. “Luca berhasil menemukan Deon.” “Deon? Siapa?” “Anak kandung Luca dari wanita sialan itu.” “Anak kandung? Wanita sial*n… siapa maksud papa?... Ohh.. Sarah?” Kakek menganggukkan kepalanya dengan berulang kali. “Astaga Papa,” pekik Brianny. Padahal dia sudah tahu mengenai kabar ini, tetapi dia harus memainkan dramanya. “Dimana mereka? Apakah dia adalah cucu Kakek?” Briany memegang wajahnya sendiri dengan tangannya yang masih berlumuran tepung walau sudah dilapnya ke celemeknya. “Ishh, jangan ... lihat tanganmu sangat kotor,” kata Kakek sedikit jijik melihat banyaknya tepung yang ada di sana. “Begini, Papa sudah menyuruh orang untuk menculi
Read more
108. Penerus yang sesungguhnya
 “Nah, Di masa depan, Deon akan dilatih dengan berbagai ilmu supaya bisa mewarisi kejayaan Kakek. Deon akan menjadi penerus.”“Hmmm, penerus.”“Terus Michael dan Andrew tidak dianggap layak sebagai penerus. Kata Kakek, Michael terlalu mirip dengan suami kak Briany dan Andrew bukan cucu kandung. Mereka sudah tahu rupanya.”“Memang mereka sudah tahu dari awal," gumam Melya dengan putus asa.Setelah itu, Melya menutup panggilan secara sepihak.Luca memakai alasan untuk ke luar negeri, ternyata untuk bertemu dengan Sarah dan anaknya.Lalu Bram, “Dingin sekali Bram sekarang. Bahkan tidak perduli dengan putranya sendiri.Seandainya Aku bisa hamil dari Luca.” Melya berbicara sendiri sambil memegang daerah rahimnya.“Ahhh…, baru teringat, terakhir melakukan itu dengan Luca , ia tidak memakai pengaman dan Aku belum datang bulan sampai saat ini, astaga….. jangan &ndas
Read more
109. Acara Besar
 “Tunggu, Luca, Sarah butuh istirahat yang baik. Besok lho acara besarnya.” Luca masih belum melepaskan ciuman dan pangutannya pada leher jenjang Sarah.“Sekali aja boleh ya, Sayang? Luca sudah sangat sangat merindukanmu…, sudah enam tahun Sarah,” ucap Luca kembali mengulum bibir Sarah yang ranum.Akhirnya dengan pasrah Sarah membiarkan Luca bergerilya di atas tubuhnya dengan janji hanya melakukan sekali saja. Karena tubuhnya benar–benar butuh istirahat supaya besok dapat memeriksa persiapan acara tanpa ada kesalahan.Tapi ternyata Luca tidak sanggup memenuhi janjinya. Ia melakukan pelepasan berkali–kali dengan berbagai gaya dan mereka bergantian menjadi nahkoda."Luca, Sarah capek,” ucap Sarah dengan lirih sementara Luca masih melakukan aksinya.“Aku sungguh mencintaimu, maafkan aku, Sayang. Tubuhmu sudah menjadi candu bagiku. Berikanlah Aku seorang anak laki – laki lagi,” uja
Read more
PREV
1
...
910111213
...
17
DMCA.com Protection Status