All Chapters of Gadis Pengantar Makanan Vs Mafia Kejam: Chapter 131 - Chapter 140
169 Chapters
130. Saya tidak mau negosiasi!
“Siapa namamu?” Deon bertanya tanpa melihat ke arah pengawalnya.“Jenny,” jawabnya dengan sopan.“Kamu boleh menjadi pengawal pribadiku tapi saya tetap membutuhkan tante  Lily, sudah hampir seminggu, seharusnya masalahnya juga sudah selesai ditangani. Hubungi Kakek sekarang, katakan supaya membawa Lily kembali kepadaku,” ucap Deon dengan mata menatap dingin ke arah Jenny, tangannya masih tetap mengelus pistol dari gading yang dipakainya untuk latihan tadi.Karena sedikit takut terhadap Deon, Jenny memutuskan untuk menghubungi Kakek.Setelah terhubung, Jenny buru – buru memberikan ponselnya kepada Deon karena merasa susah menyampaikan apa yang diperintahkan Deon tadi.“Ya kenapa?” tanya Kakek.“Kakek tua, kamu kembalikan Lily ke sini. Selesaikan masalah keluarga yang dia hadapi. Atau…”“Atau apa?” tanya Kakek dengan santai.“Atau cucu
Read more
131. Panggil saya Ketua!
“Ya, bila suatu saat ternyata ia mengkhinati kakeknya, maka kamu yang akan turun tangan membunuhnya sendiri,” ucap Kakek.Lily memikirkannya sesaat kemudian menjawan, “Baik, saya memastikan ia tetap akan setia kepada Tuan. Bila nanti ia berkhianat maka saya yang akan membunuhnya sendiri dengan tangan saya,” ucap Lily memastikan.“Jangan ada kasih sayang apapun yang kamu ajarkan kepadanya. Tetaplah tahan perasaanmu. Saya mau Deon yang dingin dan tidak mempunyai perasaan kasihan,” lanjut Kakek.“Seperti permintaanmu Tuan ! tanpa saya bantu pun, Deon memang sudah dingin dan ketus. Dia mewarisi gen utuh dari keluarga Anda,” jawab Lily.“Baiklah, bersiaplah…, kamu akan diantar kembali ke Jepang. Buat karangan sendiri atas luka di tubuhmu,” ucap Kakek melambaikan tangannya keluar.Lily pun pamit dengan hati bahagia karena dapat kembali ke Deon. Ia sudah sangat menyayangi anak itu walau an
Read more
132. Sifat yang sama dengan Kakek
Kakek menggelengkan kepalanya,” Entahlah,  sejak Luca pulang ke New  York dan tidak berbuat hal aneh, Saya tidak mempedulikan wanita yang tidak jelas asal usulnya itu, mati atau hidup juga saya tidak perduli,” jawab Kakek dengan ketus.Tak lama kemudian terdengar suara piring dibanting,”Apa lagi kali ini,” seru Kakek Castello terkejut kemudian segera berlari ke arah sumber suara.“Kenapa?” tanya Castello melihat pelayan yang sedang membereskan pecahan mangkuk.“Nyonya Melya tidak mau minum sup penguat janin, dia bilang tidak suka karena pahit,”  ucap pelayan dengan sedih.“Tidak usah dibanting juga,” ucap Castello dengan kesal.Castello  ingin bergerak ke kamar Melya tapi diurungkan niatnya, “Huh… tak ada gunanya menghibur dia, menantu tak punya tabiat baik, menghabiskan waktu saja. Lebih baik melanjutkan tonton grafik sahamku,” gumam Castello kemudia
Read more
133. Morning sick
“Baiklah, morning sick tidak dapat dipindahkan secara medis. Mungkin yang kamu maksud adalah morning sick yang dialami oleh suami menggantikan istrinya,” jawab Bram.“Iya, bagaimana itu bisa terjadi?”“Itu kejadian yang memang terjadi di beberapa pasangan. Biasanya dikatakan bahwa suaminya sangat mencintai istrinya sehingga rela menggantikan istrinya mengalami morning  sick,”jawab Bram.“Terus…”“Ya terus, apa yang mau kamu tanyakan? Bagaimana cara pindah? Tidak ada yang tahu.”“Sepertinya harus sangat mencintai pasangannya dan tulus tidak rela membiarkan pasangannya mengalami morning sick, itu saja yang ku tahu,” jawab Bram seadanya.Luca mematikan ponselnya.“Luca… astaga, tidak pernah mengucapkan salam apapun.” Dengan kesal Bram menatap ponselnya yang dimatikan sepihak oleh Luca.Sementara Luca merenungi semua informasi yan
Read more
134. Misteri cinta
Di suatu pagi yang cerah, tiba – tiba Luca merasa mual dan ingin muntah.Dengan berlari kecil, Luca menuju ke kamar mandi kemudian memuntahkan semua isi perutnya. Perasaannya begitu kacau selama dua hari belakangan ini.Akhirnya ia memutuskan untuk mencari dokter supaya bisa memberikan pengobatan kepadanya karena ia harus kuat. Tugas dan tanggungjawabnya sungguh tidak bisa diwalikan kepada orang lain.“Apakah aku salah makan?” tanya Luca kepada dirinya sendiri di cermin.Tok tok tok terdengar suara ketukan di pintu kamar mandi.“Luca, doktermu sudah datang,” ucap Sarah dekat pintu.“Ya, aku segera keluar,” jawab Luca kembali membasuh wajahnya yang kelihatan kusut.Sementara Sarah mempersilahkan dokter untuk duduk menunggu.Tak lama kemudian Luca keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang terasa sakit dan lemah.“Dokter, ada sesuatu dalam perutku yang menyebabkan aku mual ter
Read more
135. Mimpi buruk
“Ada beberapa pasangan memang bersedia saling menggantikan kesulitan yang dialami pasangan karena besarnya cinta dan kasih sayangnya,” lanjut dokter Roni.Sarah tidak menjawab apa – apa, hanya terdiam penuh arti dan menatap Luca dalam – dalam.“Baiklah, saya permisi dulu, ingatkan untuk berkunjung ke klinik dalam minggu ini untuk memeriksakan janin anda,” ucap dokter Roni meninggalkan mereka.Sarah masih menatap Luca dalam – dalam, ada rasa kasihan karena Luca menggantikan morning sick yang dia alami. IA mengelus pelan pipi Luca yang putih dan halus.Luca bergerak sedikit karena merasa ada yang menyentuhnya, “Sudah bangun? Apakah masih pusing?” tanya Sarah pelan.“Hmmm, biarkan saya tidur sebentar lagi ya sayang, jangan pergi kemana – mana. Tetap disini ya supaya saya bisa menjagamu,” ucap Luca mengengam sebelah tangan Sarah dan meletakkan di dadanya. Mengengam dalam tidur.
Read more
Bab 136
“Tidak…, apapun itu berhenti memikirkan hal yang tidak mungkin,” potong Luca menatap Sarah dengan serius.“Jangan memikirkan hal lain. Sarah fokus hamil saja. Aku menginginkan anak itu.”“Tapi kondisi sekarang tidak memungkinkan,” sela Sarah.“Apa yang tidak mungkin?”“Deon masih menghilang dan …,”“Dan apa..?” sela Luca.“Dan karirku baru menanjak. Fashion show akan berlanjut sampai keliling dunia. Kesuksesan Sarah sudah di depan mata.”“Sarah sudah berhasil membawa Santika Wedding gown sejauh ini, harus mengurus semua hal. Bagaimana saya bisa mengurus semua itu bila harus dalam keadaan hamil?”Luca diam sejenak mengontrol emosinya yang sudah sempat naik. Terjadi keheningan diantara mereka. Sampai terdengar ketukan pintu.“Masuk..,” ucap Sarah melirik ke arah Luca yang memilih duduk menjauh di sofa d
Read more
Bab 137
Bab 137Andrew membersihkan kekacauan yang dibuatnya sambil menangis.Melya ingin membantu tetapi dilarang.“Mulai sekarang, kamu diam di dalam kamar atau kamu yang akan saya usir keluar. Untuk pelayan berikutnya tidak ada hak kamu untuk memecat lagi. Semua itu akan menjadi urusan Pelayan,” ucap Castello sambil memandang tajam ke arah Melya.“Bila kamu tidak setuju, maka saya akan senang hati mengembalikan kamu kepada ayahmu,” lanjutnya.Sikap Castello berubah seolah ia tidak membutuhkan pewaris lainnya, Deon adalah sosok yang sudah sesuai dengan pribadinya.“Besok Andrew akan dikirim ke apartemen Bram untuk belajar tata karma yang tidak mampu kamu ajarkan,” lanjutnya sambil melihat ke arah Andrew yang memungut mainannya sambil menangis.“DIAM !!!,” teriak Castello yang berhasil membuat semua orang ketakutan.“Pria tidak gampang mengeluarkan airmata. Itu harus Andrew ingat s
Read more
Bab 138
Bab 138Drtt… drt…. Drtt… Ponsel Castello tiba – tiba berbunyi menampilkan nama Deon.Mau tak mau Castello menjawab panggilan.“Berikan Lily kepadaku, aku akan menjadi seorang pewaris yang dapat membanggakanmu,” ucap Deon.“Bagaimana bila saya tidak menerima negosiasi apapun darimu?” tanya Castello kembali menantang.“Dorrr… Dorr…,” suara tembakan kembali mengejutkan Castello.“Saya baru menembak Jenny. Dan saya akan menembak setiap pengawal yang kakek kirim bila itu bukan Lily,” ucap Deon langsung memutuskan pembicaraannya.“KAMU…..,” Castello membanting gawainya.Baru kali ini Castello merasa ditantang. Kemarahannya sungguh memuncak. “Anak itu akan kubunuh saja,” ucapnya kemudian.“Bunuhlah dan kamu akan menyesalinya nanti. Kamu sudah tua dan Dia adalah pewaris sesungguhnya,”  ucap Li
Read more
Bab 139
Sementara di dalam kamar Melya, ia masih merajuk. Wisnu merasa kesal dan hanya bisa melampiaskannya dengan main game di ponselnya.“Mas, kamu kok ngk perduli sih? Saya mual lho dan kaki ini capek sekali,” seru Melya dengan sebal.“Haizzz, bukankah Mas ngk bekerja sudah hampir dua bulan menemani mu disini? Kalau kaki mau dipijit, kan bisa menyuruh tukang pijit. Tinggal telepon saja. Untuk apa merepotiku, itu menyebalkan tahu?” jawab Wisnu dengan mata tetap memandang ke layar handphonenya.Melya yang semakin kesal hanya bisa merengut kemudian membantingkan pantatnya dengan kesal ke ranjang. Kemudian berusaha tidur.Wisnu melirik sebentar,”Sudah tertidur, merepet saja setiap hari..”Wisnu membuka gallery photo di handphonenya. Terpampang foto Rini, kakak Luca dengan si kecil Michael.“Bagaimana kabar kalian sekarang ya? Aku rindu…,” gumam Wisnu sambil mengelus handphonenya dengan lembut.
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status