Semua Bab Gadis Pengantar Makanan Vs Mafia Kejam: Bab 151 - Bab 160
169 Bab
Bab 151
Melya memeluk Wisnu dengan mesra, “Sudah lama kita tidak berkumpul bersama, “ ucap Melya yang dijawab anggukan kepala oleh Pelayan.“Ayo kita berangkat,” seru Wisnu membuka pintu supaya kedua ratunya masuk ke dalam mobil.Mereka memutuskan akan makan malam hotpot di salah satu restoran ternama di Jakarta.Castello sudah membooking satu restoran sehingga hanya ada mereka yang menikmati suasana makan malam dengan damai dan rasa kekeluargaan yang membahagiakan hati Castello, Wisnu dan juga Melya.Mereka saling bersenda gurau dengan bahagia.“Inilah keluargaku,” gumam Castello dalam hati sambil tetap menyimak cerita yang disampaikan Wisnu.***Luca menghela nafas dengan berat, “Akhirnya menemukan Deon, cukup berguna juga Wisnu itu,” gumamnya.“Sarah, ayo berkemas, kita ke Jepang,”  seru Luca membangunkan Cind.“Hah?” Sarah yang masih mengantuk tidak
Baca selengkapnya
Bab 152
“Kan baru 4 hari Mas,” jawab Bunga sambil mengkerucutkan bibirnya yang langsung disambut Bram dengan ciuman hangat.“Hmmm, kalau urusan Mas sudah selesai kita akan jalan – jalan kembali ke sini dan ke Negara manapun yang Bunga mau, ok?”“Janji ya Mas?”“Iya, sudah sana…, siapkan kopermu dan bangunkan Andrew. Kita berangkat 1 jam lagi,” ucap Bram mendorong Bunga sambil menepuk ringan pantatnya.Sebenarnya ada juga keinginan Bram untuk menikahi Bunga, namun komitment yang harus dipegangnya di masa depan membuat ia merasa sedikit gentar. Dan tentu saja ia masih harus menghadapi Melya yang tidak jelas mencintai siapa.Satu jam kemudian mereka pun terbang dengan pesawat pribadi menuju Indonesia.Bawahan yang disuruh Luca menyelidiki keberadaan Deon di Kyoto melaporkan bahwa Deon memang berada di sebuah pulau yang disebutkan Wisnu di kota Kyoto Jepang. Pulau itu tidak bisa diakses oleh p
Baca selengkapnya
Bab 153
 “Hmm, cukup menarik,” jawab Castello dengan suara kecil kemudian melanjutkan, “Papa heran, Melya memang rewel tapi dia begitu baik dan patuh kepadamu, mengapa kamu hanya menginginkan Sarah dari dulu?” tanya Castello.“Karena Sarah ada di dalam sini, sama seperti Bunda yang pernah ada dan selalu ada dalam hati papa,” ucap Luca meunjuk dadanya, lalu berdiri.“Aku tidak suka terlalu banyak berbasa – basi, pikirkanlah….”Luca menuju ke arah pintu, namun tiba – tiba Castello berkata,“Baiklah, panggilah Sarah. Papa akan berbicara dengan wanita itu sebelum memasuki rumah.”“Rumah ? tidak, Sarah tidak akan berada di mansion Papa. Luca akan memberikan kepadanya lokasi lain. Melya dan Sarah tidak mungkin disatukan.”“Kamu harus menyakinkanku untuk membagi waktu bagi Melya? Dia sedang hamil anakmu.”Luca menggelengkan kepalanya, “T
Baca selengkapnya
Bab 154
"Mas, mas bicara dengan siapa?" seru Sarah dari luar kamar mandi."Ah, tidak.., hanya sedang memikirkan pekerjaan, sebentar lagi selesai," teriak Luca."Baiklah, jangan lama - lama ya, nanti dingin lauknya jadi tidak enak lho," seru Sarah kembali."Iya sayang, sudah mau selesai."Luca menyelesaikan mandinya dan setelah selesai berpakaian, mereka bergerak ke dapur untuk makan malam.Tapi belum memulai makan malamnya Bram sudah ada di depan pintu. Luca merasa kesal, tapi demi kesopanan penghuni rumah, Sarah membuka
Baca selengkapnya
Bab 155
"Iya, tapi Castello tua jelek itu memberikan tugas yang cukup berat bagiku," geram Luca."Oh, tugas itu bisa Sarah bantu?" tanya Sarah dengan polos."Tidak, aku tidak akan melibatkanmu. Sarah diam di rumah saja. Aku akan berusaha secepat mungkin menyelesaikan tugas dan kembali untuk melihatmu melahirkan anak kita," ucap Luca sambil mengelus perut buncit Sarah."Kapan kita usg untuk cek jenis kelaminnya?" tanya Luca kemudian."Minggu ini, boleh milih hari katanya tergantung waktu yang kamu punya," jawba Sarah sambil memegang kedua pipi Luca."Bagaimana bila besok sore? sungguh tidak sabar untuk mengetahuinya.""Baiklah, nanti kuhubungi dokter untuk membuat janji.""Panggil aku dengan panggilan sayang dong," ucap Luca dengan manja."Geli akh, panggil biasa aja...," jawab Sarah sambil berdiri kemudian bergerak ke arah pintu keluar. Sarah mau menyiapkan pekerjaan besok. Jangan lama - lama tidur ya."Luca memberi kode Ok deng
Baca selengkapnya
Bab 156
"Mengapa tidak berwarna?" lanjutnya. Dokter Jean kembali tersenyum ramah," Sebentar ya..." Kedua matanya fokus menantap ke layar monitor, mengetikkan beberapa tombol di keyboard dan merekam gambarnya. "Selamat, Anda hamil anak kembar.., " ucap sang dokter setelah melakukan usg beberapa saat. Luca bersorak dengan gembira,"Kembar?" Sarah bertanya, "Jenis kelaminnya?" "Dua - duanya berjenis kelamin laki - laki," jawab dokter Jean. Luca bersorak dengan gembira,"Kamu hebat sayang..., kamu hebat...." Luca mencium Sarah berulang - ulang untuk mengungkapkan perasaan bahagianya. Tubuh Sarah sedikit tergoncang karena Ciuman Luca yang kesenangan seperti anak kecil. "Eh, jangan goncang istrimu," ujar dokter Jean sedikit terkejut akibat Luca terlalu berkelaluan berlebihan dalam mencurahkan kegembiraannya. "Oh ya, iya.., maaf ..., maaf..., kamu ngk apa - apa sayang?" tanya Luca yang dijawab dengan gelengan kepala Sarah.
Baca selengkapnya
Bab 157
Sarah ditarik keluar namun tidak diperlakukan dengan kasar,” Ikut kami untuk menjaga keselamatan bayi anda juga. Anda tidak berharap mengalami keguguran kan di tengah perjalanan ke mansion Castello? Dia hanya butuh bicara,” ucap wanita berpenampilan elegant dengan seragam serba hitam.Beberapa orang mengikuti dari belakang dengan patuh. Ponsel Sarah ditinggalkan wanita itu di meja samping pintu.Sepanjang perjalanan menuju halaman rumah, Sarah melihat bahwa beberapa orang security yang ditugaskan untuk menjaga Sarah sudah terbaring di lantai.Beberapa wanita yang diutus Castello sepertinya memang adalah petarung tingkat tinggi. Karena lawan mereka adalah bodyguard yang dilatih Luca sendiri dengan tubuh dan kekuatan diatas rata – rata. Namun rubuh semuanya dihajar oleh empat orang wanita ini dalam waktu yang sungguh singkat.Sarah tidak dapat berkata – kata, hanya mengikuti dengan patuh. Karena ia tidak ingin bayi di dalam perutnya
Baca selengkapnya
Bab 158
 “Tapi…,” Belum sempat Wisnu menjawab, Luca menyela dengan tegas.“Melya mengikutiku. Sementara saya butuh bekerja dengan serius. Mafia  yang kuhadapi bukan untuk hal main – main. Kemarilah bila masih ingin anak dan istrimu baik – baik saja,” sela Luca.Wisnu sungguh terkejut, “Bagaimana dia bisa mengikutimu?”“Entahlah, mungkin itu pekerjaan Castello tua busuk itu !!!” geram Luca.“Ahh, itu papamu. Tidak boleh menyebutnya dengan kasar seperti itu,” bela Wisnu.“Hufft.., kemarilah. Akan ada tugas lain juga untukmu bila kamu bisa membagi waktu dengan keberadaan Melya.”“Apa lagi?” tanya Wisnu.“Sudah, datang saja. Tidak usah banyak berbicara !!!,” Luca menutup teleponnya dengan kesal.“Siapa Mas?” ucap Melya yang baru keluar dari kamar mandi.“Bukan urusanmu. Saya tidak pernah meng
Baca selengkapnya
159. Pertemuan Castello dengan Sarah
“Seharusnya Melya sudah terlelap. Balik ke hotel sajalah sebelum membeku di jalan,” gumamnya sambil berjalan kembali ke arah hotel.Sementara itu di mansion Castello, masih tercipta keheningan.Castello yang sedikit ragu bagaimana mengawali percakapan, lain halnya dengan Sarah yang menunggu dalam diamnya mengenai apa yang mau disampaikan Castello.“Sudah berapa bulan usia kandunganmu?” Castello mulai membuka suaranya.“Tujuh Bulan, kembar laki – laki. Bukankah semua itu sudah dilaporkan oleh pengutit yang Anda tempatkan sejak saya tiba di Indonesia?” tanya Sarah menatap tajam ke arah mata Castello.Tidak ada ketakutan sama sekali dalam matanya. Malah Sarah ingin semua diselesaikan dengan baik sehingga Deon bisa kembali ke sisinya dan dia juga bisa melahirkan kedua anak kembarnya dengan keberadaan Luca sebagai ayah mereka.“Saya hanya menginginkan sebuah keluarga utuh,” ucap Sarah sesaat k
Baca selengkapnya
160. Perhiasan yang hilang
Sarah diam dan meletakkan kalung kembali ke tangan Pelayan tua.“Terimakasih Bunda Pelayan tua, Sarah sungguh menghargainya. Tapi saya sungguh tidak bisa berlama – lama disini. Sarah harus kembali ke rumah,” ucap Sarah sambil hendak berdiri. Namun sekali lagi dicegah Pelayan tua.“Tunggu, jelaskan dulu apa maksud nak Sarah? Apa yang sudah disampaikan Castello?”“Tidak, bukan hal yang serius. Maaf, saya sungguh harus segala kembali,” ucap Sarah akhirnya meneteskan airmatanya karena tidak tahan lagi.Pelayan tua segera memeluknya,” Apa yang sudah disampaikan Castello kepadamu? Bukahkah dia sudah menyetujui hubunganmu dengan Luca?” tanya Pelayan tua dengan bingung.Sarah masih menangis, namun kemudian segera menghapus airmatanya.“Maafkan Sarah, bunda Pelayan tua. Sarah benar – benar harus pergi.”“Tidak, tunggu.., sebelum nak Sarah menjelaskan kepada Bunda. Ap
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status