Semua Bab Gadis Pengantar Makanan Vs Mafia Kejam: Bab 21 - Bab 30
169 Bab
Bab 21. Bahaya dari Tom
Sarah merasa tidak nyaman dengan keberadaan Tom. Karena itu dia tahu bahwa dia harus mencari jalan keluar dari masalah ini, tetapi dia juga tahu bahwa dia harus berhati-hati agar tidak menarik perhatian yang lebih banyak."Kalian tinggalkan alamat untukku atau silakan pergi. Aku tidak begitu mengenal Luca. Dia bukan seseorang yang penting bagiku," ucap Sarah dengan ketus.Melihat gelagat tidak baik dari Tom yang tidak juga bersedia memberikan alamat keberadaan Luca, maka Sarah sudah mulai bisa menebak bahwa yang ada di depannya ini bukan seseorang yang baik.Sarah segera berlari kecil ke dapur dan menggendong Deon."Daniel, aku permisi. Ada keperluan mendadak."Segera setelah mengatakan demikian, Sarah segera mencari Emma dan mereka mengambil kapal pertama lalu meninggalkan kota.Di tengah tekanan yang semakin meningkat, Sarah harus mencari cara untuk melindungi dirinya sendiri dan menjaga rahasianya tetap aman. Masalah yang lebih besar dan
Baca selengkapnya
Bab 22. Desa diserang.
Emma mendorong tubuh Sarah yang masih enggan meninggalkannya."Aku akan mencoba menahan mereka sebisa mungkin. Cepat, jangan pikirkan aku, lakukan ini demi Deon dan kehidupanmu!""PERGI!"Emma merasa adrenalin memuncak di dalam dirinya saat dia melihat keberanian Sarah, namun dia juga menyadari bahwa mereka harus berpikir dengan bijak untuk melindungi Deon dan diri mereka sendiri.Sarah menatap Emma dengan terkejut karena Emma mengusirnya dengan suara keras, tetapi dalam matanya terpancar rasa terima kasih dan keputusasaan.Dia merasa dilema antara melindungi Deon dan bertahan di sisi Emma, yang sudah seperti Ibunya sendiri.Namun, dia tahu bahwa Emma benar. Menyadari bahwa waktu mereka terbatas, dia mencium kening Emma dengan cepat, "Aku tidak akan melupakanmu, Emma. Berhati-hatilah di sana."Tanpa ragu lagi, Sarah memutuskan untuk mengikuti saran Emma. Dia menggendong Deon dan berlari menjauh dari pantai, meninggalkan Emma yang bers
Baca selengkapnya
Bab 23. Bertemu Timothy
Di atas kapal yang berayun lembut di atas ombak, Sarah terusik oleh mimpi buruk yang terus menghantuinya. Ketika matahari tenggelam di ufuk, membawa ketenangan kepada laut yang tak berujung, pikiran Sarah terbawa ke peristiwa mengerikan yang dia alami di hutan bersama Luca."Luca ... Luca ... jangan tinggalkan aku!" pekik Sarah.Dalam mimpi-mimpinya, dia merasakan angin malam yang dingin menyapu wajahnya saat dia berjuang melepaskan diri dari cengkeraman bawahan Luca.Dia merasa ketakutan yang mendalam merayapi tubuhnya, setiap detik terasa seperti seabad dalam kegelapan yang tak berujung. Ingatan akan rasa takut dan teror itu membuat tubuhnya merasa panas dan demam mulai merayap di dalamnya.Sarah mulai memimpikan bagaimana pria berpakaian militer itu memerintahkan bawahannya untuk melenyapkan saksi.Sarah kembali merasakan kengerian pada saat tubuhnya dilempar dan menghantam batang pohon sebelum mencapai dasar jurang."Arghhh!" Tubuh nyata
Baca selengkapnya
Bab 24. Akhirnya! Petunjuk pertama!
Luca berdiri tegak di depan gubuk tua yang sudah terbakar itu dan berkacak pinggang, matanya memandang abu yang tersisa dengan kebencian yang dalam.Malam indah itu, di mana dia dan Sarah berpelukan satu sama lain, tetap menjadi kenangan pahit dalam benaknya. Dia tahu bahwa Sarah tidak mungkin menghilang begitu saja. Pasti ada jejak, petunjuk, atau sisa-sisa yang bisa membawa mereka ke arahnya.Dengan tatapan dingin, Luca memberi perintah tegas kepada para anak buahnya yang setia, "Kalian cari semua jejak, mulai dari sini hingga ke jurang, bila perlu. Tidak boleh berhenti sampai kalian menemukan petunjuk apa pun."Para anak buahnya mengangguk tunduk, merasakan keputusan yang mendalam dalam perintah Luca. Mereka tahu bahwa kekejaman Luca tidak memiliki batas ketika menyangkut tentang Sarah, gadis yang sudah berkorban segalanya untuk majikan mereka. Mereka bergegas menjalankan perintahnya, meninggalkan gubuk tua berabu yang penuh kenangan itu untuk me
Baca selengkapnya
Bab 25. Tanpa Sarah, tubuh dan ragaku seperti mati.
Marco, sambil menyeka darah di bibirnya, mencoba membela diri, "Bos, ini yang kami temukan. Kami mencari dengan sekuat tenaga kami, tetapi inilah satu-satunya petunjuk yang ada."Luca meraih ponsel yang hancur dengan hati penuh amarah dan darah yang mengalir kencang.Memegangnya dengan erat dan mata berkaca-kaca."Sudah hancur total, Bos," ucap Marco dengan gemetaran.Namun, kata-kata Marco malah memicu kemarahan Luca lebih lanjut. Dengan suara menggertak, Luca mengancam, "Jika kau tidak bisa menunjukkan petunjuk yang lebih konkrit, aku akan melemparkanmu dari atas jurang ini! Kau akan mengalami hal yang sama seperti yang Sarah alami!"Marco dan beberapa anak buah di belakangnya mundur serentak dan merasa gentar.Marco menelan ludah, merasakan nafas kematian menghampirinya. Dalam kepanikan, dia mencoba merangkai pikirannya untuk mencari petunjuk lain yang mungkin ada, tetapi ketakutan dan stres membuatnya sulit berkonsentrasi."A-aku
Baca selengkapnya
26. Gadisku bertahan dengan hebat.
Kota New York di mana Sarah tinggal saat ini, matahari mulai bersembunyi di balik cakrawala. Gedung-gedung pencakar langit, lampu-lampu kota mulai menyala satu per satu, menciptakan panorama gemerlap yang memukau."Luca Bulger Castelo," gumam Sarah sekali lagi.Restoran dan bar mewah mulai dipenuhi oleh pengunjung yang mencari pengalaman kuliner yang istimewa, sementara gedung teater mempersiapkan diri untuk pertunjukan malam yang spektakuler.Sore menjelang malam di kota New York seperti itu adalah waktu ketika energi kreatif dan kehidupan bermuara menjadi satu. Suasana hiruk pikuk, kegembiraan, dan antusiasme mengisi udara, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi siapa pun yang berada di tengah-tengahnya.Namun, tidak halnya dengan keadaan Sarah saat ini. Wanita itu seperti tidak menghiraukan suara apa pun yang lewat di telinganya, termasuk panggilan dari sang kakaknya, Timothy."Sarah?!" Timothy memangil sekali lagi dengan suara lebih ke
Baca selengkapnya
27. Perkelahian Tom dan Luca
Luca, seorang pemimpin yang bijaksana, segera merencanakan langkah-langkah selanjutnya dengan cepat dan hati-hati. Dia tahu bahwa mereka harus bertindak dengan bijaksana agar tidak mengundang perhatian penduduk kota. Pasukannya yang terlatih dengan baik siap mengikuti perintahnya."Pelan, kita tidak boleh menimbulkan kecurigaan apa pun!" perintah Luca kepada para anak buah di belakangnya.Mereka memasuki kota dengan hati-hati, mencoba tidak menimbulkan kebisingan atau mencurigakan siapa pun. Kota kecil itu tenang, penduduknya seolah-olah tidak menyadari kehadiran mereka. Luca memutuskan untuk mencari informasi tentang tujuan sebenarnya dari musuh mereka yang misterius ini.Hari sudah mulai pagi. Marco melirik ke jam tangannya."Bos, sudah jam 6. Kita boleh istirahat sebentar? Kita butuh sarapan juga," ucap Marco memberanikan diri sambil memegang perutnya."Baik, kita ke warung itu dan makan!"Luca mendahului masuk ke sebuah warung dan duduk
Baca selengkapnya
28. Dia membawa seorang bayi
Tom mengangkat kepalanya dan bertatap mata dengan Luca. Meskipun dia kalah dalam pertempuran, namun mata Tom masih dipenuhi dengan tekad dan keteguhan. Dengan suara yang mantap, dia menjawab, "Tidak, Luca. Kami mencari Sarah juga. Kami yang kehilangan jejaknya sampai di kota ini. Kami tidak tahu di mana dia berada." Luca merenung sejenak, mempertimbangkan kata-kata Tom. Meskipun ada ketegangan di udara, namun ada kejujuran dalam suara Tom yang membuatnya mempercayainya. Luca memandang Tom dengan mata terbuka lebar, tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. "Apakah itu berati ... ? Sarah masih hidup?" Tom menganggukkan kepalanya dengan tegas. "... Dia membawa seorang bayi," lanjut Tom. "D-dia ... dia membawa seorang bayi?" ucap Luca dengan suara yang penuh kebingungan dan kegembiraan. Terkejut dengan kabar tersebut, dia merasakan campuran perasaan antara harapan dan kebingungan yang sulit dijelaskan. Tom mengangguk, menyatakan, "Iya, Luca. Kami menemukannya di sebuah de
Baca selengkapnya
29. Serigala berbulu domba
Beberapa hari berlalu sejak kapal itu merapat di pelabuhan New York. Luca dan Tom dengan beberapa anak buah masing-masing, bersiap-siap untuk memulai pencarian mereka.Suasana di kota besar ini begitu sibuk dan riuh, mencerminkan kehidupan yang terus bergerak. Tom memiliki rencana yang telah terbentuk dalam pikirannya."Bagaimana bila kita berpisah dan membentuk 2 kelompok dalam mencari mereka?" usul Tom kepada Luca, mencari alasan untuk dapat berpisah dengan Luca.Luca terdiam dan masih melayangkan pandangan ke luar kaca jendela  mobil.Tom memandang peta New York dengan serius melalui ponselnya. Mereka memang tinggal di kota New York, tetapi menemukan seseorang yang tidak diketahui dengan jelas akan sulit."Kita harus membagi wilayah ini dengan cermat, Luca. Aku akan mencari sisi barat kota ini, sementara kamu mencari di sebelah timur. Semua informasi yang kita dapatkan harus segera kita bagi. Kita harus bersatu dalam misi ini."Luca
Baca selengkapnya
30. Timothy tertipu.
Timothy berusaha melarikan diri. Beberapa anak buah langsung melawan, mereka berhasil menghindari beberapa pukulan dengan kecepatan dan ketangkasan. Namun, tidak semua serangan bisa dia hindari. Pipi Timothy dipukul dengan telak, membuatnya terhuyung sejenak sebelum berusaha membalas. Pertarungan itu berlangsung sengit. Beberapa anak buah Tom  mempertahankan dirinya dengan keahlian masing-masing, tetapi Timothy juga terampil dalam pertarungan. Mereka tidak menggunakan senjata api karena mereka sedang berada di tengah kota. Tiba-tiba, dalam kehebatannya, Timothy kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke tanah. Seorang anak buah Tom melihat kesempatan ini dan mencoba untuk menangkap Timothy lalu memukul kepalanya. Timothy akhirnya pingsan. Mereka segera menggotong tubuh Timothy dan memasukkannya ke dalam mobil. Satu jam kemudian, Timothy sadar. Dia mengetahui bahwa dirinya dalam kondisi terikat di kursi. Hal itu membuatnya panik. "Di mana Sar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status