Semua Bab Gadis Pengantar Makanan Vs Mafia Kejam: Bab 51 - Bab 60
169 Bab
50. Sarah harus dilenyapkan.
Pintu Ruang operasi di tutup. Luca menjalani operasi kecil pada bagian otaknya yang mengalami pendarahan akibat stress yang meledak dan tekanan darah tinggi secara tiba - tiba. Berdasarkan laporan hasil MRI dan CT Scan, Luca divonis mengalami Aneurisma Otak.Aneurisma otak adalah pelebaran atau penonjolan pembuluh darah otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah.Aneurisma otak yang dialami Luca cukup parah karena pembuluh darahnya ada yang pecah akibat serangan hipertensi yang tiba - tiba. Kondisi Luca yang kurang tidur dan kelelahan menambah efek negatif sehingga fisiknya melemah secara drastis.Kakek dan Bram sudah tiba di depan ruang operasi."Lihat apa yang sudah kamu lakukan! " seru Kakek dalam penyesalannya. Perkataan Kakek ditujukan kepada Luca yang dinilainya terlalu obsesi dengan keberadaan Sarah sejak awal.Kakek dan Bram memegang bahunya walau dalam hatinya sangat kesal."Bukan aku yang menyuruh Sarah pergi," gumam Kakek dan B
Baca selengkapnya
51. Apartemen baru
Pagi yang cerah, Sarah menghirup udara segar di depannya. "Deon, kamu sudah bangun, Sayang?" Sarah segera mengurus Deon yang berceloteh dengan riang dan gembira.Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Michael melangkah masuk dengan memberikan senyuman hangat.“Sayang,” sapa Michael lalu mendekati Sarah dan memeluk wanita itu lalu memberikan ciuman hangat di keningnya."Bagaimana tidurmu?""Nyenyak dan nyaman."Michael melirik Deon yang sedang berceloteh dengan lucu. "Kalian pasti sudah lapar, ayo ke bawah, pelayan sudah menyediakan makanan dan mereka akan menyuap Deon sementara kamu akan sarpaan denganku."Sarah membalas dengan senyuman hangat sambil memakaikan pakaian bayi ke Deon. Mereka tampak seperti sebuah keluarga kecil yang bahagia.Seusai sarapan yang nikmat dengan suasana kekeluargaan yang hangat, Sarah disuruh berdandan dan mengambil semua barang miliknya."Kita mau ke mana?" tanya Sarah dengan penasaran."
Baca selengkapnya
52. Semua milik Matteo
Michael merasa ingin sekali makan hotpot pada saat itu. Kekesalannya menjawab masih dalam keadaan tidak senangnya karena hilang kesempatan makan hotpot.“Kita makan hotpot dengan uang sendiri saja nanti kapan – kapan. Sudah cukup banyak waktu dan dana yang Matteoh keluarkan.”Michael hanya diam dan memalingkan wajahnya. Pemikiran yang terlalu polos bagi Sarah. Dia tidak tahu sekaya apa abangnya itu. Hanya masalah hotpot, wanita itu terlalu memandang rendah mereka.Lift tiba di lantai 22.Mereka masuk ke dalam apartemen yang membuat Sarah terkejut. Interior di dalamnya sungguh indah dan mewah.“Berapa sewa apartement ini ya?” tanya Sarah.“Bukan sewa. Ini milik... Matteo,” jawab Michaelnya sambil menuju ke kamar tidur untuk mengganti pakaian. Sebenarnya dia ingin mengatakan bahwa apartemen ini adalah miliknya, tapi dia sadar, wanita itu penuh kecurigaan.“Kamarmu disana,” ujar Micha
Baca selengkapnya
53. Lima tahun kemudian
Lima tahun yang cepat sudah berlalu. Luca memandang keluar jendela kantornya. Sepertinya ada sesuatu hal besar yang terjadi, tapi dia sungguh tidak tahu apa itu. Ia memegang dadanya. Ada kerinduan dan nyeri.Tok.. tok…“Masuk!"  seusai berkata, Luca duduk kembali ke kursinya.Bram memasuki ruangan dengan membawa beberapa dokumen yang harus ditanda tangani.“Anakmu hari ini mengundangmu untuk hadir di acara hari Ayah. Jam dua.”Luca melirik Bram sebentar lalu melihat ke jam mewah yang bergantung di dinding kantornya.“Kamu wakili saja,” sahut Luca singkat sambil membaca  dokumen yang diberikan tadi.“Ya, betul! Betul! Seorang Ayah bisa juga diwakilkan, istrimu juga perlu kutiduri?” tanya Bram sambil memandang ke arah lain dengan ketus.Tidak ada yang tahu sebuah rahasia lima tahun sebelumnya kecuali Bram dan Kakek. Kehidupan Luca diatur sedemikian rupa pada saat pria itu
Baca selengkapnya
54. Andrew kecil
Setelah beberapa menit, Luca baru merasa segar kembali.Ia menekan tombol untuk memanggil sekretarisnya.“Kita butuh seorang designer untuk produksi wedding gown tahun depan. Coba carikan yang local dulu. Bila tidak ada baru buka lowongan internasional.”“Baik Pak!" sahut suara di seberang sana.Luca kemudian sibuk kembali di layar laptopnya dan dokumen – dokumen yang banyak untuk dipahami dan ditanda tangani.Pria itu memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan kenangan yang hilang. Kesibukannya sehari-hari sudah cukup. Kekayaan dan kejayaan keluarga mereka berada di tangannya. Walau pun Luca berusaha menakhlukkan beberapa penguasa keluarga mafia, namun bisnis umum yang mereka pegang harus tetap berjalan. Luca tidak pernah segan-segan menghancurkan bisnis pesaing yang menghalangi jalannya. Tidak ada satu pun mafia yang berhasil menangkis kemarahan Luca. Termasuk Matteo. Dengan wajah lesu, Matteo kemb
Baca selengkapnya
55. Manja sekali!
“Mama….”, si kecil Andrew berlari dengan singgap ke arah Melya yang kemudian mengangkatnya dengan tinggi. Suara tawa riang terdengar begitu merdu di telinga Bram.“Apa kabar?” tanya Bram setelah Andrew diturunkan. Pria itu menatap Melya yang terlihat dewasa dengan pakaian formal menunjukkan bahwa dia adalah seorang ibu.Melya tersipu dengan wajahnya yang merona,” Ba-baik…,” jawabnya terbata – bata.“Maaf, Luca tidak bisa menghadiri acara hari ini di kelas Andrew, jadi saya mewakilinya menjadi Ayah sementara.”“Ohh….,” Melya menjawab dengan ketus, kemudian berjongkok untuk berbicara dengan Andrew tanpa menghiraukan Bram lagi.“Ayo kita pulang, Mama sudah memasak makanan kesukaan kamu,” ucap Melya sambil mencoel hidung Andrew yang agak besar tapi lucu.“Ngk mau pulang, mau sama papa Bram, tadi Papa Bram sudah berjanji mau membawa Andrew ke
Baca selengkapnya
56. Melya milik Bram
Melya tersenyum penuh kebahagiaan, mereka pun masuk ke dalam mobil bersama menuju ke wahana permainan.Sebuah gambaran yang membahagiakan mereka jalani selama berada di wahana. Andrew seperti mendapatkan seorang ayah yang selama ini ia impikan, sementara Melya seperti mendapatkan seorang suami dan ayah bagi anaknya.Apa yang Bram rasakan sungguh tidak dapat diuraikan. Sebuah keluarga kecil yang diimpikan oleh semua laki – laki.Jam dan menit berlalu dengan cepat. Hari sudah menjelang malam. Andre tertidur pulas dalam gendongan Bram karena pria kecil itu sudah capek bermain.Mereka sudah selesai makan dan bermain dengan puas. Masih ada 1 jam sebelum waktu menunjukkan pukul 11.“Masih mau main apa? Jagoan kecil kita sudah tertidur,” tanya Bram sambil melirik Melya.Melya menggelengkan kepalanya. Mereka duduk di kursi taman menikmati lampu warna – warni yang tertata rapi di wahana.“Aku merindukanmu,”
Baca selengkapnya
57. Luca tidak pernah tidur bersama kami
Melya yang dengan malu – malu sangat merindukan sentuhan Bram karena sudah 5 tahun dia tidak pernah melakukan hubungan apapun dengan Luca. Luca sangat dingin seperti robot. Sentuhan Bram menimbulkan gairah yang sudah terpendam lama karena dia adalah wanita normal. “Apakah kamu ingin aku melanjutkannya?” bisik Bram ke telinga Melya dengan mata yang nanar dan desahan maskulinnya terdengar syadu. “Hmmm…,” Melya hanya mendesah dengan suara seksinya. Bram memberanikan diri menyentuh bagian Melya yang sensitive. “Kamu sudah ...,” ujarnya kembali dengan bisikan mesra. “Mau?” tanya Bram kembali memastikan. Dengan malu – malu, Melya menganggukkan kepalanya. Malam panas selama 1 jam pun mereka penuhi dengan penyatuan penuh gairah dan cinta. Mereka mengalami pelepasan berkali-kali. Bila tidak mengingat bahwa pengawal dan supirnya akan kembali setelah selesai makan. Mungkin saja Bram tidak akan melepaskan Melya sampai pagi.
Baca selengkapnya
58. Bram marah
Sesuai dengan keinginan Kakek, Luca menjalani kehidupan kekeluargaan yang diatur olehnya. Sementara  di perusahaan, Luca menjadi seorang CEO yang mengatur hampir semua pekerjaan Kakek. Juga mengurus hal-hal dalam keluarga mafia serta perebutan kekuasaan yang selalu terjadi.Beberapa proyek obat-obatan terlarang pun sudah berhasil didapatkan Kakek dan pembangunan real estate mewah sedang dilaksanakan untuk periode 5 tahun ke depan.Kakek merasa bahagia karena Andrew adalah seorang anak periang yang lincah. Kakek tidak peduli terlalu banyak dan membiarkan Luca hidup dalam alur kehidupan yang sudah dirancangnya sedemikian rupa.Mereka selalu sarapan dan makan malam bersama, tanpa mereka tahu bahwa Luca tidak pernah tidur bersama dengan Melya maupun Andrew.“Bram… aku udah selesai mandi dan mau tidur,” ucap Melya sambil mengelap tubuhnya yang basah dengan sebuah handuk.“Sayang, aku menginginkanmu,” ucap Bram dengan
Baca selengkapnya
59. Deon yang berharga
Bunga benar – benar dihajarnya habis – habisan dengan berbagai gaya, Bram seperti orang yang mengkonsumsi obat perangs*ng padahal ia sangat sadar dan fit. Tidak ada obat yang dia makan sama sekali.Setelah beberapa kali pelepasan, Bram masih tidak ingin melepaskan gadis yang sudah pingsan dari tadi.Bram bangkit berdiri dan mengambil sebuah handuk kecil basah dari kamar mandi, kemudian membersihkan tubuh Bunga yang berdarah dan kelihatan bengkak. Bram seperti kesetanan dan menyiksa gadis polos itu.Terdengar suara desahan halus Bunga.“Errghhh…”Suara desahannya terasa seksi, Bram menghentikan aksinya kemudian bergerak ke atas, mencium perut Bunga yang rata.Bram tidak mau melepaskan Bunga walau tubuh Bunga sudah penuh dengan biru – biru tanda kepemilikan yang dibuatnya dan kembali melakukannya berkali – kali.***Sementara tidak jauh dari kota di mana Luca tinggal, Deon sudah berumur
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
17
DMCA.com Protection Status