Semua Bab Gadis Pengantar Makanan Vs Mafia Kejam: Bab 31 - Bab 40
169 Bab
31. Sial! Urus Kambing ini!
Timothy masih berusaha menarik kaki mereka, tetapi Tom segera menendang kepalanya bertubi-tubi dengan kejam."Lepaskan, bodoh!" teriak Tom merasa kesal karena langkahnya tertahan.Timothy menyerang dengan apa yang ada, sehingga kaki Tom terluka."Sial! Urus kambing ini!" teriak Tom dengan marah. Beberapa anak buah Tom segera memukul Timothy.Serangan itu membuat Timothy semakin terluka, membuatnya tidak dapat melindungi Sarah dan Deon sepenuhnya. Mereka berdua merasa terperangkap, terjebak dalam situasi yang begitu sulit.Tom, yang memandang mereka dengan dingin, merasa semakin mendekati tujuannya. Dia tahu bahwa dia harus bertindak cepat, sebelum ada pertolongan yang datang. Dengan kaki yang berdarah, dia melangkah mendekati Sarah dan Deon, senyuman kejam terukir di wajahnya."Kali ini kau tidak bisa melarikan diri, Sarah," ucap Tom dengan nada tajam, mendekati mereka dengan langkah-langkah perlahan. "Kau akan tahu apa yang terjadi ketika k
Baca selengkapnya
32. Luca mulai curiga
Kesedihan dan rasa bersalah menyelimuti hati Sarah, namun, dalam keputusasaan, dia tahu bahwa dia harus melanjutkan perjuangan ini untuk anaknya dan untuk Timothy, Kakaknya yang telah berkorban untuk melindungi mereka. Dalam kegelapan malam yang mencekam, Sarah dan Deon bersama-sama merencanakan jalur pelarian mereka. Mereka merasa adrenalin memompa dalam darah mereka, menyalakan tekad untuk melarikan diri dan mencari perlindungan. Sarah memeluk Deon erat-erat, mencoba memberikan keberanian kepada anaknya yang berada di bawah perlindungannya. "Ma .. ma, pa .. man Tim? Mo..ty?" tanya Deon dengan suara yang penuh kebingungan dan ketakutan. Sarah memandang mata anaknya dengan kelembutan. "Paman Timothy sedang  melindungi kita, sayang. Dia adalah pahlawan yang berani dan baik hati. Sekarang kita harus bergerak cepat, seperti yang diinginkannya. Kita akan mencari bantuan dan melindungi diri kita sendiri, untuknya dan untuk kita sendiri." Deon mengangg
Baca selengkapnya
33. Ambil anak Sarah!
"Apa yang sudah kamu kerjakan? Mengapa sampai hari ini, perempuan itu masih belum kau temukan! Tidak becus!" teriak Gonzales di ponselnya dalam panggilan jarak jauh. Tom menelan salivanya dengan kasar lalu menjawab, "Bos, dia sangat licik. Dia kembali melarikan diri, tetapi aku sudah hampir mendapatkannya. Bos sabar dan menunggu saja kabar baik dariku." Klik! Panggilan diputuskan begitu saja. Tom meneguk minumannya dengan amarah yang tertahan. Wanita ini sudah membuat hidupku kacau. "Hei, kalian!" panggil Tom ke bawahannya. Beberapa anak buah segera menghadap. "Ya, Bos." "Ambil anak Sarah saja. Kurasa itu lebih gampang dari menginginkan Sarah!" "Baik, Bos!" Para anak buahnya segera berpencar setelah beristirahat sejenak, untuk mencari keberadaan Sarah dan anaknya Deon. Sementara itu Bram, kepala pelayan tua yang tidak perlu diragukan roayalitasnya kepada Luca tersenyum lebar. Pria tua itu berhasil menyel
Baca selengkapnya
34. Menemukan Sarah
"Selalu terburu-buru! Nyawa orang bisa jadi taruhannya!" geram Sarah.Dengan membawa bungkusan plastik berisi kaleng susu dan botol susu yang baru, Sarah bergegas menuju ke kamarnya. Alangkah paniknya saat dia menemukan pintu kamar sudah terbuka."Deon!" teriak Sarah dengan panik.Sarah teringat mobil van yang hampir menabraknya tadi. "Sial! Pria dalam mobil van itu mengambil anakku!"Sementara Luca dan para anak buahnya berhasil sampai di Motel yang sama.  Luca keluar dari mobil dengan panik karena berdasarkan informasi dari beberapa anak buah Tom yang dia hajar, mereka sudah sampai di Motel ini dan tugas mereka adalah memantau keberadaan Sarah untuk mengambil anaknya.Dengan langkah tergesa-gesa, Luca bergegas menuju ke dalam motel. Di saat yang sama, Sarah turun dari tangga dengan panik berteriak. "Anakku! Mereka mengambil anakku!" teriak Sarah dalam tangisannya.Tiba-tiba kedua orang itu mematung dan saling bertatapan.Suasan
Baca selengkapnya
35. Maafkan aku
Sarah memukul tubuh Luca yang memeluknya dengan pukulan asal dan bertubi-tubi. Kedua matanya memerah."Kembalikan Emma dan Timothy!" teriaknya dengan panik.Luca menahan pukulan dari Sarah karena wanita itu butuh pelampiasan atas amarah dan kebenciannya."Sarah, bukan ... dengar dulu!"Karena gerakan Sarah yang tidak juga berhenti memukulnya, Luca mengambil inisiatif mencium wanita itu.Hmmpt hmmmpt!Ciuman yang lembut membuat Sarah pelan-pelan terbuai, ingatannya mulai kembali ke masa lalu, ciuman yang membuat dirinya merasa terbang.Gelora yang sama, rasa yang sama, gairah yang sama. Samar-samar, Sarah merasakan bahwa pria ini adalah seseorang yang pernah menyentuhnya dan mereka pernah melakukan hubungan yang intim. Desiran halus dalam hati Sarah membuatnya terbuai dalam ciuman yang dalam.Karena wanita dalam pangutannya sudah tenang, Luca melepaskan bibirnya dan menatap Sarah dengan perasaan tulus."Aku sudah mencarimu
Baca selengkapnya
36. Belinda, istri sah Luca!
"Bos, kami menemukan anak Anda!" seru salah seorang dari mereka dengan suara terengah-engah, meskipun tampak gembira karena berhasil menemukan anak bos mereka.Luca bangkit dari ranjang dan bergerak menuju pintu kamar.Hati Sarah berdebar kencang dalam dadanya. Dia berusaha menjaga ketenangan meskipun rasa cemasnya begitu mendalam."Kalian berhasil! Di mana dia?" tanyanya sekali lagi dengan mata berbinar-binar penuh harap.Anak buah Luca itu mengangguk cepat, senyuman kemenangan terukir di wajah mereka. "Iya, kami mengikuti petunjuk dan akhirnya menemukannya di salah satu rumah milik Tom dekat pergunungan Evelyn. Dia dalam kondisi baik, Bos.""Perumahan Evelyn? Jauh sekali dia membawa anakku?""Bukankah kamu mengatakan bahwa Deon baru saja menghilang?"Luca menoleh ke arah Sarah yang mengangguk dengan tegas.Sarah merasa seolah dunianya berputar. Rasa lega dan sukacita menyatu dalam gelombang emosional yang melanda hatinya. Tan
Baca selengkapnya
37. Pernikahan kita hanya sebuah kepalsuan!
Luca membalas tatapan Belinda dengan wajah dingin. "Mengapa kamu masih berada di sini? Bukankah kamu sudah memutuskan untuk pergi? Kamu tahu pernikahan kita ini hanya palsu!"Belinda malah memilih tertawa daripada menjawab pertanyaan Luca. "Pernikahan kita memang palsu, namun tidak ada yang membuat kita bercerai kecuali kamu memenuhi syarat dari Ayahku," sahut Belinda sambil memainkan kukunya yang diwarnai dengan rapi.Sarah mencoba tetap tenang meskipun merasakan kehadiran Belinda begitu mengancam. Dia memilih diam dan menyimak pembicaraan Luca dengan wanita yang meng-klaim dirinya sebagai istri Luca tersebut. "Ahh, anak itu sudah tertidur. Lihat betapa lucu dia. Aku akan memiliki anak dari Luca yang lebih ganteng dari itu ... " Belinda menghentikan kalimatnya sambil menlirik Luca." ... bila Luca memberikan kesempatan kepadaku," lanjutnya.Luca langsung menjawab dengan ketus, "Jangan bermimpi!"Belinda hanya tertawa dengan nada meren
Baca selengkapnya
38. Pengemis ini menghalangi jalanku!
"Sudah seminggu lebih dan kamu, bahkan tidak berada di sini!" seru Luca dengan kesal.Melihat kekacauan ini, Sarah merasa campuran antara kejutan dan ketidaknyamanan. Dia mencoba menutupi rasa malunya dengan senyuman tipis, tetapi dalam hatinya, dia merasa tercabik. Sementara itu, Luca, meskipun mencoba tetap tenang, tidak bisa menyembunyikan ekspresi bingungnya.Kamar yang berserak ini menjadi saksi bisu dari drama emosional yang berkecamuk di antara mereka, mencerminkan konflik yang dalam dan ketidakstabilan dalam hubungan rumah tangga mereka.Suasana yang penuh ketegangan dan keanehan menyelimuti ruangan, keheningan yang terasa nyaring mulai terjadi di antara mereka.Setelah  memutar otaknya sejenak, Luca yang merasa kesal melihat perilaku istrinya. Dia menatap Belinda dengan serius. "Cukup, Belinda. Ini bukan waktu atau tempat yang tepat untuk berbicara seperti itu.""Tidak ada gunanya kamu bersandiwara. Apakah kamu yakin itu adalah aku? A
Baca selengkapnya
39. Penolakan Sarah
"Kamu tidak usah ikut aku ke kamar. Sudah waktunya bagiku untuk istirahat," ucap Sarah lalu melambaikan tangannya meninggalkan Luca yang mematung dan menatapnya dengan pandangan tidak percaya.Namun, sesaat kemudian, Sarah membuka pintu dan Luca merasa terharu, akan tetapi kembali kecewa karena tenryata, Sarah hanya ingin mengambil Deon yang berada dalam gendong Luca dan segera pergi masuk kembali ke kamar lalu menutup pintu, meninggalkan Luca yang terdiam di sana."Kurang ajar, ini mansionku dan dia melarangku masuk ke kamarnya," geram Luca.Dengan kesal dia berdiri. Para pelayan terkejut serentak. Melihat Tuan Besar mereka berjalan mendekati kamar, membuka pintunya lalu masuk ke dalam kamarnya."Tunggu! Sarah!"Sarah menghentikan aksinya untuk membaringkan Deon ke atas ranjang. Wanita itu memandang Luca dengan pertanyaan. "Ya?""Kalian semua sudah boleh pergi," ucap Luca membubarkan semua pelayan tersebut."Baik, Tuan.""Bila
Baca selengkapnya
40. Berbelas kasih karena putramu.
Meskipun tidur, pikiran Luca terus berputar dalam rencananya untuk membalas dendam kepada keluarga Gonzales. Dalam kegelapan malam, niat jahatnya semakin menguat, dan hatinya yang penuh dengan dendam semakin mendorongnya untuk melangkah lebih jauh.Luca hanya bisa tertidur beberapa jam. Luca terbangun dari tidurnya dengan mata yang bersinar penuh dengan keinginan kejam. Dia melihat Deon dan Sarah tertidur pulas di atas tempat tidur, tampak tak berdaya di bawah bayangannya yang gelap."Malam ini, keluarga Gonzales akan membayar atas semua penderitaan yang mereka sebabkan padaku."Dengan langkah perlahan, Luca mengambil langkah-langkah menuju ke samping lemari lalu menekan sebuah tombol rahasia.Sebuah pintu tiba-tiba berputar dan sebuah lorong panjang terlihat. Luca segera melangkah masuk lalu menekan tombol penutup pintu dari dalam. Ternyata di sana adalah tempat dia menyimpan rahasia tergelapnya. Dia menarik keluar senjata yang telah dia sembunyikan, mat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status