All Chapters of Terbelenggu Cinta CEO Kaya: Chapter 61 - Chapter 70
108 Chapters
BAB 61 Terlalu Nyata
Keesokan paginya, mata Varisha terbuka perlahan, dan ia menemukan dirinya masih terbaring di tempat tidur yang lembut. Kenangan tentang malam sebelumnya melanda benaknya, seperti bayang-bayang gelap yang terus menghantuinya. Tubuhnya masih terasa rapuh, dan ingatan akan sentuhan kasar pria mabuk itu membuatnya merinding.Wanita itu masih bersandar di ranjang, merenung dalam keheningan. Sejenak, ia menutup mata mencoba memblokir gambar-gambar yang terlalu nyata dalam ingatannya. Meski begitu, Varisha bisa merasakan kelembutan Arshaka yang memenuhi malam itu. Ketika pria itu menciumnya dengan penuh kehangatan, hampir seolah-olah ingin menghapuskan setiap bekas sentuhan yang tidak pantas.Malam itu, Arshaka membuktikan bahwa kemarahannya dapat menjadi bentuk perlindungan, dan Varisha bisa merasakan kehangatan serta kemarahan yang bercampur dalam dekapannya. Saat pria itu mencium hampir seluruh tubuhnya, Varisha tidak hanya melupakan sentuhan-sentuhan kasar pria mabuk, tetapi juga menyada
Read more
BAB 62 Takut Kehilangan
Setelah momen keintiman yang meledakkan gairah dan hasrat, Arshaka dan Varisha sekarang terbaring di atas ranjang yang nyaman. Varisha meletakkan kepalanya dengan lembut di atas dada Arshaka, sementara pria itu mengusap punggungnya dengan lembut. Rambut Varisha yang tergerai memberikan sentuhan romantis, dan keduanya merasakan keharuman campuran antara parfum dan aroma tubuh yang menyatu.Sisa-sisa percintaan mereka masih terasa, dan keringat yang membasahi tubuh keduanya adalah bukti dari intensitas momen yang baru saja mereka alami. Arshaka, dengan lembut, menyibak helaian rambut yang berada di wajah Varisha.Tangan pria itu bergerak dengan penuh kelembutan, seolah-olah mengukir seni di permukaan rambut hitam yang indah. Kelembutan sentuhan Arshaka membangunkan keintiman baru di antara mereka, memperkuat ikatan yang tumbuh setelah melewati momen penuh emosi.Arshaka mengecup puncak kepala Varisha dengan lembut, membenamkan seluruh rasa kasih sayangnya pada wanita itu. Varisha mendon
Read more
BAB 63 Menerima Konsekuensi
"Mas," bisik Varisha, suaranya penuh hasrat, mencerminkan getaran di antara mereka. Mata mereka bertemu, dan dalam pandangan itu, Arshaka merasakan api yang berkobar dalam dirinya. Ia tersenyum tipis, membiarkan keinginan melibas kewarasannya."Sebentar lagi kita sampai, kita bisa melanjutkannya di hotel," ujar Arshaka dengan penuh kelembutan, mencoba menahan getaran hasrat yang mengalir di dalam dirinya. Namun, Varisha tampaknya tidak menerima jawaban tersebut.Varisha menggeleng dengan tegas, matanya penuh dengan keinginan. "Saya menginginkanmu sekarang, Mas. Saya tidak mau menunggu."Arshaka tertawa pelan, matanya yang penuh gairah menangkap getaran kuat dari Varisha. "Kalau saya menyentuhmu sekarang, saya khawatir saya tidak akan bisa berhenti," katanya, wajahnya yang tampan dipenuhi dengan senyuman nakal.Varisha mengangguk dengan tegas, mata cokelatnya penuh dengan keinginan liar. "Saya tidak peduli. Saya juga menginginkanmu."Kata-kata itu membuat Arshaka kehilangan kendali dir
Read more
BAB 64 Setelah Perpisahan
Enam bulan kemudianBalkon hotel yang megah itu menyajikan pemandangan kota Jerman yang begitu indah. Cahaya lampu-lampu kota menyinari langit malam, menciptakan atmosfer yang romantis. Varisha, dengan gaun malamnya yang elegan, berdiri di tepi balkon, memandang kejauhan dengan anggur merah di tangan. Balutan rambut hitamnya berkibar lembut oleh hembusan angin malam.Sejak pertunangannya dengan Sebastian Richter beberapa waktu lalu, hidup Varisha terasa berjalan tanpa semangat. Meski acara itu berlangsung meriah, tetapi hatinya tetap terbelenggu oleh kenangan manis dan pahit yang ia bagikan dengan Arshaka. Enam bulan berlalu sejak malam dramatis di Bali, tetapi bayangan Arshaka masih menghantuinya. Varisha memandang cincin pertunangannya dengan tatapan kosong. Pertunangan itu terasa seperti beban berat di pundaknya, mengikatnya pada sebuah takdir yang seolah tidak bisa diubah.Varisha menatap minumannya, mencoba menyembunyikan kegelisahan dalam dirinya. Namun, tiba-tiba ia merasakan
Read more
BAB 65 Jangan Cemburu
Suara alarm di samping tempat tidur Varisha berbunyi, menyadarkannya dari alam mimpi yang penuh dengan kehangatan dan kasih sayang. Namun, ketika ia membuka mata dan melihat sekelilingnya, rasa hangat itu seolah-olah perlahan-lahan sirna. Arshaka tidak ada di sisinya, hanya sepi dan dingin yang menyapa.Varisha mengusap wajahnya dengan kasar, berharap itu hanyalah mimpi yang begitu nyata semalam. Namun, ketika tangannya menyentuh kulitnya yang masih terasa sensitif, dan tanda-tanda cinta yang masih melekat di kulitnya, kebenaran menyergapnya. Ini bukanlah mimpi.Varisha hampir menangis, memikirkan bahwa Arshaka mungkin telah meninggalkannya lagi, mengingkari janji yang baru saja mereka buat semalam. Tapi, sebuah kertas di samping nakas menarik perhatiannya. Ia mengambilnya dengan gugup, dan matanya membaca pesan dari Arshaka."Varisha, maaf saya harus pergi lebih awal. Ada pekerjaan mendesak yang harus saya selesaikan. Kamu bisa menghubungi saya di nomor ini. Jangan khawatir, saya aka
Read more
BAB 66 Pesan dari Paris
Di atas tempat tidur, aroma bunga yang menyegarkan menggantung di udara, menciptakan lapisan suasana yang hening setelah percintaan. Varisha, terlentang dengan kepala yang beristirahat di dada Arshaka, merasakan detak jantung pria itu seolah menjadi pemandu irama bagi kegelisahan dalam dirinya. Pada saat seperti ini, dengan tubuh mereka saling terpaut, Varisha tak bisa menahan diri untuk tidak memancing pertanyaan yang telah menggerogoti pikirannya selama ini."Mas," desah Varisha pelan, suaranya bergetar seperti hembusan angin malam.Pria itu menghentikan usapannya sejenak, membiarkan rambut Varisha mengalir di antara jemarinya. "Ya, Varisha?" jawabnya, penuh perhatian.Varisha mengangkat kepalanya untuk menatap mata pria itu yang memancarkan kehangatan. "Kemana kamu pergi selama ini?"Arshaka terdiam sejenak seolah memikirkan cara terbaik untuk menjelaskan. Akhirnya, tangannya kembali mengusap punggung Varisha. "Saya keluar dari perusahaan dan diawasi ketat oleh pria tua itu," jawab
Read more
BAB 67 Kejutan dan Jebakan
Paris menyambut Varisha dengan dinginnya udara malam yang menggigit. Di dalam terminal bandara, seorang pria berjas hitam sudah menunggunya. Ia memberikan senyuman ramah dan membungkuk sedikit saat menyambut Varisha. "Selamat datang di Paris, Nyonya Varisha. Saya Pierre, pengemudi dan penjaga keamanan yang ditugaskan oleh Mr. Diaksara untuk mengantar Anda."Varisha mengangguk, membiarkan Pierre memimpin langkahnya keluar dari bandara. Sebuah mobil mewah hitam sudah menunggu di luar, dan Pierre membukakan pintu kendaraan itu untuk Varisha. Mereka kemudian melaju ke arah salah satu hotel mewah di pusat kota Paris.Setibanya di hotel, Pierre membantu Varisha keluar dari mobil dan mengantarnya ke lobi yang mewah. Dengan lembut, Pierre memberi tahu nomor kamar yang harus didatangi Varisha."Mr. Diaksara menanti Anda di sana, Nyonya Varisha. Semoga Anda memiliki waktu yang menyenangkan di Paris," kata Pierre sebelum meninggalkan Varisha sendirian di depan pintu kamar."Terima kasih, Pierre
Read more
BAB 68 Memegang Kendali
Varisha kembali ke kamar hotelnya dengan hati yang berkecamuk. Suasana di dalam kamarnya terasa semakin mencekam seiring dengan suara hak sepatu yang ditendang ke samping. Varisha memilih untuk melepaskan beban dengan merunduk di atas kasurnya, berharap ketegangan yang melanda dirinya bisa larut dalam hening malam.Namun, pintu kamar yang diketuk tiba-tiba menghentikan usahanya untuk merenung. Suara ketukan yang tak diinginkannya, tapi tak terhindarkan. Varisha memicingkan mata, merasa kesal karena merasa seakan-akan Arshaka yang telah menjebaknya dalam situasi yang rumit ini.Ketukan pintu berulang, membuat hati Varisha semakin tidak tenang. Beberapa saat kemudian, suasana menjadi hening, dan Varisha yang sudah hampir tertidur merasa seolah mendengar suara pintu kamar terbuka.Kesunyian itu berlangsung sesaat. Suara langkah kaki memecah keheningan, dan Varisha tahu tanpa melihat bahwa Arshaka telah memasuki kamarnya. Ini tidak bisa dihindari, dan Varisha merasa hampir kehilangan kesa
Read more
BAB 69 Dosa Besar
Suara langkah kaki ringan Sebastian memecah keheningan malam di depan apartemen. Mereka baru saja kembali dari makan malam bersama di salah satu restoran mewah New York. Sebuah mobil mewah hitam meluncur pelan, membawa Sebastian ke perjalanan bisnisnya yang mendesak. Sebelum pergi, Sebastian memeluk Varisha erat. Tatapannya penuh cinta dan kehangatan seakan memberikan kepastian bagi Varisha, tetapi di balik senyumnya, dirinya masih tenggelam dalam gelombang kegelisahan."Terima kasih, Tian, sudah menemani dan mengantarku," ucap Varisha dengan senyum tipis. Matanya menyiratkan kebingungan dan kekhawatiran yang terpendam.Sebastian menjawab dengan ramah, "Tidak masalah, Sayang. Senang bisa melihat ibu dan adik-adikmu, mereka sangat baik dan ramah. Saya akan segera kembali kalau pekerjaan saya sudah selesai.”Varisha hanya bisa mengangguk, menelan gumpalan yang terasa semakin besar di tenggorokannya. Mereka berdua berciuman singkat sebelum Sebastian melangkah kembali menuju taksi yang me
Read more
BAB 70 Jawaban yang Ditunggu
“Ceritakan saja pada Varisha, Bu. Tolong jangan tutupi lagi. Varisha berhak tahu semuanya.”Belum sempat Vira menjawab, terdengar suara bel berdering. Vira menghela napas dalam dan langsung bangkit dari tempatnya dan menuju ke arah pintu. Ia merasa sangat berterima kasih pada siapa pun tamu yang datang karena membantunya mengalihkan perhatian dari pertanyaan Varisha yang masih terasa sulit ia jawab.Sayangnya, kelegaan Vira hanya bertahan sesaat ketika melihat sosok pria tampan dan tinggi yang menjulang di hadapannya. Tubuh Varisha kembali gemetar dan wajahnya pun lebih pucat dari sebelumnya. Vira sangat mengenali pria itu sebelum dia memperkenalkan dirinya. “Selamat malam, Bu,” sapa pria itu membuat lamunan Vira buyar. Namun, tetap saja, wanita itu masih belum bisa bergerak bebas. Tubuhnya seakan masih terkejut melihat tamu yang datang. “Malam. Cari siapa?” tanya Vira saat kata-katanya sudah bisa keluar dari kerongkongannya.“Saya Arshaka, saya mau mencari Varisha, Bu.”“Dia tidak
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status